Anda di halaman 1dari 18

BIAYA

BERDASARKAN
PESANAN Pusvita Yuana, S.E., M.Sc.

(JOB ORDER
COSTING)
JOB ORDER COSTING [1/2]
 Biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yg terpisah
 Biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok
produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk
pesanan tsb dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yg bersangkutan
 Harus terdapat perbedaan penting dalam biaya per unit suatu pesanan dengan
pesanan lain
JOB ORDER COSTING [2/2]
Akuntansi overhead pabrik mengakumulasikan biaya overhead pabrik, memelihara catatan
terinci atas biaya overhead pabrik dan membebankan sebagian atas biaya overhead
pabrik ke setiap pesanan. Dasar perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan
hanya delapan tipe ayat jurnal akuntansi yaitu:
a) Pembelian bahan baku
b) Pengakuan biaya tenaga kerja
c) Pengakuan biaya overhead pabrik
d) Penggunaan bahan baku
e) Distribusi biaya gaji tenaga kerja
f) Pembebanan estimasi biaya overhead pabrik
g) Penyelesaian pesanan
h) Penjualan produk
Perusahaan yg produksinya berdasarkan pesanan
mengolah bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan
pesanan. Karakteristiknya:
1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-
putus. Jika pesanan yg satu selesai dikerjakan, proses KARAKTERISTIK
produksi dihentikan, dan mulai dengan pesanan
berikutnya
USAHA
2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yg
PERUSAHAAN
ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian pesanan YANG
yg satu dapat berbeda dengan pesanan yg lain
PRODUKSINYA
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan
untuk memenuhi persedian gudang BERDASARKAN
PESANAN
Karakteristik dari metode pengumpulan biaya produksi dengan
metode harga pokok pesanan:
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai
spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk dihitung harga
pokok produksinya secara individual
2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan
hubungannya dengan produk menjadi 2 kelompok yaitu
biaya produksi langsung dan tidak langsung
KARAKTERISTIK
3. Biaya produksi langsung  BBB, BTKL ; Biaya produksi tidak
langsung  BOP METODE HARGA
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga POKOK PESANAN
pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yg
sesungguhnya terjadi. BOP diperhitungkan ke dalam harga
pokok produksi berdasarkan tarif yg ditentukan di muka
5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan
selesai diproduksi dengan cari membagi total biaya
produksi untuk pesanan tsb dengan jumlah satuan produk
dalam pesanan yg bersangkutan
Informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk :
1. Menentukan harga jual yg akan dibebankan kepada pemesan
2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan
3. Memantau realisai biaya produksi
4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam prosen yg
disajikan dalam neraca

MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PESANAN


Merupakan catatan penting dalam metode harga pokok pesanan
Berfungsi sebagai rekening pembantu yg digunakan untuk mengumpulkan biaya
produksi tiap pesanan produk
Biaya produk untuk mnegerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam
kartu
Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yg bersangkutan
secara langsung
Biaya produksi tidak langsung dicatata dalam kartu harga pokok berdasarkan tarif
tertentu

KARTU HARGA POKOK / KARTU BIAYA


PESANAN (JOB ORDER COST SHEET)
METODE HARGA POKOK PESANAN /
JOB ORDER COSTING
(CONTOH)
Pembahasan akan diawali dengan uraian prosedur pencatatan biaya bahan baku,
biaya tenaga kerjalangsung, biaya overhead pabrik, dan pencatatan harga pokok
produk jadi yang ditransfer dari bagian produksi ke bagian gudang
PT Eliona memiliki usaha pada bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi
berdasarkan spesifikasi pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan
yg diterima. Untuk mencatat biaya produksi, tiap pesanan diberi nomor, dan setiap
dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi identitas nomor pesanan yg
bersangkutan
1. Bulan November 20X1, PT Eliona mendapat pesanan mencetak undangan 1.500
lembar dari PT Remendi ; harga Rp3.000 per lembar ; Nomor pesanan PT
Remendi 101
2. Bulan yg sama, PT Oki memesan pamphlet iklan 20.000 lembar ; harga Rp1.000
per lembar ; PT OKI nomor pesanan 102
Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong
1. 3 November, bagian pembelian membeli bahan baku dan bahan penolong
2. Bahan tsb disimpan dalam gudang sampai nanti dipakai untuk proses produksi
3. 2 rekening kontrol pencatatan digunakan  persediaan bahan baku dan persediaan bahan penolong

