DAGANG DI INDONESIA
Dosen Pengampu :
Prof.Dr.H.Ediwarman,S.H.,M.Hum
Disusun oleh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
penulisan paper ini, namun akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu
Riris Panggabean
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ...................................................................................................... 19
BAB IV
Saran ................................................................................................................. 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejak abad pertengahan eropa (1000/ 1500) yang terjadi di negara dan kota-
kota di Eropa dan pada zaman itu di Italia dan Perancis selatan telah lahir kota-
dan Negara-negara lainnya ).Tetapi pada saat itu Hukum Romawi (corpus lurus
dibuatlah hukum baru di samping Hukum Romawi yang berdiri sendiri pada abad
pesatnya hubungan dagang maka pada abad ke-17 diadakan kodifikasi dalam
hukum dagang oleh mentri keuangan dari raja Louis XIV (1613- 1715) yaitu
Corbert dengan peraturan (Ordonnance Du Commerce) 1673. Dan pada tahun 1681
tahun 1807 di Perancis di buat hukum dagang tersendiri dari hukum sipil yang ada
yaitu KUHD belanda dan pada tahun 1819 drencanakan dalam KUHD ini ada 3
kitab dan tidak mengenal peradilan khusus. Lalu pada tahun 1838 akhirnya di
1
Siti Rahayu, Mohammad Roesli,Hukum Dagang di Indonesia, Jurnal Media Hukum dan
Peradilan, Program Pascasarjana Universitas Sunan Giri Surabaya ISSN : 2654-8178 (Online)
hlm.297
1
menjadi contoh bagi pembuatan KUHD di Indonesia pada tahun 18484. Dan pada
akhir abad ke-19 Prof. Molengraaff merancang UU kepailitan sebagai buku III di
KUHD Nederlands menjadi UU yang berdiri sendiri (1893 berlaku 1896). Dan
umumnya dan tentang hak-hak dan kewajiban yang tertib dari pelayaran.
sejarah daripada Hukum Dagang. Bahwa pembagian tersebut tidak bersifat asasi,
dapat kita lihat dalam ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1 KUHD yang
penyelesaian soal-soal yang semata-mata diadakan oleh KUHD itu. Kenyataan lain
KUHPerdata.
Berdasarkan masalah tersebut, maka salah satu tujuan dari pembuatan artikel
ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengertian dari hukum dagang,
2
Dr.M Shidqon Prabowo,SH.,MH, Buku Ajar Hukum Dagang, Rangkang Education,
hlm. 2
2
sumber-sumber hukum dagang dan lain-lainnya yang berhubungan dengan materi
hukum dagang.3
B. Rumusan Masalah
3
Ibid, Hlm.298
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. Hukum dagang adalah bagian dari hukum perdata pada umumnya, yakni
dalam lll BW. Dengan kata lain, hukum dagang adalah himpunan
serangkaian kaidah yang mengatur tentang dunia usaha atau bisnis dan
4
Achmad Ichsan, Hukum Dagang, Jakarta: Pradnya Paramita, 1987; hal. 17
5
R. Soekardono, Hukum Dagang Indonesia, Jakarta: Soeroengan, 1963; hal. 17.
4
4. Hukum dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari lapangan
perusahaan
dagang Belanda. Sejarah hukum dagang Belanda tentu ada kaitannya dengan
sejarah hukum dagang Perancis. Sedangkan hukum dagang Perancis tidak bisa
dipisahkan dari hukum Romawi yang dikenal dengan Corpus Iuris Civilis. Corpus
1) Institusionil (lembaga)
2) Pandecta
Buku II ini memuat asas-asas dan adagium hukum, seperti “ asas facta
berkontrak); unus testis nullus testis (satu saksi bukanlah saksi), dan
lain-lain.
