Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah (HES) Fakultas : Syari’ah IAIN MADURA POKOK-POKOK PEMBAHASAN
1) Mengenal Hukum Dagang Internasional
(International Trade Law); (Definisi Hukum Dagang Internasional; Tujuan Hukum Perdagangan Internasional; Subyek Hukum Perdagangan Internasional) 2) Sejarah perkembangan hukum perdagangan Internasional. 3) Sumber-sumber hukum perdagangan Internasional 4) Hukum Ekspor & Impor (Definisi Hukum Ekspor dan Impor Tujuan Ekspor dan Impor) POKOK-POKOK PEMBAHASAN 5. Para pihak dalam kegiatan Ekspor dan Impor (Syarat Ekportir dan Importir, dokumen-dokumen dalam kegiatan ekspor dan impor) 6. Teknik dan Prosedur Ekspor & Impor (Pengaturan Transaksi Ekspor&Impor, Perjanjian Transaksi Ekspor&Impor, Mikanisme Pembayaran Transaksi Ekspor&Impor, Mikanisme Pembiyayaan Transaksi Ekspor&Impor) 7. Lembaga-lembaga Pembiyaan dalam Transaksi Ekspor&Impor 8. Penyelesaian Sengketa Dalam Perdagangan Internasional (Para pihak dalam sengketa, Prinsip-prinsip penyelesaian sengketa, Forum penyelesaian sengketa) Pengantar Hukum Internasional (HI) adalah peraturan- peraturan dan ketentuan-ketentuan yang mengikat serta mengatur antara negara-negara dan subyek hukum lainnya dalam masyarakat internasional.
HI tidak hanya mengatur negara, tetapi juga
subyek hukum lainnya, seperti; organisasi- organisasi internasional, kelompok-kelompok supra nasional, bahkan dalam hal tertentu diberlakukan terhadap individu-individu dalam hubungannya dengan negara. Pengantar
HI biasanya terbagi dua :
HI Publik HI privat (Individu & badan) HI publik hanya biasa hanya dikenal dengan sebutan HI atau internasional law (IL), sedangkan HI privat biasa disebut dengan hukum perdata Internasional. Pengantar Berdasarkan pada rekomendasi Konvensi Wina tahun 1969 hukum internasional dibagi menjadi dua yaitu:
Hukum Publik Internasional: “keseluruhan kaidah-kaidah dan
asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas- batas negara yang bukan bersifat perdata”.
Hukum Perdata Internasional (HPI) : “keseluruhan kaidah-
kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas- batas negara yang bersifat perdata” Hukum Perdata Internasional 1. Pengertian HPI
Hukum Perdata Internasional adalah hukum nasional yang
ditulis atau diadakan untuk hubungan-hubungan hukum internasional. (Van Brakel/1982) HPI adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan hukum yang menentukan hukum perdata dari negara mana harus diterapkan suatu perkara yang berakar di dalam lebih dari satu negara. (Masmuim/1993) HPI adalah seperangkat kaidah-kaidah, asas-asas dan atau aturan-aturan hukum nasional yang dibuat untuk mengatur peristiwa atau hubungan hukum yang mengandung unsur- unsur transnasional (atau unsur-unsur ekstrateritorial). (Bayu Seto/2013) Lanjutan.. Hukum Perdata Internasional (HPI) berbicara tentang hukum perdata yang mengandung unsur asing (foreign elements). Suatu kasus akan menjadi kasus HPI apabila ada keterlibatan unsur asing (foreign elements) didalamnya. Walaupun kecil, HPI pada prinsipnya hanya sebagai kaidah penunjuk yaitu berkaitan dengan kaidah mana yang akan berlaku dalam suatu kasus (choice of law) dan juga pengadilan mana yang berhak untuk mengadili (choice of forum)(HPI menjawab choice of law dan choice of forum). Lanjutan…
2. Beberapa unsur-unsur asing dalam
HPI
Subjek Tempat perbuatan dilakukan Bendera kapal Choice of law ( dalam kontrak), dll Lanjutan… 3. Ruang Lingkup Hukum Perdata Internasional
Penanaman modal asing
Jual beli Internasional Dwikewarganegaraan Perkawinan campur, dll. Kilas Sejarah Hukum privat yang berlaku di Perancis telah dimuat dalam dua kodifikasi yakni Code de Commerce (Hukum Dagang) dan Code Civil (Hukum Perdata). Ketika prancis menguasai Belanda di tahun 1806-1813, dua kodifikasi tersebut diberlakukan oleh pemerintah Perancis terhadap Belanda yang digunakan selama 24 tahun hingga kemerdekaan Belanda dari perancis di tahun 1813. Wetboek van Koophandel disingkat WvK (Belanda), dikenal juga dengan sebutan Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Indonesia) Burgerlijk Wetboek disingkat BW (Belanda), dikenal juga dengan sebutan Kitab Undang-undang Hukum Perdat (Indonesia). Lanjutan…
Istilah internasional dalam HPI tidaklah
merujuk pada sumbernya, tetapi menunjuk pada fakta-fakta atau materinya, yaitu hubungan-hubungan atau peristiwa-peristiwa yang bersifat internasional (objeknya yang internasional). Sedangkan kaidah-kaidah HPI adalah perdata nasional. Masing-masing negara di dunia memiliki HPI sendiri-sendiri. International Trade Law Pengertian
• The body of rules governing commercial relationship of
a private law nature involving different nations. Sekumpulan aturan yang mengatur hubungan-hubungan komersial yang sifatnya hukum perdata, yang mengatur transaksi-transaksi yang berbeda-beda negara. (Schimttoff) Lanjutan… • Hukum perdagangan dan keuangan internasional ("international trade and finance law“) sebagai suatu kumpulan aturan, prinsip, norma dan praktek yang menciptakan suatu pengaturan (regulatory regime) untuk transaksi-transaksi perdagangan transnasional dan sistem pembayarannya, yang memiliki dampak terhadap perilaku komersial lembaga-lembaga perdagangan (Rafiqul Islam; International Trade Law, NSW: LBC, 1999) . • The regulation of the conduct of parties involved in the exchange of goods, services and technology between nations. Definisi ini tidak menyebut secara jelas bidang hukum ini jatuh ke bidang hukum yang mana: hukum privat, publik, atau hukum internasional, Para pihaknya pun dibuat samar, hanya disebut parties, dan obyek kajiannya, yaitu jual beli barang, jasa dan teknologi. (Sanson /Australian) Lanjutan… Hukum perdagangan Internasional memiliki tiga unsur : •International trade law may also be regarded as a specialised branch of international law (Hukum perdagangan internasional dapat dipandang sebagai suatu cabang khusus dari hukum internasional) •International trade law can be described as those rules of international law which are applicable to trade in goods, services and the protection of intellectual property (Hukum perdagangan internasional adalah aturan-aturan hukum internasional yang berlaku terhadap perdagangan barang, jasa dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HAKI), contoh; aturan-aturan WTO, perjanjian multilateral dll. •Hukum perdagangan internasional terdiri dari aturan-aturan hukum nasional yang memiliki atau pengaruh langsung terhadap perdagangan internasional secara umum. (Booysen /Afrika Selatan) Lanjutan… Resolusi PBB tentang Internasional Trade Law :
Keseluruhan kaidah yang mengatur
hubungan-hubungan dagang yang bersifat hukum perdata dan mencakup berbagai negara ( the body of rules governing commercial relationship of private law nature involving different countries) Sifat & karakteristik • HPI memiliki sifat dan karakter yang kompleks (interdisipliner), memiliki kaitan yang sangat erat dengan disiplin ilmu dan hukum- hukum yang lain, khususnya seperti hukum internasional, perdata internasional, ekonomi internasional, ilmu pelayaran, penerbangan, keuangan dan perbankan, teknologi serta politik.
