Anda di halaman 1dari 16

BAB XII

INCOTERMS - UCP 600

(Abdul Gofur, SH, MM)

A. Pengertian Incoterms

Incoterms atau International Commercial Terms adalah kumpulan istilah


yang dibuat untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli dalam
perdagangan internasional. Incoterms menjelaskan hak dan kewajiban pembeli dan
penjual yang berhubungan dengan pengiriman barang. Hal-hal yang dijelaskan meliputi
proses pengiriman barang, penanggung jawab proses ekspor-impor, penanggung biaya
yang timbul dan penanggung risiko bila terjadi perubahan kondisi barang yang terjadi
akibat proses pengiriman. Incoterms dalam perjanjian Perdagangan Internasional yang
di himpun oleh International Chamber of Commerce-ICC (Kamar Dagang dan Industri)
yang berkedudukan di Paris, Perancis.

Incoterms lahir dari kebiasaan internasional (international customs) yang


merupakan bentuk upaya agar kebiasaan internasional tersebut bisa dijadikan
pedoman/ rujukan bagi para pelaku bisnis perdagangan internasional. Incoterms
dikeluarkan oleh Kamar Dagang Internasional atau International Chamber of
Commerce (ICC), versi terakhir yang dikeluarkan sebagai Incoterms 2020.

The International Chamber of Commerce (ICC) didirikan pada tahun 1919.


Badan ini berkedudukan di Paris. Tujuannya pada waktu itu, dan sampai sekarang
masih terus berlaku, adalah melayani dunia usaha dengan memajukan perdagangan,
penanaman modal, membuka pasar untuk barang dan jasa, serta memajukan aliran
modal (to serve world business by promoting trade and investment, open markets for
goods and services, and thefree flow of capital). Selama ini ICC dipandang sebagai
corongnya dunia usaha (pengusaha) untuk pertumbuhan ekotidakmi, penciptaan
lapangan kerja, dan kemak-muran. Peran ini sangat penting dalam kaitannya dengan
keadaan dunia saat ini. Negaranegara di dunia kerap membuat kebijakan atau

1
keputusan-keputusan yang dapat mempengaruhi perdagangan. Karena itulah, peran
atau adanya suatu badan dunia yang menyuarakan para pedagang yang terkena oleh
kebijakan atau keputusan (suatu) negara menjadi sangat penting.

Mengingat dalam melakukan Bisnisnya suatu membuat kebijakan dan


keputusan harus mengingat dasar atau norma hukum Nasional masing-masing. Untuk
itu, ICC memiliki akses langsung kepada pemerintah negara-negara di dunia melalui
national committee ICC (KADIN Nasional) yang terdapat hampir di setiap negara di
dunia. Peran penting lain ICC adalah sebagai badan dalam membuat kebijakan-
kebijakan atau aturan-aturan yang dapat memfasilitasi perdagangan internasional.
Peran lain yang juga cukup penting adalah sebagai forum penyelesaian sengketa
khususnya melalui arbitrase, sebagai forum untuk menyebarluaskan informasi dan
kebijakan serta aturan-aturan hukum dagang internasional di antara pengusaha-
pengusaha di dunia; dan memberikan pelatihan-pelatihan dan teknik-teknik dalam
merancang kontrak serta keahlian-keahlian praktis lainnya dalam perdagangan
internasional. ICC tidak berupaya menciptakan unifikasi hukum. Kebijakan yang
ditempuhnya adalah memberikan aturan-aturan dan standar-standar (Rules and
Standart) di bidang hukum perdagangan internasional. Kedua bentuk aturan ini
sifatnya tidak mengikat. Hal ini sebenarnya tidak terlepas dari pendirian ICC bahwa
dunia usaha sebaiknya tidak atau dipengaruhi sedikit mungkin oleh campur tangan
penguasa (pemerintah). ICC karenanya tidak mau menjadi penguasa seperti itu. Ia
berpendirian, biarlah dunia usaha saja yang mengatur atau membuat aturan bagi
mereka sendiri. Dana aturan-aturan yang sifatnya atau yang datang dari luar, termasuk
at-uran-aturan yang dibuat ICC, haruslah bersfiat sukarelah saja. Namun demikian
aturan-aturan ICC (termasuk standar-standar ICC) ini memiliki pengaruh yang cukup
tinggi. Bahkan beberapa aturan (Rules)nya telah diikuti dengan sukarela dan seksama
oleh para pelaku dagang, seperti misalnya perbankan. Bahkan standar-standar yang
dikeluarkan oleh ICC telah banyak dimasukkan ke dalam kontrak-kontrak dagang yang
dibuat oleh para pelaku bisnis.

Hasil yang telah diupayakan oleh badan internasional ini adalah berhasil
disusunnya serangkaian aturan mengenai syarat-syarat (dan penjabarannya) bagi

2
perdagangan internasional (international commercial terms atau disingkat dengan
“Incoterms”). Sebagaimana telah kita ketahui bersama, ekonomi global telah
memberikan akses pasar yang lebih luas bagi dunia usaha dari sebelumnya di seluruh
dunia. Barang barang dijual di banyak Negara,dalam kuantitas yang lebih besar dan
dalam jenis yang lebih banyak. Tetapi sebagaimana perkembangan perdagangan
internasional yang semakin besar dan kompleks ini, kemungkinan terjadi salah
pengertian dan perselisihan akan semakin besar jika kontrak penjualan tidak disusun
dengan baik. Incoterms yang merupakan aturan resmi ICC sebagai interprestasi dari
syarat-syarat perdagangan, memudah-kan dalam transaksi perdagangan internasional.

Dengan adanya Incoterms ini untuk menyediakan seperangkat peraturan


internasional sebagai interpretasi sebagian besar syarat perdagangan yang lazim
dipakai dalam perdagangan luar negeri. Dengan demikian ketidakpastian dari berbagai
pengertian mengenai syarat perdagngan itu yang terdapat di berbagai Negara dapat
dihindari atau setidak-tidaknya dapat ditekan hingga batas yang wajar. Seringkali
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kontrak tidak menyadari adanya perbedaan
dalam praktik perdagngan di berbagai Negara.

B. Ruang Lingkup Incoterms

Ruang lingkup Incoterms di batasi pada hal-hal yang berhubungan dengan


hak dan kewajiban dari pihak-pihak dalam kontrak penjualan mengenai pengiriman
dari barangbarang yang di jual (yang berwujud/tangibles, tidak termasuk “yang tidak
terwujud/intangibles” seperti software computer). Ada dua kesalahpahaman
(misconception) yang sering muncul tentang Incoterms. Pertama, Incoterms seringkali
di salahartikan sebagai aplikasi dari kontrak pengangkutan (contract of carriage) dari
kontrak penjualan (contract of sale). Kedua,seringkali terjadi salah anggapan bahwa
incoterm menyediakan untuk semua kewajiban (duties) di mana pihak-pihak mungkin
mengharapkan untuk memasukannya dalam suatu kontrak penjualan Sebagaimana
selalu di garisbawahi oleh ICC, Incoterms hanya berkaitan dengan hubungan antara
penjual dan pembeli di bawah kontrak penjualan, dan lebih jauh, hanya ”do so in some

3
very distinct respect” Walaupun Incoterms sangant penting bagi eksportir dan importir
untuk mempertimbangkan hubungan yang praktis antara beragam kontrak yang di
perlukan untuk menyelenggarakan transaksi penjualan internasional dimana tidak
hanya kontrak penjualan yang diperlukan, tetapi juga kontrak pengangkutan, asuransi
dan pembiayaan Incoterms hanya berkaitan dengan salah satu dari kontrak tersebut
yaitu, kontrak penjualan.

Meskipun demikian, persetujuan pihak-pihak untuk menggunakan incoterm


juga akan memiliki implikasi-implikasi bagi kontrak lainnya. Secara umum, Incoterms
tidak berkaitan dengan konsekuensi-konsekuensi dari pelanggaran kontrak dan
pengecualian-pengecualian dari kewajiban yang belum terbayar pada berbagai
kesukaran. Incoterms selalu di tujukan untuk di gunakan bagi barang-barang yang di
jual dan diangkut melewati batas-batas suatu Negara karenanya disebut International
Commercial Terms. Namun demikian, dalam praktiknya kadang-kadang juga di
gunakan dalam kontrak perdagangan barang-barang dalam pasar domestik. Kalau ini
terjadi maka ada klausul-klausula dan ketetapan lain yang berkaitan dengan ekspor dan
impor dalam Incoterms menjadi tidak berguna.