Bahan Baku
Kertas jenis X 85 rim @ Rp10.000 Rp850.000
Kertas jenis Y 10 roll @ Rp350.000 Rp3.500.000
Tinta jenis A 5 kg @ Rp100.000 Rp500.000
Tinta jenis B 25 kg @ Rp25.000 Rp625.000
Jumlah bahan baku yg dibeli Rp5.475.000
Jurnal #1
Bahan Penolong Persediaan Bahan Baku Rp5.475.000
Bahan penolong P 17 kg @ Rp10.000 Rp170.000 Utang Dagang Rp5.475.000
Bahan penolong Q 60 liter @ Rp5.000 Rp300.000
Jumlah bahan penolong yg dibeli Rp470.000 Jurnal #2
Persediaan Bahan Penolong Rp470.000
Jumlah Total Rp5.945.000 Utang Dagang Rp470.000
Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Baku untuk pesanan #101
Kertas jenis X 85 rim @ Rp10.000 Rp850.000
Bahan Penolong Tinta jenis A 5 kg @ Rp100.000 Rp500.000
1. Perusahaan menggunakan dokumen bukti Jumlah bahan baku untuk pesanan #101 Rp1.350.000
permintaan dan pengeluaran barang
Bahan Baku untuk pesanan #102
gudang untuk mencatat bahan baku yg Kertas jenis Y 10 roll @ Rp350.000 Rp3.500.000
digunakan tiap pesanan Tinta jenis B 25 kg @ Rp25.000 Rp625.000
2. Diisi oleh bidang produksi dan diberikan Jumlah bahan baku untuk pesanan #102 Rp4.125.000
ke bagian gudang untuk memintabahan yg
diperlukan bagian produksi Jumlah bahan baku yg dipakai Rp5.475.000
3. Bagian gudang mencatat jumlah bahan Perusahaan menggunakan bahan penolong utnuk memproses dua
baku yg diserahkan pada bag produksi di pesanan tsb
dokumen tsb (dasar pencatatan
pemakaian bahan) Bahan Penolong
Bahan penolong P 10 kg @ Rp10.000 Rp100.000
Bahan penolong Q 40 liter @ Rp5.000 Rp200.000
Jurnal #3
Jumlah bahan penolong yg dipakai dlm produksi Rp300.000
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Rp5.475.000
Persediaan Bahan Baku Rp5.475.000

Jurnal #4
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp300.000
Persediaan Bahan Penolong Rp300.000
Pencatatan Biaya Tenaga Upah tenaga kerja langsung dan upah tenaga kerja tidak langsung
Kerja dipisahkan

Upah langsung untuk pesanan #101 225 jam @ Rp4.000 Rp900.000


Upah langsung untuk pesanan #102 1250jam @ Rp4.000 Rp5.000.000
Upah tidak langsung Rp3.000.000
Jumlah Upah Rp8.900.000
Gaji karyawan adm dan umum Rp4.000.000
Gaji karyawan bag pemasaran Rp7.500.000
Jumlah Gaji Rp11.500.000
Jumlah biaya tenaga kerja Rp20.400.000

Jurnal #5 (pencatatan biaya TK yg terutang oleh perusahaan) Jurnal #7 (pencatatan pembayaran gaji dan upah)
Gaji dan Upah Rp20.400.000 Utang Gaji dan Upah Rp20.400.000
Utang Gaji dan Upah Rp20.400.000 Kas Rp20.400.000

Jurnal #6 (pencatatan distribusi biaya TK)


