Anda di halaman 1dari 51

HUKUM

Ekspor & impor

Presented by :

Ahmad Faidy Haris, SHI, MA., LL.M.


Program Studi
Hukum Ekonomi Syari’ah (HES)
Fakultas : Syari’ah
IAIN MADURA
POKOK-POKOK PEMBAHASAN

1) Mengenal Hukum Dagang Internasional


(International Trade Law); (Definisi Hukum Dagang
Internasional; Tujuan Hukum Perdagangan Internasional; Subyek
Hukum Perdagangan Internasional)
2) Sejarah perkembangan hukum perdagangan
Internasional.
3) Sumber-sumber hukum perdagangan Internasional
4) Hukum Ekspor & Impor (Definisi Hukum Ekspor dan
Impor Tujuan Ekspor dan Impor)
POKOK-POKOK PEMBAHASAN
5. Para pihak dalam kegiatan Ekspor dan Impor (Syarat
Ekportir dan Importir, dokumen-dokumen dalam kegiatan ekspor dan
impor)
6. Teknik dan Prosedur Ekspor & Impor (Pengaturan Transaksi
Ekspor&Impor, Perjanjian Transaksi Ekspor&Impor, Mikanisme
Pembayaran Transaksi Ekspor&Impor, Mikanisme Pembiyayaan
Transaksi Ekspor&Impor)
7. Lembaga-lembaga Pembiyaan dalam Transaksi
Ekspor&Impor
8. Penyelesaian Sengketa Dalam Perdagangan
Internasional (Para pihak dalam sengketa, Prinsip-prinsip
penyelesaian sengketa, Forum penyelesaian sengketa)
Pengantar
Hukum Internasional (HI) adalah peraturan-
peraturan dan ketentuan-ketentuan yang
mengikat serta mengatur antara negara-negara
dan subyek hukum lainnya dalam masyarakat
internasional.

HI tidak hanya mengatur negara, tetapi juga


subyek hukum lainnya, seperti; organisasi-
organisasi internasional, kelompok-kelompok supra
nasional, bahkan dalam hal tertentu diberlakukan
terhadap individu-individu dalam hubungannya
dengan negara.
Pengantar

HI biasanya terbagi dua :


HI Publik
HI privat (Individu & badan)
HI publik hanya biasa hanya dikenal
dengan sebutan HI atau internasional
law (IL), sedangkan HI privat biasa
disebut dengan hukum perdata
Internasional.
Pengantar
Berdasarkan pada rekomendasi Konvensi Wina tahun 1969
hukum internasional dibagi menjadi dua yaitu:

Hukum Publik Internasional: “keseluruhan kaidah-kaidah dan


asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas- batas negara yang bukan bersifat perdata”.

Hukum Perdata Internasional (HPI) : “keseluruhan kaidah-


kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan
yang melintasi batas- batas negara yang bersifat perdata”
Hukum Perdata Internasional
1. Pengertian HPI

 Hukum Perdata Internasional adalah hukum nasional yang


ditulis atau diadakan untuk hubungan-hubungan hukum
internasional. (Van Brakel/1982)
 HPI adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan hukum yang
menentukan hukum perdata dari negara mana harus
diterapkan suatu perkara yang berakar di dalam lebih dari
satu negara. (Masmuim/1993)
 HPI adalah seperangkat kaidah-kaidah, asas-asas dan atau
aturan-aturan hukum nasional yang dibuat untuk mengatur
peristiwa atau hubungan hukum yang mengandung unsur-
unsur transnasional (atau unsur-unsur ekstrateritorial).
(Bayu Seto/2013)
Lanjutan..
Hukum Perdata Internasional (HPI) berbicara
tentang hukum perdata yang mengandung unsur
asing (foreign elements).
Suatu kasus akan menjadi kasus HPI apabila ada
keterlibatan unsur asing (foreign elements)
didalamnya. Walaupun kecil, HPI pada prinsipnya
hanya sebagai kaidah penunjuk yaitu berkaitan
dengan kaidah mana yang akan berlaku dalam
suatu kasus (choice of law) dan juga pengadilan
mana yang berhak untuk mengadili (choice of
forum)(HPI menjawab choice of law dan choice of
forum).
Lanjutan…

