Disusun Oleh:
Kelompok 2
Akuntansi Malam 2
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “LEASING” ini tepat pada waktunya.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Bapak Agustinus Sihombing,
S.H.,M.H selaku Dosen pada mata kuliah Bank dan Lembaga Non Bank. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai leasing bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Meski begitu, tentu makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi menjadi perbaikan untuk makalah-makalah yang akan datang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan pihak
terkait pada umumnya.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. I
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing)................................... 4
2.2 Tujuan Leasing.......................................................................... 5
2.3 Ketentuan Mengenai Leasing.................................................... 5
2.4 Pihak-Pihak yang Terlibat......................................................... 6
2.5 Kegiatan Leasing....................................................................... 7
2.6 Jenis-Jenis Perusahaan Leasing................................................. 9
2.7 Perjanjian Leasing..................................................................... 10
2.8 Biaya-Biaya yang Dikeluarkan................................................. 10
2.9 Prosedur Permohonan Leasing.................................................. 11
2.10 Sanksi-Sanksi............................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui, kebutuhan akan sesuatu dari tahun ke tahun
meningkat, demi terwujudnya kebutuhan tersebut diperlukan biaya atau modal
dalam bentuk moneter (uang) ataupun berupa barang. Hal ini merupakan peluang
besar bagi pelaku usaha di bidang leasing (pembiayaan) secara kredit kepada
masyarakat yang membutuhkan. Dengan proses yang mudah serta menggiurkan,
banyak masyarakat yang ”bermain” dalam hal ini. Tak dipungkiri hampir seluruh
lapisan masyarakat pernah berurusan dalam leasing khususnya dalam pengadaan
kendaraan bermotor atau barang-barang lain.
Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor
(perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan
barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa
untuk jangka waktu tertentu. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat
memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung
1
digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam
bulan sekali kepada pihak lessor.
Adapun rumusan masalah yang akan penulis jelaskan pada makalah ini adalah
sebagai berikut :
2
9. Mengetahui prosedur permohonan leasing
10. Mengetahui mengenai apa saja sanksi-sanksi yang diberikan oleh Lesse jika
tidak bisa memenuhi kewajibannya
3
BAB II
PEMBAHASAN
Perusahaan sewa guna usaha atau yang sering disebut dengan leasing.
Kegiatan utama perusahaan sewa guna usaha adalah bergerak dibidang
pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah.
Pembiayaan yang dimaksud disini adalah barang-barang untuk modal nasabah
yang membutuhkan seperti peralatan kantor atau mobil dengan cara disewa atau
dibeli secara kredit dapat diperoleh diperusahaan leasing. Pihak leasing dapat
membiayai keinginan nasabah sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak.
Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor
(perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan
barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa
untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan pengertian sewa guna sesuai dengan
keputusan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991 adalah “kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna
usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala.”
4
Yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha
dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek
sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating
lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
a. Manfaat Pajak
Manfaat pajak dicairkan untuk kedua belah pihak, yaitu Lessor dan Lessee.
Lessor, sebagai pemilik aset, dapat mengklaim penyusutan sebagai beban
dalam pembukuannya dan karenanya mendapatkan manfaat pajak.
Di sisi lain, penyewa dapat mengklaim MLP yaitu Leasing sebagai beban dan
memperoleh manfaat pajak dengan cara yang sama.
b. Hindari Kepemilikan dan dengan demikian Menghindari Risiko Kepemilikan.
Kepemilikan dihindari untuk menghindari investasi uang ke dalam aset. Ini
secara tidak langsung membuat leverage tetap rendah dan karenanya peluang
meminjam uang tetap terbuka untuk bisnis. Leasing adalah item di luar neraca.
5
Wewenang untuk memberikan usaha leasing dikeluarkan oleh menteri
keuangan berdasarkan Surat Keputusan Nomor 649/MK/IV/5/1974 Tanggal 6
Mei 1974 yang mengatur mengenai ketentuan tata cara perizinan dan kegiatan
usaha leasing di Indonesia.
Ada beberapa pihak yang terlibat dalam pemberian fasilitas leasing dan
masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajibannya. Masing-masing pihak
6
dalam melakukan kegiatannya selalu bekerja sama dan saling berkaitan satu sama
lainnya melalui kesepakatan yang dibuat bersama.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah
sebagai berikut :
1. Lessor
Merupakah perusahaan leasing yang membiayai keinginan para
nasabahnya untuk memperoleh barang-barang modal.
2. Lessee
Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor
untuk memperoleh barang modal yang diinginkan.
3. Supplier
Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing sesuai
perjanjian antara lessors dengan lesse dan dalam hal ini supplier juga dapat
bertindak sebagai lessor.
4. Asuransi
Merupakan perusahaan yang akan menanggung risiko terhadap perjanjian
antara lessor dan lessee. Dalam hal ini lessee dikenakan biaya asuransi dan
apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan akan menanggung risiko sebesar
sesuai dengan perjanjian terhadap barang yang dileasingkan.
1. Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee (finance lease).
2. Melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi lessee (operating
lease).
7
Ciri-ciri kedua kegiatan leasing seperti yang dimaksud di atas adalah sebagai
berikut :
Transaksi ini dikenal juga dengan nama true lease. Di mana dalam transaksi ini
pihak lessor membeli barang modal atas permintaan lessee dan sekaligus
menyewagunakan barang tersebut kepada lessee. Lessee dapat menentukan
spesifikasi barang yang diinginkan termasuk penentuan harga dan suppliernya.
Oleh karena itu, proses pembelian yang dilakukan lessor hanyalah untuk
memenuhi kebutuhan pihak lessee.
8
2. Sales and lease back
Proses ini dilakukan dimana pihak lessee menjual barang modalnya kepada lessor
untuk dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut, antara lessee
dengan lessor. Metode ini biasanya digunakan untuk menambah modal kerja
pihak lessee.
Sedangkan dalam operating lease dimana pihak lessor sengaja membeli barang
modal untuk kemudian dileasekan kepada pihak lessee. Biaya yang dikenakan
terhadap lessee adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang
dibutuhkan oleh lessee berikut bunganya.
1. Independent leasing
Merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat sekaligus sebagai
supplier atau membeli barang-barang modal dari supplier lain untuk
dileasekan.
2. Captive lessor
Dalam perusahaan jenis ini, produsen atau supplier mendirikan perusahaan
leasing dan yang mereka leasekan adalah barang-barang milik mereka sendiri.
Tujuan utamanya adalah untuk dapat meningkatkan penjualan sehingga
mengurangi penumpukkan barang di gudang atau toko.
3. Lease broker
Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan lessee untuk
memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk dileasekan. Jadi, dalam
hal ini lease broker hanyalah sebagai perantara antara pihak lessor dengan
pihak lessee.
9
2.7 Perjanjian Leasing
Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut dengan “lease
agreement”, di mana di dalam perjanjian tersebut dimuat kontrak kerja bersyarat
antara kedua belah pihak, lessor dan lessee.
Isi kontrak yang dibuat secara umum tersebut memuat antara lain :
10
Adapun biaya-biaya yang dibebankan kepda lessee biasa nya terdiri dari:
11
c. KTP dan kartu keluarga jika lessee berbentuk perseorangan.
d. Laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) 3 tahun terakhir jika
lessee berbentuk PT.
e. Slip gaji dan bukti penghasilan lainnya jika lessee berbentuk perseorangan.
f. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) baik untuk perorangan maupun
perusahaan.
3) Jika dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap, maka pihak lessor memberikan
informasi tentang persyaratan dalam perjanjian kontrak antara lessee dengan
lessor, termasuk hak dan kewajibannya masing-masing.
4) Pihak lessor akan mengadakan penelitian dan analisis terhadap informasi dan
data yang diberikan lessee dengan cara :
a. Penelitian data untuk mengukur kemampuan dan kemauan lessee
membayar kembali. Penelitian ini dapat dilakukan dengan 5 C, yaitu:
character, capacity, capital,conditon, dan colleteral;
b. Meneliti langsung ke lokasi lessee berada (on the spot);
c. Meneliti ke lokasi dimana lessee punya hubungan.
6) Jika permohohonan lesse telah diterima pihak lessor, maka pihak lessor
mengadakan pertemuan dengan pihak lessee, tentang persyaratan yang harus
dipenuhi antara lain penandatanganan surat perjanjian serta biaya-biaya yang
harus dibayar oleh lessee.
12
7) Pihak lessee membayar sejumlah kewajibannya dan menandatangani surat
perjanjian antara lessee dengan lessor.
8) Pihak lessor melakukan pemesanan kepada supplier sesuai dengan barnag yang
diinginkan lessee dan membayar sesuai dengan perjanjian dengan pihak
supplier.
9) Pihak lessor juga menghubungi serta membayar resmi asuransi yang sudah
disetor lessee sebelumnya kepada pihak lessor.
10) Pihak supplier mengirim barang sesuai dengan surat pesanan dan surat bukti
pembayaran yang telah dilakukan oleh lessor.
11) Pihak lessor juga mengirim polis asuransi kepada lessee setelah diterbitkan
oleh pihak lessor atas nama lessee.
2.10 Sanksi-Sanksi
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor
(perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan
barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa
untuk jangka waktu tertentu. Kegiatan utama perusahaan sewa guna usaha adalah
bergerak dibidang pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang
diinginkan oleh nasabah. Pihak leasing dapat membiayai keinginan nasabah sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
14
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo
Pesada
iii