3) Codex
Memuat uraian pasal demi pasal yang tidak memisahkan antara hukum
4) Novelete
Berisi karangan/cerita.
pertengahan di Eropah, kira-kira dari tahun 1000 sampai tahun 1500. Perdagangan
5
mulai berkembang di wilayah Italia dan Perancis selatan, seperti dikota Florence,
perdagangan baru dikalangan mereka, karena Corpus Iuris Civilis (CIC) yang
mengatur hukum perdata tidak memadai. 6Asal mula perkembangan hukum ini
Barat. Pada zaman itu di Italia dan Perancis Selatan telah lahir kotakota sebagai
lain-lain. Hukum Romawi (Corpus Iuris Civilis) ternyata tidak dapat menyelesaikan
Hukum yang baru dan berdiri sendiri ini berlaku hanya bagi pedagang dan
Pedagang” (Koopmansrecht). Kemudian, pada abad ke16 dan ke-17 sebagian besar
sistem hukum untuk seluruh daerah), karena berlakunya masih bersifat kedaerahan.
6
Sulthon Miladiyanto, Sh., Mh., Hukum Dagang, Malang : Universitas Kejurusan
Malang, Fakultas Hukum, 2015, Hlm.5
7
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1986), hal. 307
6
perdagangan dan eratnya hubungan antar daerah, ditambah dengan banyaknya
konflik-konflik dagang yang menemui jalan buntu di masa itu, telah mendorong
1. Prancis
1715). Raja Louis XIV ini memiliki seorang Perdana Mentri bernama Colber,
dan Colber ini dikenal memiliki minat yang sangat tinggi dengan
badan usaha, perbuatan dagang, surat berharga (seperti wesel), paksaan badan
sebagainya.8
8
Ibid, hlm.308
7
nahkoda dan anak buah kapal, perjanjian perdagangan di laut, polisi
pelabuhan dan perikanan laut. Pada umumnya ordonansi ini mencakup semua
hal berkaitan dengan kodifikasi hukum laut atau hukum perdagangan laut
yang mulai berlaku pada tahun 1807. Beberapa tahun sebelum kodifikasi
perdata yaitu Code Civil (1804). Dengan demikian, pada tahun 1807 di
Badan peradilan ini berdiri sendiri, terpisah dari badan peradilan umum
8
Sebenarnya, masuknya pengaruh hukum Romawi dalam hukum dagang
hukum perdata dan hukum dagang di Perancis adalah masuk akal disebabkan
2. Belanda
hukum perdata. Ada hukum Romawi, hukum Perancis, hukum Belgia, hukum
hukum.
oleh ahli hukum (seorang guru besar) Belanda yang bernama Van Kemper
Komisi ini terbentuk pada tahun 1814. Dua tahun berikutnya (1816) berhasil
rancangan Kemper) yang terdiri dari 4000 pasal, yang bertujuan untuk
9
lebih dahulu ke Paerlemen Belanda. Hasilnya, Parlemen Belanda menolak
keturunan Belgia bernama Nikolai, yang tidak senang dengan RUU tersebut.
selama 4 tahun yang dinamakan dengan “Ont Werp Kemper II” (1820).
Namun demikian, RUU revisi itu ditolak untuk kedua kalinya oleh Paerlemen
frustasi dan tidak mau lagi menjadi Ketua Komisi, Ia kemudian meninggal
Dalam usul KUHD Belanda 1820 (Ont Werp Kemper II) telah
direncanakan sebuah KUHD yang terdiri atas 3 kitab, akan tetapi didalamnya
Belanda 1820 (Ont Werp Kemper II) telah direncanakan sebuah KUHD yang
terdiri atas 3 kitab, akan tetapi didalamnya tidak mengakui lagi pengadilan
9
Muhamad Qustulani (TimDosen STISNU Tangerang), Hukum Dagang (Buku Bacaan
Mahasiswa), (Tangerang :PSP Nusantara Press, 2018),hlm.9.
10
Pengganti Kemper sebagai Ketua Komisi Perancang Hukum Dagang
yang akan menggantikan Buku III KUHD Belanda. Rencana Molengraaff ini
Indonesia pada tahun 1906 yang dikenal dengan Failissement Verordenig Stb.
