PT. Makmur Jaya berusaha dibidang percetakan. Semua pesanan diproduksi berdasarkan
spesifikasi dari pemesan dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima.
Pendekatan yang digunakan perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi adalah
full costing. Untuk dapat mencatat biaya produksi, tiap pesanan diberi nomor, dan setiap
dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi identitas nomor pesanan yang
bersangkutan. Dalam bulan November 2013, PT. Makmur Jaya mendapat pesanan untuk
mencetak undangan sebanyak 1.500 lembar dari PT. Sinar Mas. Harga yang dibebankan
kepada pemesan tersebut adalah Rp 3000 per lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan
juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet ikan sebanyak 20.000 lembar dari PT.
Sari, dengan hargayang dibebankan kepada pemesan sebesaRp 1.000 per lembar. Pesanan
dari PT. Sinar Mas diberi nomor 101 dan pesanan dari PT.Sari diberi nomor 102. Berikut ini
adalah kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut.
Bahan baku dan bahan penolong selanjutnya disimpan digudang. Persediaan bahan
penolong dan bahan baku dijurnal sebagai berikut:
Jurnal # 1
Persediaan bahan baku Rp 5.475.000
Utang dagang Rp 5.475.000
Jurnal # 2
Persediaan bahan penolong Rp 470.000
Utang dagang Rp 470.000
2. Pemakaian bahan baku dan penolong dalam produksi
Bahan baku untuk pesanan # 101:
Kertas jenis X 85 ream@ Rp 10.000 Rp 850.000
Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000Rp 500.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan #101 Rp 1.350.000
Misalnya biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (selain biaya bahan penolong
Rp 300.000 dan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp 3.000.000 seperti pada jurnal
#4 dan jurnal #6.)
Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp 700.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000
Jumlah Rp 5.700.000
Untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasrkan tarif
menyimpang dari biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi, saldo rekening biaya
overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya. Jurnal penutup tersebut adalah:
Jurnal #10:
Biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp 8.850.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 8.850.000
Selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dengan biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam satu periode akuntansi ditentukkan dengan
menghitung saldo rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya. Setelah jurnal #10
dibukukan, saldo rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya adalah sebagai berikut:
Debit:
Jurnal #4 Rp 300.000
Jurnal #6 Rp 3.000.000
Jurnal #9 Rp 5.700.000
Jumlah debit Rp 9.000.000
Kredit:
Jurnal #10 Rp 8.850.000
Selisih pembebanan kurang Rp 150.000
Selisih biaya overhead pabrik pada akhirnya dipindahkan ke rekening selisih biaya overhead
pabrik. Jika terjadi selisih pembebanan kurang, maka dibuat jurnal:
Jurnal #11:
Selisih biaya overhead pabrik Rp 150.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 150.000