Dengan kata lain, Incoterms diadakan untuk memberikan suatu perangkat


aturan internasional untuk menerjemahkan syarat-syarat perdagangan internasional
yang sering kali dipakai. Karena itu, dengan adanya terjemahan yang seragam, maka
dapat dihindari timbulnya bermacam-macam penafsiran terhadap syarat-syarat
perdagangan internasional. Incoterms atau syarat perdagangan atau terms of trade
merupakan kelengkapan dari “Sales Contract” yang mengantur tentang hak dan
kewajiban antara penjual dan pembeli yangmenyangkut:

1. Penyerahan barang dari penjual kepada Pembeli

2. Pembagian resiko antara penjual dan pembeli.

3. Tanggung jawab dalam perolehan ijin ekspor-impor.

Incoterms sudah diakui oleh Pemerintah, Otoritas Hukum dan para Pelaku
Perdagangan hampir disemua negara di dunia sebagai rujukan utama bagi penafsiran
berbagai istilah yang biasadigunakan dalam transaksi komersial di dunia internasional.

4
Hal tersebut akan mengurangi resiko kesalahan tafsir bagi antar pelaku perdagangan
international, karena sudah adanya kesepakatan yang diketahui bersama. Perlu di
tekan kan bahwa ruang lingkup dari Incoterms ini hanya terbatas pada materi yang
berhubungan dengan kewajiban yang berhubungan dengan kewajiban pihak-pihak
yang terkait dan kontrak jual beli yang berkenaan dengan penyerahan barang-barang
yang diperdagangkan dalam pengertian barang yang dapat diperdagangkan, tidak
termasuk barang yang tak dapat diraba seperti perangkat lunak komputer. 1. Terlihat
adanya dua buah kesepahaman tentang Incoterms yang sangat lazim: Incoterms sering
disalah pahami sebagai aplikasi kontrak pengangkutan melebihi dari kontrak jualbeli.
2. Incoterms kadang kala secara keliru dianggap menyediakan untuk semua pihak
kewajiban-kewajiban yang pihak-pihak terkait mengingini untuk dimasukan didalam
kontrak jualbeli.

ICC Indonesia berpendapat bahwa hal-hal yang diatur dalam Incoterms akan
sangat mementukankeberhasilan dan profitabilitas perusahaan yang bergerak dalam
perdagangan. Oleh karena itudunia usaha Indonesia utamanya para eksportir,
importer, perbankan yang terkait dan parapengusaha angkutan (laut, udara, darat)
perlu meningkatkan awardness tentang keberadaanIncoterms ini. Untuk
memperlancar perdagangan maka yang harus dipahami sebelum melakukan
perdagangan adalah:

1. Kedua belah pihak harus sepakat dan memahami kontrak berdasarkan Incoterms.
2. Memilik term yang sesuai dan cocok untuk kedua belah pihak
3. Mencantumkan dengan jelas, lokasi tempat/pelabuhan/terminal yang menjadi titik
asal dantitik tujuan.
4. Memahami bahwa kontrak dagang adalah sangat rumit.

Sementara itu adalah penting sekali bagi eksportir dan importer untuk
mempertimbangkan hubungan praktis antara berbagai kontrak dalam
mengaktualisasikan suatu kontrak jual beli internasional, dimana tidak hanya kontrak
jual beli yang dibutuhkan tetapi juga kontrak angkutan, asuransi, pembiayaan,
sedangkan Incoterms hanya berhubungan dengan salah satu saja dari ketiga jenis kon

5
trak itu, yakni dengan kontrak jual beli saja, Namun begitu pihak-pihak yang terlibat
dengan perjanjian itu yang memakai salah satu syarat Incoterms ini mempunyai
dampak juga terhadap kontrak-kontrak lainya.

Incoterms ini berurusan dengan sejumlah kewajiban-kewajiban tertentu


yang diharuskan kepada pihak-pihak terkait seperti kewajiban penjual untuk
menempatkan barang-barang kedalam kewenangan pembeli atau menyerahkannya
untuk diangkut atau menyerahkannya ditempat tujuan. Juga berhubungan dengan
pembagian resiko antar pihak-pihak terkait dalam kasus-kasus itu. Incoterms juga
berurusan dengan masalah penyelesaian ijin ekspor-import barang, pengepakan,
kewajiban pembeli untuk menerima penyerahan barang dan kewajiban membuktikan
bahwa tugas telah dilaksanakan. Incoterms bukan sebagai penganti syaratsyarat
kontrak kontrak yang dibutuhkan suatu kontrak jual beli yang mencantumkan
pelarangan yang jelas. Incoterms tidak berhubungan dengan pembatalan suatu
kontrak, Incoterms selalu diutamakan untuk dipakai untuk barangbarang yang dijual
dengan penyerahan melewati batas Negara dan menjadi syarat penting perdagangan
internasional, tapi kadang juga dipakai untuk perdagangan dalam negeri sehingga
secara otomatis pasal-pasal A2 dan B2 dan keterangan lain yang menyangkut masalah
eksport-import dengan sendirinya menjadi mubazir.

Dalam perkembangannya Incoterms mengalami beberapa kali perubahan


yang dilakukan untuk mengikuti perkembangan pada praktik perdagangan
internasional. Upaya pertama yang berhasil diperkenalkan dibuat pada tahun 1936
(Incoterms 1936). Sejak itu Incoterms 1936 sudah mengalami 5 kali penambahan dan
perubahan, yaitu pada tahun 1953, 1967, 1976, 1980, 1990, 2010, 2020. Alasan utama
dilakukannya revisi Incoterms adalah didorong kebutuhan untuk menyesuaikan
praktik-praktik perdagangan yang kontemporer. Sebagai misal, dalam revisi tahun
1980, Terminology Free Carrier (sekarang FCA) diperkenalkan dalam rangka
mengaitkan dengan kasus yang sering terjadi di mana reception point dalam
perdagangan maritim tidak lagi FOB-point (Free On Board point) tetapi suatu titik di
darat sebelum pemuatan pada kapal, di mana barang-barang dimuat dalam container
untuk transportasi air berikutnya atau transportasi multimodal. Salah satu latar

6
belakang dilakukannya perubahan pada tahun 1990 adalah karena adanya keinginan
untuk mengantisipasi praktik pengiriman data melalui perangkat elektronik (Electronic
Data Interchange (EDI) yang mengikat. Dalam Incoterms 1990 para pihak
dimungkinkan untuk memberikan berbagai dokumen (seperti commercial invoices,
dokumen yang dibutuhkan untuk beacukai atau dokumen pembuktian pengiriman
barang atau dokumen pengangkutan). Dalam hal demikian itu, masalah yang timbul
manakala penjual harus memberikan/me nunjukkan suatu dokumen pengangkutan
berharga dan khususnya Bill of Lading B/L atau kotidaksemen yang sering kali
digunakan untuk menjual barang sewaktu barang tersebut diangkut. Dalam hal
demikian itu, apabila menggunakan sarana EDI sangatlah penting untuk memastikan
bahwa ia memiliki kedudukan hukum selayaknya apabila ia telah memilikinya, yaitu
telah menerima suatu B/L atau konosemen.

Karena ada perubahan Incoterms dari waktu ke waktu, adalah penting


untuk menjamin bahwa jika para pihak bermaksud untuk menggunakan incoterm
dalam kontrak penjualan, suatu referensi yang cepat selalu di buat pada versi terbaru
dari Incoterms. Ini dapat memudahkan jika suatu referensi telah di buat untuk versi
sebelumnya dalam formulir kontrak standar atau dalam formulir pesanan yang di
gunakan para pedagang. Kegagalan dalam merujuk kepada versi terbaru mungkin
menimbulkan perselisihan apakah para pihak bermaksud menggunakan versi itu atau
versi sebelumnya sebagai bagian dari kontrak mereka.

C. UCP 600

Uniform Customs & Practice for Documentary Credits (UCP 600) adalah
seperangkat aturan yang disetujui oleh Kamar Dagang Internasional, yang berlaku
untuk lembaga keuangan yang menerbitkan Letter of Credit (L/C) - instrumen keuangan
yang membantu perusahaan membiayai perdagangan. Banyak bank dan pemberi
pinjaman tunduk pada peraturan ini, yang bertujuan untuk membakukan perdagangan
internasional, mengurangi risiko perdagangan barang dan jasa, dan mengatur
perdagangan.