2. Beberapa unsur-unsur asing dalam


HPI

Subjek
Tempat perbuatan dilakukan
Bendera kapal
Choice of law ( dalam kontrak), dll
Lanjutan…
3. Ruang Lingkup Hukum Perdata
Internasional

Penanaman modal asing


Jual beli Internasional
Dwikewarganegaraan
Perkawinan campur, dll.
Kilas Sejarah
Hukum privat yang berlaku di Perancis telah dimuat dalam dua
kodifikasi yakni Code de Commerce (Hukum Dagang) dan Code
Civil (Hukum Perdata). Ketika prancis menguasai Belanda di
tahun 1806-1813, dua kodifikasi tersebut diberlakukan oleh
pemerintah Perancis terhadap Belanda yang digunakan selama 24
tahun hingga kemerdekaan Belanda dari perancis di tahun 1813.
Wetboek van Koophandel disingkat WvK (Belanda), dikenal
juga dengan sebutan Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(Indonesia)
Burgerlijk Wetboek disingkat BW (Belanda), dikenal juga
dengan sebutan Kitab Undang-undang Hukum Perdat
(Indonesia).
Lanjutan…

Istilah internasional dalam HPI tidaklah


merujuk pada sumbernya, tetapi menunjuk
pada fakta-fakta atau materinya, yaitu
hubungan-hubungan atau peristiwa-peristiwa
yang bersifat internasional (objeknya yang
internasional). Sedangkan kaidah-kaidah HPI
adalah perdata nasional. Masing-masing
negara di dunia memiliki HPI sendiri-sendiri.
International Trade Law
Pengertian

• The body of rules governing commercial relationship of


a private law nature involving different nations.
Sekumpulan aturan yang mengatur hubungan-hubungan
komersial yang sifatnya hukum perdata, yang mengatur
transaksi-transaksi yang berbeda-beda negara.
(Schimttoff)
Lanjutan…
• Hukum perdagangan dan keuangan internasional ("international
trade and finance law“) sebagai suatu kumpulan aturan, prinsip,
norma dan praktek yang menciptakan suatu pengaturan (regulatory
regime) untuk transaksi-transaksi perdagangan transnasional dan
sistem pembayarannya, yang memiliki dampak terhadap perilaku
komersial lembaga-lembaga perdagangan (Rafiqul Islam;
International Trade Law, NSW: LBC, 1999) .
• The regulation of the conduct of parties involved in the exchange
of goods, services and technology between nations. Definisi ini
tidak menyebut secara jelas bidang hukum ini jatuh ke bidang
hukum yang mana: hukum privat, publik, atau hukum
internasional, Para pihaknya pun dibuat samar, hanya disebut
parties, dan obyek kajiannya, yaitu jual beli barang, jasa dan
teknologi. (Sanson /Australian)
Lanjutan…
Hukum perdagangan Internasional memiliki tiga unsur :
•International trade law may also be regarded as a
specialised branch of international law (Hukum perdagangan
internasional dapat dipandang sebagai suatu cabang khusus dari hukum
internasional)
•International trade law can be described as those rules of
international law which are applicable to trade in goods,
services and the protection of intellectual property (Hukum
perdagangan internasional adalah aturan-aturan hukum internasional yang berlaku
terhadap perdagangan barang, jasa dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual
(HAKI), contoh; aturan-aturan WTO, perjanjian multilateral dll.
•Hukum perdagangan internasional terdiri dari aturan-aturan hukum
nasional yang memiliki atau pengaruh langsung terhadap perdagangan
internasional secara umum. (Booysen /Afrika Selatan)
Lanjutan…
Resolusi PBB tentang Internasional Trade Law :

Keseluruhan kaidah yang mengatur


hubungan-hubungan dagang yang bersifat
hukum perdata dan mencakup berbagai
negara ( the body of rules governing
commercial relationship of private law nature
involving different countries)
Sifat & karakteristik
• HPI memiliki sifat dan karakter yang kompleks (interdisipliner),
memiliki kaitan yang sangat erat dengan disiplin ilmu dan hukum-
hukum yang lain, khususnya seperti hukum internasional, perdata
internasional, ekonomi internasional, ilmu pelayaran,
penerbangan, keuangan dan perbankan, teknologi serta politik.

