Anda di halaman 1dari 9

1

Nama : Asep Hakim Zakiran


NPM : 110120160006
Mata Kuliah : Hukum Perdagangan Internasional
Dosen : Prof. Huala Adolf, S.H. LL.M., Ph.D.
Prof. Dr. An An Chandrawulan, S.H., LL.M.
Tugas : Book Report Hukum Perdagangan Internasional
(BAB 1-BAB 4)

A. Identitas Buku

Judul Buku : Hukum Perdagangan Internasional


Edisi : Cetakan ke-7 (Edisi Revisi)

Penulis : Prof. Huala Adolf, S.H. LL.M., Ph.D.

Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada


Tahun Terbit : 2016.

B. Uraian Buku
Buku ini terdiri dari VII BAB, yang mana pada masing-masing BAB
membahas mengenai hukum kontrak internasional. Namun dalam pembuatan tugas
book report ini hanya dibatasi dari BAB I dampai BAB IV saja. Pada BAB I
memiliki judul mengenai Pengantar Hukum Perdagangan Internasional, dengan
pembahasan yang terdiri dari 6 sub-BAB. Bagian pembahasan pada BAB ini terdiri
dari:

1. Bagian pertama yang menjelaskan definisi hukum perdagangan internasional


dan Pendekatan hukum perdagangan internasional
2. Bagian Ke-dua menjelaskan mengenai prinsip-prinsip hukum perdagangan
internasional;
2

3. Bagian Ke-tiga menjelaskan mengenai eksistensi dan tujuan hukum


perdagangan internasional;
4. Bagian Ke-empat menjelaskan perkembangan hukum perdagangan
internasional;
5. Bagian Ke-lima menjelaskan mengenai unifikasi dan harmonisasi hukum
hukum perdagangan internasional; dan
6. Bagian Ke-6 menjelaskan mengenai penutup yang berisi kesimpuan BAB ini;

Pada bagian pertama dapat dikethui bahwa definisi mengeni hkuum


perdagangan internasional belum meiliki definisi yang pas dikarenakan kompleksnya
perdagangan internasional itu sendiri, namun definisi mengenai hukum perdagangan
internasional dapat merujuk kepada beberapa ahli seperti Prof.Scmitthhoff, M.
Rafiqul Islam Michelle Sanson hingga Hercules Boysen. Prof Schmitthoff
menegaskan dalam definisinya ruang lingkup hukum perdagangan internasional tidak
termasuk keapda hubungan-hubungan komersial internasional dengan ciri hukum
publik, dengan kata lain Prof. Scmitthoff menegaskan wilayah hukum perdagangan
internasional tidak termasuk atau terlepas dari aturan-aturan hukum internasional.
Berbeda dengan M. Rafiqul Islam yang berpendapat dalam definisinya bahwa hukum
perdagangan internasional tidak bisa dilepaskan dari keuangan karena keduanya
sebagai suatu kumpulan aturan, prinsip norma dan prakitk yang menciptakan suatu
pengaturan untuk transaksi perdagangan internasional dan system
pembayarannyayang memiliki dampak keapada perilaku komersial Lembaga-
lembaga perdagangan.

Hukum perdagangan internasional dari Michelle Sanson disebut sebagai the


regulation of conduct parties dan ia memerikan pembedaan mengenai hukum
perdagangan internasional kedalam public international trade law dan private
international trade law. Meskipun terdapat pembedaan ini namun para sarjana
berpendapat bahwa terhadap keduanya sulit sekali untuk dibuatgaris batasnya.
Definisi hukum perdagangan internasional dari Hercules Boysen lebih unik. Ia tidak
3

memberikan definisi karena menyadari betapa kompleksnya perdagangan


internasional, oleh karena itu hukum perdagangan internasional menurutnya ada 3
unsur yaitu;
1. hukum perdagangan internasional dapat dipandang sebgai cabang dari hukum
internasional;
2. hukum perdagangan internasional adalah aturan-aturan hukum internasional
yang berlaku terhadap perdagangan barang, jasa dan perlindungan HAKI; dan
3. hukum perdagangan internasional terdiri dari aturan-aturan hukum nasional
yang memiliki atau pengaruh langsung terhdap perdagangan internasional
secara umum.