7
Standar UCP 600, diterbitkan oleh Institut Internasional untuk Kepabeanan
(Dewan Standar dan Peraturan) bekerja sama dengan Organisasi Kepabeanan Dunia,
menguraikan praktik terbaik untuk kredit dokumen. Kredit dokumen digunakan dalam
pengiriman internasional untuk mengurangi beban administrasi pada importir,
eksportir, dan vendor sekaligus meningkatkan keamanan rantai pasokan. Misalnya,
vendor dapat mengirimkan faktur kepada eksportir yang menyatakan bahwa mereka
telah menyelesaikan pesanan produksi tertentu. Eksportir kemudian mengeluarkan
kredit dokumen untuk klien mereka (importir), yang mengurangi jumlah tagihan
mereka dengan pesanan produksi tertentu tersebut. Vendor sekarang dapat
menggunakan kredit dokumen ini untuk meringankan beban administrasi mereka saat
memberikan tagihan mendatang untuk produk lain.

UCP-600 adalah dokumen yang dikeluarkan oleh International Chamber of


Commerce (ICC) yang merupakan bukti dokumen kepemilikan. Ini adalah pengakuan
kepemilikan dan pengalihan barang dari satu pihak ke pihak lain. Ini bisa berupa bill of
lading, letter of credit, atau dokumen lain yang menunjukkanm kepemilikan. Aturan
UCP-600 secara sukarela dimasukkan ke dalam kontrak dan harus secara khusus
diuraikan dalam kontrak pembiayaan perdagangan untuk diterapkan. Ini juga
memungkinkan fleksibilitas bagi pihak eksternal yang terlibat.

UCP 600 (“Kebiasaan & Praktik Seragam untuk Kredit Dokumenter”) adalah
publikasi resmi yang diterbitkan oleh Kamar Dagang Internasional (ICC). Ini adalah
seperangkat 39 pasal tentang penerbitan dan penggunaan Letters of Credit, yang
berlaku untuk 175 negara di seluruh dunia, yang merupakan perdagangan sekitar $1
triliun USD per tahun. UCP 600 tidak diperlukan untuk semua pengiriman. Beberapa
kiriman, seperti kiriman kecil, dikecualikan dari persyaratan ini.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa UCP 600 adalah seperangkat instruksi


untuk kredit dokumenter yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan rantai
pasokan sekaligus mengurangi biaya administrasi untuk importir, eksportir, dan
vendor. Standar ini hanya berlaku untuk kredit dokumenter dan tidak menggantikan
undang-undang Kepabeanan nasional. Para pedagang yang bermaksud menggunakan

8
Incoterms 2020 harus menyatakan secara spesifik dan jelas dalam kontrak mereka
tunduk pada “Incoterms 2020”.

Incoterms yang terakhir adalah Incoterms 2020 yang merupakan hasil revisi
Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commerce–ICC). Incoterms ini
memiliki fungsi untuk dapat menjelaskan hak dan kewajiban pembeli dan penjual yang
berhubungan dengan pengiriman barang, meliputi proses pengiriman barang,
penanggung jawab proses ekspor-impor, penanggung biaya yang timbul serta
penanggung risiko bila terjadi perubahan kondisi barang yang terjadi akibat proses
pengiriman. Pemahaman yang baik dan menyuluruh atas Incoterms akan mengurangi
risiko dan biaya-biaya tak terduga bagi pengusaha yang melakukan perdagangan
internasional. Potensi terjadinya permasalahan dalam bermacam hal dalam
perdagangan internasional akan berkurang, dengan demikian daya saing eksportir dan
importir Indonesia pada gilirannya akan meningkat. Oleh karena itu pemahaman akan
Incoterms kepada seluruh proses perdagangan sangatlah penting. Karena sifat masih
berupa hukum kebiasaan internasional (internasional customary law) maka belum
mempunyai kekuatan mengikat yang kuat seperti halnya perjanjian internasional
(konvensi dan lainlainnya).

D. Sejarah UCP 600

Kamar Dagang Internasional, untuk pertama kalinya tahun 1936 telah


menerbitkan seperangkat peraturan internasional tentang pengertian/interpretasi
syarat perdagangan. Peraturan ini di kenal sebagai “Incoterms1936”. Perubahan dan
tambahan telah di lakukan berturut-turut tahun 1953, 1967, 1976, 1980, 1990, 2008,
2010 dan sekarang tahun 2020 dalam rangka untuk menyesuaikan peraturan
peraturan ini dengan perkembangan yang terjadi dalam praktik perdagangan
internasional.