• Hukum ekonomi internasonal lebih banyak mengatur subyek


hukum yang bersifat publik (policy). seperti misalnya hubungan-
hubungan di bidang ekonomi yang dilakukan oleh negara atau
organisasi internasional.
• Hukum perdagangan internasional lebih menekankan kepada
hubungan-hubungan hukum yang dilakukan oleh badan-badan
hukum privat.
Eksistensi dan Tujuan
Perdagangan Internasional
• Hubungan-hubungan perdagangan internasional
antar negara sudah ada sejak lama, sejak
munculnya konsep negara modern.
• Semua menyadari bahwa perdagangan adalah
satu-satunya cara untuk pembangunan ekonomi
bangsa.
Sejarah Perkembangan

Cara pandang di atas sedikit banyak dilatarbelakangi dan


dipengaruhi oleh aliran atau teori ekonomi abad ke 15 dan
16, yakni aliran teori merkantilisme.

Para merkantilis berpendirian perdagangan internasional


sebagai instrumen kebijakan nasional. Mereka
menekankan pentingnya ekspor sebesar-besarnya dan
menekan impor serendah-rendahnya. Keuntungan dari
selisih ekspor - impor merupakan keuntungan bagi negara
(yang waktu itu diwujudkan dalam bentuk emas)
Lanjutan…
• Reaksi dari aliran itu adalah teori keunggulan komparatif
yang diperkenalkan oleh David Ricardo (1772-1823).
• Untuk menjadi pemain utama dalamperdagangan, faktor
yang penting bukanlah ukuran, tetapi bagaimana
memaksimalkan potensi.
• Contoh klasik adalah Jepang. Dari segi geografis,
kekayaan alam dan luas wilayah, Jepang relatif kurang
beruntung. Tetapi dengan kekuatan manajemen dalam
perdagangan internasionalnya, negeri ini berhasil
menjadikannya sebuah negara yang paling penting di
dunia dewasa ini.
Lanjutan..
• Semakin luasnya aktivitas perdagangan ini yang dewasa ini
dikenal dengan "liberalisasi perdagangan", dibutuhkan sistem
keuangan atau pasar internasional yang stabil untuk memberikan
modal dalam melaksanakan perdagangan internasional tersebut.

• Karena itu, keterkaitan antara perdagangan internasional dan


sistem keuangan atau moneter internasional menjadi semakin
penting. Maka muncul World Bank, IMF dll.

• Berdirinya ke-2 lembaga keuangan ini semata-mata untuk


menjaga agar sistem moneter internasional dapat terpelihara
(stabil) dan juga memberi pinjaman jangka pendek guna
menanggulangi kesulitan pembayaran yang disebabkan oleh
adanya defisit perdagangan ekspor-impor negara-negara
Lanjutan…
• Dilihat dari perkembangan sumber hukumnya
(dalam arti materil), maka perkembangan
hukum perdagangan internasional dapat
dikelompokkan ke dalam 3 tahap, yakni:
1) HPI masa awal pertumbuhan
2) HPI yang dicantumkan dalam hukum nasional
3) Lahirnya aturan-aturan hukum perdagangan
internasional dan munculnya Lembaga-lembaga
Internasional yang mengurusi Perdagangan
Internasional.
1. HPI masa awal pertumbuhan

• Hukum perdagangan internasional lahir pada awalnya


dari praktek para pedagang. Hukum yang diciptakan oleh
para pedagang ini lazim disebut pula sebagai lex
mercatoria (law of merchant).
• Lex Mercatoria tumbuh dari adanya 4 faktor berikut :
a) lahirnya aturan-aturan yang timbul dari kebiasaan dalam berbagai
pekan raya (the law of the fairs);
b) lahirnya kebiasaan-kebiasaan dalam hukum laut;
c) lahirnya kebiasaan-kebiasaan yang timbul dari praktek penyelesaian
sengketa-sengketa di bidang perdagangan;
d) berperannya notaris (public notary) dalam memberi pelayanan jasa-
jasa hukum(dagang).
2. HPI yang dicantumkan dalam hukum nasional

• Dalam tahap perkembangan ini, negara-negara mulai


sadar perlunya pengaturan hukum perdagangan
internasional. Mereka lalu mencantumkan aturan-aturan
perdagangan internasional dalam kitab undang-undang
hukum (perdagangan internasional) mereka.

• Misalnya saja Perancis membuat Kitab Undang-undang


Hukum Dagang-nya (code de commerce),Jerman
menerbitkan Allgemeine Handelsgezetbuch,dll.
3. Lahirnya aturan-aturan hukum perdagangan internasional dan
Munculnya Lembaga-lembaga Internasional

• Dalam perkembangan ketiga ini, aturan-aturan hukum


perdagangan internasional lahir sebagian besar karena
dipengaruhi oleh semakin banyaknya berbagai perjanjian
internasional yang ditandatangani baik secara bilateral,
regional, maupun multilateral.

• Salah satu perjanjian multilateral yang ditandangani pada


masa ini adalah disepakati lahirnya GATT tahun 1947.
Tahap ketiga ini disebut juga dengan tahap
“internationalism”.
Prinsip-prinsip Dasar Perdagangan Internasinal

 Prinsip kebebasan berkontrak (the


principle of the freedom of contract);
 Prinsip pacta sunt servanda;
 Prinsip penggunaan arbitrase
 Prinsip dasar kebebasan komunikasi
(Navigasi)
1. Prinsip kebebasan berkontrak
• Meliputi kebebasan untuk melakukan jenis-jenis
kontrak yang para pihak sepakati. Ia termasuk pula
kebebasan untuk memilih forum penyelesaian
sengketa dagangnya. Ia mencakup pula
kebebasanuntuk memilih hukum yang akan berlaku
terhadap kontrak, dll.

• Kebebasan ini sudah barang tentu tidak boleh


bertentangan dengan UU, kepentingan umum,
kesusilaan, kesopanan, dan lain-lain persyaratan yang
ditetapkan oleh masing-masing sistem hukum
2.Prinsip pacta sunt servanda

Suatu prinsip yang mensyaratkan bahwa


kesepakatan atau kontrak yang telah
ditandatangani harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya (dengan itikad baik).
Prinsip ini pun sifatnya universal. Setiap
sistem hukum di dunia menghormati
prinsip ini
3. Prinsip penggunaan arbitrase

Arbitrase dalam perdagangan internasional


adalah forum penyelesaian sengketa yang
semakin umum digunakan. Klausul
arbitrase sudah semakin banyak
dicantumkan dalam kontrak-kontrak
dagang. Dalam sengketa bisnis forum
arbitrase merupakan instrumen
penyelesaian sengketa yang cukup efektif
dan efisien.
4. Prinsip Dasar Kebebasan Komunikasi
(Navigasi)
Komunikasi atau navigasi adalah kebebasan para pihak
untuk berkomunikasi untuk keperluan dagang dengan siapa
pun juga dengan melalui berbagai sarana navigasi
ataukomunikasi, baik darat, laut, udara, atau melalui sarana
elektronik. Kebebasan ini sangat esensial bagi
terlaksananya perdagangan internasional.

Dalam berkomunikasi untuk maksud berdagang ini


kebebasan para pihak tidak boleh dibatasi oleh sistem
ekonomi, sistem politik, atau sistem hukum.
Perjanjian Ekspor & Impor
 Perdagangan Internasional atau Bisnis
Internasional sering dilakukan berdasarkan
perjanjian jual-beli.
 Perjanjian jual beli internasional sering disebut
dengan perjanjian Ekspor- Impor.
 Kegiatan mejual disebut Ekspor, dan membeli
disebut Impor. Kegiatan ini biasa dikenal dengan
kegiatan ekspor dan impor.
Ekspor-Impor Menurut UU
Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan
barang dari daerah pabean Indonesia,
dan/atau jasa dari wilayah NKRI.