Dari beberapa hal diatas, sarjana Van Kant beranggapan bahwa hukum
dagang itu merupakan hukum tambahan daripada hukum perdata, yaitu suatu
tambahan yang mengatur hal-hal yang khusus. Akibat adanya hukum dagang
hanya para pedagang saja yang bisa melakukan kegiatan dagang seperti
mendirikan CV, Fa, NV. Bagi non pedagang, hanya dibolehkan mendirikan
11
non pedagang A. Atas anjuran dua sarjana itu (khususnya Molengraff)
tersebut sudah lebih dahulu dilakukan pada tanggal 2 Juli 1934 melalui stb.
1934/347.
10
Ibid,hlm.12
12
UndangUndang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD). KUHD sendiri dipublikasikan pada tanggal 30 April 1847 dalam
Perdata erat sekali, karena sebagian dari aturan-aturan Hukum Dagang terdapat
dalam Buku III KUH-Perdata tentang Perikatan. Adapun yang dimaksud dengan
perikatan adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua orang atau
lebih yang di satu pihak menimbulkan kewajiban dan di pihak yang lain
menimbulkan suatu hak. Hak dan kewajiban itu bersumber dari perjanjian misalnya
PT dan sebagainya10 .
Begitu eratnya hubungan Hukum Perdata dengan Hukum Dagang ini dapat
khusus, maka berlaku juga terhadap hal-hal yang dibicarakan dalam Undang-
undang ini.”
umum. Hal ini terjadi apabila suatu hal telah diatur dalam KUH-Dagang, maka
13
ketentuan-ketentuan Hukum Perdata tidak diberlakukan, tetapi bila suatu hal tidak
diatur dalam KUHD aturan itu terdapat dalam KUHPerdata, maka ketentuan-
Hubungan hukum perdata dengan hukum dagang dapat dilihat dari rumusan
juga pada hal-hal yang diatur dalam KUH Dagang, kecuali bila KUH Dagang
sendiri mengaturnya secara khusus”. Dalam hubungan ini berlaku adagium “Lex
specialis derogat lex generalis” yaitu hukum yang bersifat khusus mengalahkan
Dari rumusan pasal 1 di atas dapat dilihat bahwa KUH Dagang adalah hukum
yang bersifat khusus dan KUH Perdata bersifat umum. KUH Perdata adalah
genusnya dan KUH Dagang adalah speciesnya. Jadi KUH Dagang adalah
perkecualian dari KUH Perdata. Berarti jika KUH Dagang telah mengaturnya
secara khusus, maka ketentuan-ketentuan KUH Perdata tidak berlaku lagi, tapi bila
tersebut, tunduk terhadap KUH Perdata yaitu tentang perikatan atau perjanjian-
perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban dalam lapangan harta kekayaan.
Dengan demikian, hukum dagang adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
hukum perikatan, karena hukum perikatan adalah hukum perjanjian yang terdapat
11
Erie Haryanto,M.H, Hukum Dagang & Perusahaan di Indonesia,Surabaya: Pena
salsabila, 2013,hlm.4
14
baik dalam masyarakat umum maupun dalam perdagangan. Karena hukum
perikatan adalah bagian dari hukum perdata maka hukum dagang adalah merupakan
bagian dari hukum perdata, misalnya pasal 1319 KUH Perdata menentukan bahwa
semua perjanjian yang bernama maupun yang tidak bernama harus tunduk pada
ditentukan secara khusus dalam KUH Dagang, asas-asas pokok perjanjian tersebut
tunduk pada KUH Perdata. Demikian eratnya hubungan tersebut, sehingga ada
KUHD merupakan lex specialis terhadap KUH Perdata, dan KUH Perdata
12
Siti Rahayu, Mohammad Roesli, Hukum Dagang Indonesa( A review), Jurnal Media
Hukum dan Peradilan, Program Pascasarjana Universitas Sunan Giri Surabaya, hlm. 300.