UCP 500 sebelumnya telah digunakan sejak 1965, hampir 50 tahun sebelum
industri kredit dokumen diperkenalkan dan perdagangan online diadopsi secara luas.
Versi terbaru dari instruksi UCP 600 diperlukan untuk beradaptasi dengan lingkungan

9
perdagangan digital yang baru. Instruksi UCP asli terutama disusun untuk transaksi
berbasis kertas, dan karena itu hanya berlaku untuk perdagangan dokumenter.

UCP 600 menggantikan UCP 500 pada tanggal 1 Juli 2007. UCP 600 dibuat
untuk membakukan seperangkat aturan yang bertujuan untuk menguntungkan semua
pihak selama transaksi pembiayaan perdagangan. UCP 600 dibuat oleh pakar industri,
dan diamanatkan oleh Komisi Perbankan, bukan melalui undang-undang. UCP pertama
dibuat pada tahun 1933 dan telah direvisi oleh ICC hingga mencapai UCP 600.

Pembaruan instruksi UCP ke UCP 600 mencakup kredit dokumenter dan non-
dokumen, dan merupakan pertama kalinya ketentuan kredit dokumenter
diintegrasikan ke dalam prosedur kepabeanan standar. Instruksi UCP 600 telah
diterima sebagai standar pabean baru oleh sebagian besar negara, dan sejumlah
kelompok telah mulai menerbitkan terjemahan instruksi UCP 600. Instruksi UCP 600
telah diterima secara luas sebagai standar kepabeanan yang disepakati secara
internasional untuk kredit berdokumen dan dapat digunakan sebagai referensi untuk
peraturan kepabeanan nasional tentang kredit berdokumen.

Aturan UCP 600 secara sukarela dimasukkan ke dalam kontrak dan harus
secara khusus diuraikan dalam kontrak pembiayaan perdagangan agar dapat
diterapkan. Mereka juga memungkinkan fleksibilitas untuk pihak internasional yang
terlibat. Pendampingan UCP 600 adalah International Standard Banking Practice for
the Examination of Documents under Documentary Credits (ISBP), ICC Publication 745.
Ini membantu untuk memahami apakah suatu dokumen mematuhi persyaratan Letters
of Credit.

Kredit yang dikeluarkan dan diatur oleh UCP 600 akan ditafsirkan sejalan
dengan keseluruhan rangkaian 39 pasal yang terkandung dalam UCP 600. Namun,
pengecualian terhadap aturan dapat dilakukan dengan modifikasi atau pengecualian
tegas. UCP 600 adalah aturan paling sukses yang pernah dikembangkan dalam
kaitannya dengan perdagangan dan sebagian besar Letter of Credit tunduk padanya.
Pada Konferensi Keuangan Perdagangan Musim Dingin Inggris ICC baru-baru ini, ada

10
program khusus yang membahas UCP 600. Ini melihat perkembangan terkini dalam
praktik industri dan kebijakan ICC, serta tinjauan Pendapat Komisi Perbankan terbaru.

E. Tujuan dari UCP 600

Instruksi UCP 600 bertujuan untuk menetapkan standar kepabeanan yang


seragam untuk kredit dokumenter dalam perdagangan internasional, sehingga
mengurangi beban administrasi pada importir, eksportir, dan vendor. Instruksi ini juga
bertujuan untuk meningkatkan keamanan rantai pasok dengan standarisasi format
informasi dalam dokumentasi kredit.

Standar UCP 600 hanya untuk kredit dokumenter dan tidak berlaku untuk
kredit non-dokumen. Itu tidak menggantikan undang-undang bea cukai nasional. Ini
bukan kontrak atau kesepakatan antara importir dan eksportir. Ini bukan prosedur bea
cukai internal. Ini adalah seperangkat instruksi yang berlaku untuk kredit dokumenter.

F. Ringkasan UCP 600

Berikut adalah beberapa elemen kunci yang membentuk UCP 600:

1. Definisi istilah kunci yang lazim dalam perdagangan internasional (misalnya


menghormati [pembayaran], pelamar, hari perbankan, presentasi)

2. Bagaimana dokumen perdagangan internasional (Letters of Credit) dapat


ditandatangani dan diketahui oleh semua pihak

3. Perbedaan antara dokumen, barang dan jasa (dan pihak mana yang berurusan
dengan ini)

4. Bagian mana dari Letter of Credit yang dapat dinegosiasikan dan tidak dapat
dinegosiasikan

5. Cara kerja kredit, dan cara pembayaran dilakukan

6. Bagaimana bank dapat mengkomunikasikan konfirmasi barang (teletransmission)

11
7. Pengangkutan barang, moda transportasi, dan siapa yang memikul tanggung jawab

8. Bagaimana menangani perbedaan, keringanan dan memberikan pemberitahuan

9. Penyediaan dokumen asli atau salinan elektronik

10. Bill of Lading

11. Asuransi dan menanggung biaya barang

12. Kehilangan dokumen pengiriman dalam perjalanan

G. Artikel Dibawah UPC 600

Ringkasan Artikel Utama di ICC UCP 600

Pasal 1 – 5 : Ketentuan Umum dan Definisi

Pasal 6 – 13 : Kewajiban dan Tanggung Jawab

Pasal 14 : Pemeriksaan Dokumen

Pasal 15 – 17 : Pemeriksaan Dokumen

Pasal 18 – 28 : Dokumen

Pasal 29 – 33 : Ketentuan Lain-Lain

Pasal 34 – 37 : Penafian

Pasal 38 – 39 : Transferable Credit & Assignment

Di bawah Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (UCP 600),
dua Pasal UCP 600 berurusan dengan dokumen pengangkutan: Pasal 6 dan Pasal 8.
Pasal 6 mencakup kasus-kasus di mana kredit menunjukkan bahwa dokumen
pengangkutan harus ditunjukkan, sementara UCP 600 Pasal 8 mengatur dengan topik
di mana kredit tidak menyebutkan dokumen pengangkutan secara khusus tetapi
mungkin diperlukan. Dalam kedua kasus tersebut, UCP 600 menyatakan bahwa
dokumen pengangkutan harus ditunjukkan dalam waktu 21 hari sejak tanggal
pengapalan kecuali ditentukan lain dalam kredit.

12
Pasal 6 dari Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (UCP
600) mengatur persyaratan presentasi. Yang dimaksud dengan “presentasi” adalah
tindakan memberikan dokumen kepada bank yang ditunjuk untuk diintip. Berdasarkan
Pasal 6, penyerahan harus dilakukan dalam waktu 21 hari sejak tanggal pengapalan
(atau sejak tanggal sebagaimana ditentukan dalam kredit). Jika tidak, dokumen akan
dianggap tidak sah dan tidak akan diterima oleh bank.

Pasal 8 UCP 600 membahas delapan persyaratan yang harus dipenuhi agar
sebuah dokumen dianggap sebagai saran ketidaksesuaian. Persyaratan ini adalah:

• Nama bank penasehat

• Nomor dan tanggal kedaluwarsa kredit

• Perbedaan disarankan

• Nama pemohon

• Nama penerima manfaat

• Ini menunjukkan bahwa itu adalah saran dan bukan tuntutan untuk kepatuhan

• Bahwa tanpa mengurangi hak-hak berdasarkan kredit

• Tanda tangan pejabat yang berwenang dari advising bank.

Jika semua persyaratan ini tidak terpenuhi, dokumen tersebut tidak akan
dianggap sebagai saran untuk ketidaksesuaian.

UCP 600 Pasal 9 mengatur tentang penggunaan bank yang sama untuk
mengacu pada setiap amandemen. Dalam hal bank diminta untuk menasihati
amandemen, tetapi memilih ketidakpatuhan, ia tunduk pada memberitahu bank dari
mana kredit, nasihat diterima.

H. UCP 600 Kredit Dokumenter

UCP 600 (“Kebiasaan & Praktik Seragam untuk Kredit Dokumenter”) diakui
sebagai publikasi resmi yang diterbitkan oleh Kamar Dagang Internasional (ICC). Ini

13
adalah kumpulan 39 pasal tentang penerbitan dan penggunaan Letters of Credit yang
berlaku untuk 175 negara di seluruh dunia.

Dokumen-dokumen berikut adalah komponen inti dari kredit dokumenter:

1. Faktur komersial - Faktur penjualan eksportir.

2. Bill of Lading - tanda terima eksportir untuk barang yang dikirim.

3. Draft Ditarik di Bank Importir - Janji importir untuk membayar.

4. Dokumen Pengiriman - Dokumen yang menyatakan bahwa barang telah tiba.

5. Deklarasi Bea Cukai - Sebuah dokumen yang menegaskan barang telah dibersihkan
melalui Bea Cukai.

6. Dokumen Lain - Dokumen lain yang mungkin diperlukan sehubungan dengan


barang atau transaksi perdagangan.

I. Praktik dan Ketentuan yang Dilarang Berdasarkan Artikel UCPDC 600

Di bawah ini adalah daftar praktik dan ketentuan yang dilarang berdasarkan
versi UCP 600, yaitu :

1. Importir tidak dapat menggunakan kredit sebelum barang dikirim.

2. Eksportir tidak dapat mengirimkan barang sebelum importir menerima kredit.

3. Importir tidak dapat menerima kredit sebelum barang tiba.

4. Eksportir tidak dapat mengirimkan barang sebelum importir menerima kredit.

5. Importir tidak dapat menerima kredit jika tergantung pada terjadinya peristiwa di
masa depan.

6. Eksportir tidak dapat mengeluarkan kredit jika pembayaran tergantung pada


terjadinya peristiwa di masa depan.

7. Eksportir tidak dapat menerbitkan kredit bertanggal.

8. Importir tidak dapat menerima kredit bertanggal.

14
9. Eksportir tidak dapat mengkondisikan kredit pada importir yang telah memberikan
uang jaminan.

J. Cara Mengadopsi Standar UCP 600


Mengadopsi standar UCP 600 dapat membantu importir, eksportir, dan
vendor meningkatkan keamanan rantai pasokan mereka sekaligus mengurangi biaya
administrasi. Langkah pertama adalah menentukan apakah importir, eksportir, atau
vendor akan mengeluarkan kredit. Setelah diputuskan, organisasi harus mengadopsi
standar UCP 600 untuk persyaratan kredit mereka. Ketentuan kredit adalah perjanjian
kontraktual antara importir dan eksportir, yang menguraikan jumlah kredit, tanggal
pengiriman, syarat penerimaan, dan syarat pembayaran. Importir, eksportir, atau
vendor kemudian dapat memilih dari berbagai solusi perangkat lunak manajemen
kredit yang didasarkan pada UCP 600 standar, seperti ComTrade. Solusi ini dapat
digunakan untuk membuat, menerbitkan, melacak, dan mengelola kredit dokumenter
dan persyaratan pembayaran.

K. UCP Elektronik (eUCP)

Uniform Customs & Practice for Documentary Credits (UCP 600) adalah
seperangkat aturan yang disepakati oleh International Chamber of Commerce (ICC),
yang berlaku untuk lembaga keuangan yang menerbitkan Letters of Credit . Digunakan
oleh praktisi letter of credit di seluruh dunia, UCP adalah aturan perdagangan swasta
paling sukses yang pernah dikembangkan. Bankir, pedagang, pengacara, pengangkut,
akademisi, dan semua yang berurusan dengan transaksi letter of credit di seluruh dunia
akan mengacu pada UCP 600 setiap hari.

Pada tahun 2019, Kamar Dagang Internasional juga merilis suplemen terbaru
untuk aturan elektronik (eRules) dari Uniform Customs & Practice for Documentary
Credits. ICC memperbarui aturan eUCP 600 (eRules), untuk mempercepat digitalisasi
pembiayaan perdagangan. Trade Finance Global telah menerbitkan pembaruan pada
eRules untuk 'eUCP 600', yang merupakan aturan tambahan untuk aturan UCP 600 ini.

15
Untuk memajukan digitalisasi praktik keuangan perdagangan, ICC
menerbitkan aturan elektronik baru (eRules); mereka mulai berlaku pada tanggal 1 Juli.
eRules akan terus dipantau dan diperbarui untuk mencerminkan perkembangan dan
tren teknologi masa depan yang muncul dalam pembiayaan perdagangan. ICC akan
memastikan bahwa eRules tetap berlaku untuk bank dan lembaga pembiayaan
perdagangan lainnya. Mengakui pentingnya peraturan ini untuk pekerjaan profesional
keuangan perdagangan, ICC membuat teks lengkap eURC dan eUCP tersedia secara
online. ICC juga telah menerbitkan panduan mendalam tentang perubahan eUCP v1.1
ke v2.0 dan eURC v 1.0 yang baru disusun.

Konten eRules akan terus dipantau untuk memastikan eRules bekerja dalam
konteks dokumentasi elektronik dan perdagangan. eUCP akan terus ditinjau oleh
praktisi perdagangan untuk memberi umpan balik pembaruan dan memantau eUCP
dalam praktiknya.

16

Anda mungkin juga menyukai