• Hukum ekonomi internasonal lebih banyak mengatur subyek
hukum yang bersifat publik (policy). seperti misalnya hubungan- hubungan di bidang ekonomi yang dilakukan oleh negara atau organisasi internasional. • Hukum perdagangan internasional lebih menekankan kepada hubungan-hubungan hukum yang dilakukan oleh badan-badan hukum privat. Eksistensi dan Tujuan Perdagangan Internasional • Hubungan-hubungan perdagangan internasional antar negara sudah ada sejak lama, sejak munculnya konsep negara modern. • Semua menyadari bahwa perdagangan adalah satu-satunya cara untuk pembangunan ekonomi bangsa. Sejarah Perkembangan
Cara pandang di atas sedikit banyak dilatarbelakangi dan
dipengaruhi oleh aliran atau teori ekonomi abad ke 15 dan 16, yakni aliran teori merkantilisme.
Para merkantilis berpendirian perdagangan internasional
sebagai instrumen kebijakan nasional. Mereka menekankan pentingnya ekspor sebesar-besarnya dan menekan impor serendah-rendahnya. Keuntungan dari selisih ekspor - impor merupakan keuntungan bagi negara (yang waktu itu diwujudkan dalam bentuk emas) Lanjutan… • Reaksi dari aliran itu adalah teori keunggulan komparatif yang diperkenalkan oleh David Ricardo (1772-1823). • Untuk menjadi pemain utama dalamperdagangan, faktor yang penting bukanlah ukuran, tetapi bagaimana memaksimalkan potensi. • Contoh klasik adalah Jepang. Dari segi geografis, kekayaan alam dan luas wilayah, Jepang relatif kurang beruntung. Tetapi dengan kekuatan manajemen dalam perdagangan internasionalnya, negeri ini berhasil menjadikannya sebuah negara yang paling penting di dunia dewasa ini. Lanjutan.. • Semakin luasnya aktivitas perdagangan ini yang dewasa ini dikenal dengan "liberalisasi perdagangan", dibutuhkan sistem keuangan atau pasar internasional yang stabil untuk memberikan modal dalam melaksanakan perdagangan internasional tersebut.
• Karena itu, keterkaitan antara perdagangan internasional dan
sistem keuangan atau moneter internasional menjadi semakin penting. Maka muncul World Bank, IMF dll.
• Berdirinya ke-2 lembaga keuangan ini semata-mata untuk
menjaga agar sistem moneter internasional dapat terpelihara (stabil) dan juga memberi pinjaman jangka pendek guna menanggulangi kesulitan pembayaran yang disebabkan oleh adanya defisit perdagangan ekspor-impor negara-negara Lanjutan… • Dilihat dari perkembangan sumber hukumnya (dalam arti materil), maka perkembangan hukum perdagangan internasional dapat dikelompokkan ke dalam 3 tahap, yakni: 1) HPI masa awal pertumbuhan 2) HPI yang dicantumkan dalam hukum nasional 3) Lahirnya aturan-aturan hukum perdagangan internasional dan munculnya Lembaga-lembaga Internasional yang mengurusi Perdagangan Internasional. 1. HPI masa awal pertumbuhan
• Hukum perdagangan internasional lahir pada awalnya
dari praktek para pedagang. Hukum yang diciptakan oleh para pedagang ini lazim disebut pula sebagai lex mercatoria (law of merchant). • Lex Mercatoria tumbuh dari adanya 4 faktor berikut : a) lahirnya aturan-aturan yang timbul dari kebiasaan dalam berbagai pekan raya (the law of the fairs); b) lahirnya kebiasaan-kebiasaan dalam hukum laut; c) lahirnya kebiasaan-kebiasaan yang timbul dari praktek penyelesaian sengketa-sengketa di bidang perdagangan; d) berperannya notaris (public notary) dalam memberi pelayanan jasa- jasa hukum(dagang). 2. HPI yang dicantumkan dalam hukum nasional
• Dalam tahap perkembangan ini, negara-negara mulai
sadar perlunya pengaturan hukum perdagangan internasional. Mereka lalu mencantumkan aturan-aturan perdagangan internasional dalam kitab undang-undang hukum (perdagangan internasional) mereka.
• Misalnya saja Perancis membuat Kitab Undang-undang
Hukum Dagang-nya (code de commerce),Jerman menerbitkan Allgemeine Handelsgezetbuch,dll. 3. Lahirnya aturan-aturan hukum perdagangan internasional dan Munculnya Lembaga-lembaga Internasional
• Dalam perkembangan ketiga ini, aturan-aturan hukum
perdagangan internasional lahir sebagian besar karena dipengaruhi oleh semakin banyaknya berbagai perjanjian internasional yang ditandatangani baik secara bilateral, regional, maupun multilateral.
• Salah satu perjanjian multilateral yang ditandangani pada
masa ini adalah disepakati lahirnya GATT tahun 1947. Tahap ketiga ini disebut juga dengan tahap “internationalism”. Prinsip-prinsip Dasar Perdagangan Internasinal
Prinsip kebebasan berkontrak (the
principle of the freedom of contract); Prinsip pacta sunt servanda; Prinsip penggunaan arbitrase Prinsip dasar kebebasan komunikasi (Navigasi) 1. Prinsip kebebasan berkontrak • Meliputi kebebasan untuk melakukan jenis-jenis kontrak yang para pihak sepakati. Ia termasuk pula kebebasan untuk memilih forum penyelesaian sengketa dagangnya. Ia mencakup pula kebebasanuntuk memilih hukum yang akan berlaku terhadap kontrak, dll.
• Kebebasan ini sudah barang tentu tidak boleh
bertentangan dengan UU, kepentingan umum, kesusilaan, kesopanan, dan lain-lain persyaratan yang ditetapkan oleh masing-masing sistem hukum 2.Prinsip pacta sunt servanda
Suatu prinsip yang mensyaratkan bahwa
kesepakatan atau kontrak yang telah ditandatangani harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya (dengan itikad baik). Prinsip ini pun sifatnya universal. Setiap sistem hukum di dunia menghormati prinsip ini 3. Prinsip penggunaan arbitrase
Arbitrase dalam perdagangan internasional
adalah forum penyelesaian sengketa yang semakin umum digunakan. Klausul arbitrase sudah semakin banyak dicantumkan dalam kontrak-kontrak dagang. Dalam sengketa bisnis forum arbitrase merupakan instrumen penyelesaian sengketa yang cukup efektif dan efisien. 4. Prinsip Dasar Kebebasan Komunikasi (Navigasi) Komunikasi atau navigasi adalah kebebasan para pihak untuk berkomunikasi untuk keperluan dagang dengan siapa pun juga dengan melalui berbagai sarana navigasi ataukomunikasi, baik darat, laut, udara, atau melalui sarana elektronik. Kebebasan ini sangat esensial bagi terlaksananya perdagangan internasional.
Dalam berkomunikasi untuk maksud berdagang ini
kebebasan para pihak tidak boleh dibatasi oleh sistem ekonomi, sistem politik, atau sistem hukum. Perjanjian Ekspor & Impor Perdagangan Internasional atau Bisnis Internasional sering dilakukan berdasarkan perjanjian jual-beli. Perjanjian jual beli internasional sering disebut dengan perjanjian Ekspor- Impor. Kegiatan mejual disebut Ekspor, dan membeli disebut Impor. Kegiatan ini biasa dikenal dengan kegiatan ekspor dan impor. Ekspor-Impor Menurut UU Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia, dan/atau jasa dari wilayah NKRI.
Sedangkan Impor adalah kegiatan
memasukkan barang kei daerah pabean Indonesia. (UU/2/2009 Tentang Lembaga Pembiyaan Ekspor Indonesia) Wilayah Pabean
Kawasan Pabean adalah kawasan dengan
batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu-lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Tujuan Pembatasan Ekspor • Melindungi keamanan nasional dan kepentingan umum • Melindungi kesehatan manusia, flora, fauna, lingkungan • Kesepakatan perjanjian internasional • Terbatasnya pasokan pasar dalam negeri • Terbatasnya kapasitas pasar dinegara tujuan ekspor • Meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja Larangan Kegiatan Ekspor
Mengancam keamanan , sosial, budaya, moral
bangsa Melindungi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Melindungi kehidupan manusia & kesehatan Merusak lingkungan hidup & sistem ekologi Syarat Eksportir Untuk menjadi sebuah Perusahaan ekspor harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Badan Hukum, dalam bentuk : a. CV (Commanditaire Vennotschap) b. Firma c. PT (Perseroan Terbatas) d. Persero (Perusahaan Perseroan) e. Perum (Perusahaan Umum) f. Perjan (Perusahaan Jawatan) g. Koperasi Lanjutan… 2. Memiliki NPWP (Nomor Wajib Pajak) 3. Mempunyai salah satu izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah seperti: a.Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perdagangan b.Surat Izin Industri dari Dinas Perindustrian c.Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Penanaman Modal Asing (PMA) yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Eksportir ini dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Eksportir Produsen, dengan syarat: a. Sebagai Eksportir Produsen dalam upaya memperoleh legalitasnya seyogyanya memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu mengisi formulir isian yang disediakan oleh Dinas Perindag di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Propinsi, dan Instansi teknis yang terkait. b. Memiliki Izin Usaha Industri c. Memiliki NPWP d. Memberikan Laporan realisasi ekspor kepada Dinas Perindag atau instansi dan pejabat yang ditunjuk (secara berkala setiap tiga bulan) yang disyahkan oleh Bank Devisa dengan melampirkan surat pernyataan seperti: tidak terlibat tunggakan pajak, tidak terlibat tunggakan perbankan, tidak terlibat masalah kepabeanan . Lanjutan.. 2. Eksportir Bukan Produsen, dengan syarat:
a. Sebagai Eksportir bukan Produsen untuk memperoleh legalitas seyogyanya
memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yaitu mengisi formulir isian yang disediakan oleh Dinas Perindag di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Propinsi dan Instansi teknis yang terkait b. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan c. Memiliki NPWP d. Memberikan Laporan realisasi ekspor kepada Dinas Perindag atau instansi/pejabat yang ditunjuk (setiap tiga bulan) yang disyahkan oleh Bank Devisa dengan melampirkan surat pernyataan seperti tidak terlibat tunggakan pajak, tidak terlibat tunggakan perbankan, tidak terlibat masalah kepabeanan Syarat Importir
1. Legalitas sebagai impoter, Impor hanya
dapat dilakukan oleh Perusahaan yang telah memiliki Angka Pengenal Importir (API). API terbagi dua API Umum dan API Produsen , bagi UKM API tersebut dapat diurus di Dinas Perdagangan setempat . Lanjutan… 2. Importir lebih dahulu dapat memahami Permendag No.54/M-DAG/PER/10/2009 tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor, termasuk dalam kelompok produk impor apakah produk yang akan diimpor . yang intinya kelompok barang impor terbagi menjadi 3 yaitu : produk yang diatur, dilarang dan bebas impornya, masing –masing kelompok memiliki persyaratan sendiri yang berbeda Lanjutan…
