Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN 2

PENGATURAN HUKUM DAN ASAS-ASAS / PRINSIP-PRINSIP UMUM DALAM


PERDAGANGAN INTERNASIONAL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari dan menyelesaikan pertemuan ke-2, mahasiswa mampu


mendeskripsikan tentang asas-asas / prinsip-prinsip umum perdagangan internasional

B. URAIAN MATERI

1. Prinsip Dasar Kebebasan Berkontrak

Prinsip kebebasan berkontrak sebenarnya merupakan prinsip universal dalam


hukum perdagangan internasional. Setiap sistem hukum dalam hukum dagang
mengakui kebebasan para pihak untuk membuat kontrak-kontrak dagang
(internasional). Schmitthoff menanggapi secara positif kebebasan berkontrak ini dengan
menyatakan:

“The autonomy of the parties will in the law of contract is the foundation on which an
autonomous law of international trade can be built. The national sovereign has. No objection
that in that area an autonomous law of international trade is developed by the parties, provided
always that law respects in every national jurisdiction the limitations imposed by public policy.”

Kebebasan ini mencakup bidang hukum yang cukup luas, meliputi kebebasan
untuk melakukan jenis-jenis kontrak yang disepakati oleh para pihak. Dalam prinsip
kebebasan berkontrak ini termasuk pula kebebasan untuk memilih forum penyelesaian
sengketa dagangnya serta mencakup pula kebebasan untuk memilih hukum yang akan
berlaku terhadap kontrak yang dibuatnya. Sudah barang tentu kebebasan ini tidak
boleh bertentangan dengan undang-undang, kepentingan umum, kesusilaan,
kesopanan, dan persyaratan lain yang ditetapkan oleh masing-masing sistem hukum.
1. Prinsip Dasar Pacta Sunt Servanda

Prinsip pacta sunt servanda adalah prinsip yang mensyaratkan bahwa kesepakatan
atau kontrak yang telah ditandatangani harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
(dengan iktikad baik). Prinsip ini berlaku secara universal.

2. Prinsip Dasar Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase

Arbitrase dalam perdagangan internasional adalah merupakan forum


penyelesaian sengketa yang umum digunakan. Klausul arbitrase sudah semakin
banyak dicantumkan dalam kontrak-kontrak dagang. Goldstajn menguraikan
kelebihan dan alasan mengapa penggunaan arbitrase dijadikan prinsip dasar
dalam hukum perdagangan internasional, yaitu:

“Moreover to the extent that the settlement of defferences is referred to arbitration, a


uniform legal order is being created. Arbitration tribunals aften apply criteria other than
those applied in courts. Arbitrators appear more ready to interpret rules freely, taking into
account customs, usage and business practice. Futher, the fact that the enforcement of
foreign arbitral awards is generally more easy than the enforcement of foreign court decisions
is conducive to ap preference for arbitration.”

3. Prinsip Dasar Kebebasan Komunikasi (Navigasi)


Di samping tiga prinsip dasar tersebut, prinsip dasarnya yang relevan dengan prinsip
dasar yang dikenal dalam hukum ekonomi internasional, yaitu prinsip kebebasan untuk
berkomunikasi (dalam pengertian luas, termasuk di dalamnya kebebasan
bernavigasi). Komunikasi atau navigasi adalah kebebasan para pihak untuk
berkomunikasi untuk keperluan dagang dengan siapa pun juga dengan melalui
berbagai sarana navigasi atau komunikasi, baik darat, laut, udara, atau melalui media
sarana elektronik. Kebebasan komunikasi ini bersifat sangat esensial bagi
terlaksananya perdagangan internasional. Dalam komunikasi untuk maksud berdagang
ini, kebebasan para pihak tidak boleh dibatasi oleh sistem ekonomi, politik, atau
sistem hukum

Tujuan hukum perdagangan internasional sebenarnya tidak berbeda dengan


tujuan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade, 1974), yang termuat dalam
pembukaannya. Adapun tujuan dari hukum perdagangan internasional adalah:
a. untuk mencapai perdagangan internasional yang stabil dan menghindari
kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik perdagangan nasional yang merugikan
negara lain;
b. untuk meningkatkan volume perdagangan dunia dengan menciptakan
perdagangan yang menarik dan menguntungkan bagi pembangunan ekonomi
semua negara;
c. meningkatkan standar hidup umat manusia;

d. meningkatkan lapangan kerja;

e. mengembangkan sistem perdagangan multilateral; dan

f. meningkatkan pemanfaatan sumber-sumber kekayaan dunia dan


meningkatkan produk dan transaksi jual-beli barang.

Meskipun adanya tujuan dalam hukum perdagangan internasional tersebut di atas


bagus, namun hukum perdagangan internasional masih memiliki cukup banyak
kelemahan. Kelemahan tersebut dapat ditemui dalam bidang-bidang hukum lainnya,
yakni terdapatnya pengecualian-pengecualian atau klausul-klausul “penyelamat” yang
bersifat memperlonggar kewajiban-kewajiban hukum.
Kelemahan spesifik tersebut:

1. Hukum perdagangan internasional sebagian besar bersifat pragmatis dan


permisif. Hal ini mengakibatkan aturan-aturan hukum perdagangan
internasional kurang objektif di dalam “memaksakan” negara-negara untuk
tunduk pada hukum. Dalam kenyataannya, negara-negara yang memiliki
kekuatan politis dan

ekonomi memanfaatkan perdagangan sebagai sarana kebijakan politisnya.


2. Aturan-aturan hukum perdagangan internasional bersifat
mendamaikan dan persuasif (tidak memaksa). Kelemahan ini sekaligus juga
merupakan kekuatan bagi perkembangan hukum perdagangan internasional
yang menyebabkan atau memungkinkan perkembangan hukum ini di tengah
krisis.
2. Perkembangan Hukum Perdagangan Internasional

Hukum perdagangan internasional telah ada sejak lahirnya negara dalam arti
modern. Sejak saat itu, hukum perdagangan internasional telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat sesuai dengan perkembangan hubungan-hubungan
perdagangan. Dilihat dari perkembangan sumber hukumnya (dalam arti materiel),
perkembangan hukum perdagangan internasional dapat dikelompokkan ke dalam tiga
tahap, yaitu:
a. Hukum perdagangan internasional dalam masa awal pertumbuhan.
b. Hukum perdagangan internasional yang dicantumkan dalam hukum nasional.
c. Lahirnya aturan-aturan hukum perdagangan internasional dan munculnya
lembaga-lembaga internasional yang mengurusi perdagangan internasional.

C. LATIHAN SOAL/ TUGAS

Soal
1. Sebut dan jelaskan prinsip-prinsip dalam hukum dagang internasional!
2. Jelaskan bagaimana kelemahan dan perkembangan hukum dagang internasional
saat ini!

D. DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid, Priyatna. 2002. Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa: Suatu


Pengantar. Jakarta: PT Fikahati Anesta dan BANI.

Adolf, Huala. 2003. Arbitrase Komersial Internasional. Cetakan 3. Jakarta:


RajaGrafindo.

Badrulzaman, Mariam Darus. 1994. Aneka Hukum Bisnis. Cetakan 1.

Bandung: Alumni.
Gunadi, Ariawan. 2013. Pengantar Hukum Bisnis 2. Jakarta: Lentera Hukum
Indonesia.
Harris, H.J. 1998. Cases and Materials on International Law. 5th Edition.

London: Sweet and Maxwell.

H.S., Salim. 2007. Perkembangan Hukum Kontrak di Luar KUH Perdata.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai