MANAJEMEN KEUANGAN
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Oleh :
Dewi Permata Larasati (220301047)
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul Sewa Guna Usaha (Leasing) Salawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan
pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.
Atas bimbingan dari Dosen Manajemen Keuangan dan saran dari teman-teman
maka disusunlah Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna
bagi kami semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Keuangan dan
semoga segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun khasanah keilmuan. Makalah
ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi arahan dan tuntunan agar yang
membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:
1. Dosen Pembimbing mata kuliah Manajemen Keuangan, Anita Handayani, S.E,
M.SM
2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang
bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah
selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PEMBAHASAN.............................................................................................................1
1.1 Definisi Sewa Guna Usaha (Leasing)..........................................................................1
1.2 Sejarah Sewa Guna Usaha (Leasing) di Indonesia......................................................1
1.3 Tujuan Perusahaan Melakukan Sewa Guna Usaha (Leasing).....................................3
1.4 Kendala / Hambatan Menggunakan Sewa Guna Usaha (Leasing)..............................3
1.5 Keuntungan Menggunakan Sewa Guna Usaha (Leasing)............................................4
1.6 Istilah – Istilah dalam Sewa Guna Usaha (Leasing)....................................................5
1.7 Lebih baik mana yang diisi menggunakan modal sendiri, hutang atau melalui
leasing, berikan alasannya............................................................................................5
1.8 Contoh Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing) di Indonesia.................................11
1.9 Contoh Perhitungan Sewa Guna Usaha (Leasing).....................................................13
BAB II PENUTUP...................................................................................................................17
2.1 Kesimpulan................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
iii
BAB I
PEMBAHASAN
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediian barang modal baik secara leasing
dengan hak opsi (finance lease) maupun leasing tanpa hak opsi atau sewa guna usaha
biasa (operating lease) untuk digunakan olch lessee sel selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala. Yang dimaksud dengan finance lessee adalah
kegiatan leasing dimana lessee pada akhir kontrak mempunyai hak opsi untuk
membeli objek leasing berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sedangkan yang
dimaksud dengan operating lease adalah kegiatan leasing dimana lessee pada akhir
kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek leasing.
1. Hak kepemilikan barang hanya akan berpindah apabila kewajiban lease telah di
selesaikan dan hak opsi digunakan.
2. Seandainya terjadi pembatalan suatu perjanjian sewa guna usaha, maka
kemungkinan biaya yang ditibulkan cukup besar.
3. Barang modal yang diperoleh oleh lease tidak dapat dijadikan jaminan untuk
memperoleh kredit.
4
4. Resiko yang melekat pada peralatan atau barang modal itu sendiri, kemungkinan
adanya kenakalan penyewa guna usaha untuk melakukan jual atau sewa kepada
pihak sewa guna usaha yang lain.
5. Fluktuasi bunga, adanya fluktuasi bunga menimbulkan resiko bunga bagi
perusahaan sewa guna usaha, karena adanya investasi dalam barang yang disewa
guna usaha dengan sumber dana pembelanjaan.
1. Pembiayaan penuh
Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan pembiayaannya
dapat diberikan sampai 100% (full pay out). Hal ini dapat membatu cash flow
terutama bagi perusahaan yang baeru berdiri.
2. Lebih fleksibel
Leasing lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan lesse dibandingkan
dengan perbankan. Leasing melakukan pembayaran angsuran secara berkala akan
ditetapkan berdasarkan pendapatan yang dihasilkan lesse sehingga pembayaran
berkala berkala dilakukan setelah barang modal mulai berproduksi.
3. Sumber pembiayaan alternative
Leasing tidak terlalu menuntut jaminan tambahan yang lebih banyak dan
sumber pembiayaan bagi perusahaan tanpa menganggu fasilitas kredit yang telah
dimiliki, karena hak kepemilikan sah atas obyek lesse serta pengaturan
pembayaran lesse sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan.
4. Off balance sheet
Tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi leasing dalam
neraca.
5. Arus dana
Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam
perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai dampak yang
berarti terhadap pendapatan lesse.
6. Proteksi inflasi
Merupakan pelindung terhadap inflasi meskipun dalam beberapa keadaan
yang sering dalam keadaan yang kurang relevan.
5
1.7 Lebih baik mana yang diisi menggunakan modal sendiri, hutang atau melalui
leasing, berikan alasannya
6
Gambar 1.7.1
7
Keterangan :
Perlindungan pajak : (Bunga + Depresiasi) 10%
Arus Kas setelah Pajak : (Angsuran – Perlindungan Pajak)
Nilai sekarang Arus Kas Keluar : Arus kas setelah pajak (P/F,20%,t)
Sewa guna usaha dalam hal ini, diasumsikan dengan peminjaman tingkat
diskonto yang tepat untuk pendiskontoan arus kas setelah pajak, maka biaya modal
adalah 22% (1 - 10%) = 20%. Perlindungan pajak atas bunga sewa guna usaha adalah
Rp 1.140.600,00 x 20% = Rp 114.600,00, maka arus kas adalah sebagai berikut: Rp
1.140.600,00 Rp 114.600,00 = Rp 1.026.540,00. Nilai sekarang arus kas keluar adalah
Rp 1.026.540,00 (P/A,20%,4) atau Rp 1.026.540,00 (2.589) Rp 2.657.712,06.
Berdasarkan jadwal arus kas dan nilai sekarang dengan alternatif hutang sebesar
Rp 2.658.061,68 dan sewa guna usaha sebesar Rp 2.657.712,06. Berdasarkan hasil
perhitungan ini, maka dapat disimpulkan sebaiknya SAC memilih alternatif sumber
8
dana sewa guna usaha, karena ternyata menghasilkan biaya yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan alternatif hutang.
2. IRR
Pendekatn analisis IRR menjelaskan masalah perubahan tingkat diskonto. Biaya
sewa adalah tingkat diskonto yang disamakan dengan biaya modal aset dengan nilai
sekarang pembayaran sewa, perlindungan pajak bersih, bersama dengan nilai
sekarang dari perkiraan nilai residu setelah pajak. Kreteria pemilihan sumber dana
dengan analisis IRR adalah alternatif yang mempunyai IRR lebih kecil. IRR biaya
pendanaan hutang setelah pajak adalah 22% (1- 10%) = 20%.
Pertimbangan pemilihan sumber dana sewa dimulai dengan biaya setelah pajak
dari sewa dapat diformulakan sebagai berikut:
Gambar 1.7.2
Keterangan :
i = nilai IRR yang dicari
Io = biaya asset yang disewa
n = jumlah periode sampai akhir sewa
Lt = pembayaran sewa pada akhir periode t
T = Tingkat pajak ersero
Dept = depresiasi pada periode t
Rv = jumlah perkiraan nilai residu pada akhir sewa
Tabel 1.7.2
Gambar 1.7.3
Keterangan:
Ot : arus kas operasional yang terjadi selama periode 1, apabila aktiva
diadakan melalui pembelian yang diperoleh dengan yang menyewakan;
Lt : biaya sewa selama periode t;
T: tingkat pajak marjinal atas pendapatan perusahaan;
iD : biaya bunga yang dapat mengurangi pajak selama periode t;
Dep : biaya penyusutan selama periode t atas aktiva;
RV : harga likuidasi aktiva yang diperkirakan menjadi pada periode t;
K : tingkat diskonto digunakan untuk mendapatkan harga sekarang atas
RVn;
Io : harga pembelian aktiva, yang tidak dibayarkan jika memilih sewa
guna usaha;
i : suku bunga kredit untuk aktiva sebelum pajak.
Analisis berurutan sewa guna usaha pembelian. Menghitung NPV (P), jika
hasilnya positif, selanjutnya menghitung NAL. NAL-nya positif, berarti alternatif
sewa guna usaha menawarkan keuntungan nilai sekarang pembiayaan yang positif
dibandingkan dengan pembelian sendiri. NAL-nya negatif, maka cara pembelian yang
harus dilakukan. Proyek akan terselenggara jika NAL lebih besar daripada nilai
absolut NPV (P), atau ekuivalen dengan NAL + NPV (P)≥0.
11
Gambar 1.7.4
guna yang sebaiknya dipilih? Untuk memutuskan pilihan ini, kita perlu
memperhatikan dua hal, yaitu:
A. Pola cash outflow tidak sama
Pemilihan alternatif leasing akan mengakibatkan pengeluaran kas pada awal
tahun. Sedangkan utang pada akhir tahun.
B. Penggunaan Utang
Dengan menggunakan utang PT MKN memiliki aktiva tersebut. Dengan
demikian beban penyusutan akan dapat digunakan sebagai pengurang pajak
penghasilan.
Karena itulah dalam analisis perlu dilakukan atas dasar SETELAH pajak, baik
yang menyangkut penggunaan biaya modal yang relevan maupun arus kas yang
relevan,
Bila tarif pajak penghasilan 50%, maka biaya modal setelah pajak yang relevan
adalah:
= 0,16 (1-0,50)
= 0,08
Mengapa angka ini yang dipergunakan?
Tabel 1.9.1
Karena alternatif leasing adalah utang. Sedangkan penggunaan utang akan
mengakibatkan perusahaan menanggung biaya 8,0% setelah pajak. Dengan demikian
analisis untuk alternatif guna usaha adalah sebagai berikut:
Untuk alternatif utang, PV arus kas keluar setelah pajak dihitung setelah kita
menghitung berapa bunga yang dibayar setiap tahunnya. Perhitungan bunga ini peru
dilakukan karena pembayaran bunga plus penyusutan dapat digunakan untuk
mengurangi beban pajak.
Perhitungan beban bunga adalah sebagai berikut:
16
Tabel 1.9.2
Dengan demikian pehitungan PV arus kas keluar setelah pajak adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.9.3
Dari hasil analisis ternyata menunjukkan bahwa PV kas keluar kedua alternatif
tersebut sama saja (seharusnya pilih yang terkecil). Dengan demikian alternatif
leasing ataupun utang akan memberikan pengaruh yang SAMA bagi perusahaan.
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Dengan semakin berkembangya dunia bisnis, maka semakin banyak perusahaan
yang terjun ke dunia bisnis. Dengan semakin banyaknyaperusahaan yang terjun ke
dunia bisnis, maka semakin banyak kebutuhandana dan modal yang harus dipenuhi
oleh berbagai perusahaan. Haltersebut mendorong industry bisnis yang bergerak
dalam bidangpembiayaan yang disebut lembaga pembiayaan.
Leasing termasuk ke dalam salah satu bentuk lembaga pembiayaan karena yang
dikatakan dengan lembaga pembiayaan adalah suatu badan usahayang di dalam
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaandana atau barang modal
dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Sedangkan leasing
adalah setiap kegiatan pembiayaanperusahaan dalam bentuk penyediaan barang
barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, untuk jangka waktu tertentu,
berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optic) bagi
perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilaisisa yang telah disepakati
bersama. Oleh karena itu, leasing termasuk salahsatu jenis lembaga pembiayaan
karena leasing membiayai perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal.
Peerjanjian sewa guna usaha yang lahir pada prosedur mekanisme leasing terdiri
dari ketentuan-ketentuan yang salah satunya adalah ketentuan mengenai tanggung
jawab para pihak terhadap obyek leasing. pemabagian dan pengaturan mengenai
tanggung jawab para pihak terhadap obyek leasing tersebut pada umumnya
dipengaruhi dan ditentukan oleh jenis pembiayaan yang terdapat dalam perjanjian
leasing itu sendiri, namun secara khusus pembagian dan pengaturan tersebut pada
dasranya harus didasarkan pada kesepakatan para pihak dalam perjanjian. sedangkan
untuk pelaksanaannya harus dilakukan berdasarkan undang-undang.. Selain itu
permasalahan yang timbul dari pelaksanaan leasing perlu dibenahi agar tidak
merugikan konsumen karena leasing sendiri merupakan lembaga pembiayaan
konsumen yang memiliki tujuan untuk memberikan bantuan financial dan modal
kepada konsumen.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/374173027/Makalah-Tentang-Leasing
https://www.academia.edu/38056040/SEWA_GUNA_USAHA_LEASING_
https://www.slideshare.net/nazwanazwa3958/makalah-leasing-43646505
https://www.hashmicro.com/id/blog/leasing-adalah/
https://id.scribd.com/document/511678916/8-Contoh-Perusahaan-Leasing-di-
Indonesia-yang-Perlu-diketahui
18