3. Selajutnya ijin importasi dapat diberikan
bagi importer yang telah memiliki Nomor Identitas Kepabeanan (NIK) atau Nomor Registrasi Importir (SPR). Sehingga Perusahaan terlebih dahulu harus mengajukan permohonan ke Direktorat Jendral Bea dan Cukai untuk mendapatkan NIK/ SPR. Letter Of Credit • Perdagangan internasional terwujud karena adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli yang mereka tuangkan dalam kontrak. Dalam kontrak ini biasanya mereka juga cantumkan bagaimana cara, sistem atau klausul pembayarannya. • Sistem pembayaran atau pembiayaan akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran perdagangan internasional. • Penjual berupaya dan berkepentingan untuk menguasai dan mengontrol barangnya sampai ia menerima harga yang disepakati dalam kontrak. Selain itu penjual juga berkepentingan agar pembayaran (proceeds atau dana hasil ekspor) dapat segera diterimanya tanpa harus menunggu berbulanbulan lamanya tatkala barangnya masih dalam perjalanan di kapal (in transit). • Pembeli berkepentingan untuk tidak segera membayar sejumlah uang yang dia janjikan sesuai kontrak selama ia belum memeriksa barangnya apakah sesuai dengan spesifikasi yang dicantumkan dalam kontrak, atau setidaknya ada bukti tertulisbahwa barangnya telah dikapalkan. • Hal ini berarti menimbulkan kesulitan bagi penjual untuk menentukan cara pembayaran yang akan digunakan oleh pembeli asing. Demikian juga bagi pembeli mengalami kesulitan untuk mempercayai reputasi dan integritas penjual asing. • Dalam hal demikian, Bank memainkan peran penting yang dapat menjembatani kedua kepentingan yang berbeda antara penjual dan pembeli. Lanjutan…. • Karena itu tampak bahwa L/C merupakan jaminan atas pelunasan barang yang akan dikirim oleh penjual (eksportir). Jadi untuk kepentingan eksportir, L/C harus dibuka terlebih dahulu sebelum barang dikirim. • Di pihak lain, pembukaan L/C merupakan jaminan pula bagi importir untuk memperoleh pengapalan barang secara utuh sesuai dengan kontrak. Sedangkan dana L/C tersebut tidak akan dicairkan tanpa penyerahan dokumen pengapalan. • Dengan demikian L/C tampak sebagai suatu instrumen yang ditawarkan bank devisa untuk memudahkan lalu lintas pembiayaan dalam transaksi dagang internasional Peran L/C atau Documentary Credit 1) memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor; 2) mengamankan dana yang disediakan importir untuk membayar barang impor; 3) menjamin kelengkapan dokumen pengapalan Pada umumnya, para pihak yang terlibat dalam pembukaan transaksi L/C adalah: 1) Applicant (buyer atau pembeli): adalah pihak yang meminta kepada sebuah bank untuk membuka L/C atas namanya (sebagai pembeli). 2) Penerima (Beneficiary) adalah pihak yang disebutkan dalam L/C (sebagai penjual). 3) Bank penerbit (Opening Bank atau issuing bank) adalah bank yang membuka atau menerbitkan L/C (Bank pembeli). 4) Bank penerus atau Advising Bank adalah Bank yang meneruskan L/C yang diterima dari opening bank kepada beneficiary (bisa Bank penjual). Penyelesaian Sengketa • Para Pihak dalam Sengketa • Prinsip-prinsip Penyelesaian Sengketa 1. Prinsip Kesepakatan Para Pihak (Konsensus) 2. Prinsip Kebebasan Memilih Cara-cara Penyelesaian Sengketa 3. Prinsip Kebebasan Memilih Hukum 4. Prinsip Itikad Baik (Good Faith) 5. Prinsip Exhaustion of Local Remedies Forum Penyelesaian Sengketa • 1. Negosiasi • 2. Mediasi • 3. Konsiliasi • 4. Arbitrase • 5. Pengadilan (Nasional dan Internasional) • Hukum Yang Berlaku dan Kebebasan Para Pihak Terima kasih semoga anda sukses