Sedangkan Impor adalah kegiatan


memasukkan barang kei daerah pabean
Indonesia. (UU/2/2009 Tentang Lembaga
Pembiyaan Ekspor Indonesia)
Wilayah Pabean

Kawasan Pabean adalah kawasan dengan


batas-batas tertentu di pelabuhan laut,
bandar udara atau tempat lain yang
ditetapkan untuk lalu-lintas barang yang
sepenuhnya berada di bawah pengawasan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Tujuan Pembatasan Ekspor
• Melindungi keamanan nasional dan kepentingan umum
• Melindungi kesehatan manusia, flora, fauna, lingkungan
• Kesepakatan perjanjian internasional
• Terbatasnya pasokan pasar dalam negeri
• Terbatasnya kapasitas pasar dinegara tujuan ekspor
• Meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lapangan
kerja
Larangan Kegiatan Ekspor

 Mengancam keamanan , sosial, budaya, moral


bangsa
 Melindungi Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
 Melindungi kehidupan manusia & kesehatan
 Merusak lingkungan hidup & sistem ekologi
Syarat Eksportir
Untuk menjadi sebuah Perusahaan ekspor harus memenuhi
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Badan Hukum, dalam bentuk :
a. CV (Commanditaire Vennotschap)
b. Firma
c. PT (Perseroan Terbatas)
d. Persero (Perusahaan Perseroan)
e. Perum (Perusahaan Umum)
f. Perjan (Perusahaan Jawatan)
g. Koperasi
Lanjutan…
2. Memiliki NPWP (Nomor Wajib Pajak)
3. Mempunyai salah satu izin yang dikeluarkan oleh
Pemerintah seperti:
a.Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas
Perdagangan
b.Surat Izin Industri dari Dinas Perindustrian
c.Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
atau Penanaman Modal Asing (PMA) yang dikeluarkan
oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Eksportir ini dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Eksportir Produsen, dengan syarat:
a. Sebagai Eksportir Produsen dalam upaya memperoleh
legalitasnya seyogyanya memenuhi persyaratan yang ditetapkan
yaitu mengisi formulir isian yang disediakan oleh Dinas Perindag
di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Propinsi, dan Instansi
teknis yang terkait.
b. Memiliki Izin Usaha Industri
c. Memiliki NPWP
d. Memberikan Laporan realisasi ekspor kepada Dinas Perindag
atau instansi dan pejabat yang ditunjuk (secara berkala setiap tiga
bulan) yang disyahkan oleh Bank Devisa dengan melampirkan
surat pernyataan seperti: tidak terlibat tunggakan pajak, tidak
terlibat tunggakan perbankan, tidak terlibat masalah kepabeanan .
Lanjutan..
2. Eksportir Bukan Produsen, dengan syarat:

a. Sebagai Eksportir bukan Produsen untuk memperoleh legalitas seyogyanya


memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yaitu mengisi formulir isian yang
disediakan oleh Dinas Perindag di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau
Propinsi dan Instansi teknis yang terkait
b. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan
c. Memiliki NPWP
d. Memberikan Laporan realisasi ekspor kepada Dinas Perindag atau
instansi/pejabat yang ditunjuk (setiap tiga bulan) yang disyahkan oleh Bank
Devisa dengan melampirkan surat pernyataan seperti tidak terlibat tunggakan
pajak, tidak terlibat tunggakan perbankan, tidak terlibat masalah kepabeanan
Syarat Importir

1. Legalitas sebagai impoter, Impor hanya


dapat dilakukan oleh Perusahaan yang telah
memiliki Angka Pengenal Importir (API).
API terbagi dua API Umum dan API
Produsen , bagi UKM API tersebut dapat
diurus di Dinas Perdagangan setempat .
Lanjutan…
2. Importir lebih dahulu dapat memahami
Permendag No.54/M-DAG/PER/10/2009 tentang
Ketentuan Umum di Bidang Impor, termasuk dalam
kelompok produk impor apakah produk yang akan
diimpor . yang intinya kelompok barang impor
terbagi menjadi 3 yaitu : produk yang diatur,
dilarang dan bebas impornya, masing –masing
kelompok memiliki persyaratan sendiri yang
berbeda
Lanjutan…

