Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................1

BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................2

1.1 Latar belakang...........................................................................2


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................3

1.3 Tujuan.......................................................................................4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA................................................................5

2.1 Sejarah Perkembangan Leasing di Indonesia...........................5

2.2 Pengertian Leasing....................................................................6

2.3 Jenis-Jenis Leasing...................................................................6

2.4 Kegiatan yang dilakukan Leasing..............................................7

2.5 Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Leasing.................................7

BAB III : PEMBAHASAN..........................................................................9

3.1 Mekanisme Pelaksanaa Leasing...............................................9

3.2 Permasalahan yang Timbul dari Leasing.................................10

BAB IV : PENUTUP...............................................................................11

4.1 Kesimpulan...............................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................12
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Leasing sebagai salah satu sistem pembiayaan mempunyai peranan

dalam peningkatan pembangunan perekonomian Nasional. Usaha

Leasing dapat membantu badan-badan dan pengusaha-pengusaha

Indonesia, terutama pengusaha industri kecil, dalam mengatasi cara

pembiayaan untuk mereka perlukan, yang juga berarti meingkatkan

pembangunan perekonomian Nasional. Secara umum beberapa segi

keuntungan leasing adalah:

1. Penghematan modal.

2. Sangat flexible

3. Sebagai sumber dana

4. On atau off balance sheet

5. Menguntungkan cash flow (arus kas)

6. Menahan pengaruh inflasi

7. Sarana kredit jangka menengah dan jangka panjang

8. Dokumentasinya sangat sederhana 1


9. Berbagai biaya yang ada bisa dikelompokkan dalam satu paket .

Adanya ketidaksesuaian mengenai pelaksanaan leasing dipengaruhi

oleh pemahaman masyarakat sendiri terhadapap leasing, mengingat

bahwa leasing masih relatif awam bagi masyarakat, maka sebagai

akibatnya adalah timbul berbagai pandangan yang keliru mengenai

leasing ini. Pandangan-pandangan tersebut antara lain adalah:

1. Leasing tidak memerlukan tambahan jaminan (collateral)

2. Perjanjian leasing bisa dibatalkan setiap saat

3. Leasing dianggap sebagai kredit

4.rupiah tanpa menyebutkan jenis barang tertentu yang dibutuhkan.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana bentuk pelaksanaan kegiatan sewa guna usaha (Leasing)

berdasarkan keputusan menteri keuangan RI nomor 1169/KMK.01/1991?

b. Bagaimana pelaksanaan kegiatan sewa guna usaha (Leasing) pada

perusahaan leasing?
1.3 Tujuan

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan sewa guna usaha (leasing)

berdasarkan keputusan menteri keuangan RI nomor

1160/KMK.01/1991.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan sewa guna usaha (leasing)

pada perusahaan leasing


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah perkembangan leasing di indonesia

Lembaga Leasing di Indonesia mulai ada pada tahun 1973, yang

kemudian diatur oleh pemerintah sejak tahun 1974 dan diikuti dengan

peraturan-peraturan yang lain Sehingga jelaslah bahwa perkembangan

leasing di Indonesia masih sangat muda sekali, bahkan masih banyak

masyarakat yang tidak mengenal istilah leasing.umumnya yang

memahami leasing adalah pengusaha-pengusaha tingkat atas, karena

transaksi leasing yang dapat memanfaatkan adalah mereka. Dan usaha

leasing in belum terjangkau oleh golongan Pegem (pengusaha golongan

ekonomi menengah) dan Pegel (pengusaha golongan ekonomi

lemah).Karena hal tersebut maka pengertian leasing masih asing di

masyarakat Indo-nesia. Sehingga perlu adanya usaha-usaha untuk

memperkenalkan leasing, agar paling tidak istilah leasing dapat

membudaya di Indonesia, dengancara memasyarakatkan leasing.

Dimana leasing ini telah berkembang di Amerika, Eropa maupun

Asia.Dengan adanya perkembangan yang pesat di bidang ekonomi, maka

bangsa Indonesia dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan

perekonomian dan melihat peluang-peluang yang ada. Dan salah satu

peluang yang dapat dilihat adalah bussines di bidang leasing. Dan

temyata dalam perkembangan dunia usaha leasing di Indonesia

mempunyai peranan yang berarti dalam meningkatkan perekonomian. dan


pembangunan. Bahkan ada beberapa perusahaan leasing di Indonesia

yang telah mempunyai total asset di atas seratusmilyar rupiah pada tahun

1988.

2.2 Pengertian sewa guna usaha ( leasing )

Leasing adalah metode pembiayaan yang dilakukan melalui pengadaan

barang modal maupun aset untuk diberikan kepada perusahaan maupun

individu. Biasanya, para penerima leasing merupakan pengusaha yang

menjalankan suatu kegiatan bisnis sehingga modal tersebut dibutuhkan

guna melancarkan aktivitas usaha.

2.3 Jenis-jenis leasing

1.indepedent leasing company ,adalah perusahaan leasing yang berdiri

sendiri(independent).Perusahaan ini memiliki kebebasan untuk

menggunakan lebih dari satu pemasok (supplier) dalam memenuhi

permintaan lesse.

2.captive lessor,adalah perusahaan leasing dengan tujuan meningkatkan

penjualan.Captive lessor sering juga disebut two party lessor, dengan

pihak pertama adalah supplier dan perusahaan leasing ( subsidiary).dan

pihak kedua adalah lesse (pemakai barang).

3.Lease broker ( packager),merupakan pihak perantara yang

menghubungkan lessor dan lesse.Perusahaan broker leasing memberikan


satu atau lebih jasa-jasa dalam usaha leasing tergantung apa yang

dibutuhkan dalam suatu transaksi leasing.

2.4 Kegiatan yang dilakukan leasing

Kegiatan sewa-guna-usaha (leasing) dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara

yaitu :

1. Sewa-guna-usaha dengan hak opsi (financial lease)

Finance lease adalah kegiatan sewa guna dimana lessee (nasabah) pada

akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna

usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati.

2.operating lease

Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli

objek sewa guna usaha.

2.5 pihak-pihak yang terlibat dalam leasing

Dalam tiap proses perjanjian leasing setidaknya mengikutsertakan 4 pihak

yang berangkutan terdiri dari:

1. Lessee

Lessee adalah perusahaan maupun pihak yang menerima pembiayaan

berwujud barang modal dari pemberi leasing. Lessee yang berkenaan

dengan financial lease biasanya ingin mencari pembiayaan berbentuk


peralatan dimana untuk pembayarannya berbentuk cicilan ataupun

dibayar secara bertahap.

2. Lessor

Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang menyediakan fasilitas

pembiayaan ke pihak lessee berwujud barang modal. Lessor yang

berkenaan dengan financial lease tujuannya adalah memperoleh kembali

dana yang sudah dikeluarkan dalam mendanai pengadaan barang modal

sekaligus memperoleh laba.

3. Supplier

Supplier adalah perusahaan atau pihak yang menyediakan atau

menyiapkan barang yang akan dijual ke lessee namun dibayar cash oleh

lessor. Untuk yang berkenaan dengan financial lease, supplier akan

memberikan barang modal itu ke lessee tanpa melibatkan lessor selaku

pihak yang menyediakan pembiayaan.

4. Bank

Meski tak terlibat langsung pada sebuah perjanjian leasing, bank

memainkan andil penting untuk penyediaan dana ke lessor. Itu khususnya

pada skema leverage lease yang mana asal dana pembiayaan yang

dimiliki lessor didapatkan dari pinjaman bank.


BAB III PEMBAHASAN

3.1 Mekanisme pelaksanaan leasing

1.Lessee menghubungi pihak supplier untuk pemilihan dan penentuan

jenis barang, spesifikasi, harga, jangka waktu pengiriman, purna jual atas

barang yang akan disewa-guna-usahakan.

2.Lesse dan lessor melakukan pembicaraan mengenai kebutuhan

pembiayaan barang modal. Dalam tahap awal lessee dapat meminta

lease quotation yaitu syarat-syarat pokok pembiayaan leasing berupa

keterangan barang, harga, asuransi, cash security quotation, biaya

administrasi, jaminan uang sewa, nilai residu. Sifat lease quotation tidak

mengikat.

3.Lessor mengirimkan surat penawaran (letter of offer) atau commitment

letter pada lessee, berisi syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk

melakukan pembiayaan barang modal. Jika lessee setuju maka

ditandatangani dan dikembalikan pada pihak lessor.

4.Setelah seluruh persyaratan pihak lessee terpenuhi maka kontrak

leasing ditandatangani

5.Pengiriman order beli kepada supplier disertai instruksi pengiriman

barang kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang


Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan

6.Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor termasuk faktur dan

bukti kepemilikan barang lainnya.

7.Pembayaran oleh lessor kepada supplier

8.Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh lessee

kepada lessor selama masa sewa guna usaha yang besar angsurannya

mencakup pengembalian jumlah yang dibiayai serta bunganya.

3.2 Permasalahan yang timbul dari leasing

Pada umumnya permasalahan bermula akibat tidak terlaksananya

kewajiban lessee seperti yang diperjanjikan dan mengakibatkan

wanprestasi. Akibat pihak lessee tidak menjalankan kewajiban

sebagaimana mestinya, maka pihak lessor melakukan penyitaan terhadap

mobil yang menjadi objek leasing.


BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan “ Leasing “ dapat disimpulkan bahwa :“

Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik

secara sewa guna usaha dengan hak opsi atau finance lease maupun

tanpa hak opsi atau operating lease untuk digunakan oleh lessee

(pemakai) selama jangka waktu terentu berdasarkan pembayaran secara

berkala sampai pada akhir masakontrak lessee dapat membeli barang

tersebut dengan sisa nilai yang disepakati oleh lessor”.

 3.2 Kritik dan Saran dalam penyusunan makalah ini, penyusun sadar

banyak kekurangandalam penulisan makalah ini,jadi untuk

menyempurnakan makalah ini, kami membutuhkan kritik dan saran

pembaca dan pendengar.


DAFTAR PUSTAKA

Simatupang, Richard Burton, S.H. 2007.

 Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta : PT. Rineka Cipta

http://bagus-ahmad.blogspot.co.id/2013/12/makalah leasing.html

http://achmadzaidun.blogspot.co.id/2013/11/makalah-manajemen-sewa-

guna-usaha.html

http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/epis/article/view/43/39
MAKALAH

PERUSAHAAN LEASING

KELOMPOK III

MA2

- ANDI MUHAMMAD HISYAM KABBANI


- SAHRUL. R
- SACHRUL RAMADHAN
- NOFRIANUS BARDO
- ASTIKA SARI
- FITRIANI DEPPASAU
- MIRNAWATI
- NABILA RAMADHANI
- NURELIANA

STIE TRI DHARMA NUSANTARA

2O22/2023

Anda mungkin juga menyukai