Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN
SEWA GUNA USAHA (LEASING)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2023
MAKALAH
MANAJEMEN KEUANGAN
SEWA GUNA USAHA (LEASING)

Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan


yang dibimbing oleh Anita Handayani, S.E, M.SM

Oleh :
Dewi Permata Larasati (220301047)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul Sewa Guna Usaha (Leasing) Salawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan
pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.
Atas bimbingan dari Dosen Manajemen Keuangan dan saran dari teman-teman
maka disusunlah Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna
bagi kami semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Keuangan dan
semoga segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun khasanah keilmuan. Makalah
ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi arahan dan tuntunan agar yang
membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:
1. Dosen Pembimbing mata kuliah Manajemen Keuangan, Anita Handayani, S.E,
M.SM
2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang
bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah
selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

Gresik, 12 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PEMBAHASAN.............................................................................................................1
1.1 Definisi Sewa Guna Usaha (Leasing)..........................................................................1
1.2 Sejarah Sewa Guna Usaha (Leasing) di Indonesia......................................................1
1.3 Tujuan Perusahaan Melakukan Sewa Guna Usaha (Leasing).....................................3
1.4 Kendala / Hambatan Menggunakan Sewa Guna Usaha (Leasing)..............................3
1.5 Keuntungan Menggunakan Sewa Guna Usaha (Leasing)............................................4
1.6 Istilah – Istilah dalam Sewa Guna Usaha (Leasing)....................................................5
1.7 Lebih baik mana yang diisi menggunakan modal sendiri, hutang atau melalui
leasing, berikan alasannya............................................................................................5
1.8 Contoh Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing) di Indonesia.................................11
1.9 Contoh Perhitungan Sewa Guna Usaha (Leasing).....................................................13
BAB II PENUTUP...................................................................................................................17
2.1 Kesimpulan................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

iii
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Definisi Sewa Guna Usaha (Leasing)


Leasing menurut Prof.R.Subekti, S.H. di dalam bukunya 'Aneka Perjanjian
Adalah tidaklain dari pada perjanjian sewa menyewa yang telah berkembang di
kalangan para pengusaha, dimana "lessor" menyewakan suatu perangkat alat
perusahaan (mesin - mesin) termasuk servis, pemeliharaan dan lain lain kepada
"lessee" untuk suatu jangka waktu tertentu. Pengertian lessor adalah perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha leasing dengan menyediakan berbagai macam barang
modal, sedangkan lessee adalahnasabah yang menginginkan barang modal tersebut.
Leasing berasal dari bahasa Inggris "to lease" yang berarti menyewakan. Namun
leasing mempunyai persyaratan tertentu, sehingga tidak bisa disamakan dengan sewa-
menyewa biasa. Leasing atau yang lebih sering disebut dengan sewa guna usaha
adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang
modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran pembayaran secara berkala disertai hak pilih (opsi) bagi
perusahaan tersebut untuk membeli barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati
bersama.
Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK. 01/1991 tertanggal 21
Nopember 1991 tentang kegiatan lessing atau sewa guna usaha. Leasing adalah
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara leasing
dengan hak opsi (FinanceLease) maupun leasing tanpa hak opsi (Operating Lease)
untuk digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara berkala. Yang dimaksud Finance Lease adalah kegiatan leasing di mana lesse
pada akhir kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek leasing berdasarkan
nilai sisa yang disepakati. Sedangkan, yang dimaksud dengan operating lease adalah
kegitan leasing dengan lesse pada akhir kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk
membeli objek leasing.

