Anda di halaman 1dari 19

SEWA GUNA USAHA

(LEASING)

Oleh Kelompok:

1. Kadek Wina Nariani (19.01.1.019)


2. Ketut Sepsi Kastiani (19.01.1.020)
3. Komang Nilam Pramesti Artana Putri (19.01.1.118)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SATYA DHARMA

SCHOOL OF ECONOMIC WITH SPIRITUAL INSIGHT

SINGARAJA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah

Manajemen Keuangan Lanjutan yang berjudul “Sewa Guna Usaha (Leasing)”

dengan baik dan tepat pada waktunya.

Pada proses penyelesaian tugas ini, penulis menyadari bahwa penulis

mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada

kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada seluruh

pihak yang sudah membantu dalam proses penyelesaian tugas ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,

sehingga penulis sangat mengharapkan kritikan dan juga saran yang bersifat

membangun dari pembaca. Selain itu juga penulis berharap agar makalah ini bisa

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi mengenai makalah ini.

Singaraja, 26 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 3
2.1 Pengertian Leasing ........................................................................................ 3
2.2 Karakteristik Leasing .................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 7
3.1 Pihak-pihak dalam Leasing ........................................................................... 7
3.2 Penggolongan Perusahaan Leasing ............................................................... 8
3.3 Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing .................................................. 10
3.4 Kelebihan Leasing ....................................................................................... 10
3.5 Kekurangan Leasing .................................................................................... 13
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 15
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 15
4.2 Kritik dan Saran ........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak

sedikit. Apalagi kita juga membutuhkan barang-barang modal untuk menjalankan

suatu usaha tersebut, agar kita dapat menjalankan suatu usaha dengan lancar maka

kita membutuhkan suatu lembaga untuk memperoleh suatu dana usaha, lembaga

ini dinamakan leasing.

Leasing pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1974, yang

bertujuan untuk membiayai penyediaan barang-barang modal,dengan beberapa

perjanjian antara pihak perusahaan dengan pihak penerima barang dengan

sejumlah biaya-biaya yang dikeluarkan atau dibebankan oleh pihak lessee.

Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan

perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh

suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-

pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut

untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang

jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.

Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan

jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur

setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang dapat dikaji

yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan Leasing?

2. Siapa saja pihak yang terlibat dalam Leasing?

3. Bagaimana penggolongan perusahaan Leasing?

4. Bagaimana transaksi Leasing dilakukan?

5. Apa saja kelebihan dan kekurangan Leasing?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan pembuatan makalah ini

yaitu:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Leasing.

2. Mengetahui siapa saja pihak yang terlibat dalam Leasing.

3. Mengetahui penggolongan perusahaan Leasing.

4. Mengetahui bagaimana transaksi Leasing.

5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembiayaan Leasing.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Leasing

Leasing berasal dari kata Lease yang berarti sewa atau lebih umum

diartikan sewa menyewayaitu pembiayaan peralatan atau barang modal untuk

digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun

tidak langsung. Industri leasing menciptakan konsep untuk mendapatkan barang

modal serta menggunakannya sebaik mungkin tanpa harus membeli atau memiliki

barang tersebut. Ditinjau dari sudut ekonomi, leasing dapat pula dikatakan sebagai

salah satu cara untuk menghimpun dana yang terdapat didalam masyarakat dan

menginvestasikannya kembali dalam sektor-sektor ekonomi terutama yang

dianggap produktif. Defisini leasing menurut para ahli adalah sebagai berikut:

“Lease adalah suatu kesepakatan kontrak antara lessor dan lesse.


perjanjian ini memberikan penyewa hak untuk menggunakan properti tertentu,
yang dimiliki oleh lessor, untuk jangka waktu tertentu. Dalam retun untuk
penggunaan property, penyewa membuat pembayaran sewa selama jangka waktu
sewa kepada lessor”. (Kieso, 2005: 1089)

“Sebuah kontrak yang merinci persyaratan-persyaratan diamana pemilik


property, yaitu lessor mentransfer hak pengguna properti kepada lessee”. (Stice,
Skousen, 2009: 289) Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa leasing
merupakan suatu perjanjian kontrakpemberi sewa antara lessor dan lesse dalam
jangka waktu tertentu.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal

21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha “Sewa guna usaha adalah

kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara guna

usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi

3
(operating lease), untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu

berdasarkan pembayaran secara berkala”.

Selanjutnya yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa

guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk

membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati.

Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa

guna usaha.

Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sewa guna

usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa. Objek sewa

gunamusaha adalah barang modal dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan

harga berdasarkan nilai sisa.

2.2 Karakteristik Leasing

Menurut Stice (2005), sewa guna usaha memiliki beberapa karakteristik,

yaitu jenis-jenis syarat kontrak yang biasa terdapat dalam perjanjian sewa guna

usaha, di antaranya:

a. Syarat untuk pembatalan dan denda.

Beberapa sewa guna usaha tidak dapat dibatalkan, kecuali yang syarat

pembatalan dan dendanya sangat mahal sehingga kemungkinan besar

pembatalan tidak akan terjadi.

b. Pembaruan kontrak dan opsi pembelian (opsi pembelian murah).

Sewa guna usaha sering memasukkan syarat yang memberikan lessee hak

untuk membeli properti yang disewagunausahakan pada suatu saat di masa

depan. Jika harga pembelian tertentu diperkirakan kurang dari nilai pasar

4
wajar pada tanggal opsi pembelian digunakan, maka opsi tersebut disebut

opsi pembelian murah (bargain purchase option). Perjanjian sewa guna

usaha yang memasukkan opsi pembelian umumnya berakhir dengan

perpindahan kepemilikan aktiva dari lessor ke lessee.

c. Persyaratan sewa guna usaha.

d. Masa manfaat aktiva (masa sewa guna usaha / lease term).

Masa sewa guna usaha (lease term) adalah periode waktu dari permulaan

sampai akhir sewa guna usaha. Permulaan terjadi ketika properti yang

disewagunausahakan ditransfer kepada lessee. Akhir masa sewa guna

usaha lebih fleksibel karena banyak sewa guna usaha memasukkan syarat

yang memperbolehkan lessee memperpanjang periode sewa guna usaha.

e. Nilai sisa aktiva.

Nilai pasar properti yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna

usaha disebut dengan nilai sisa atau nilai residu (residual value).

Beberapa kontrak sewa guna usaha mengharuskan lessee menjamin nilai

sisa minimum. Jika nilai pasar pada akhir masa sewa guna usaha jatuh di

bawah nilai sisa yang dijamin (guaranteed residual value), lessee harus

membayar selisihnya. Syarat ini untuk melindungi lessor dari kerugian

karena penurunan yang tidak diharapkan atas nilai pasar aktiva.

f. Pembayaran minimum sewa guna usaha.

Pembayaran minimum sewa guna usaha (minimum lease payment) adalah

pembayaran sewa yang diharuskan selama masa sewa guna usaha

ditambah setiap jumlah yang dibayarkan untuk nilai sisa termasuk lewat

suatu opsi pembelian atau suatu jaminan terhadap nilai sisa. Pembayaran

5
sewa guna usaha sering kali terdiri dari jumlah minimum yang tetap

dengan pembayaran yang didasarkan pada penjualan yang dilakukan oleh

lessee, dan biaya pelaksanaan atau biaya eksekusi (executory cost) yang

tidak dianggap sebagai bagian dari pembayaran minimum sewa guna

usaha, seperti asuransi, pemeliharaan, dan pajak yang terkait dengan

properti yang disewagunausahakan.

g. Tingkat bunga implisit dalam perjanjian sewa guna usaha.

Tingkat bunga yang digunakan dalam menghitung pembayaran sewa guna

usaha disebut tingkat bunga implisit (implicit interest rate). Tingkat

pinjaman yang meningkat atau tingkat bunga pinjaman incremental

(incremental borrowing rate), yaitu tingkat di mana lessee dapat

meminjam sejumlah uang yang diperlukan untuk membeli aktiva yang

disewagunausahakan, dengan mempertimbangkan situasi keuangan lessee

dan kondisi yang terjadi di pasar.

h. Tingkat resiko yang diasumsikan oleh lessee, termasuk di dalamnya

pembayaran biaya-biaya tertentu, seperti pemeliharaan, asuransi, dan

pajak.

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pihak-pihak dalam Leasing

Setiap transaksi leasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 (empat) pihak

yang berkepentingan, yaitu: lessor, lessee, supplier, dan bank atau kreditor.

1. Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa

pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal. Lessor

dalam financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya yang

telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan

mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor

bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang serta

pemberian jasa-jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan serta

pengoperasian barang modal tersebut.

2. Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam

bentuk barang modal dari lessor. Lessee dalam financial lease bertujuan

mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan cara

pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir kontrak, lessee

memiliki hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya, pihak lessee memiliki

hak untuk membeli barang yang di-lease dengan harga berdasarkan nilai

sisa. Dalam operating lease, lessee dapat memenuhi kebutuhan

peralatannya di samping tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa

risiko bagi lessee terhadap kerusakan.

3. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau

menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran

7
secara tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial lease, supplier

langsung menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor

sebagai pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating

lease, supplier menjual barangnya langsung kepada lessor dengan

pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara

tunai atau berkala.

4. Bank. Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau

kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun

pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor,

terutama dalam mekanisme leverage lease di mana sumber dana

pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak supplier dalam hal

ini tidak tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank, untuk

memperoleh barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai objek

leasing kepada lessee atau lessor.

3.2 Penggolongan Perusahaan Leasing

Perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat

digolongkan ke dalam 3 kelompok, yaitu:

1. Independent Leasing Company.

Perusahaan leasing jenis ini mewakili sebagian besar dari industri leasing.

Perusahaan tipe ini berdiri sendiri atau independent dari supplier yang

mungkin dapat sekaligus sebagai pihak produsen barang dan dalam

memenuhi kebutuhan barang modal nasabahnya (lessee). Perusahaan dapat

membelinya dari berbagai supplier atau produsen kemudian di-lease

kepada pemakai. Lembaga keuangan yang terlibat dalam kegiatan usaha

8
leasing, misalnya bank-bank, dapat pula disebut sebagai lessor

independent. Banyak lembaga keuangan yang bertindak sebagai lessor

tidak hanya memberikan pembiayaan leasing kepada lessee tetapi juga

memberikan pendanaan kepada perusahaan leasing. Di samping itu lessor

independen dapat pula memberikan pembiayaan kepada supplier

(manufacturer) yang sering disebut dengan vendor program.

2. Captive Lessor.

Captive lessor akan tercipta apabila supplier atau produsen mendirikan

perusahaan leasing sendiri untuk membiayai produk-produknya. Hal ini

dapat terjadi apabila pihak supplier berpendapat bahwa dengan

menyediakan pembiayaan leasing sendiri akan dapat meningkatkan

kemampuan penjualan melebihi tingkat penjualan dengan menggunakan

pembiayaan trasdisional. Captive lessor ini sering pula disebut dengan

twoparty lessor. Pihak pertama terdiri atas perusahaan induk dan anak

perusahaan leasing (subsidiary) dan pihak kedua adalah lessee atau

pemakai barang.

3. Lease Broker atau Packager.

Bentuk akhir dari perusahaan leasing adalah leasebroker atau packager.

Broker leasing berfungsi mempertemukan calon lessee dengan pihak

lessor yang membutuhkan suatu barang modal dengan cara leasing. Broker

leasing beasanya tidak memiliki barang atau peralatan untuk menangani

transaksi leasing untuk atas namanya. Disamping itu perusahaan broker

leasing memberikan satu atau lebih jasa-jasa dalam usaha leasing

tergantung apa yang dibutuhkan dalam suatu transaksi leasing.

9
3.3 Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing

Leasing pada prinsipnya merupakan industri multidisiplin yang meliputi

antara lain bidang perpajakan, keuangan dan konsep akuntansi. Dari defenisi

leasing yang telah dibahas pada awal bab ini dapat disimpulkan bahwa leasing

mengandung arti suatu perjanjian antara pemilik barang (lessor) dengan pemakai

barang (lessee). Mekanisme leasing tersebut merupakan dasar-dasar dalam suatu

transaksi leasing (basic lease). Pihak lessee berkewajiban membayar sewa secara

periodic kepada lessor sebagai kompensasi atas penggunaan barang tersebut (lihat

pada gambar). Dalam definisi ini hanya dua pihak yang terkait yaitu lessor dan

lessee padahal dalam praktiknya pihak supplier merupakan pihak yang terlibat

dalam suatu mekanisme transaksi leasing (lihat pada gambar).

Kontrak Leasing
Lessor Lessee
Angsuran (Lease Payment)

3.4 Kelebihan Leasing

Leasing sebagai alternatif sumber pembiayaan memiliki beberapa

kelebihan dibandingkan dengan sumber-sumber pembiayaan lainnya antara lain

sebagai berikut:

1. Pembiayaan Penuh.

Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan

pembiayaannya dapat diberikan sampai 100% (full pay out). Hal ini akan

membantu cash flow terutama bagi perusahaan (lessee) yang beru berdiri

atau beroperasi dan perusahaan yang mulai berkembang.

10
2. Lebih Fleksibel.

Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena leasing

lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan lessee dibandingkan dengan

perbankan. Pembayaran angsuran secara berkala akan ditetapkan

berdasarkan pendapatan yang dihasilkan lessee sehingga pengaturan

pembayaran angsuran secara berkala dapat disesuaikan dengan pendapatan

yang dihasilkan objek yang di-lease. Artinya pembayaran sewa baru

dilakukan setelah barang modal yang di-lease tersebut telah mulai

produktif. Selain itu perusahaan leasing dapat melakukan pengaturan

pembayaran yang menggelembung (baloon payment) pada awal atau akhir

masa lease, pembayaran musiman (khusus apabila lessee bergerak dalam

bidang pertanian, perkebunan atau peternakan) bahkan mungkin pula suatu

tenggang waktu pembayaran yang sesuai dengan keadaan keuangan lessee.

3. Sumber Pembiayaan Alternatif.

Leasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa

mengganggu fasilitas kredit (credit line) yang telah dimiliki. Dari segi

jaminan leasing tidak terlalu menuntut adanya jaminan tambahan yang

lebih banyak dibandingkan apabila lessee memperoleh pinjaman dari

pihak lainnya. Karena hak kepemilikan sah atas objek lease serta

pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan

oleh objek lease sehingga merupakan jaminan bagi leasing itu sendiri.

Dengan demikian harta yang telah dijaminkan untuk kredit tetap dapat

menjamin kredit yang sudah ada.

11
4. Off Balance Sheet.

Tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi leasing dalam

neraca memberi daya tarik tersendiri kepada lessee karena tanpa

mencantumkan sebagai aktiva berarti prosedur pembelian barang tidak

perlu dipenuhi secara terperinci karena mungkin masih dalam batas

kewenangan direksi (seringkali kewenangan pembelian barang modal baru

sah apabila disetujui Dewan Komisaris atau bahkan Rapat Pemegang

Saham). Dengan demikian keputusan secara cepat dan tepat dapat lebih

mudah dilakukan oleh direksi. Di pihak lain, tanpa mencantumkan sebagai

aktiva berarti tidak ada keharusan mencantumkannya sebagai kewajiban.

Hal ini mempunyai dampak positif terhadap kondisi rasio keuangan

perusahaan lessee karena transaksi leasing tersebut tidak akan terlihat

dalam neraca lessee sebagai komponen utang. Kondisi ini disebut off

balance sheet financing.

5. Arus Dana.

Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam

perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai dampak

yang berarti terhadap pendapatan lessee. Di samping itu, persyaratan

pembayaran di muka yang relative lebih kecil akan sangat berpengaruh

pada arus dana terlebih apabila ada pertimbangan kelambatan

menghasilkan laba dalam investasi.

12
3.5 Kekurangan Leasing

Selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan diatas, leasing juga memiliki

beberapa kekurangan bagi para lessee atau pengguna jasa leasing. Berikut adalah

kekurangan-kekurangan leasing:

1. Denda Sesuatu yang harus diingat, ketika anda menggunakan jasa

pembiayaan ini. Pastikan anda sanggup untuk membayar biaya

angsurannya di setiap bulan, dan tanamkan rasa disiplin untuk membayar

angsuran tepat waktu. Jika hal tersebut tidak bisa anda lakukan maka

bersiaplah untuk menghadapi denda.Perusahaan pembiayaan akan

memberikan denda kepada nasabah yang tidak membayar angsuran pada

waktunya. Karena tidak ingin menanggung kerugian, denda yang

diberlakukan bersifat harian dan akan terus diakumulasikan sampai anda

membayar angsuran berikut dendanya.

2. Penyitaan Perusahaan pembiayaan sudah menanggung pembayaran mobil

anda, maka anda pun harus bertanggung jawab untuk melunasi sesuai

nominal ditambah bunga kepada perusahaan pembiayaan.Namun jika anda

tidak melakukan pembayaran cicilan secara terus menerus, maka anda

akan dihadapkan dengan sanksi yang lain.Pada awalnya mungkin anda

hanya akan dijatuhi denda setiap harinya setelah jatuh tempo (biasanya 3

hari setelah jatuh tempo), namun selanjutnya anda akan dikenai status

kredit macet.Jika anda sudah berada di kondisi yang demikian pihak

perusahaan pembiayaan dapat menyita mobil anda, biasanya jika sudah

lewat 2 bulan dari jatuh tempo.

13
3. Penalti Setelah anda dihadapkan dengan dua sanksi sebelumnya (denda

harian dan penyitaan), bukan berarti anda dapat melakukan pelunasan

lebih awal untuk pembelian mobil anda. Pelunasan lebih awal kepada

perusahaan pembiayaan justru tidak akan memberikan anda potongan

bunga ataupun harga. Tapi sebaliknya, tindakan tersebut dinilai berpaling

dari kesepakatan yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak (nasabah

dan perusahaan), sehingga tindakan pelunasan itu dinilai sebuah

pelanggaran dan menghasilkan hukuman penalti. Sanksi penalti ini

sebenarnya sudah dijelaskan sebelumnya saat proses pembiayaan

dilakukan. Namun sebagai nasabah hanya menurut saja apa yang

dikatakan oleh pihak perusahaan pembiayaan. Kondisi 20 tersebut terjadi

karena mungkin tiap perusahaan menganggap anda sudah mengetahui

informasi mengenai segala ketentuan di perusahaan pembiayaan, atau juga

petugas sebagai wakil perusahaan pembiayaan tersebut lupa

memberitahukan kepada anda tentang hal ini. Sebagai masyarakat yang

cerdas, kita sebagai nasabah pun harus mengerti dan paham tentang aturan,

kelebihan dan kekurangan yang didapatkan ketika kita menggunakan jasa

pembiayaan.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk

penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, untuk

jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan

hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal

yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai

sisa yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu, leasing termasuk salah satu

jenis lembaga pembiayaan karena leasing membiayai perusahaan dalam bentuk

penyediaan barang modal.

4.2 Kritik dan Saran

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sadar banyak kekurangan dalam

penulisan makalah ini, jadi untuk menyempurnakan makalah ini. Kami

membutuhkan kritik dan saran pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (n.d.). Apa Itu Leasing? Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya. Retrieved

Maret 5, 2022, from //www.gramedia.com/literasi/apa-itu-leasing/amp/:

https://www.gramedia.com/literasi/apa-itu-leasing/amp/

Ardhansyah Putra Harahap, N. M.-W. (2020). Bank dan Lembaga keuangan

Lainnya. Raja Grafindo Persaja.

Ibnu. (2020, November 10). engertian Leasing: Jenis, Manfaat, Fungsi, dan

Tujuan Leasing. Retrieved Maret 5, 2022,

from//accurate.id/akuntansi/pengertian-leasing/:

https://accurate.id/akuntansi/pengertian-leasing/

Kasmir. (2014). Buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. RajaGrafindo

Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai