Anda di halaman 1dari 15

HUKUM ACARA PERADILAN TATA NEGARA

Hukum Acara Pembubaran Partai Politik


• Persidangan
• Pembuktian
• Rapat Permusyawarakatan Hakim
• Putusan
2

Kelompok 6
Anggota :

• Meinhard Rio Latuhihin (202021071)


• Paulus Andrean Sianturi (202021067)
• Natasha Desperani Sangadji (202021106)
• Mercy Rosalia Kastanya (202021083)
• Marcia Lainsamputty (202021077)
• James Marcello Taka (202021089)
• Constantinus Varano Batmanlusi (202021058)
• Jochramtis Hubert F Sahertian (202021096)
• Muhammad Haz Reza Ipaenin (202021102)
• Bartolameus Mayabubun (201921683)
3

1 Persidangan

Persidangan pembubaran partai politik merupakan serangkaian proses tahapan pemeriksaan secara
formal, mengadili dan memutus perkara dalam hal pembubaran pada partai politik oleh Hakim/Majelis
Hakim Mahkamah konstitusi di dalam maupun di luar Mahkamah konstitusi termasuk Persidangan secara
elektronik.

Di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003, acara persidangan pembubaran partai politik tidak
diatur secara khusus, sehingga proses pemeriksaan persidangan mengikuti hukum acara Mahkamah
Konstitusi yang meliputi pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan persidangan, dan putusan. Perkara
pembubaran partai politik wajib diputus dalam jangka waktu selambat-lambatnya 60 hari kerja sejak
permohonan diregistrasi. Batasan waktu ini diperlukan untuk menjamin terselenggaranya prinsip
peradilan yang cepat sehingga cepat pula diperoleh kepastian hukum.
4

Proses persidangan, dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan
persidangan. Di dalam pemeriksaan pendahuluan yang diperiksa adalah kelengkapan dan kejelasan
permohonan. Pemohon diberikan kesempatan untuk memperbaiki permohonannya.
Sedangkan dalam pemeriksaan persidangan akan dilakukan untuk
mendengarkan keterangan pemohon, termohon, serta pihak terkait lainnya. Pada proses selanjutnya
dilakukan pemeriksaan terhadap alat bukti serta mendengarkan keterangan saksi dan ahli. Pada proses
persidangan ini pertanyaan hukum yang harus dijawab adalah kedudukan hukum (legal standing)
pemohon, kewenangan MK, serta alasan permohonan.

Terkait dengan pemohon harus dibuktikan bahwa pemohon memang


memiliki kedudukan hukum. Untuk pemohon pemerintah, harus dibuktikan bahwa pemohon tersebut
mewakili pemerintah pusat. Untuk pemohon anggotaparlemen harus dibuktikan bahwa pemohon bertindak
untuk dan atas nama sejumlah anggota DPR dan/atau DPD sesuai yang dipersyaratkan.
5

Sedangkan untuk pemohon partai politik, yang harus dibuktikan adalah pemohon bertindak atas nama suatu
partai politik yang telah sah sebagai badan hukum. Selain itu, yang harus dibuktikan pula adalah adanya
keputusan pemerintah yang telah membubarkan atau mengakibatkan bubarnya partai politik itu. Namun hal itu
sesungguhnya telah masuk pada pemeriksaan pokok perkara karena obyek permohonan adalah keputusan
dimaksud, sehingga pemeriksaan dan pembuktiannya dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan pokok
perkara.

Setelah pemeriksaan legal standing, dilanjutkan dengan pemerikasan perkara. Hal yang utama dalam
pemeriksaan pokok perkara ini adalah permohonan dan alasan permohonan. Untuk permohonan pembubaran
suatu partai politik yang diajukan oleh pemerintah atau anggota parlemen, terdapat dua pertanyaan yang harus
dijawab dalam persidangan. Pertama, apakah partai politik sebagai termohon memiliki ideologi, asas, tujuan,
program dan/atau melakukan kegiatan yang dinilai oleh pemohon memenuhi klasifikasi sebagai alas an
pembubaran partai politik. Kedua, apakah ideologi, asas, tujuan, program, dan/atau kegiatan dimaksud memang
memenuhi klasifikasi sebagai alasan pembubaran partai politik.
6

2 Pembuktian
Proses pembuktian dalam pembubaran partai politik dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
pembuktian terhadap dokumen dan pembuktian terhadap fakta.

Pembuktian dokumen adalah pembuktian terkait dengan ideologi, asas, tujuan, dan programpartai
politik. Untuk melihat hal itu, alat bukti utama yang diperlukan adalah statuta pendirian partai
politik, AD dan ART, Platform, Program Kerja, serta dokumen dan keputusan-keputusan partai
politik lainnya.
Pembuktian fakta dapat dilakukan dari bentuk dan substansi atau materi kegiatan serta dari dampak
atau akibat yang secara objektif memang diinginkan dari pelaksanaan kegiatan partai politik
7
Partai politik dapat dibubarkan jika dari dokumen partai politik terbukti bahwa ideologi asas, tujuan, dan
programnya memenuhi salah satu alasan pembubaran, yaitu 1.
bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi;
2. melanggar nilai dan prinsip dasar konstitusional;
3. hendak mengubah dan/atau mengganti UUD 1945 dengan jalan paksa atau kekerasan;
4. bermaksud menggantikan tatanan demokrasi berdasarkan UUD 1945 dengan tatanan otoritarianisme atau
fasisme;
5. mengambil alih kekuasaan atau mempengaruhi kebijakan dengan cara kekerasan;
6. melanggar kebebasan dasar dan hak asasi manusia;
7. membahayakan persatuan dan kesatuan serta integritas wilayah nasional;
8. membahayakan kedaulatan NKRI; . membahayakan eksistensi dan kemerdekaan negara;
10. mendirikan organisasi yang bersifat militer atau paramiliter, atau organisasi rahasia; atau
11. menghasut atau mendukung sentimen rasial, agama, etnis, dan kedaerahan yang dapat menimbulkan konflik
sosial;
8
Namun demikian, dapat terjadi bahwa bukti-bukti dari dokumen kurang meyakinkan, atau bahkan tidak terbukti sama sekali, maka proses
pembuktian dilanjutkan pada fakta kegiatan yang dilakukan oleh partai politik. Pemohon harus menunjukan dan membuktikan kegiatan-kegiatan
partai politik yang memenuhi salah satu atau lebih ke-11 alasan pembubaran. Selain itu, suatu partai politik juga dapat dibubarkan jika telah
melakukan kegiatan; (1) memberi bantuan kepada pihak asing tanpa seijin pemerintah; (2) menerima bantuan kepada pihak asing tanpa seijin
pemerintah; atau (3) menggunakan cara-cara kekerasan dalam menjalankan aktivitasnya.

Pembuktian fakta kegiatan ini dapat dilakukan dari bentuk dan substansi atau materi kegiatan serta dari dampak atau akibat yang secara obyektif
memang diinginkan dari pelaksanaan kegiatan partai politik. Untuk persidangan pembubaran partai politik dengan alasan partai politik tidak
dapat mengikuti sejumlah pemilihan umum atau tidak dapat menempatkan wakilnya di lembaga perwakilan, yang harus dibuktikan pertama
adalah bahwa partai politik tersebut telah sah terdaftar sebagai badan hukum. Kedua, bahwa partai politik dimaksud telah tidak dapat atau atas
keinginan sendiri tidak mengikuti beberapa kali pemilihan umum secara berturut-turut. Ketiga, partai politik telah mengikuti beberapa pemilu,
namun tidak dapat menempatkanwakilnya di lembaga perwakilan secara berturut-turut.

Sedangkan untuk permohonan yang diajukan oleh partai politik yang dibubarkan oleh pemerintah, terdapat tiga hal yang harus dibuktikan.
Pertama, adalah adanya keputusan dari pemerintah terkait dengan partai politik yang menjadi pemohon. Kedua, keputusan tersebut adalah
membubarkan partai politik dimaksud, dan/atau ketiga, keputusan tersebut mengakibatkan pembubaran partai politik dimaksud. Hal itu dapat
dilihat dari dokumen dan/atau fakta, yaitu

dokumen keputusan pembubaran atau fakta suatu pernyataan pembubaran, atau fakta, paling tidak bersifat potensial, bahwa bahwa keputusan
atau pernyataan tersebut memiliki akibat yang sama dengan pembubaran.
9

3 Rapat Permusyawarakatan Hakim


Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH) merupakan rapat pleno hakim untuk membahas surat-surat terkait
perkara, membahas perkara, mengambil keputusan dan finalisasi putusan. RPH dilakukan secara tertutup
karena dalam musyawarah itu masing-masing Hakim yang ikut memeriksa persidangan itu akan
mengemukakan pendapat hukumnya tentang perkara yang tersebut secara terrahasia dengan arti tidak
diketahui oleh yang bukan majelis hakim yang dihadiri oleh paling sedikit 7 (tujuh) orang hakim. RPH
dipimpin oleh Ketua MK, Wakil Ketua MK atau Hakim yang ditunjuk.
10