Barang Dalam Proses-BTKL Rp5.900.000
BOP sesungguhnya Rp3.000.000
Biaya Adm dan Umum Rp4.000.000
Biaya Pemasaran Rp7.500.000
Gaji dan Upah Rp20.400.000
Pencatatan BOP [1/2]
1. Ada 2  pencatatan BOP yg dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yg ditentukan di muka dan
pencatatan BOP yg sesungguhnya
2. BOP keduanya dibandingkan dan dihitung selisih pada akhir periode
3. Misalkan diketahui tarif BOP dimuka sebesar 150% dari BTKL
Pesanan #101 150% X Rp900.000 Rp1.350.000
Pesanan #102 150% X Rp5.000.000 Rp7.500.000
Jumlah biaya overhead pabrik yg dibebankan Rp8.850.000

Jurnal #8 Misal BOP yg sesungguhnya selain biaya bahan


Barang Dalam Proses-BOP Rp8.850.000 penolong Rp300.000 (jurnal #4) dan BTKTL
BOP yg dibebankan Rp8.850.000 Rp3.000.000 (jurnal #6)

Jurnal #9 Biaya depresiasi mesin Rp1.500.000


Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp5.700.000 Biaya depresiasi gedung pabrik Rp2.000.000
Akumulasi depresiasi mesin Rp1.500.000 Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp700.000
Akumulasi depresiasi gedung Rp2.000.000 Biaya pemeliharaan mesin Rp1.000.000
Persekot Asuransi Rp700.000 Biaya pemeliharaan gedung Rp500.000
Persediaan Suku Cadang Rp1.000.000 Jumlah Rp5.700.000
Persediaan Bahan Bangunan Rp500.000
Pencatatan BOP [2/2]
Untuk mengetahui apakah BOP yg dibebankan berdasar tarif berbeda dengan BOP sesugguhnya
terjadi, maka saldo rekening BOP yg dibebankan ditutup ke rekening BOP saldo rekening BOP
sesungguhnya
Jurnal #10 (jurnal penutup)
BOP yg dibebankan Rp8.850.000
BOP Sesungguhnya Rp8.850.000

Saldo rekening BOP sesungguhnya Jurnal #11


Debit Selisih Biaya Overhead Pabrik Rp150.000
Jurnal #4 Rp300.000 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp150.000
Jurnal #6 Rp3.000.000
Jurnal #9 Rp5.700.000
Jumlah Debit Rp9.000.000

Kredit
Jurnal #10 Rp8.850.000
Selisih pembebanan Rp150.000
kurang (underapplied)
Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
Harga pokok pesanan yg telah selesai diproduksi dapat dihitung informasi biaya yg dikumpulkan
dalam kartu harga pokok pesanan yg bersangkutan

Harga Pokok Pesanan #101 Jurnal #12


Biaya Bahan Baku Rp1.350.000 Persediaan Produk Jadi Rp3.600.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp900.000 Barang Dalam Proses - BBB Rp1.350.000
Biaya Overhead Pabrik Rp1.350.000 Barang Dalam Proses - BTKL Rp900.000
Jumlah Harga Pokok Pesanan #101 Rp3.600.000 Barang Dalam Proses - BOP Rp1.350.000
Jurnal #13
Persediaan Produk Jadi Rp16.625.000
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp4.125.000
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp5.000.000
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp7.500.000
Pencatatan Harga Pokok Produk yang dijual

Jurnal #14
Harga Pokok Penjualan Rp3.600.000
Persediaan Produk Jadi Rp3.600.000

Pencatatan pendapatan penjualan produk


PT Eliona mendapat pesanan mencetak undangan 1.500 lembar dari PT Remendi ; harga Rp3.000
per lembar ; Nomor pesanan PT Remendi 101

Jurnal #15
Piutang Dagang Rp4.500.000
Hasil Penjualan Rp4.500.000
THANK YOU
Daftar Pustaka:
Carter, William K. 2009. Akuntansi
Biaya. Edisi 14. Salemba Empat
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya.
Edisi 5. Bagian Penerbit Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai