HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
KELOMPOK 4:
DOSEN PENGAMPU:
IBU RATIH AGUSTIN WULANDARI,S.H,M.H
A. DEFINISI HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
a. Definisi schmitthoff
Schmitthoff mendefinisikan hukum perdagangan internasional sebagai: “... the body of rules governing
commercial relationship of a private law nature involving different nations”.
1) Hukum perdagangan internasional adalah sekumpulan aturan yang mengatur hubungan- hubungan
komersial yang sifatnya hukum perdata,
Dengan adanya keterkaitan erat antara perdagangan internasional dan keuangan, Rafiqul Islam
mendefinisikan "hukum perdagangan dan keuangan ("international trade and finance law") sebagai suatu
kumpulan aturan, prinsip, norma dan praktek yang menciptakan suatu pengaturan (regulatory regime) untuk
transaksitransaksi perdagangan transnasional dan sistem pembayarannya, yang memiliki dampak terhadap
perilaku komersial lembaga-lembaga perdagangan.
C. Definisi Michelle Sanson
Satu catatan lain yang juga penting adalah hubungan antara hukum perdagangan internasional dan
hukum lainnya yang terkait dengan perdagangan internasional. Hukum ekonomi internasonal lebih banyak
mengatur subyek hukum yang bersifat publik (policy), seperti misalnya hubungan-hubungan di bidang
ekonomi yang dilakukan oleh negara atau organisasi internasional. Sedangkan hukum perdagangan
internasional lebih menekankan kepada hubunganhubungan hukum yang dilakukan oleh badan-badan hukum
privat.
Hal ini membutuhkan bantuan dan pemahaman disiplin ilmu perbankan dan keuangan. Keterkaitan
dengan perdagangan itu sendiri akan terkait dengan praktik dan teknik-teknik perdagangan. Hal ini
membutuhkan bantuan dan pemahaman ilmu praktik perdagangan. Disiplin-disiplin ilmu lainnya yang terkait
lainnya misalnya adalah teknologi, ekonomi. Yang juga penting adalah ilmu politik, yaitu bagaimana
kebijakan politik suatu negara yang berpengaruh terhadap kebijakan dagang suatu negara.
C. PRINSIP-PRINSIP DASAR HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
1. Prinsip Dasar Kebebasan Berkontrak
Setiap sistem hukum pada bidang hukum dagang mengakui kebebasan para pihak ini untuk membuat
kontrak-kontrak dagang (internasional).
Yaitu prinsip yang mensyaratkan bahwa kesepakatan atau kontrak yang telah ditandatangani harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya (dengan itikad baik). Prinsip ini pun sifatnya universal. Setiap sistem hukum di
dunia menghormati prinsip ini.
Arbitrase dalam perdagangan internasional adalah forum penyelesaian sengketa yang semakin umum
digunakan. Klausul arbitrase sudah semakin banyak dicantumkan dalam kontrak-kontrak dagang. Oleh karena
itulah prinsip ketiga ini memang relevan.
Kebebasan ini sangat esensial bagi terlaksananya perdagangan internasional. Aturan-aturan hukum
(internasional) memfasilitasi kebebasan ini.
D. EKSISTENSI DAN TUJUAN HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
Hubungan-hubungan perdagangan internasional antar negara sudah ada sejak lama. Hubungan-hubungan ini sudah ada sejak
adanya negara-negara dalam arti negara kebangsaan, yaitu bentukbentuk awal negara dalam arti modern. Perjuangan negara-negara
ini untuk memperoleh kemandirian dan pengawasan (kontrol) terhadap ekonomi internasional telah memaksa negara-negara ini
untuk mengadakan hubungan-hubungan perdagangan yang mapan dengan negara-negara lainnya. Mereka menyadari bahwa
perdagangan adalah satu-satunya cara untuk pembangunan ekonomi mereka.
Tujuan hukum perdagangan internasional sebenarnya tidak berbeda dengan tujuan GATT (General Agreement on Tariffs and
Trade, 1947) yang termuat dalam Preambule-nya. Tujuan tersebut adalah:
(a) untuk mencapai perdagangan internasional yang stabil dan menghindari kebijakan-kebijakan dan praktek-praktek
perdagangan nasional yang merugikan negara lainnya.
(b) untuk meningkatkan volume perdaganan dunia dengan menciptakan perdagangan yang menarik dan menguntungkan bagi
pembangunan ekonomi semua negara;
(f) ) meningkatkan pemanfaatan sumber-sumber kekayaan dunia dan meningkatkan produk dan transaksi jual beli barang.
KESIMPULAN