3. Selajutnya ijin importasi dapat diberikan


bagi importer yang telah memiliki Nomor
Identitas Kepabeanan (NIK) atau Nomor
Registrasi Importir (SPR). Sehingga
Perusahaan terlebih dahulu harus mengajukan
permohonan ke Direktorat Jendral Bea dan
Cukai untuk mendapatkan NIK/ SPR.
Letter Of Credit
• Perdagangan internasional terwujud karena adanya
kesepakatan antara penjual dan pembeli yang
mereka tuangkan dalam kontrak. Dalam kontrak
ini biasanya mereka juga cantumkan bagaimana
cara, sistem atau klausul pembayarannya.
• Sistem pembayaran atau pembiayaan akan sangat
berpengaruh terhadap kelancaran perdagangan
internasional.
• Penjual berupaya dan berkepentingan untuk menguasai dan
mengontrol barangnya sampai ia menerima harga yang
disepakati dalam kontrak. Selain itu penjual juga
berkepentingan agar pembayaran (proceeds atau dana hasil
ekspor) dapat segera diterimanya tanpa harus menunggu
berbulanbulan lamanya tatkala barangnya masih dalam
perjalanan di kapal (in transit).
• Pembeli berkepentingan untuk tidak segera membayar sejumlah
uang yang dia janjikan sesuai kontrak selama ia belum
memeriksa barangnya apakah sesuai dengan spesifikasi yang
dicantumkan dalam kontrak, atau setidaknya ada bukti
tertulisbahwa barangnya telah dikapalkan.
• Hal ini berarti menimbulkan kesulitan bagi
penjual untuk menentukan cara pembayaran yang
akan digunakan oleh pembeli asing. Demikian
juga bagi pembeli mengalami kesulitan untuk
mempercayai reputasi dan integritas penjual asing.
• Dalam hal demikian, Bank memainkan peran
penting yang dapat menjembatani kedua
kepentingan yang berbeda antara penjual dan
pembeli.
Lanjutan….
• Karena itu tampak bahwa L/C merupakan jaminan atas
pelunasan barang yang akan dikirim oleh penjual
(eksportir). Jadi untuk kepentingan eksportir, L/C harus
dibuka terlebih dahulu sebelum barang dikirim.
• Di pihak lain, pembukaan L/C merupakan jaminan pula
bagi importir untuk memperoleh pengapalan barang
secara utuh sesuai dengan kontrak. Sedangkan dana L/C
tersebut tidak akan dicairkan tanpa penyerahan dokumen
pengapalan.
• Dengan demikian L/C tampak sebagai suatu instrumen
yang ditawarkan bank devisa untuk memudahkan lalu
lintas pembiayaan dalam transaksi dagang internasional
Peran L/C atau Documentary
Credit
1) memudahkan pelunasan pembayaran
transaksi ekspor;
2) mengamankan dana yang disediakan
importir untuk membayar barang impor;
3) menjamin kelengkapan dokumen
pengapalan
Pada umumnya, para pihak yang terlibat dalam
pembukaan
transaksi L/C adalah:
1) Applicant (buyer atau pembeli): adalah pihak yang
meminta kepada sebuah bank untuk membuka L/C atas
namanya (sebagai pembeli).
2) Penerima (Beneficiary) adalah pihak yang disebutkan
dalam L/C (sebagai penjual).
3) Bank penerbit (Opening Bank atau issuing bank)
adalah bank yang membuka atau menerbitkan L/C
(Bank pembeli).
4) Bank penerus atau Advising Bank adalah Bank yang
meneruskan L/C yang diterima dari opening bank
kepada beneficiary (bisa Bank penjual).
Penyelesaian Sengketa
• Para Pihak dalam Sengketa
• Prinsip-prinsip Penyelesaian Sengketa
1. Prinsip Kesepakatan Para Pihak (Konsensus)
2. Prinsip Kebebasan Memilih Cara-cara
Penyelesaian Sengketa
3. Prinsip Kebebasan Memilih Hukum
4. Prinsip Itikad Baik (Good Faith)
5. Prinsip Exhaustion of Local Remedies
Forum Penyelesaian Sengketa
• 1. Negosiasi
• 2. Mediasi
• 3. Konsiliasi
• 4. Arbitrase
• 5. Pengadilan (Nasional dan Internasional)
• Hukum Yang Berlaku dan Kebebasan Para
Pihak
Terima kasih semoga
anda sukses

Anda mungkin juga menyukai