PENDAHULUAN
1
2
Pada contoh kasus itu orang lain menderita kerugian matrial atas tindakan
yang mereka lakukan. Peranan pendidikan sangat dibutuhkan untuk mencegah
terulangnya kasus tersebut. Pendidikan moral sejak dini itu perlu ditanamkan agar
kelak remaja-remaja memiliki control diri untuk tidak melakukan tindakan-tindakan
penyalahgunaan. Pemerintah juga sudah mengatur Undang-Undang ITE tentang
informasi dan transaksi elektronik. Sanksi yang diberikan kepada para pelanggar
teknologi atas hak dan privasi seseorang dan kejahatan di dunia online setidaknya
dapat member efek jera kepada mereka, sehingga tidak lagi terjadi pelanggaran-
pelanggaran berikutnya. Selain itu memberikan informasi kepada masyarakat
tentang hal-hal besar yang bisa mereka dapatkan dengan pemanfaatan fasilitas
teknologi informasi juga bisa mendorong masyarakat untuk tidak menyalahgunakan
fasilitas teknologi informasi
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan di jelaskan tentang tinjauan teori yang digunakan sebagai
acuan dalam mengembangkan pemahaman dalam kasus pelanggaran hukum ini.
Bab ini antara lain akan menjelaskan tentang pengertian hukum, pasal dalam hukum
serta pengertian kartu kredit.
3
4
diketahui setelah uang dikirimkan dan barnag yang dipesan kan tidak datang
sehinga pembeli tersebut menjadi tertipu.
3. Pasal 406 KUHP tentang pengerusakan
Pasal ini dapat dikenakan pada kasus deface atau hacking yang membuat
sistem milik oranglain seperti website atau program menjadi tidak berfungsi atau
dapat digunkan sebagaimana mestinya.
Pihak-pihak yang terlibat dalam sistem kerja kartu kredit Siamat, (2005: 644).
Pihak-pihak yang terkait dengan penerbitan dan penggunaan kartu plastik adalah
sebagai berikut:
a. Penerbit (issuer)
Merupakan pihak atau lembaga yang mengeluarkan dan mengelola
suatu kartu. Penerbit dapat berupa bank, lembaga keuangan lain dan
perusahaan non lembaga keuangan.
b. Acquirer
Adalah lembaga yang mengelola penggunaan kartu plastik terutama
dalam hal penagihan dan pembayaran antar pihak issuer dengn pihak
merchant .
c. Pemegang Kartu Atau Card Holder
Pemegang kartu utama bertanggng jawab atas pembayaran terhadap
tagihan kepada pemaki kartu suplemen. Selanjutnya, pemegang kartu
harus benar-benar mengikuti perjanjian card holder yang dibuat oleh
issuer dalam melakukan transaksi menggunakan kartu dan bertanggung
jawab atas kewajiban yang di timbulkannya.
d. Merchant
Adalah pihak yang menerima pembayaran dengan kartu atas transaksi
jual beli barang atau jasa.merchant dapat berupa pedagang, toko-toko,
hotel, restaurant, trevel biro, dan sebagainya.
ANALISIS
3.1 Pelaku Yang Terkait
Isu yang terkait dalam kasus tersebut adanya pembobolan kartu
kredit dengan mencuri nomor serial kartu kredit. Pelaku yang melakukan
kejahatan tersebut biasanya pada kalangan remaja. Pelaku yang
menggunakan kartu kredit milik korban tersebut digunakan untuk
membeli tiket pesawat, menginap di hotel, dan belanja online. Ragam
modus yang dilakoni pelaku untuk mendapatkan data rinci dari calon
korban yaitu menggunakan spam. Selain menggunkan spam, mereka
menjebak calon korban dengan cara membuat website yang salah satunya
menyajikan jual beli barang-barang murah. Sehingga korban yang
berminat harus mencantumkan identitas pribadinya dan data kartu kredit
via situs buatan pelaku yang ternyata abal-abal.
8
9
10
DAFTAR PUSTAKA
detikNews “https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3410423/polda-
jabarbongkar-sindikat-peretas-kartu-kredit
11
LAMPIRAN KASUS
Baban Gandapurnama
Ditreskrimsus Polda Jabar Kombes Pol Samudi menyebutkan para tersangka ini
terbagi tiga kelompok. Pelaku menyasar korban yang memiliki kartu kredit. Setelah
meretas data kartu kredit, pelaku membobolnya untuk kepentingan pribadi.
"Kartu kredit milik korban diretas. Lalu digunakan para pelaku untuk membeli tiket
pesawat, menginap di hotel, dan belanja online. Korban baru tahu ada yang
menggunakan kartu kreditnya setelah pihak bank melakukan penagihan," tutur
Samudi di Mapolda Jabar, Jalan Sukarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (31/1/2017).
Ragam modus dilakoni pelaku, terdiri 17 lelaki dan 1 perempuan, ini untuk
mendapatkan data rinci calon korban. Selain menggunakan spam, mereka menjebak
pemilik kartu kredit dengan cara membuat website yang salah satunya menyajikan
jual beli barang-barang murah.
Sindikat peretas dan pembobol kartu kredit ini mengirim email kepada calon korban.
Setelah itu, calon korban yang berminat harus mencantumkan identitas pribadi dan
data kartu kredit via situs buatan pelaku yang ternyata abal-abal.
12
"Pelaku ini tidak menggesek kartu kredit, tapi menggunakan data kartu kredit milik
korban hasil meretas," ujar Samudi.
Aksi sindikat ini berhasil dibongkar Polda Jabar setelah salah satu hotel di Kota
Bandung curiga lantaran pelaku membayar sewa kamar menggunakan kartu kredit
milik orang lain. Petugas hotel langsung mengontak polisi.
12
"Kami menangkap sejumlah pelaku di hotel tempat mereka melakukan tindakan kejahatan,"
kataSamudi.
Polisi mengembangkan kasus tersebut dan menangkap pelaku lainnya di beberapa lokasi pada
Senin (30/1) kemarin dan hari ini. Berdasarkan pemeriksaan, sejumlah pelaku sudah beraksi
sejak satu tahun hingga dua tahun. Barang bukti disita polisi antara lain komputer jinjing,
CPU, skimmer, kartu perdana, dan telepon genggam.
Mereka membagi tugas dan peran yakni mengelola website, menghimpun data calon korban,
dan meretas kartu kredit korban. Perbuatan pelaku melanggar Pasal 35 jo 51 ayat (1) UU RI
nomor 11 tahun 2008 tentang ITE dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara dan
denda Rp12 miliar. Kini seluruh pelaku mendekam di ruang tahanan Mapolda Jabar.
Berkaca dari kasus tersebut, Samudi mewanti-wanti kepada pemilik kartu kredit tidak
gampang percaya dengan tawaran menggiurkan yang ujung-ujungnya diminta mengisi
identitas pribadi dan data kartu kredit. "Pemilik kartu kredit harus hati-hati, terutama dengan
web-web yang menawarkan suatu kemudahan pembelian barang dan lainnya. Cara tersebut
merupakan jebakan pelaku," ucap Samudi.
(bbn/ern)
13