Anda di halaman 1dari 22

Pengawasan terhadap Aparatur

Sipil Negara (ASN)


Penyelenggara Pemilu
Disampaikan dalam Webinar yang
diselenggarakan oleh Komisi Aparatur Sipil
Negara (Indonesian Civil Service Commision)

I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, ST, SH, M.Si.


Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
(DKPP)
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Jakarta, 06 Februari 2024


>>>>>>>>>>>>>
>
Tajuk Webinar

“Pemilu Semakin Dekat—Pelanggaran Netralitas


ASN Semakin Nekat?”

2
Pendahuluan
Rabu, 14 Februari 2024
❑ PEMILU LEGISLATIF
PEMILU DAN PILKADA ❑ PEMILIHAN
SERENTAK NASIONAL PRESIDEN & WAKIL
TAHUN 2024 PRESIDEN

Bulan November 2024


❑ PEMILIHAN KEPALA DAERAH
(PILKADA)

3
Pendahuluan

Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP) adalah suatu kesatuan asas moral, etika, dan
filosofi yang menjadi pedoman perilaku bagi Penyelenggara Pemilu berupa kewajiban,
larangan, tindakan, atau ucapan yang patut atau tidak patut dilakukan oleh
Penyelenggara Pemilu.

Tanggung jawab DKPP dalam menegakkan KEPP tidak hanya diwujudkan dalam upaya
penanggulangan (kuratif) melalui pemberian sanksi kepada Penyelenggara Pemilu, tapi
yang lebih penting adalah upaya pencegahan (preventif) melalui sosialisasi dan
pendidikan kepada stakeholders mengenai pentingnya menjunjung tinggi kode etik.

KEPP bersifat mengikat dan wajib dipatuhi oleh Penyelenggara Pemilu serta jajaran
sekretariat KPU dan Bawaslu [Pasal 5 ayat (2) Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017].

3
Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum sebagaimana telah


diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
4. Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Penyelenggara Pemilu.
5. Peraturan DKPP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Beracara Kode Etik
Penyelenggara Pemilu sebagaimana telah beberapa kali diubah terkahir dengan
Peraturan DKPP Nomor 1 Tahun 2021.
6. Peraturan Bawaslu Nomor 6 tahun 2018 tentang Pengawasan Netralitas Pegawai Aparatur
Sipil Negara, Anggota TNI, dan Anggota Polri.
7. Surat Keputusan Bersama Menpan RB, Kepala BKN, Ketua KASN, dan Ketua Bawaslu
tentang Pembinaan dan Pengawasan Netralitas ASN.

4
ASN Penyelenggara Pemilu
Terikat Kode Etik dan disiplin ASN serta Kode Etik Penyelenggara Pemilu.

KEPP &
SKB 5
Lembaga

5
Kewenangan DKPP
Pasal 159 ayat (2) UU Nomor 7 Tahun 2017

⚫ Memanggil Penyelenggara Pemilu yang diduga melakukan pelanggaran


kode etik untuk memberikan penjelasan dan pembelaan.
⚫ Memanggil pelapor, saksi, dan/atau pihak lain yang terkait untuk dimintai
keterangan, termasuk untuk dimintai dokumen atau bukti lain.
⚫ Memberikan sanksi kepada Penyelenggara Pemilu yang terbukti melanggar
kode etik.
⚫ Memutus pelanggaran kode etik.

6
Kewenangan DKPP
Pasal 37 ayat (7) Peraturan DKPP Nomor 3 Tahun 2017

⚫ DKPP dapat memberikan rekomendasi tindakan etik berdasarkan hasil


pemeriksaan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Sekretariat Jenderal/Sekretariat
KPU dan/atau Sekretariat Jenderal/Sekretariat Bawaslu di setiap tingkatan dalam hal
pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh pegawai Sekretariat Jenderal KPU,
Sekretariat KPU Provinsi, Sekretariat KIP Aceh, Sekretariat KPU Kabupaten/Kota,
Sekretariat KIP Kabupaten/Kota, sekretariat PPK, serta Sekretariat PPS atau
Sekretariat Jenderal Bawaslu, Sekretariat Bawaslu Provinsi, sekretariat Bawaslu
Kabupaten/Kota, Sekretariat Panwaslu Kecamatan, dan Sekretariat Panwaslu
Kelurahan/Desa.

7
Pengaturan ASN dalam Pemilu dan Pilkada
UU Pemilu

⚫ Bakal Calon anggota DPR, DPR, dan DPRD harus mengundurkan diri dari ASN yang
dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali [Pasal 182 huruf
k dan Pasal 240 ayat (2) huruf h).
⚫ Pelaksana dan/atau tim kampanye dalam kegiatan Kampanye Pemilu dilarang
mengikutsertakan aparatur sipil negara [Pasal 280 ayat (2) huruf f).
⚫ Aparatur sipil negara dilarang ikut serta sebagai pelaksana dan tim Kampanye Pemilu
[Pasal 280 ayat (3)].
⚫ Pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri serta
aparatur sipil negara lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakan terhadap Peserta Pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa Kampanye
[Pasal 283 ayat (1)]. Larangan tersebut meliputi pertemuan, ajakan, imbauan, seruan atau
pemberian barang kepada aparatur sipil negara dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat [Pasal 283 ayat (2)].
8
Pengaturan ASN dalam Pemilu dan Pilkada
UU Pemilihan

⚫ Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Wakil Bupati, serta Calon
Walikota dan Calon Wakil Walikota harus menyatakan secara tertulis pengunduran diri
sebagai pegawai negeri sipil sejak ditetapkan sebagai pasangan calon peserta pemilihan
[Pasal 7 ayat (2) huruf t].
⚫ Dalam kampanye, pasangan calon dilarang melibatkan aparatur sipil negara [Pasal 70 ayat
(1) huruf b].
⚫ Pejabat aparatur sipil negara dilarang membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon [Pasal 71 ayat (1)].

9
SKB 5 Lembaga

Keputusan Bersama Menteri PAN RB, Menteri


Dalam Negeri, Kepala BKN, Ketua KASN, dan
Ketua Bawaslu
Nomor: 2 Tahun 2022
Nomor: 800-5474 Tahun 2022
Nomor: 246 Tahun 2022
Nomor: 30 Tahun 2022
Nomor: 1447.1/PM.01/K.1/09/2022
tentang Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai Aparatur Sipil Negara Dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan

Tanggal 22 September 2022


Bentuk Pelanggaran SKB 5 Lembaga
Pelanggaran Kode Etik

⚫ Memasang spanduk/baliho/alat peraga lainnya terkait bakal calon peserta pemilu dan/atau
pemilihan.
⚫ Sosialisasi/kampanye media sosial/online bakal calon peserta pemilu dan/atau pemilihan.
⚫ Menghadiri deklarasi/kampanye bakal calon dan memberikan tindakan/dukungan secara aktif.
⚫ Membuat posting, comment, share, like, bergabung/follow dalam group/akun pemenangan bakal
calon peserta pemilu dan/atau pemilihan.
⚫ Memposting pada media sosial/media lain yang dapat diakses publik, foto bersama bakal calon
peserta pemilu dan/atau pemilihan, tim sukses, dan alat peraga peserta pemilu dan/atau
pemilihan.
⚫ Ikut dalam kegiatan kampanye/sosialisasi/pengenalan bakal calon peserta pemilu dan pemilihan.
⚫ Mengikuti deklarasi/kampanye bagi suami/istri calon dengan tidak dalam status cuti di luar
tanggungan negara (CLTN).

11
Bentuk Pelanggaran SKB 5 Lembaga
Pelanggaran Disiplin
⚫ Memasang spanduk/baliho/alat peraga lainnya terkait calon peserta pemilu dan/atau pemilihan.
⚫ Sosialisasi/kampanye media sosial/online calon.
⚫ Melakukan pendekatan kepada partai politik sebagai bakal calon atau masyarakat sebagai bakal calon dengan tidak dalam
status cuti di luar tanggungan negara (CLTN).
⚫ Menghadiri deklarasi/kampanye calon dan memberikan tindakan/dukungan keberpihakan.
⚫ Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
⚫ Membuat posting, comment, share, like, bergabung/follow dalam group/akun pemenangan calon.
⚫ Memposting pada media sosial/media lain yang dapat diakses publik: foto bersama calon, tim sukses dengan menunjukkan
keberpihakan, dan alat peraga kampanye.
⚫ Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap peserta pemilu dan/atau pemilihan pada sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye, yang meliputi pertemuan, ajakan, imbauan, seruan, dan pemberian barang kepada
ASN dalam lingkungan unit kerja, anggota dan masyarakat.
⚫ Menjadi tim ahli/tim pemenangan/konsultan atau sebutan lainnya bagi peserta pemilu dan/atau pemilihan.
⚫ Memberikan dukungan kepada peserta pemilu dengan memberikan surat dukungan atau mengumpulkan fotokopi KTP atau
surat keterangan penduduk.
⚫ Membuat keputusan/tindakan yang dapat menguntungkan/merugikan peserta pemilu dan/pemilihan pada masa sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye.
⚫ Pelanggaran atau tindakan lain yang diputus oleh Satgas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

12
13
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
>
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

14
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
>
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

15
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
>
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

16
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
>
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

17
● Sederhana: pemeriksaan dan
penyelesaian perkara dilakukan
dengan cara yang efektif dan
Asas Persidangan efisien.
DKPP: ● Cepat: waktu penyelesaian
Sederhana, Cepat, yang tidak berlarut-larut.
● Tanpa biaya: berperkara di
dan Tanpa Biaya DKPP tidak dipungut biaya
sepeserpun, alias 0 rupiah.
“Justice delayed justice denied”

18
Penyelenggara Pemilu, peserta
pemilu, media, dan masyarakat
perlu berpartisipasi penuh untuk
menjaga kredibilitas Pemilu 2024.
Integritas dan Netralitas Penyelenggara Pemilu

Profesionalitas harus dijaga – bahkan sikap yang


menimbulkan kesan berpihak
harus dihindari.

Perlu koordinasi lintas lembaga


untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan ASN Penyelenggara
Pemilu di jajaran Sekretariat KPU
dan Bawaslu

19
“Kualitas
penyelenggaraan pemilu
2024 akan menjadi tolok
ukur bagi kematangan
demokrasi Indonesia
dalam melahirkan
pemimpin yang mampu
mengantarkan kemajuaan
bangsa dan negara
menuju kesejahteraan
rakyat.”

I Dewa Kade Wiarsa


Raka Sandi, ST.,
SH., M.Si.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai