Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS KASUS PEMALSUAN KARTU KREDIT

SEBAGAI BENTUK TINDAK PIDANA PERBANKAN

Dea Justicia Ardha

Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang


Email: deajusticia14@gmail.com

Abstrak
Pada perkembangannya kartu kredit merupakan salah satu aspek dalam kehidupan masyarakat modern yang
dijadikan sebagai alat pembayaran secara konvensional dan memiliki prestige tersendiri. Sekarang ini setiap
orang menginnginkan segala sesuatu yang dimiliki haruslah yang praktis dan ekonomis terutama dalam hal
sistem pembayaran dalam melakukan transaksi dan salah satu adalah dengan melakukan pembayaran tagihan
dengan kartu kredit atau dengan internet banking, yang telah banyak disediakan oleh bank nasional dan bank
swasta di Indonesia. Penggunaan kartu kredit sudah berlangsung intensif walaupun tidak menggeser
penggunaan uang cash. Kenyamanan, kemudahan, keamanan serta terdapat unsur praktis dalam
penggunaannya merupakan faktor kartu kredit lebih diminati.Membawa uang tunai dianggap lebih beresiko
atau tidak aman, bila terjadi kejahatan sulit untuk melacaknya. Metode Penelitian yang dipergunakan adalah
penelitian Hukum Normatif (yuridis normatif),Para pelaku kejahatan dengan modus kartu kredit sudah semakin
modern dan mempunyai jaringan yang luas, bahkan dari media informasi yang pernah diketahui bahwa
jaringan ini telah sampai ke luar negeri.kejahatan kartu kredit mempunyai mesin pembuat kartu yaitu, mesin
encoding data pada magnetic stripe kartu sesuai dengan data yang terekam pada kartu asli. Kartu ini sering
dipakai untuk membuat tanda pengenal ID card, kartu anggota, dan lain-lain.Bahan bakunya bisa dibeli dari
luar negeri maupun dari bank dalam negeri yang kemudian dicetak sesuai aslinya ataupun menyerupai.

Kata Kunci: Kartu Kredit, Bank,Perbankan,Mesin Pembuat Kartu

Abstract

In its development, the credit card is one of the aspects in modern society that is used as a conventional payment
instrument and has its own prestige. Now everyone wants everything they have to be practical and economical,
especially in terms of payment systems for making transactions and one of them is by making bill payments by
credit card or by internet banking, which has been widely provided by national banks and private banks in
Indonesia. . The use of credit cards has been going on intensively even though it does not shift the use of cash.
Convenience, convenience, security and a practical element in their use are factors that credit cards are more
desirable. Carrying cash is considered more risky or unsafe, if a crime occurs it is difficult to trace it. The
research method used is normative legal research (normative juridical), the criminals with credit card mode are
increasingly modern and have a wide network, even from the information media which has been known that this
network has reached abroad. Credit card crime has a making machine. the card, namely, the data encoding
machine on the card's magnetic stripe according to the data recorded on the original card. This card is often
used to make ID cards, membership cards, etc. The raw materials can be purchased from abroad or from
domestic banks which are then printed according to the original or resembling.

Keywords: Credit Card, Bank, Banking, Card Making Machine

245
PENDAHULUAN yang merupakan bentuk dari tindak pidana
Keberadaan bank di Indonesia dibidang perbankan sehingga menjadikan
memiliki peranan yang sangat penting bank sebagai sarana untuk melakukan
dalam pembangunan nasional khususnya tindak pidana (crime against the bank).2
pembangunan ekonomi. Hal ini Tindak pidana penyalahgunaan kartu
disebabkan karena bank berfungsi sebagai kredit dapat dikriminalisasi, dengan
lembaga intermediasi antara pihak demikian maka jika pengguna kartu kredit
penyimpan dana sebagai pihak surplus melakukan penyalahgunaan terhadap kartu
dana dengan pihak yang membutuhkan kredit dapat dianggap melakukan tindak
1
dana sebagai pihak yang minus dana. pidana dan dibebankan
Dalam rangka menjalankan fungsi pertanggungjawaban pidana
perbankan tersebut bank memiliki kepadanya.Tindak pidana yang muncul
beberapa usaha bank. Diantara beberapa dalam penggunaan kartu kredit, yaitu :
jenis usaha bank di atas, kartu kredit 1.Penipuan. 2.Pencurian. 3.Pemalsuan.
merupakan salah satu jenis usaha bank Keberadaan sebuah peraturan perundang-
yang paling menarik. Hal itu disebabkan undangan di tengah negara yang
karena kartu kredit tergolong kedalam berlandaskan hukum seperti Indonesia
jenis surat berharga. Kartu kredit sangatlah penting.3 Hal bertujuan untuk
merupakan suatu usaha dalam kegiatan menegakkan hukum positif secara baik dan
pemberian kredit atau pembiayaan untuk benar. Walaupun dalam kenyataannya
pembelian barang atau jasa yang aturan mengenai penyalahgunaan kartu
penarikannya dilakukan dengan kredit oleh pengguna kartu kredit tidak ada
kartu,sebagai salah satu surat berharga secara khusus mengaturnya, namun
memiliki tempat tersendiri dalam bidang banyak putusan pengadilan yang telah
hukum privat, yaitu hukum dagang. Hal ini mengakomodasi tindak pidana
menjurus kepada arah, jika terjadi penyalahgunaan kartu kredit yang
peristiwa hukum maka harus diselesaikan dilakukan oleh pengguna kartu kredit.
kedalam bidang privat namun dalam
2
Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata
perkembangannya kartu kredit dapat Dan Sistem Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana
dikriminalisasi. Bentuk kriminalisasi ini Prenada Media Group, 2008), hal. 352
3
menjurus kepada kejahatan perbankan Tan Kamello, Hukum Jaminan Fidusia
Suatu Kebutuhan Yang Didambakan : Sejarah,
Perkembangan, Dan Pelaksanaannya Dalam
1
Janus Sidabalok, Pengantar Hukum Praktik Bank Dan Pengadilan, (Bandung: P.T.
Ekonomi, (Medan: Bina Media, 2006), hal. 54-58. Alumni, 2006), hal. 18

246
Perlu dipahami bahwa pengguna disini mengetahui makna yang terkandung dalam
dimaksud sebagai orang yang istilah yang digunakan oleh peraturan
menggunakan kartu kredit.4 Artinya siapa perundang-undangan secara konsepsional,
saja yang menggunakan kartu kredit baik sekaligus mengetahui penerapannya dalam
itu pemilik kartu kredit itu sendiri maupun putusan-putusan hukum. Penelitian ini
orang yang menggunakan kartu kredit juga menggunakan metode pendekatan
milik orang lain dengan izin pemilik kasus (Case Approach), yaitu suatu
maupun tanpa izin pemilik atau bisa juga penelitian normatif yang bertujuan untuk
disebut sebagai pihak I (pemilik kartu) mempelajari norma-norma hukum atau
atau pihak ke III (pengguna kartu) kaidah hukum yang dilakukan dalam
B. Perumusan Masalah praktek hukum. Penelitian ini dilakukan
Berdasarkan latar belakang di atas untuk menganalisis sejauh mana
maka permasalahan yang akan menjadi penerapan hukum pidana terhadap pelaku
batasan penulisan ini, yaitu: kejahatan kartu kredit pengaturan tindak
1. Bagaimana pengaturan tindak pidana pidana dan pertanggungjawaban pidana
dan pertanggungjawaban pidana dalam dalam hal terjadinya penyalahgunaan kartu
hal terjadinya penyalahgunaan kartu kredit dalam peraturan perundang-
kredit dalam peraturan perundang- undangan di Indonesia.
undangan di Indonesia? TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kartu Kredit (Credit
C.Metode Penelitian Card)
Penelitian dalam makalah ini
merupakan penelitian Hukum Normatif Pengertian kartu kredit tidak
(yuridis normatif), yakni merupakan ditemukan di dalam KUH Perdata maupun
penelitian yang dilakukan dan diajukan KUHD dan belum ada kata sepakat dari
pada berbagai peraturan perundang- para ahli mengenai kartu kredit, oleh
undangan tertulis dan berbagai literatur karena itu diambil dari pendapat para ahli
yang berkaitan dengan permasalahan. hukum. Kartu kredit yang berupa kartu
Makalah ini menggunakan metode plastik merupakan kartu terobosan yang
pendekatan analisis (Analytical Approach) berhasil diciptakan manusia untuk lebih
yaitu menganalisis bahan hukum untuk mengefisienkan kegiatan-kegiatannya
4
Rachmadi Usman, Hukum Ekonomi terutama dalam hal transaksi pembayaran.
Dalam Dinamika, (Jakarta: Djambatan, 2000), hal. Untuk lebih mengetahui tentang kartu
15
kredit ini tentunya perlu diketahui definisi

247
mengenai kartu kredit. Dalam hal ini akan toko, hotel, restauran, penjual tiket
dipaparkan definisi kartu kredit dengan pengangkutan dan lain-lain.Berdasarkan
mengutip pendapat para sarjana. Kartu dari definisi-definisi yangdipaparkan
kredit adalah suatu jenis alat pembayaran diatas maka dapat diketahuiunsur-unsur
sebagai pengganti uang tunai, dimana kita yang terdapat didalam pengertian kartu
suatu sewaktu-waktu menukarkan apa saja kredit antara lain sebagai berikut:1. Kartu
yang kita inginkan, yakni di tempat kredit itu merupakan fasilitas kredit; 2.
dimana saja ada cabang yang dapat Diperuntukkan kepada nasabah dari
menerima kartu kredit dari bank atau penerbit kartu dengan persyaratan tertentu;
perusahaan yang mengeluarkan atau 3. Kartu kredit diterbitkan oleh Bank;
cabang yang mengeluarkan, kartu kredit 4.Kartu kredit yang diberikan disesuaikan
adalah pembayaran melalui jasa bank atau dengan besarnya jumlah penghasilan
perusahaan pembiayaan dalam transaksi pemegang kartu; 5. Kartu kredit adalah
jual beli barang atau jasa, atau alat untuk berupa kartu plastik; 6. Dapat digunakan
mengambil tunai daribank atau perusahaan sebagai cara pembayaran didalam kegiatan
pembiayaan. bertransaksi di tempat tempat tertentu.
Kartu kredit adalah kartu yang Dengan memperhatikan definisi
dikeluarkan bank yang meminjami daripada kartu kredit menurut beberapa
nasabahsejumlah uang tanpa harus sarjana, maka dapat dilihat adanya
memiliki danaatau tabungan di bank kesamaan pendapat mengenai pengertian
tersebut, kartu kredit adalah kartu yang kartu kredit. Oleh sebab itu dapat diketahui
bisa digunakan sebagai alat pembayaran, bahwa kartu kredit itu adalah fasilitas
yang pelunasan tagihannya dapat kredit yang diperuntukkan kepada siapa
dilakukan secara bartahap atau dicicil, saja yang memiliki penghasilan sesuai
kepada pemegang kartu kredit ditentukan dengan kriteria yang telah dipersyaratkan
jumlah batas kreditnya. Kartu kredit oleh pihak bank Dasar hukum kartu kredit
merupakan suatu kartu yang pada pendekatan pemanfaatan kartu kredit tidak
umumnya dibuat dari bahan plastik, hanya dilakukan dari segi kebutuhan
dengan dibubuhkan identitas pemegang ekonomi, melainkan harus didukung pula
atau penerbitnya, yang memberikan hak oleh pendekatan hukum (legal approach),
terhadap siapa kartu kredit di terbitkan sehingga diakui dan berlaku dalam
untuk menandatangani tanda pelunasan hubungan hukum ekonomi. Kartu kredit
pembayaran dari jasa atau barang yang merupakan salah satu bentuk kegiatan
dibeli di tempat-tempat tertentu, seperti ekonomi di bidang usaha pembiayaan yang

248
bersumber dari berbagai ketentuan berlandaskan kepada pasal tersebut maka
hukum,baik perjanjian maupun perundang- asalkan dibuat secara tidak bertentangan
undangan. Perjanjian adalah sumber utama dengan hukum ataupun kebiasaan yang
hukum kartu kredit dari segi perdata, berlaku, setiap perjanjian baik itu yang
sedangkan Perundangan-Undangan adalah berbentuk lisan maupun tulisan yang
sumber utama hukum kartu kredit dari segi dibuat oleh para pihak yang terlibat dalam
publik. Pada setiap kegiatan usaha kegiatan kartu kredit, akan berlaku sebagai
pembiayaan, termasuk juga kartu kredit, Undang-Undang bagi para pihak tersebut.
inisiatif mengadakan hubungan Pada kenyataannya memang ada perjanjian
kontraktual berasal dari pihak-pihak yang dibuat olehmereka yang berhubungan
terutama konsumen sebagai pembeli. dengan penerbitan dan pengoperasian
Dengan demikian, kehendak pihak-pihak kartu kredit tersebut. Sebab itulah Pasal
tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis 1338 ayat (1) KUH Perdata dapat menjadi
berupa rumusan perjanjian yang salah satu dasar hukum bagi berlakunya
menetapkan kewajiban dan hak masing- kartu kredit. Dengan demikian tentunya
masing pihak dalam hubungan dan pasal-pasal tentang perikatan didalam
penerbitan dan penggunaankartu kredit. Buku III KUHPerdata berlaku terhadap
Dalam Perundang-Undangan juga diatur perjanjian-perjanjian yang berkenaan
mengenai kewajiban dan hak pihak-pihak dengan kartu kredit. 2. Perundang-
tidakmenentukan lain secara khusus dalam Undangan sebagai dasar hukumAda
kontrak yang dibuat. beberapa peraturan yang dengan tegas
B. DASAR HUKUM menyebut dan memberi landasan hukum
PELAKSANAAN KEGIATAN terhadap penerbitan dan pengoperasian
KARTU KREDIT kartu kredit karena didalam KUHD dan
Dasar hukum atas pelaksanaan KUH Perdata tidak diatur secara tegas
kegiatan kartu kredit ini di Indonesia dasar hukum bagi eksistensi kartu kredit,
adalah sebagai berikut: 1. Perjanjian antar yaitu sebagai berikut: a.Undang-Undang
pihak sebagai dasar hukum.Sistem hukum Perbankan No. 10 Tahun 1998 Tentang
di Indonesia menganut asas kebebasan Perbankan, yakni Pasal 6 “menyediakan
berkontrak. Hal ini sesuai dengan Pasal pembiayaan dan/ataumelakukan kegiatan
1338 ayat (1) KUH Perdata yang berbunyi lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai
Semua perjanjian yang dibuat secara sah dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
berlaku sebagai Undang-Undang bagi Bank Indonesia”, namun ketentuan itu
mereka yang membuatnya. Dengan kurang jelas sebagaimana yang tercantum

249
dalam Undang-Undang Perbankan Nomor pemegang kartu berkewajiban untuk
7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Pasal 6 melakukan pembayaran pada waktu yang
Huruf 1 menyebutkan “melakukan disepakati baik dengan pelunasan secara
kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit sekaligus (charge card) maupun dengan
dan wali amanat”. Dalam penjelasan pasal secara angsuran.
tersebut dikatakan bahwa “Kegiatan anjak C. SEJARAH KARTU KREDIT
piutang merupakan piutang atau tagihan Sejarah Kartu Kredit sebagai Alat
jangka pendek dari transaksi perdagangan PembayaranKartu Kredit pertama kali
dalam dan luar negeri”. Usaha kartu kredit dipergunakan di Amerika Serikat (AS)
merupakan usaha dalam kegiatan dalam dekade 1920-an, yang diberikan
pemberian kredit atau pembiayaan untuk oleh department store besar kepada para
pembelian barang atau jasa yang pelanggannya.5Tujuannya untuk
penarikannya dilakukan dengan kartu mengidentifikasi pelanggannya yang ingin
kredit. Secara teknis kartu kredit berfungsi berbelanja tetapi denganpembayaran
sebagai sarana pemindah bukuan dalam bulanan. Karena itu, kartu kredit seperti ini
melakukan transaksi pembayaran suatu berbentuk kartu pembayaran lunas (charge
transaksi.b. Peraturan Bank Indonesia No. card), yang dibayar bulanan setelah ditagih
7/52/PBI/2005 tentang Penyelenggaraan dan tanpa kewajibanmembayar bunga.Jadi
Kegiatan Alat Pembayaran dengan para pihaknya hanya 2 (dua) pihak saja,
Menggunakan Kartu, yang telah diubah yaitu pertama toko sebagai penerbit,
dengan Peraturan Bank Indonesia No. sedangkan pihak kedua adalah pelanggan
10/8/PBI/2008 dan terakhir diubah dengan sebagai pemegang kartukredit. Menginjak
Peraturan Bank Indonesia No. pertengahan 1950-an banyak bank di
11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Amerika Serikat (AS) yangmemulai
Kegiatan Alat Pembayaran dengan program kartu kredit bertaraf lokal. Bank-
Menggunakan Kartu. Pasal 1 ayat (4) yaitu bank di negeri Paman Sam padamulanya
Kartu Kredit adalah APMK yang dapat menerbitkan kartu kredit bagi para nasabah
digunakan untuk melakukan pembayaran
atas kewajiban yang timbul dari suatu 5
Ronald A. Baker, 1994, Problems of
kegiatan ekonomi, termasuk transaksi Credit Card Regulations AUS Perspective dalam
pembelanjaan dan/atau untuk melakukan Newsletter No. 6 Tahun 1994, Jakarta, Pusat
penarikan tunai, dimana kewajiban
Pengkajian Umum, Hal, 1.
pembayaran pemegang kartu dipenuhi oleh
terlebih dahulu acquireratau penerbit, dan

250
mereka untuk memperoleh jalurkredit untuk membangun usaha kartu kredit.
tanpa jaminan.21Hal itu ternyata membuat 2.Pengertian Kartu Kredit Kartu kredit
beberapa bank di Amerika memakan biaya bukanlah suatu alat pembayaran seperti
besar, sepertiyang dialami Bank of halnya wesel dan cek karena dengan
America (BOA), sehingga BOA mengunakan kartu kredit sebagai
menghentikan usaha kartukredit pada pelaksanaan pembayaran tidaklah terjadi
tahun 1961 yang telah 2 tahun suatu pemindahan dana dari pemegang
dirintisnya.Di Indonesia bisnis kartu kartu kepada penerima pembayaran (dalam
kreditdimulai 2 dekade lalu. Tahun 1968 hal ini outlets). Kartu kredit berbeda
American Express Bank memberikan dengan cek dan wesel, tidaklah diatur
pelayanankepada nasabahnya yang dalam undang-undang dan kartu kredit
mempunyai kartu terbitan luar Indonesia. tidak bisa dipindah alihkan.24Kartu Kredit
Tahun 1973 Diners Club diperkenalkan di merupakan istilah yang diadopsi dari
Indonesia.Saat ini pemegang kartu tersebut istilah credit card, merupakan kata
di Indonesia mencapai 32.000 orang. majemuk, yang terjadi dari dua kata yang
Di Indonesia dikelola PT. Diners masing-masing mempunyai pengertian dan
Jaya Indonesia yang khusus bergerak di arti yang berbeda, dalam pengertian yang
bidang kartu kredit. Diners Club tidak sepadan serta berbeda pula
diterbitkan oleh PT. Diners Club pengertiannya secara harafiahnya.Kartu
Indonesia, sejak 1988 berada di gedung kredit terdiri dari dua kata yaitu kartu dan
Rajawali, punya 225 pegawai yang kredit. Kartu adalah kertas tebal yang tidak
tersebar di beberapa kota Indonesia. “Kita berapa besar biasanya persegi panjang
mau membuka kantor di seluruh Ibu Kota untuk berbagai keperluan.6 Kredit/Credit
provinsi,” kata Kadjin (KJ) Low, General berasal dari bahasa Romawi “Credue”
Manager of Diners Club Internasional yang mempunyai arti “Percaya” diadopsi
pada Info Bank.22Presentase penjualan oleh masyarakat sebagai membeli dan atau
kartu kredit di Indonesia, menurut M.J. menjual secara angsuran. Meskipun
Kappers, senior Vice President Card demikian, Purwodarminto memberi arti
Center Bank Duta, mencapai 1,8 juta kredit sebagai menjual/membeli dengan
orang. Akan tetapi menurut Media tidak membayar tunai. berikut beberapa
Indonesia pemegang kartu di Indonesia pengertian kartu kredit menurut para ahli
baru mencapai 400.000 orang.23 Pasar 6
Y. Sri Susilo, dkk, 2010, Bank dan
kartu kredit menimbulkan perkembangan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta, Salemba Empat,
Hal, 170.
pesat sehingga menarik bank-bank lain

251
dan para praktisi7:a.Menurut Undang- adalah kartu yang umumnya dibuat dari
Undang Nomor 7 Tahun 1972 bahan plastik dengan dibubuhkan identitas
Sebagaimana Telah Diubah dengan dari pemegang dan penerbitnya, yang
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 memberikan hak terhadap siapa kartu
tentang Perbankan, Kartu kredit adalah kredit diisukan untuk menandatangani
salah satu alat pembayaran paling tanda pelunasan pembayaran harga dari
mutakhir setelah cek dan giro yang bersifat jasa atau barang yang dibeli di tempat-
tidak tunai.8 Kartu kredit dibuat dari tempat tertentu, seperti toko, hotel,
plastik dengan ukuran standar tertentu dan restoran, penjualan tiket, pengangkutan
berisikan data nomor kartu yang terekam dan lain-lain Selanjutnya membebankan
dalam magnetic stripe pada bagian kewajiban kepada penerbit kartu kredit
belakang kartu. Pada bagian depan kartu untuk melunasi harga barang dan jasa.
terdapat nama dan nomor pemegang kartu Kemudian kepada penerbitnya diberikan
yang dicetak timbul, juga terdapat tangal hak untuk menagih kembali pelunasan
masa berlaku kartu tersebut. Nomor harga tersebut dari pihak pemegang kartu
pemegang kartu biasanya terdiri dari 12- kredit plus biaya-biaya lainnya, seperti
16 digit dan unik untuk setiap bank dan bunga, biaya tahunan, uang pangkal,
pemegang kartu. b.Kartu Kredit adalah alat dengan dan sebagainya.10Dari beberapa
pembayaran pengganti uang tunai dan pengertian diatas, dapat disimpulkan
cek.c.Kartu Kredit adalah kartu atau bahwa kartu kredit adalah alat pembayaran
sejenis kartu yang merupakan fasilitas untuk membeli barang atau jasa di tempat-
kredit dapat digunakan untuk membayar tempat yang sudah ditentukan, dan berupa
barang dan atau jasa di tempat-tempat kartu plastik. Kartu kredit itu sendiri
yang sudah ditentukan.9 d.Kartu Kredit menawarkan cicilan kepada penggunanya

7
untuk melunasi barang atau jasa
Wahyu Hardjo, 1992, Kartu Kredit dalam
Kaitannya dengan Sistem Pembayaran, Pro Justicia konsumennya dalam jangka waktu
Nomor 1 Tahun X Januari, Hal, 65.
tertentu. 3.Pengaturan Kartu Kredit
8
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, a.Keputusan Presiden Republik Indonesia
1985, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
Balai Pustaka, Hal, 395.
9 10
Sri Redjeki Hartono, 1994, Aspek Emmy Pangaribuan Simanjutak, 1996,

Hukum Penggunaan Kartu Kredit, Jakarta, Badan Bahan Penataran Dosen Hukum Dagang,

Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Yogyakarta, UGM, Hal, 2.

Kehakiman, Hal, 35.

252
Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga dikeluarkan oleh bank yang tergolong
Pembiayaan, menyatakan bahwa sehat atau cukup sehat setelah mendapat
perusahaan kartu kredit adalah badan persetujuan Bank Indonesia.”Berdasarkan
usaha yang melakukan usaha pembayaran ketentuan hukum tersebut di atas, ternyata
untuk membeli barang dan jasa dengan hanya berfungsi sebagai alat untuk
menggunakan kartu kredit. Perusahaan ini melegalisasi adanya usaha kartu kredit,
dibawah pengawasan dan pembinaan namun tidak mengatur secara terperinci
Menteri Keuangan. b.Keputusan Menteri mengenai hak dan kewajiban apa yang
Keuangan Republik Indonesia Nomor harus ditaati oleh para pihak yang terlibat
1251/KMK.013/1998 tentang Ketentuan dalam penerbitan dan penggunaan kartu
dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga kredit, karena baik KUH Dagang maupun
Pembiayaan. c.Undang-Undang Nomor 7 KUH Perdata belum diatur tentang Kartu
Tahun 1992 tentang Perbankan Kredit. 4.Fungsi Kartu Kredit Pada
sebagaimana telah diubah dengan Undang- dasarnya fungsi pokok dari kartu kredit
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang ialah untuk memenuhi kebutuhan
Perbankan. Pada pasal 6 huruf 1, usaha masyarakat luas sehingga dapat
Bank Umum meliputi: melakukan kegiatan melancarkan dan mendorong perdagangan
anjak piutang, usaha kartu kredit, dan dan perputaran uang. Pada awalnya,
kegiatan wali amanat. d.Peraturan Menteri konsep kredit muncul karena adanya
Keuangan No. 39/PMK.03/2016 yang kebutuhan dari pihak yang kelebihan uang
diterbitkan 22 Maret 2016, penyelenggara dengan yang kekurangan uang demi
kartu kredit wajib menyerahkan data pencapaian kebutuhan.Pihak yang
transaksi pemegang kartu kredit kepada mendapatkan kredit harus dapat
Ditjen Pajak. Data yang disampaikan menunjukkan prestasi yang lebih tinggi
meliputi nama bank, nomor rekening kartu berupa kemajuan-kemajuan pada usahanya
kredit, ID merchant, nama merchant, nama atau mendapatkan pemenuhan atas
11
pemilik kartu, alamatnya Nomor Induk kebutuhannya.
Kependudukan (NIK) atau paspor, Nomor PEMBAHASAN
Pokok Wajib Pajak (NPWP), bukti tagihan
dan rincian transaksi. Bank Indonesia 11
Munir Fuady, 1995, Hukum
sebagai pemegang otoritas moneter, Pembiayaan, Bandung, Citra Aditya Bakti, Hal,
memberikan pedoman bagi penerbitkartu
218-219.
kredit, dengan ketentuan sebagai berikut:
“Bahwa kartu kredit hanya boleh

253
Pada perkembangannya kartu mesin encoding data pada magnetic stripe
kredit merupakan salah satu aspek dalam kartu sesuai dengan data yang terekam
kehidupan masyarakat modern yang pada kartu asli. Kartu ini sering dipakai
dijadikan sebagai alat pembayaran secara untuk membuat tanda pengenal ID card,
konvensional dan memiliki prestige kartu anggota, dan lain-lain.Bahan
tersendiri. Sekarang ini setiap orang bakunya bisa dibeli dari luar negeri
menginnginkan segala sesuatu yang maupun dari bank dalam negeri yang
dimiliki haruslah yang praktis dan kemudian dicetak sesuai aslinya ataupun
ekonomis terutama dalam hal sistem menyerupai.
pembayaran dalam melakukan transaksi Kejahatan yang berhubungan
dan salah satu adalah dengan melakukan dengan kartu kredit umumnya dilakukan
pembayaran tagihan dengan kartu kredit oleh orang-orang yang dengan penuh
atau dengan internet banking, yang telah perhitungan serta menggunakan perangkat
banyak disediakan oleh bank nasional dan pengetahuan yang dimiliki oleh
bank swasta di Indonesia. Penggunaan pelaku.Karena para pelaku kejahatan
kartu kredit sudah berlangsung intensif tersebut pada umumnya terdiri dari orang-
walaupun tidak menggeser penggunaan orang atau segolongan masyarakat yang
uang cash. Kenyamanan, kemudahan, memiliki tingkat kecerdasan yang relatif
keamanan serta terdapat unsur praktis tinggi serta mampu memanfaatkan
dalam penggunaannya merupakan faktor kemajuan teknologi, akibatnya modus
kartu kredit lebih diminati.Membawa uang operandi tindak pidana yang berhubungan
tunai dianggap lebih beresiko atau tidak dengan kartu kredit semakin sempurna dan
aman, bila terjadi kejahatan sulit untuk bervariasi.Oleh karena itu, pelaku
melacaknya.12 kejahatan tersebut sudah sepantasnya
Para pelaku kejahatan dengan dijatuhi hukuman pidana maksimum
modus kartu kredit sudah semakin modern sebagaimana yang diancam oleh peraturan
dan mempunyai jaringan yang luas, perundang-undangan agar setimpal dengan
bahkan dari media informasi yang pernah perbuatan yang dilakukannya.
diketahui bahwa jaringan ini telah sampai Penggunaan kartu kredit dapat
ke luar negeri.kejahatan kartu kredit memberikan kemanfaatan yang menjurus
mempunyai mesin pembuat kartu yaitu, ke arah pola hidup konsumtif.Selain itu,
12
Muhammad Djumhana, 2006, Hukum perkembangan kartu kredit menciptakan
Perbankan di Indonesia, cetakan ke-v, Bandung: modus operandi bagi berbagai kejahatan
CitraAditya Bakti,hlm.12.
dengan menggunakan sarana kartu

254
kredit.Banyak oknum-oknum yang tidak kegiatan pembiayaan kartu kredit
bertanggung jawab yang mempunyai banyak keuntungan yaitu
menyalahgunakan kecanggihan teknologi tidak perlu membawa uang dalam jumlah
dalam bertransaksidan menjadikan kartu besar, sistem pembayaran yang fleksibel,
kredit sebagai sarana yang dapat di program merchandising yaitu kesempatan
pergunakan untuk mengambil keuntungan membeli barang-barang dengan
yang bukan merupakan haknya. mengangsur tanpa bunga, meningkatkan
Perkembangan kartu kredit dikalangan prestise karena dapat memberikan kesan
masyarakat, baik masyarakat lapisan bonafiditas dan sebagainya. Selain
menengah dan atas telah menjadikan kartu memberikan keuntungan penggunaan kartu
kredit sebagai salah alat bayar yang cukup kredit tidak terlepas dari adanya
populer di masyarakat. Selain faktor kekurangan, satu diantaranya adalah
transaksi pembayaran dapat dilakukan pemalsuan kartu kredit. Sekalipun
dengan mudah dan cepat, faktor prestise kedudukan kartu kredit telah diatur dalam
turut serta menjadi alasan seseorang peraturan perundang-undangan,tetapi pada
memakai kartu kredit sebagai alat bayar. penerapannya kasus pemalsuan kartu
Pada dasarnya kartu kredit merupakan kredit selalu mengalami peningkatan.
jenis salah satu alat bayar yang telah lama Beberapa peraturan perundang-undangan
dikenal oleh masyarakat di Indonesia. yang mengatur mengenai kartu kredit
Kartu kredit merupakan istilah yang sebagai berikut:
diadopsi dari credit card yang didalamnya a. Keputusan Presiden Republik
mencantumkan identitas pemegang kartu Indonesia Nomor 61Tahun 1988,
kredit dan penerbit yaitu bank.13 tentang Lembaga Pembiayaan.
Kartu kredit dapat dikategorikan Dalam ketentuan Pasal 1 angka 7
sebagai alat pembayaran terbaru yang menyatakan bahwa kartu kredit
merupakan perkembangan dari adalah badan usaha yang
potensi,inisiatif dan daya kreasi di bidang melakukan usaha pembayaran
alat-alat pembayaran yang ada dalam untuk membeli barang dan jasa
masyarakat. Sebagi salah satu alat dengan menggunakan kartu kredit.
pembayaran jenis terbaru, kartu kredit Perusahaan ini dibawah
membawa banyak keuntungan. Dalam pengawasan dan pembinaan
menteri keuangan;
13
Malayu S.P. Hasibuan, 2005, Dasar- b. Keputusan Menteri Keuangan
Dasar Perbankan, Jakarta: Bumi aksara, hlm.37.
Republik Indonesia Nomor

255
1251/KMK.013/1998 tentang kedua tersangka yaitu dengan
Ketentuan dan tata cara mempergunakan kartu kredit
Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. asli,tetapi aplikasi palsu. Kedua
Dalam Pasal 1 huruf n dan o tersangka ini melakukan kejahatan
diberikan batasan sebagai berikut: terakhirnya di Toko Emas Julia
1. Perusahaan kartu kredit Jewerlly untuk pembelian cincin
adalah badan usaha emas, pelaku berbelanja senilai 9,5
yang melakukan juta.kartunya ANZ namun
kegiatan pembiayaan mempergunakan aplikasi BCA.
untuk membeli barang Perbuatan kedua tersangka ini
dan jasa dengan dianggap melakukan tindak pidana
menggunakan kartu perbankan yang dapat dijerat
kredit; dengan Pasal 263 KUHP tentang
2. Pemegang kartu kredit pemalsuan dan Pasal 378 KUHP
adalah nasabah yang tentang penipuan.
mendapatkan Kasus pemalsuan kartu
pembiayaan dari kredit diatas menunjukkan bahwa
perusahaan kartu kredit. masih lemahnya penegakkan
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun hukum dibidang perbankan,
1992 jo Undang-Undang Nomor 10 kurangnya faktor pengawasan yang
Tahun 1998 tentang Perbankan. dilakukan oleh Otoritas Jasa
Pada Pasal 6 huruf 1 menyatakan Keuangan (OJK), faktor minimum
bahwa usaha bank umum meliputi sanksi, serta kurangnya kerjasama
kegiatan anjak piutang, usaha yang baik dari masyarakat dalam
kartu kredit, dan kegiatan wali hal pemberian informasi menjadi
amanat. faktor utama kasus pemalsuan
Salah satu contoh kasus kartu kredit ini terus mengalami
pemalsuan kartu kredit adalah peningkatan. Berdasarkan data
kasus pemalsuan yang dilakukan Bank Indonesia per April 2010,
oleh Johan dan Robi Tandanu, nilai kerugian kartu atas pemalsuan
kedua pelaku ini sebagai pembuat kartu kredit mencapai RP 16,72 M.
kartu kredit dan berhasil membobol Kepala Biro Sistem Pembayaran
bank senilai milyaran rupiah. Direktorat Akunting dan Sistem
Modus yang dipergunakan oleh Pembayaran BI menerangkan

256
bahwa total kerugian tersebut kredit sehingga tidak memberikan
terdiri dari enam kasus yaitu celah untuk melakukan tindakan-
pemalsuan kartu,kartu hilang atau tindakan curang terhadap
dicuri, kartu tidak diterima, card penggunaan kartu kredit.
not present, fraud aplikasi, dan Pengaturan Kejahatan
kasus fraud lain-lainya. Kartu Kredit Dalam Undang-
Sebagai salah satu bentuk Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang
alat pembayaran yang merupakan Pencegahan dan Pemberantasan
hasil dari potensi,inisiatif dan daya Tindak Pdana Pencucian Uang.
kreasi di bidang alat-alat secara umum pencucian uang
pembayaran, hendaknya kartu merupakan metode untuk
kredit memberikan banyak menyembunyikan, memindahkan,
keuntungan baik bagi pemegang dan menggunakan hasil dari suatu
kartu, penerbit maupun penjual tindak pidana, kegiatan organisasi
serta berusaha untuk kejahatan, kejahatan ekonomi,
meminimalisasi berbagai korupsi, perdagangan narkoba, dan
kemungkinan terjadinya kejahatan kegiatan-kegiatan lainnya yang
perbankan kartu kredit, satu merupakan aktivitas kejahatan.
diantaranya adalah pemalsuan Money loundering atau pencucian
kartu kredit yang dapat merugikan uang pada intinya melibatkan aset
14
para pihak yang berkepentingan. (pendapatan/kekayaan) yang
Untuk mengurangi tingkat disamarkan sehingga dapat
kejahatan perbankan kartu kredit dipergunakan tanpa terdeteksi
diperlukan adanya penegakkan bahwa aset tersebut berasal dari
hukum dibidang perbankan yaitu kegiatan yang ilegal.Melalui money
meningkatkan fungsi laundering pendapatan atau
pengawasan,memperbaikki kekayaan yang berasal dari
regulasi yang berkaitan dengan kegiatan yang melawan hukum
perlindungan hukum bagi pihak- diubah menjadi aset keuangan
pihak yang dirugikan sehubungan seolah-olah berasal dari sumber
adanya kejahatan perbankan kartu yang sah/legal.15

14
Adam Chazawi, Kejahatan Mengenai 15
Pemalsuan, (Jakarta:Rajawali Pers), 2005, halaman Adrian Sutedi, Hukum Perbankan :
105. Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger dan

257
Penanganan tindak pidana menindaklanjuti hasil analisis
pencucian uang di Indonesia yang hingga penjatuhan sanksi pidana
dimulai sejak disahkannya dan/atau sanksi administratif.
Undang-Undang RI Nomor 15 Beberapa pasal di dalam Undang-
Tahun 2002 Tentang Tindak Undang RI Nomor 8 Tahun 2010
Pidana Pencucian Uang Tentang Pencegahan dan
sebagaimana yang telah diubah Pemberantasan Tindak Pidana
menjadi Undang-Undang RI Pencucian Uang yang berkenaan
Nomor 25 Tahun 2003 Tentang dengan kejahatan kartu kredit,
Perubahanatas Undang-Undang RI antara lain: Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5
Nomor 15 Tahun 2002 Tentang dan Pasal 10 UU Pencucian Uang.
Tindak Pidana Pencucian Uang, Beberapa pasal yang
yang kemudian telah diganti terdapat dalam undang-undang
dengan undang-undang terbaru, tersebut telah secara jelas
yaitu Undang-Undang RI Nomor 8 menyatakan unsur-unsur yang
Tahun 2010 Tentang Pencegahan terdapat di dalam tindak pidana
dan Pemberantasan Tindak Pidana pencucian uang yang secara
Pencucian Uang, telah langsung telah memenuhi kreteria
menunjukkan arah yang positif, hal kejahatan kartu kredit (carding),
itu tercemin dari meningkatnya anatar lain menempatkan,
kesadaran dari pelaksana undang- mentransfer, mengalihkan,
undang tentang Tindak Pidana membelanjakan, membayarkan,
Pencucian Uang, seperti Penyedia menghibahkan, menitipkan,
Jasa Keuangan (PJK) dalam membawa keluar negeri, mengubah
melaksanakan kewajiban bentuk, menukarkan dengan mata
pelaporan, Lembaga Pengawas dan uang atau surat berharga, atau
Pengatur dalam pembuatan perbuatan lain atas harta kekayaan
peraturan, Pusat Pelaporan dan yang diketahuinya atau patut
Analisis Transaksi Keuangan diduganya merupakan hasil tindak
(PPATK) dalam kegiatan analisis, pidana. Kejahatan kartu kredit
dan penegak hukum dalam (carding) dilakukan oleh carder
yaitu dengan menggunakan kartu
Kepailitan, (Jakarta:Sinar Grafika), 2008, halaman kredit milik orang lain tanpa seijin
21.
pemiliknya dengan cara pada