Pada bagian ke-dua menjelaskan mengenai prinsip-prinsip hukum


perdagangan internasional yang terdiri dari:
1. Prinsip dasar kebebasan berkontrak;
2. Prinsip dasar pacta sunt servanda;
3. Prinsip dasar penyelesaian sengketa melalui arbritase; dan
4. Prinsip dasar kebebasan Komunikasi (navigasi)

Bagian ke-tiga membahas eksistensi dan tujuan hukum perdagangan


internasional. Eksistensi mengenai eksistensi dan tujuan hukum perdagangan
internasional sejak lama ada semenjak abad ke -15 dan 16 yang awal
perkembangannya muncul teori merkantilisme yang menyatakanpentingnya ekspor
sebesar-besarya dan menekan impor serendah-rendahnya sehingga selisih diantara
keduanya merupakan keuntungan bagi negara. Menanggapi terori tersebut David
Ricardo muncul dengan teori komparatifnya yang menekankan spesialisasi dari hasil
suatu produk, ia berpendapat bahwa perdagangan internasional merupakan bagian
dari keunggulan komparatif dan untuk menajdi pemain utuama dalam perdagangan
internasionalharus memaksimalkan potensi. Semakin luasnya liberalisasi
perdagangan internasional menghasilkan banyak perjanjian dan organisasi
internasional pada bidang tersebut. Tujuan perdagangan internasional sebenarnya
4

tidak jauh berbeda dengan tujuan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT)
yaitu;
1. Untuk mencapai perdagangan internasional yang stabil dan menhindari
kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik perdagangan nasional yang
merugikan negara lainnya;
2. Untuk meningkatkan volume perdagangan dunia dengan menciptakan
perdagangan yang menarik dan menguntungkan bagi pembangunan semua
ekonomi dan negara;
3. Meningkatkan stnadar hidup umat manusia;
4. Meningkatkan lapangan tenaga kerja;
5. Mengembangkan sistem perdagangan multiralteral, bukan sepihak suatu
negara tertentu, yang akan mengimplementasikan kebijakan perdagangan
terbuka dan adil yang bermanfaat bagi semua negara; dan
6. Meningkatkan pemanfaatan sumber-sumber kekayaan dunia dan
meningkatkan produk dan transaksi jual- beli barang.

Bagian ke-empat mengenai perkembangan hukum perdagangan


internasionalyang dibagi menjadi tiga periode yaitu masa awal, pencantuman dalam
hukum nasional dan lahirnya aturan-aturan hukum perdagangan internasional dan
munculnya Lembaga-lembaga perdagangan internasional. Perkambangan masa awal
hukm dagang lahirdari hukum kebiasaan yang diciptakan oleh para pedagang (lex
mecatoria)/ (law of merchant) karena empat faktor yaitu adanya the law of fairs,
lahirnya kebiasaan-kebiasaan hukum laut; lahirnya kebiasaan-kebiasaan yang timbul
dari praktik penyelesaian sengketa-sengketa dagang dan berperannya public notary
dalam memberi pelayanan jasa-jasa dagang. Masa kedua yaitu mulai timbul
kesadaran dari negara-negara di Eropa untuk mencantumkan lex mecatoria kedalam
hukum negra mereka seperti Perancis dengan menerbitkan code de commerce pada
Tahun 1807 dan Jerman menerbitkan Allgemaine Handelsgezetbuch pada 1861.
Masa yang ketiga diawali setelah selesainya Perang dunia ke II dengan diawali
5

dibentuknya GATT berkembang menjadi WTO dan organisasi-organisasi


perdagangan internsaional hingga dewasa ini.

Bagian ke-lima yang mengenai unifikasi dan harmonisasi hukum perdagangan


internasional yang membahas perlunya unifikasi dan harmonisasi hukum dan
Lembaga-lembaga yang bergerak dalam unifikasi dan harmonisasi hukum.
Harmonisasi hkum tidak sedalam unifikasi hukum karena tujuan utama harmonisasi
hukum hanya berupa mencari keseragaman atau titik temu dari prinsip-prinsip yang
bersifat fundmental dari berbagai sistem hukum. Harmonisasi dan unifikasi hukum
perdagangan intersnional diperlukan karena adanya berbagai aturan hukum nasional
yang berbeda dapat menghambat kelancaran transaksi perdagangan itu sendiri.

BAB II menjelaskan mengenai subjek hukum perdagangan internasional,


yaitu:
1. Negara;
2. Organisasi Perdagangan Internasional yang terdiri dari:
a. Organisasi Antar Pemerinth (publi);
b. Organisasi Internasional Non Pemerintah (LSM Internasional); dan
3. Individu yang terdiri dari:
a. Perusahaan Multinasional;
b. Bank

Pembahasan pada BAB III mengenai Sumber-Sumber Hukum Perdagangan


Internasional.Penulis mengikuti pendirian Houtte, Rafiqul islam dan Booysen yang
berpandapat bahwa hukum perdagangan internasional memiliki kaitan erat dengan
hukum internasional. Keterkaitan antara keduanya membawa konsekuensi bahwa
sumber-sumber hukum internasional yang dikenal selama ini juga bisa diadopsi
kedalam sumber hukum perdagangan internasional, yaitu:
1. Perjanjian internasional
2. Hukum kebiasaan internasional
6

3. Prinsip-prinsip hukum umum


4. Putusan-putusan badan Pengadilan dan doktrin
5. Kontrak; dan
6. Hukum nasional

Pembahasan pada BAB IV yaitu mengenai aturan-aturan perdaganagn


internasional menurut GATT. GATT dibentuk pada Oktober Tahun 1947 yang
memiliki tujuan:
1. Meningkatkan taraf hidup manusia;
2. Meningkatkan kesempatan kerja;
3. Meningkatkan pemanfaatan kekayaan alam dunia; dan
4. Meningkatkan produksi tukar-menukar barang.

GATT memiliki tiga fungsi utam yaitu pertama sebagai suatu perangkat ketentuan
multilateral yang mengatur transaksi perdagangan yang dilakukan oleh negara-negara
anggota GATT dengan memberikan suatu perangkat ketentuan dagang. Kedua
sebagai suatu forum (wadah) perundingan perdaganagn yangdidalamnya diupayakan
agar praktik perdagangan dapat dibebaskan dari rintangan-rintangan yang
menggangu liberalisasi perdagangan. Ketiga GATT mengupayakan agar aturan dan
praktik perdagangan menjadi jelas melalui melalui pembukaan pasar nasional atau
melalui penegakan dan penyebarluasan pemberlakuan peraturannya.

Untuk mencapai tujuannya-tujuannya GATT berpedoman kepada lima prinsip


utama yaitu:
1. Prinsip most-favoured-nation;
2. Prinsip national treatment;
3. Prinsip larangan restriksi (pembatasan) kuantitatif;
4. Prinsip perlindungan melalui tarif; dan
5. Prinsip resiprositas
7

Pernyataan Keaslian Tugas

Saya yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bahwa tugas laporan Book
Report ini saya buat sendiri, tanpa bantuan dari pihak manapun. Demikian pernyataan
yang saya buat terhadap tugas ini untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, 16 November 2017

Asep Hakim Zakiran


8

Pertanyaan

1. Doktrin Sansons membagi antara public international trade law dan private
international trade law yang menurut para sarjana lainnya sangat sulit
dibedakan, apakah ada pembeda yang fundamental selain dari sudut pandang
“hukum yang mengatur”?
2. Perdagangan internasional harus terbebas dari politik dan sistem hukum
karena perdagangan internasional merupakan kebebasan yang fundamental,
selin itu Imanuel Kant berpendapat “spririt of trade could not co-exist with
war”, namun apa yang dunia lihat terhadap Korea utaraberbeda karena ada
unsur politik dan ideologi, bagaimana tanggapan Profesor?
3. Perjanjian perdgangan internasional ini didasarkan pada kesepakatan para
pihak, ini saya asumsikan kedudukan para pihak sama kuatnya dalam
menentukan isi perjanjian,namun kelemahan hukum perdagangan
Internasional salahsatunya yaitu karena bersifat pragmastis dan permisif
sehingga membuat kurang obyektifnya dalam memaksakan negara-negara
untuk tunduk pada hukum tersebut dan negara-negara dengan kekutan politik
dan ekonomi yang kuat seringkali memanfaatkan perjanjian perdagangan
internasional sebagai sarana kebijakan politisnya. Hal demikian terkesan bisa
adanya unsur paksaan dari negara yang memiliki kepentingan, padahal dalam
perjanjian tidak boleh ada paksaan, kekhilafan dan penipuan. Bagaimana
keabsahan perjanjian tersebut ?
4. Salahsatu Subjek hukum perdagangan internasional adalah LSM intersasional.
Mereka memilki pengaruh terhadap perkembangan perdagangan internasional,
apakah mereka bisa membrikan pengaruh kepada suatu negara agar mengubah
kebijakan negara tersebut dalam perdagangan internasional?
9

5. Seberapa penting pengaturan terhadap MNC dalam perdagangan


internasional, selain dari sisi kekuatan finansial yang MNC miliki, bagaimana
dampaknya apabila MNC tidak diatur secara seksama dalam perdagangan
internasional?
6. Seberapa besar pengaruh dan dampak dari prefential treatment terhadap suatu
negara dalam perjanjian perdagangan internasional?
7. Apakah legal guide dapt dijadikan sarana untuk menunjang kepentingan
negara tertentu? (dalam hal ini pengaruh kebijakan perdagangan internasional
negara tersebut terhadap negara lain).
8. Bagaimana pengaruh dari resolusi-resolusi organisasi internasional yang
sifatnya soft law bagi negara berkembang dan negara dunia ke-3?
9. Apa dampak yang ditimbulkan dari pengecualian terhadap prinsip most-
favoured-nation bagi negara berkembang?
10. Aspek apa saja yang masih digunakan oleh WTO yang sebelumnya diatur
pada GATT?

Anda mungkin juga menyukai