1.2 Sejarah Sewa Guna Usaha (Leasing) di Indonesia


Usaha leasing (sewa guna usaha) sebenarnya sudah ada sejak tahun 2000,SM
yang dilakukan oleh orang-orang sumeria. Dokumen-dokumen yang ditemukan dari
1
2

kebudayaan sumeria menunjukan bahwa transaksi leasing meliputi leasing peralatan,


penggunaan tanah, dan binatang piaraan.
Dalam perkembangan berikutnya, banyak system hukum mencantumkan leasing
sebagai salah satu metode pembiayaan. Perkembangan usaha di bidang industry
pertanian, manufaktur, dan transportasi membawa banyak jenis peralatan yang
memungkinkan untuk dibiayai dengan cara leasing. Kegiatan usaha leasing baru
diperkenalkan pada tahun 1974 dengan surat keputusan bersama Menteri keuangan,
Menteri perindustrian, dan Menteri Perdagangan Nomor Kep.122/MK/IVi2/1974,
Nomor 32/M/SK/2/1974, dan Nomor 301 Kpb/1174 tertanggal 7 januari 1974 tentang
perizinan usaha Leasing. Selanjutnya, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat
Keputusan no.6491MKIIV/5/1974 tertanggal 6 Mei 1974 yang mengatur mengenai
ketentuan tata cara perizinan dan kegiatan usaha leasing di Indonesia. Untuk
mendukung perkembangannya, Menteri keuangan mengeluarkan surat keputusan
Nomor 650/MK/IV/511974 tertanggal 6 Mei 1974 tentang penegasan ketentuan Pajak
Penjualan dan besarnya Bea Materai terhadap Usaha Leasing. Dengan dikeluarkannya
kebijaksanaan deregulasi 20 Desember 1988 atau disebut Pakdes 20 1998 kegiatan
usaha Leasing termasuk dalam perusahaan pembiayaan.
Di samping itu, Keppres Nomor 61 tahun 1988 dan keputusan menteri
keuangan. Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 merupakan
bagian dari Pakdes 88 dimana lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal
dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Ketentuan minimum
modal disetor untuk pendirian suatu perusahaan pembiayaan yang melakukan
kegiatan usaha leasing diatur dalam Pakdes 20 tahun 1988 dengan keputusan dengan
keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember
1988, dimana jumlah modal disetor atau simpanan wajib dan pokok ditetapkan
sebagai berikut:
 Perusahaan swasta nasional sebesar Rp 3 miliar
 Perusahaan patungan Indonesia asing sebesar Rp 10 miliar
 Koperasi sebesar Rp 3 miliar
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 Tanggal 21
November 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (leasing). Leasing adalah
3

kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediian barang modal baik secara leasing
dengan hak opsi (finance lease) maupun leasing tanpa hak opsi atau sewa guna usaha
biasa (operating lease) untuk digunakan olch lessee sel selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala. Yang dimaksud dengan finance lessee adalah
kegiatan leasing dimana lessee pada akhir kontrak mempunyai hak opsi untuk
membeli objek leasing berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sedangkan yang
dimaksud dengan operating lease adalah kegiatan leasing dimana lessee pada akhir
kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek leasing.

1.3 Tujuan Perusahaan Melakukan Sewa Guna Usaha (Leasing)


Leasing memiliki beberapa tujuan. Pertama, mengurangi pajak yang harus
kedua belah pihak bayar. Lessor sebagai penyedia aset dapat mengklaim depresiasi,
sedangkan lessee dapat mengklaim master limited partnership (MLP), yaitu bisnis
dalam bentuk kemitraan terbatas yang diperdagangkan secara publik, lalu
mendapatkan pengurangan pajak dengan cara yang mirip. Kedua, menghindari
kepemilikan beserta risikonya untuk mencegah investasi uang ke dalam aset. Secara
tidak langsung, hal ini menjaga leverage, atau utang untuk membeli suatu aset, tetap
rendah sehingga kesempatan untuk meminjam uang tetap terbuka. Dengan leasing,
suatu entitas dapat menyewa aset dengan mudah, meskipun harganya sangat tinggi.
Sementara itu, lease melindungi lessor dari segala kerusakan atau perubahan yang
mungkin dilakukan terhadap asetnya. Lease juga penting bagi lessee agar lessor tidak
seenaknya menaikkan harga sewa, kecuali jika kontraknya berakhir atau
diperpanjang. Lease berguna untuk mencegah perselisihan yang mungkin terjadi
antara penyedia dan penyewa.

1.4 Kendala / Hambatan Menggunakan Sewa Guna Usaha (Leasing)

1. Hak kepemilikan barang hanya akan berpindah apabila kewajiban lease telah di
selesaikan dan hak opsi digunakan.
2. Seandainya terjadi pembatalan suatu perjanjian sewa guna usaha, maka
kemungkinan biaya yang ditibulkan cukup besar.
3. Barang modal yang diperoleh oleh lease tidak dapat dijadikan jaminan untuk
memperoleh kredit.
4

4. Resiko yang melekat pada peralatan atau barang modal itu sendiri, kemungkinan
adanya kenakalan penyewa guna usaha untuk melakukan jual atau sewa kepada
pihak sewa guna usaha yang lain.
5. Fluktuasi bunga, adanya fluktuasi bunga menimbulkan resiko bunga bagi
perusahaan sewa guna usaha, karena adanya investasi dalam barang yang disewa
guna usaha dengan sumber dana pembelanjaan.

1.5 Keuntungan Menggunakan Sewa Guna Usaha (Leasing)

1. Pembiayaan penuh
Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan pembiayaannya
dapat diberikan sampai 100% (full pay out). Hal ini dapat membatu cash flow
terutama bagi perusahaan yang baeru berdiri.
2. Lebih fleksibel
Leasing lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan lesse dibandingkan
dengan perbankan. Leasing melakukan pembayaran angsuran secara berkala akan
ditetapkan berdasarkan pendapatan yang dihasilkan lesse sehingga pembayaran
berkala berkala dilakukan setelah barang modal mulai berproduksi.
3. Sumber pembiayaan alternative
Leasing tidak terlalu menuntut jaminan tambahan yang lebih banyak dan
sumber pembiayaan bagi perusahaan tanpa menganggu fasilitas kredit yang telah
dimiliki, karena hak kepemilikan sah atas obyek lesse serta pengaturan
pembayaran lesse sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan.
4. Off balance sheet
Tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi leasing dalam
neraca.
5. Arus dana
Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam
perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai dampak yang
berarti terhadap pendapatan lesse.
6. Proteksi inflasi
Merupakan pelindung terhadap inflasi meskipun dalam beberapa keadaan
yang sering dalam keadaan yang kurang relevan.
5

7. Meningkatkan debt Capacity


Perolehan barang modal melalui leasing tidak otomatis menaikkan debt equity
ratio yang mempengaruhi bankability dari lesse yang bersangkutan.

1.6 Istilah – Istilah dalam Sewa Guna Usaha (Leasing)

a. Lease : suatu kontrak sewa atas peggunaan harta untuk suatu


periode tertentu dengan sewa tertentu.
b. Lesse : pemakaian aktiva yang akan di lease. Perusahaan atau
perorangan yang menggunaka barang modal dengan pembiayaan dari pihak
perusahaan leasing.
c. Lessor : co pemilik dari aktiva yang akan dilease.
d. Lease term : jangka waktu lease yang ditetapkan dan tidak dapat
dibatalkan.
e. Residual value : nilai leased asset yang diperkirakan dapat direalisasi
pada akhir periode sewa.
f. Security deposit : jaminan kas yang diminta lessor untuk menjamin
pembayaran sewa atau kewajibannya sewa lainnya.
g. Sales and leaseback : salah satu cara perusahaan untuk menambah kas, yaitu
pihak yang menjual aset ke lessor akan menjadi lessee di periode penyewaan
berikutnya agar dapat menggunakan aset yang sama
h. End-of-term options : pilihan ketika masa leasing telah habis, di antaranya
penjualan aset, perpanjangan sewa, atau pengembalian aset ke lessor
i. Termination sum : biaya yang harus dibayar oleh lessee jika mereka ingin
mengakhiri sewa sebelum tanggal yang telah ditentukan, lessor berhak untuk
meminta termination sum sesuai jumlah uang sewa yang belum terbayar
j. Early termination : menghentikan leasing sebelum periodenya berakhir

1.7 Lebih baik mana yang diisi menggunakan modal sendiri, hutang atau melalui
leasing, berikan alasannya
6

Penilaian kelayakan pendanaan sewa guna usaha dibandingkan dengan


pembelian sendiri, ada beberapa metode yang dapat digunakan. Pertama, analisis nilai
sekarang (present value) dari alternatif. Kedua, analisis tingkat pengembalian internal
(IRR).Ketiga, analisis kelebihan bersih leasing (Net Advantage Leasing/NAL).
1. Analisis Nilai Sekarang
Analisis nilai sekarang, kreteria penilaian yang digunakan adalah nilai sekarang
arus kas keluar untuk masing-masing alternatif. Tolok ukur dari alternatif yang akan
dipilih adalah alternatif yang menghasilkan nilai sekarang arus kas yang paling kecil.
Misal, SAC merupakan salah satu usaha jasa persewaan komputer akan
menambah satu unit komputer. SAC dalam usaha pendanaan untuk pengadaan
komputer dapat menggunakan analisis pendanaan melalui pembelian sendiri dan sewa
guna usaha. SAC mengetahui keuntungan dalam memilih sumber dana sehingga dapat
memanfaatkan dana yang dimilikinya untuk kelangsungan usahanya. Harga kompuer
senilai Rp 2.817.000,00. Komputer ini diperkirakan mempunyai umur ekonomis 4
tahun dan nila sisa Rp 530.000,00. Berdasarkan ketentuan, biaya sewa tiap tahunnya
sebesar Rp 1.140.600,00. Pembayaran sewa dilakukan pada akhir periode. Lease
bertanggung jawab untuk pemeliharaan peralatan, asuransi, dan pajak. Jika pajak yang
berlaku 10%.
Jika aset dibeli, biaya modal yang digunakan adalah biaya modal pinjaman bank
dengan tingkat suku bunga 22%, tarif pajak efektif rata-rata yang berlaku 10%. Biaya
modal setelah pajak k, k (1-T), k=(1-10%), ki= 20%. Pembayaran tahunan adalah
sebagai berikut:

Gambar 1.7.1
7

Proporsi bunga dalam masing-masing pembayaran tergantung pada jumlah


principal yang belum dibayar selama tahun pembayaran. Perhitungan arus kas setelah
pajak untuk alternatif hutang dapat dilihat pada tabel 1.7.1

Tabel 1.7.1 Jadwal Arus Kas Alternatif Hutang

Keterangan :
Perlindungan pajak : (Bunga + Depresiasi) 10%
Arus Kas setelah Pajak : (Angsuran – Perlindungan Pajak)
Nilai sekarang Arus Kas Keluar : Arus kas setelah pajak (P/F,20%,t)

Sewa guna usaha dalam hal ini, diasumsikan dengan peminjaman tingkat
diskonto yang tepat untuk pendiskontoan arus kas setelah pajak, maka biaya modal
adalah 22% (1 - 10%) = 20%. Perlindungan pajak atas bunga sewa guna usaha adalah
Rp 1.140.600,00 x 20% = Rp 114.600,00, maka arus kas adalah sebagai berikut: Rp
1.140.600,00 Rp 114.600,00 = Rp 1.026.540,00. Nilai sekarang arus kas keluar adalah
Rp 1.026.540,00 (P/A,20%,4) atau Rp 1.026.540,00 (2.589) Rp 2.657.712,06.
Berdasarkan jadwal arus kas dan nilai sekarang dengan alternatif hutang sebesar
Rp 2.658.061,68 dan sewa guna usaha sebesar Rp 2.657.712,06. Berdasarkan hasil
perhitungan ini, maka dapat disimpulkan sebaiknya SAC memilih alternatif sumber
8

dana sewa guna usaha, karena ternyata menghasilkan biaya yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan alternatif hutang.

2. IRR
Pendekatn analisis IRR menjelaskan masalah perubahan tingkat diskonto. Biaya
sewa adalah tingkat diskonto yang disamakan dengan biaya modal aset dengan nilai
sekarang pembayaran sewa, perlindungan pajak bersih, bersama dengan nilai
sekarang dari perkiraan nilai residu setelah pajak. Kreteria pemilihan sumber dana
dengan analisis IRR adalah alternatif yang mempunyai IRR lebih kecil. IRR biaya
pendanaan hutang setelah pajak adalah 22% (1- 10%) = 20%.
Pertimbangan pemilihan sumber dana sewa dimulai dengan biaya setelah pajak
dari sewa dapat diformulakan sebagai berikut:

Gambar 1.7.2

Keterangan :
i = nilai IRR yang dicari
Io = biaya asset yang disewa
n = jumlah periode sampai akhir sewa
Lt = pembayaran sewa pada akhir periode t
T = Tingkat pajak ersero
Dept = depresiasi pada periode t
Rv = jumlah perkiraan nilai residu pada akhir sewa

Berdasarkan kasus diatas, jika menggunakan IRR, penyelesaiannya sebagai


berikut :
9

Tabel 1.7.2

Dengan hasil perhitungan ini, dapat disimpulkan bahwa pendanaan


menggunakan sewa guna usaha lebih menguntungkan, karena biaya efektifnya lebih
kecil dari pada alternatif hutang atau 19,17% <20%.

Net Advantage Leasing (NAL)


Metode Net Advantage Leasing (NAL) pada pendanaan dengan pembelian
dianalisis dengan alat analisis NPV (Net Present Value). NPV berfungsi sebagai alat
kelayakan suatu proyek investasi dengan pembelian. Layak atau tidak, perusahaan
selalu dapat memperoleh keuntungan dengan menggunakan sewa guna usaha.
Perusahaan yang menggunakan sewa guna usaha dapat menunda pengeluaran
berbagai biaya, sehingga dana dapat digunakan untuk keperluan yang lain
(opportunity cost).
10

Gambar 1.7.3

Keterangan:
Ot : arus kas operasional yang terjadi selama periode 1, apabila aktiva
diadakan melalui pembelian yang diperoleh dengan yang menyewakan;
Lt : biaya sewa selama periode t;
T: tingkat pajak marjinal atas pendapatan perusahaan;
iD : biaya bunga yang dapat mengurangi pajak selama periode t;
Dep : biaya penyusutan selama periode t atas aktiva;
RV : harga likuidasi aktiva yang diperkirakan menjadi pada periode t;
K : tingkat diskonto digunakan untuk mendapatkan harga sekarang atas
RVn;
Io : harga pembelian aktiva, yang tidak dibayarkan jika memilih sewa
guna usaha;
i : suku bunga kredit untuk aktiva sebelum pajak.
Analisis berurutan sewa guna usaha pembelian. Menghitung NPV (P), jika
hasilnya positif, selanjutnya menghitung NAL. NAL-nya positif, berarti alternatif
sewa guna usaha menawarkan keuntungan nilai sekarang pembiayaan yang positif
dibandingkan dengan pembelian sendiri. NAL-nya negatif, maka cara pembelian yang
harus dilakukan. Proyek akan terselenggara jika NAL lebih besar daripada nilai
absolut NPV (P), atau ekuivalen dengan NAL + NPV (P)≥0.
11

Gambar 1.7.4

1.8 Contoh Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing) di Indonesia


Perkembangan bisnis di Indonesia mendorong munculnya berbagai jenis usaha-
usaha baru. Dari sekian banyaknya jenis perusahaan di Indonesia salah satunya adalah
perusahaan leasing.
Leasing atau sewa guna usaha adalah suatu kegiatan pembiayaan yang diberikan
kepada suatu perusahaan dalam upaya untuk penyediaan barang dan modal yang akan
digunakan oleh perusahaan (nasabah) dalam jangka waktu yang sesudah ditentukan.
Pembiayaan ini maksudnya adalah apabila suatu perusahaan membutuhkan
peralatan penunjang fungsi produksi dalam, perusahaan seperti alat mesin, kendaraan
ataupun kantor perusahaan atau nasabah tersebut dapat memperolehnya melalui
perusahaan leasing.
Pihak leasing akan menyediakan kebutuhan tersebut dan perusahaan yang
bertindak sebagai nasabah dapat melunasinya dengan cara menunjukam kura-kroda
ataupun sewa sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Fungsi lembaga pembiayaan seperti leasing berbeda dengan bank, keduanya
memang memiliki kesamaan karena sama-sama bergerak dalam bidang jasa
12

keuangan. Namun perusahaan leasing merupakan perusahaan berbadan hukum yang


hanya melakukan kegiatan pengadaaan barang ataupun modal usaha dan tidak boleh
melakukan penarikan dana langsung dari masyarakat.
Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan leasing yang mendominasi pasar dan
sudah berkembang pesat hingga memiliki banyak cabang yang tersebar ke seluruh
daerah di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut yakni:
1. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk.
Adira Dinamika Multifinance Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
mitra pembiayaan dan juga asuransi yang berdiri sejak 1990,
Saat ini PT Adira Dinamika Multifinance Tbk telah berkembang dan menjadi salah
satu perusahaan pembiayaan kendaraan terbesar di Indonesia.
Adira telah memiliki sekitar 600 lebih cabang yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Pada awal Maret 2004, kepemilikan saham PT Adira Dinamika Finance
ditawarkan kepada umum sehingga Adira bertransformasi menjadi PT Adira
Dinamika Multifinance Tbk atau terbuka.
Pemegang saham tertingginya saat ini adalah Bank Danamon dengan persentase
saham sebesar 75% dan Mega Alu Profits Ltd dengan persentase saham sebesar 20%.

2. PT Buana Finance Tbk


PT Buana Finance Tbk merupakan lembaga keuangan semi swasta yang pada awal
berdirinya pada medio 1980 bernama PT BBL Leasing Indonesia. Seiring berjalannya
waktu perusahaan ini terus berkembang mengikuti kemajuan industri pembiayaan di
Indonesia. Pada tahun 2005 perusahaan berubah nama menjadi PT Buana Finance
Tbk.
Perusahaan ini berfokus pada bidang usaha di segmen leasing (sewa guna usaha)
dan pembiayaan konsumen mobil bekas.
3. PT BFI Finance Indonesia
PT BFI Finance Indonesia berdiri pada tahun 1982. Pada awalnya perusahaan ini
bernama PT Manufacturer Hanover Leasing Indonesia yang merupakan sebuah
perusahaan gabungan antara Manufacturer Hanover Leasing Corporation dari
Amerika Serikat dengan pemegang saham dari Indonesia.
PT BFI menjadi salah satu perusahaan pembiayaan tertua yang berdiri di Indonesia
serta PT BFI juga mencatatkan dirinya sebagai perusahaan pembiayaan perta yang
sahamnya telah tercatat di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Surabaya.
13

4. PT Mandala Multifinance Tbk


PT Mandala Multifinance Tbk merupakan perusahaan pembiayaan yang didirikan
pada tanggal 13 Agustus 1983. Pada awal pendirian perusahaan ini menggunakan
nama PT Vidya Cipta Leasing Corporation.
PT Mandala Multifinance Tbk bergerak di bidang sewa guna usaha, kartu kredit,
anjak piutang, dan pembiayaan konsumen. Saat ini PT Mandala Multifinance
memiliki fokus usaha sebagai penyedia kredit untuk kendaraan bermotor roda dua.
Pemegang saham terbesar dimiliki oleh PT Jayamandiri Gemasejati dengan
persentase saham sebesar 70.42% dan Alex Hendrawan selaku komisaris dengan
saham sebesar 5,05%.
5. PT Danasupra Erapacific Tbk
PT Danasupra Erapacific Tbk (Persero) telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia
(BEI). dengan kode transaksi DEFI. Danasupra merupakan perusahaan pembiayaan
yang telah berdiri sejak tahun 1994.
Perusahaan ini berbentuk perseroan memiliki kegiatan usaha yang meliputi sewa
guna usaha dalam bentuk pengadaan barang modal bagi penyewa, anjak piutang yang
dilakukan dengan
bentuk pembelian atau pengalihan piutang jangka pendek dari transaksi keuangan
baik dalam maupun luar negeri, dan pembiayaan konsumen yang dilakukan dengan
penyediaan dana.
6. PT HD Finance Tbk
PT HD Finance Tbk didirikan pada 20 September 1972 dengan nama awal
perusahaannya PT Indonesia Lease Corporation. Dalam perjalanannya, beberapa kali
mengalami pergantian. nama menjadi PT. Mitra Pradityatama Leasing (1988), PT.
Niaga Leasing Corporation (1995), PT. Niaga Leasing (2000), dan PT. Niaga Indovest
Finance (2001). Nama HD Finance dikukuhkan pada tahun 2005 dan telah terdaftar
dalam daftar perusahaan pada kantor pendaftaraan perusahaan kota Jakarta Barat.
Perusahaan ini berpusat di Jakarta dan telah memiliki 31 cabang yang tersebar di
seluruh Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang sewa guna usaha, anjak piutang
dan juga kartu kredit.
7. PT Trust Finance Indonesia Tbk
PT Trust Finance Indonesia Tbk pada mulanya bernama PT KIA Asia Finance.
Perusahaan ini berdiri pada Februari 1990. Berpisahnya PT KIA Mobil Indonesia
sebagai salah satu pemegang saham utama pada tahun 2002 secara sah maka nama
14

perusahaan berganti menjadi PT Trust Finance Indonesia Tbk. Trust Finance


menjalankan usahanya dalam lingkup pembiayaan konsumen dalam bentuk
penyediaan dana atau barang modal yang meliputi sewa pembiayaan, anjak piutang,
pembiayaan kartu kredit, dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
8. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk berdiri pada tahun 1982 dengan nama
awalnya PT Jakarta Tokyo Leasing. Perusahaan ini bergerak dalam bidang
pembiayaan sepeda motor, khususnya sepeda motor merk Honda.
Perusahaan kemudian mengubah namanya menjadi PT Wahana Ottomitra
Multiartha Tbk pada tahun 2000. Perseroan menjadi bagian dari kelompok usaha PT
Bank Maybank Indonesia Tbk (PT Bank Internasional Indonesia Tbk) sebagai
pemegang saham dominan sebesar 43% dan terus meningkat hingga pada tahun 2015
kepemilikan sahamnya menjadi 68.55%.
1.9 Contoh Perhitungan Sewa Guna Usaha (Leasing)
PT MKN memerlukan aktiva senilai Rp 100 juta. Suatu perusahaan leasing
menawarkan untuk membiayai keperluan tersebut dengan cara membayar sewa
sebanyak lima kali dalam lima tahun.
Hanya saja pembayaran tersebut dilakukan pada awal tahun. Perusahaan leasing
menentukan tingkat keuntungan sebesar Rp 15% per tahun. Dengan demikian
perhitungan pembayaran sewa setiap awal tahun adalah sebagai berikut:
100 = X / (1-0,15) + X / (1-0,15)2 + X / (1-0,15)3 + X / (1-0,15)4 + X / (1-0,15)5
=3,855X
X = Rp 25,94 juta
Bila PT MKN akan membeli aktiva tersebut, maka suatu bank bersedia
membiayai dengan bunga 18% per tahun.Pembayaran utang akan dilakukan dengan
sistem anuitas, artinya angsuran per tahun sama besarnya, dan dibayar pada akhir
tahun.
Perhitungan pembayaran anuitas adalah sebagai berikut:
100 = X / (1-0,16) + X / (1-0,16)2 + X / (1-0,16)3 + X / (1-0,16)4 + X / (1-
0,16)5
X = Rp 30,54 juta
Sekilas nampak bahwa pemilihan alternatif utang akan mengakibatkan cash
outflow yang lebih besar setiap tahunnya.Dengan demikian apakah alternatif sewa
15

guna yang sebaiknya dipilih? Untuk memutuskan pilihan ini, kita perlu
memperhatikan dua hal, yaitu:
A. Pola cash outflow tidak sama
Pemilihan alternatif leasing akan mengakibatkan pengeluaran kas pada awal
tahun. Sedangkan utang pada akhir tahun.
B. Penggunaan Utang
Dengan menggunakan utang PT MKN memiliki aktiva tersebut. Dengan
demikian beban penyusutan akan dapat digunakan sebagai pengurang pajak
penghasilan.
Karena itulah dalam analisis perlu dilakukan atas dasar SETELAH pajak, baik
yang menyangkut penggunaan biaya modal yang relevan maupun arus kas yang
relevan,
Bila tarif pajak penghasilan 50%, maka biaya modal setelah pajak yang relevan
adalah:
= 0,16 (1-0,50)
= 0,08
Mengapa angka ini yang dipergunakan?

Tabel 1.9.1
Karena alternatif leasing adalah utang. Sedangkan penggunaan utang akan
mengakibatkan perusahaan menanggung biaya 8,0% setelah pajak. Dengan demikian
analisis untuk alternatif guna usaha adalah sebagai berikut:
Untuk alternatif utang, PV arus kas keluar setelah pajak dihitung setelah kita
menghitung berapa bunga yang dibayar setiap tahunnya. Perhitungan bunga ini peru
dilakukan karena pembayaran bunga plus penyusutan dapat digunakan untuk
mengurangi beban pajak.
Perhitungan beban bunga adalah sebagai berikut:
16

Tabel 1.9.2

Dengan demikian pehitungan PV arus kas keluar setelah pajak adalah sebagai
berikut:

Tabel 1.9.3

Dari hasil analisis ternyata menunjukkan bahwa PV kas keluar kedua alternatif
tersebut sama saja (seharusnya pilih yang terkecil). Dengan demikian alternatif
leasing ataupun utang akan memberikan pengaruh yang SAMA bagi perusahaan.
BAB II
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Dengan semakin berkembangya dunia bisnis, maka semakin banyak perusahaan
yang terjun ke dunia bisnis. Dengan semakin banyaknyaperusahaan yang terjun ke
dunia bisnis, maka semakin banyak kebutuhandana dan modal yang harus dipenuhi
oleh berbagai perusahaan. Haltersebut mendorong industry bisnis yang bergerak
dalam bidangpembiayaan yang disebut lembaga pembiayaan.
Leasing termasuk ke dalam salah satu bentuk lembaga pembiayaan karena yang
dikatakan dengan lembaga pembiayaan adalah suatu badan usahayang di dalam
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaandana atau barang modal
dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Sedangkan leasing
adalah setiap kegiatan pembiayaanperusahaan dalam bentuk penyediaan barang
barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, untuk jangka waktu tertentu,
berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optic) bagi
perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilaisisa yang telah disepakati
bersama. Oleh karena itu, leasing termasuk salahsatu jenis lembaga pembiayaan
karena leasing membiayai perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal.
Peerjanjian sewa guna usaha yang lahir pada prosedur mekanisme leasing terdiri
dari ketentuan-ketentuan yang salah satunya adalah ketentuan mengenai tanggung
jawab para pihak terhadap obyek leasing. pemabagian dan pengaturan mengenai
tanggung jawab para pihak terhadap obyek leasing tersebut pada umumnya
dipengaruhi dan ditentukan oleh jenis pembiayaan yang terdapat dalam perjanjian
leasing itu sendiri, namun secara khusus pembagian dan pengaturan tersebut pada
dasranya harus didasarkan pada kesepakatan para pihak dalam perjanjian. sedangkan
untuk pelaksanaannya harus dilakukan berdasarkan undang-undang.. Selain itu
permasalahan yang timbul dari pelaksanaan leasing perlu dibenahi agar tidak
merugikan konsumen karena leasing sendiri merupakan lembaga pembiayaan
konsumen yang memiliki tujuan untuk memberikan bantuan financial dan modal
kepada konsumen.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/374173027/Makalah-Tentang-Leasing
https://www.academia.edu/38056040/SEWA_GUNA_USAHA_LEASING_
https://www.slideshare.net/nazwanazwa3958/makalah-leasing-43646505
https://www.hashmicro.com/id/blog/leasing-adalah/
https://id.scribd.com/document/511678916/8-Contoh-Perusahaan-Leasing-di-
Indonesia-yang-Perlu-diketahui

18

Anda mungkin juga menyukai