258
umumnya adalah dengan transaksi Tahun 1998 Tentang Perbankan yang
secara langsung, mentransfer, berkenaan dengan kejahatan kartu kredit,
membelanjakan, dan/atau antara lain:
membayar uang yang didapat dari 1. Pasal 47 ayat (1) dan ayat (2)
hasil kejahatan. Selain pengaturan Pasal ini dihubungkan dengan
diatas terdapat pula pengaturan Pasal 40 tentang Pembocoran Rahasia.
dalam Undang-Undang No. 10 Pasal 47 ayat (1) pembocoran rahasia bank
Tahun 1998 Tentang dilakukan oleh pihak terafiliasi atas dasar
Perbankan.Tindak pidana paksaan yang dilakukan oleh pelaku
perbankan pada umumnya terjadi kejahatan untuk memperoleh informasi
dengan berbagai cara atau modus. atau data-data yang bersifat rahasia,
Salah satu modus dibidang sedangkan dalam Pasal 47 ayat (2)
kejahatan perbankan yang semakin pembocoran rahasia bank yang dilakukan
marak adalah penyalahgunaan oleh anggota dewan komisaris, direksi,
kartu kredit.Undang-Undang pegawai bank atau pihak terafiliasi yang
perbankan mengalami perubahan dengan sengaja memberikan informasi
dimulai sejak disahkannya atau data-data yang bersifat rahasia tanpa
Undang-Undang Nomor 7 Tahun adanya paksaan dari pihak lain.
1992 Tentang Pokok-Pokok 2. Pasal 49 ayat (1)
Perbankan telah diatur aspek-aspek Penjelasan dalam pasal ini bahwa
yang berkaitan dengan setiap anggota dewan komisaris, direksi
perbankan.Undang-Undang atau pegawai bank yang dengan sengaja
tersebut telah disempurnakan melakukan perbuatan curang seperti
kembali dengan dikeluarkannya mengubah, mengaburkan,
Undang-Undang Nomor 10 Tahun menyembunyikan, menghapus atau
1998 Tentang Perbankan. Di dalam menghilangkan suatu pencatatan dalam
Undang-Undang Nomor 10 Tahun pembukuan atau dalam laporan, maupun
1998 itu sendiri diatur tentang dalam laporan transaksi atau rekening
ketentuan pidana dan sanksi suatu bank yang menimbulkan pencatatan
administratif yakni pada Bab VIII palsu dalam pembukuan atau dalam
yang terdiri dari 10 pasal mulai laporan, maupun dalam laporan transaksi
dari Pasal 46 sampai Pasal 53. atau rekening suatu bank, maka diancam
Berikut ini adalah beberapa pasal dengan pidana penjara sekurang-
di dalam Undang-Undang Nomor 10 kurangnya 5 tahun dan paling lama 15

259
tahun serta denda sekurang-kurangnya RP. pandai dan lihai seseorang dalam
10.000.000.000,00 (sepuluh miliyar melakukan kejahatan kartu kredit.
rupiah) dan paling banyak Rp. b. Faktor Peluang
200.000.000.000,00 (dua ratus miliyar Peluang yang diperoleh pelaku
rupiah). kejahatan kartu kredit dapat dikatakan
B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya cukup besar karena pelaku sudah
Kejahatan Kartu Kredit mempelajari terlebih dahulu berbagai cara
1. Faktor Internal untuk melakukan kejahatan kartu kredit
dengan berbagai kemungkinan, sehingga
Faktor internal adalah faktor-faktor pelaku sudah memperhitungkan peluang
yang terdapat pada individu (pelaku yang akan diperoleh.
kejahatan kartu kredit), seperti psikis, jenis c. Faktor Percaya Diri
kelamin, usia, fisik, mental, physical Pelaku kejahatan kartu kredit
handicaps, ras, dan keluarga. Tidak banyak cenderung memiliki tingkat kepercayaan
literatur yang membahas mengenai sebab- diri yang cukup tinggi karena pelaku
sebab terjadinya kejahatan kartu kredit merasa telah memiliki cukup pengetahuan
berdasarkan faktor internalnya, Sehingga untuk melakukan kejahatan kartu kredit
setelah penulis menelusuri, mempelajari, dan meyakini dirinya akan mendapatkan
dan menganalisis hal tersebut, maka faktor uang yang berlimpah dari hasil kejahatan
internal terjadinya kejahatan kartu kredit, kartu kredit tersebut.
16
antara lain: d. Faktor Usia
a. Faktor Pendidikan Pelaku kejahatan kartu kredit
Pelaku kejahatan kartu kredit pada biasanya berasal dari kalangan remaja dan
dasarnya memiliki kemampuan intelektual dewasa (berusia kurang lebih 17 hingga 40
diatas rata-rata, terutama dalam tahun) karena memiliki daya serap yang
penguasaan komputer dan hal-hal cukup tinggi terhadap pengetahuan akan
mengenai TI (Teknologi cara-cara melakukan kejahatan kartu
Informasi).Semakin tinggi tingkat kredit.
itelengensi seseorang, maka semakin 2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-
faktor yang berada di luar individu (pelaku
16
Hani Saherodji, Pokok-Pokok kejahatan kartu kredit). Faktor eksternal
Kriminologi, (Jakarta: Aksara Baru), 1980,
halaman 35. ini pada umumnya berpokok pangkal pada
lingkungan, maka faktor eksternal

260
terjadinya kejahatan kartu kredit, antara kurangnya pengalaman penegak hukum
lain: dalam menangani kejahatan yang
a. Faktor Ekonomi berkaitan dengan kartu kredit.Untuk
Kemiskinan merupakan sebuah terselenggaranya penegakan hukum (law
fenomena yang tidak dapat ditolak di enforcement) harus menghendaki empat
setiap negara.Hingga sekarang belum ada syarat: Pertama, adanya aturan.Kedua,
jalan keluar untuk menyelesaikan lembaga yang menjalankan peraturan
fenomena tersebut.Plato mengemukakan itu.Ketiga, adanya fasilitas untuk
bahwa di setiap negara dimana banyak mendukung pelaksanaan peraturan
terdapat orang miskin, dengan secara itu.Keempat, adanya kesadaran hukum dari
diam-diam terdapat banyak penjahat, masyarakat yang terkena peraturan
pelanggar agama dan penjahat dari itu.10Minimnya sanksi hukuman yang
bermacam-macam corak.17Keadaan dijalankan oleh pelaku yang membuat
ekonomi yang tidak menguntungkan tidak jeranya pelaku kejahatan kartu kredit
menimbulkan disparitas antara harapan untuk berhenti melakukan kejahatan,
(expentantions), keinginan (desire) dan sehingga pelaku yang telah bebas dari
kemampuan untuk mencapainya.Dimana hukumannya tidak segan-segan untuk
masyarakat yang biasanya menikmati mengulangi perbuatannya kembali.18
kehidupan yang biasa, tidak lagi sanggup c. Faktor Lemahya Sistem Pengawasan
mencapainya atau memenuhinya.Hampir Bank
setiap tahun harga kebutuhan pokok terus Terjadinya tindak pidana kartu
meningkat, sedangkan pendapatan tiap kredit tidak terlepas dari sistem
individu belum tentu mampu untuk pengawasan dari bank penerbit. Kejahatan
mencukupi peningkatan tersebut.Kondisi kartu kredit menunjukkan kualitas bank
perekonomian inilah yang membuat yang lemah dalam pemeriksaan dan
seseorang dengan terpaksa melakukan pengawasan internal dari suatu bank.
kejahatan. Penyebab utama terjadinya tindak pidana
b. Faktor Penegak Hukum kartu kredit adalah lemahnya pengawasan
Faktor penegak hukum sering internal bank. Hal ini dapat disebabkan
menjadi penyebab maraknya suatu oleh adanya unsur moral hazard, di mana
kejahatan.Hal ini dilatarbelakangi karena pengawas internal bank melakukan kolusi
18
Johannes Ibrahim, 2004,Kartu Kredit:
17 Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan,
Riduan Hasibuan, Kriminologi Dalam
Arti Sempit dan Ilmu-Ilmu Forensik, (Medan:USU Bandung: RefikaAditama,hlm78.
Pers), 1994, halaman 25.

261
dengan oknum petugas bank dan oknum khusus (lex specialis). Faktor-faktor
dari luar perbankan untuk melakukan penyebab terjadinya kejahatan kartu kredit
tindak kejahatan perbankan.. Faktor inilah (carding) dapat di kelompokkan atas 2
yang sering kali menjadi biang keladi faktor yaitu: faktor internal dan faktor
terjadinya fraud dan criminal perbankan eksternal. Faktor internal faktor yang
yang berpotensi merugikan bank secara terdapat di dalam diri pelaku atau individu
finansial dan reputasi. Perkembangan yang dalam hal ini adalah pelaku kejahatan
teknologi informasi dan komunikasi telah kartu kredit (carding) atau carder yang
mengubah prilaku masyarakat dan terdiri dari faktor pendidikan, peluang,
peradaban manusia secara percaya diri dan usia. Sedangkan faktor
global.Disamping itu, perkembangan eksternal adalah faktor yang berada di luar
teknologi informasi telah menyebabkan diri pelaku atau individu. Faktor ini
dunia menjadi tanpa batas dan biasanya pengaruh yang berasal dari faktor
menyebabkan perubahan sosial yang ekonomi, faktor penegak hukum, faktor
secara signifikan berlangsung demikian lemahnya sistem pengawasan bank dan
cepat.Teknologi informasi saat ini menjadi faktor perkembangan teknologi
19
pedang bermata dua, karena selain b. Saran
memberikan kontribusi bagi peningkatan Aturan hukum yang mengatur
kesejahteraan, kemajuan dan peradaban tentang tindak pidana kejahatan kartu
manusia, sekaligus menjadi sarana efektif kredit untuk selalu dikaji sesuai dengan
20
perbuatan melawan hukum. kemajuan dan perkembangan teknologi
Penutup informasi dan komunikasi terkini,
a. Kesimpulan sehingga produk hukum yang di hasilkan
sesuai dengan perubahan yang bersifat
Pengaturan hukum yang mengatur dinamis. Penegak hukum agar selalu
kejahatan kartu kredit (carding) diatur memperhatikan faktor-faktor penyebab
dalam ketentuan umum di dalam terjadinya kejahatan kartu kredit, sehingga
KUHPidana dan di luar KUHPidana dari faktor-faktor tersebut dapat
dengan menggunakan undang-undang melakukan upaya-upaya pencegahan atau

19
preventif dan penanggulangan terhadap
Kasmir, 2002, Dasar-Dasar Perbankan,
Jakarta: RajaGrafindo Persada,hlm.89. kejahatan kartu kredit yang akan
20
Kasmir, 2012, Manajemen Perbankan, berdampak berkurangnya tingkat kejahatan
edisi revisi, cet ke-11, Jakarta: Raja kartu kredit di Indonesia.
GrafindoPersada,hlm.98.

262
DAFTAR PUSTAKA Titik Triwulan Tutik, Hukum
Adrian Sutedi, Hukum Perbankan : Perdata Dan Sistem Hukum Nasional,
Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
dan Kepailitan, (Jakarta:Sinar Grafika), 2008.
2008, halaman 21 Tan Kamello, Hukum Jaminan
Departemen Pendidikan dan Fidusia Suatu Kebutuhan Yang
Kebudayaan, 1985, Kamus Besar Bahasa Didambakan : Sejarah, Perkembangan,
Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Dan Pelaksanaannya Dalam Praktik Bank
Emmy Pangaribuan Simanjutak, Dan Pengadilan, Bandung: P.T. Alumni,
1996, Bahan Penataran Dosen Hukum 2006.
Dagang, Yogyakarta, UGM. Wahyu Hardjo, 1992, Kartu Kredit
Janus Sidabalok, Pengantar dalam Kaitannya dengan Sistem
Hukum Ekonomi, Medan: Bina Media, Pembayaran, Pro Justicia Nomor 1 Tahun
2006. X Januari.
Rachmadi Usman, Hukum Y. Sri Susilo, dkk, 2010, Bank dan
Ekonomi Dalam Dinamika, Jakarta: Lembaga Keuangan Lain, Jakarta,
Djambatan, 2000. Salemba Empat.
Ronald A. Baker, 1994, Problems Sri Redjeki Hartono, 1994, Aspek
of Credit Card Regulations AUS Hukum Penggunaan Kartu Kredit, Jakarta,
Perspective dalam Newsletter No. 6 Tahun Badan Pembinaan Hukum Nasional,
1994, Jakarta, Pusat Pengkajian Umum. Departemen Kehakiman
.

263

Anda mungkin juga menyukai