15
3) Prof. Soekardono, S.H., berpendapat: “Pasal 1 KUHD memelihara
kesatuan antara hukum perdata umum dan hukum dagang, sekedar KUHD
Bagian manakah dari hukum perdata umum adalah hukum dagang itu? Ialah
(verbintenissen) yang diterbitkan karenanya dan yang untuk sebagian sudah diatur
di dalam kodifikasi hukum perdata umum, untuk Indonesia di dalam Buku ke III
pemborongan.13
hubungan hukum antar individu (non-pemerintah) yaitu orang atau badan hukum
sebagai satu dengan orang atau badan hukum sebagai pihak lain, mengenai benda
bergerak atau tidak bergerak dan jasa serta berbagai kebutuhan individu (non-
pemerintah) yang diatur sedemikian rupa sejak individu masih dalam kandungan
sampai dengan setelah meninggal dunia. Ketentuan Hukum Perdata ini berkaitan
13
Mr R. Soekardono,Hukum Dagang Indonesia,Jakarta : Soeroengan Petjenongan 58,
1956, Hlm.8
16
dengan hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang diikuti dengan akibat hukum
Mencermati pendapat yang telah disebut di atas jelas bahwa Hukum Dagang
adalah bagian Hukum Perdata yang secara khusus mengatur perdagangan. Oleh
karena itu, seperti telah dikemukakan bahwa Hukum Dagang yang terkodifikasi
dalam KUHD yang sudah lebih dari satu abad itu sudah tidak mampu mewadahi
Pelaku bisnis dapat lebih mengetahui hak dan kewajbannya saat membangun
bisnis, sehingga bisnisnya tidak menyimpang dari aturan yang ada dan telah tertulis
Hukum bisnis dibuat untuk mengatur dan melindungi bisnis dari berbagai
risiko yang mungkin terjadi di kemudian hari. Di bawah ini adalah beberapa tujuan
lancar.
17
5) Mewujudkan bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku bisnis.
Seperti yang Anda ketahui, hukum dibuat untuk menciptakan kehidupan yang
aman, tertib, dan tentram, sama dengan hukum bisnis. Di bawah ini beberapa fungsi
hukum bisnis:
2) Pelaku bisnis dapat lebih mengetahui hak dan kewajbannya saat mambangun
bisnis, sehingga bisnisnya tidak menyimpang dari aturan yang ada dan telah
3) Pelaku bisnis lebih memahami suatu hak-hak dan kewajibannya dalam suatu
yang adil, jujur, wajar, sehat, dinamis, dan berkeadilan karena telah memiliki
kepastian hukum
18
BAB III
PENUTUP
1. Sejarah hukum dagang Belanda tentu ada kaitannya dengan sejarah hukum
dari hukum Romawi yang dikenal dengan Corpus Iuris Civilis Perkembangan
Eropah, kira-kira dari tahun 1000 sampai tahun 1500. Perdagangan mulai
perdagangan baru dikalangan mereka, karena Corpus Iuris Civilis (CIC) yang
Eropa Barat. Pada zaman itu di Italia dan Perancis Selatan telah lahir kotakota
Bercelona, dan lain-lain. Hukum Romawi (Corpus Iuris Civilis) ternyata tidak
peraturan hukum baru yang berdiri sendiri disamping Hukum Romawi yang
berlaku
2. Hubungan hukum perdata dengan hukum dagang dapat dilihat dari rumusan
berlaku juga pada hal-hal yang diatur dalam KUH Dagang, kecuali bila KUH
19
adagium “Lex specialis derogat lex generalis” yaitu hukum yang bersifat
3. Pelaku bisnis dapat lebih mengetahui hak dan kewajbannya saat membangun
bisnis, sehingga bisnisnya tidak menyimpang dari aturan yang ada dan telah
dan kewajibannya dalam suatu kegiatan bisnis. Hukum bisnis dibuat untuk
mengatur dan melindungi bisnis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi
di kemudian hari.
20
BAB IV
SARAN
pentingnya Hukum dagang dalam dunia bisnis agar para pebisnis memulai
bisnisnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan lebih baik bahwa
berlaku.
21
DAFTAR PUSTAKA
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta : Balai
Education, hlm.2
salsabila, 2013,hlm.4
1956, Hlm.8
22