Permasalahan yang akan disorot adalah, pertama, apakah musyawarah itu diadakan dalam suatu
persidangan, yang konsekkuensinya akan dibuatkan suatu Berita Acara Persidangan Musyawarah ?
Ataukah bukan persidangan sehingga tidak dibuatkan BAPnya?, tetapi cukup dibuatkan, ikhtisar
musyawarah saja?Kedua, apakah wajib mengikut sertakan panitera sidang dalam musyawarah
tersebut atau tidak? Masalah ini ada juga kaitannya dengan masalah pertama.Ketiga, berkaitan dengan
pelaksanaan pola bindalmin. Di beberapa Peradilan menganut pendapat yang mengatakan adanya apa
yang mereka sebut Ikhtisar Sidang Musyawarah, sedangkan di beberapa Peradilan yang lain, tidak
ada. Sehingga terjadi perbedaan dalam pelaksanaan pola bindalmin, khususnya dalam menyusun
berkas perkara
11
4 Putusan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 menyatakan bahwa jika MK berpendapat bahwa permohonan tidak
memenuhi syarat yang diatur dalam Pasal 68 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003, putusan menyatakan
permohonan tidak dapat diterima. Ketentuan ini di masa yang akan datang perlu disesuaikan dengan pihak yang
dapat mengajukan permohonan, meliputi pemerintah, anggota parlemen, dan partai politik (untuk keputusan
pembubaran yang dilakukan oleh pemerintah), serta alasan pembubaran yang telah diuraikan pada bagian
sebelumnya.
permohonan ditolak, atau permohonan dikabulkan. Permohonan tidak dapat diterima apabila MK berpendapat
bahwa pemohon dan permohonan tidak memenuhi syarat. Apabila subyek pemohon dan obyek permohonan telah
sesuai serta MK permohonannya beralasan, maka amar putusannya menyatakan permohonan dikabulkan. Hal itu
berarti terbukti bahwa ideologi, asas, tujuan, program, dan/atau kegiatan partai politik memenuhi kriteria alasan
pembubaran, atau partai politik tersebut terbukti tidak mengikuti sejumlah pemilu berturut-turut atau tidak dapat
menempatkan wakilnya di lembaga perwakilan untuk beberapa periode secara berturut-turut, dan partai politik
tersebut diputus dibubarkan.
12

Sedangkan apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat bahwa permohonan tidak beralasan, amar putusan
menyatakan permohonan ditolak.

Untuk putusan atas permohonan yang diajukan oleh partai politik dinyatakan tidak dapat diterima jika
pemohon tidak memenuhi syarat, yaitu suatu partai politik dan partai itu terkena suatu keputusan pemerintah.
Apabila keputusan atau pernyataan terkait dengan partai politik tersebut ternyata dinilai oleh MK bukan
merupakan bentuk pembubaran atau tidak bubarnya partai politik, maka putusannya adalah menolak
permohonan. Sedangkan apabila MK menilai bahwa permohonan itu beralasan dalam arti merupakan bentuk
pembubaran partai politik atau mengakibatkan bubarnya suatu partai politik, maka putusannya adalah
mengabulkan. Konsekuensi dari dikabulkannya permohonan ini, keputusan yang dimohonkan dinyatakan batal
demi hukum karena bertentangan dengan konstitusi serta tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
13

Keputusan MK bersifat final dan mengikat sejak dibacakan dalam persidangan pengucapan putusan Hal itu
berarti yang membubarkan suatu partai politik, jika permohonan pembubaran dikabulkan, adalah MK.
Putusan MK disampaikan kepada partai politik yang bersangkutan. Demikian pula pada kasus pembatalan
keputusan pemerintah yang membubarkan partai politik sudah seharusnya disampaikan kepada pemerintah
dan pihak lain yang terkait.
Pelaksanaan putusan MK yang membubarkan partai politik dilakukan dengan membatalkan pendaftaran
pada Pemerintah. Namun demikian,eksistensi partai oleh MK. Tindakan pembatalan pendaftaran hanya
merupakan tindakan pelaksanaan atau konsekuensi dari adanya putusan MK. Selain itu, Putusan itu juga
harus diumumkan oleh pemerintah dalam berita Negara Republik Indonesia dalam jangka waktu 14 hari
kerja harus sejak putusan diterima, sebagai bentuk pengumuman agar diketahui oleh masyarakat. Mengingat
yang mpolitik yang dibubarkan tersebut sesungguhnya telah berakhir pada saat dibacakan putusan
pembubarannya enangani pendaftaran partai politik adalah Departemen Hukum dan HAM, maka
pelaksanaan putusan Mahkamah Konstitusi dalam bentuk pembatalan pendaftaran partai politik tersebut juga
dilakukan oleh Departemen Hukum dan HAM.
14

Untuk putusan MK yang menyatakan bahwa keputusan pemerintah yang membubarkan atau
mengakibatkan bubarnya partai politik adalah bertentangan dengan konstitusi sehingga batal
demi hukum serta tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat, pelaksanaannya dilakukan
dengan mengumumkannya dalam Berita Negara agar diketahui oleh semua pihak dan
masyarakat umum. Putusan tersebut tidak perlu ditindaklanjuti dengan tindakan pemerintah
mencabut keputusan .
15

KESEPIAN TANPA KEKASIH,CUKUP


SEKIAN DAN TERIMA KASIH

APAKAH ADA PERTANYAAN?

― Irene M. Pepperberg

Anda mungkin juga menyukai