Anda di halaman 1dari 52

ANALISIS HUKUM DAGANG

ANALISIS BUKU PENGHANTAR HUKUM DAGANG DI PERGURUAN TINGGI DAN

MEMBANDINGKAN DENGAN JURNAL

DOSEN PENGAMPU :

DR. MARIATUL KIPTIAH, S.PD.,M.PD.

DI SUSUN OLEH :

SITI MAHMUDAH (2010112120005)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2021
Analisis Bab I

Identitas Buku

Judul Buku Penghantar Hukum Dagang Di Perguruan Tinggi


Judul Bab Pengertian Umum
Penerbit K-Media
Kota Terbit Yogyakarta
Tahun Terbit 2016
Jumlah Halaman 194 halaman
Buku
Jumlah Halaman 10 halaman
Bab
Harga Rp 50.000

Pendahuluan Buku

Telah kita ketahui bersama bahwa Hukum dagang sesungguhnya adalah hukum
perikatan yang timbul khusus dari lapangan perusahaan atau hukum yang mengatur
hubungan hukum antara manusia-manusia dan badan-badan hukum satu sama lainnya
dalam lapangan perdagangan dan juga Hukum dagang dalam hukum perdata terletak
pada buku ke III (tiga) yaitu tentang perikatan.
Ternyata hukum dagang dengan hukum perdata memiliki hubungan yaitu sebagai hukum
khusus yang berhadapan dengan hukum umum (Lex Specialis Derograt Lex Generalis).
Hukum dagang sendiri diatur dalam hukum tertulis yang sudah dikodifikasikan dan
lainnya yang belum dikodifikasikan.

Isi Buku

Pengertian dari Hukum dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari
lapangan perusahaaan atau hukum yang mengatur hubungan hukum antara manusia-
manusia dan badan-badan hukum satu sama lainnya dalam lapangan perdagangan.
Hukum dagang dalam hukum perdata terletak dalam buku ke III (tiga) yaitu tentang
perikatan. Serta ada juga menjelaskan tentang hubungan hukum dagang dengan hukum
perdata sebagai hukum khusus yang berhadapan dengan hukum umum (LEX
SPECIALIS DEROGRAT LEX GENERALIS) (pasal 1 WvK), Adapun sumber hukum
dagang adalah KUHD sebagai kodifikasi, KUHD perdata (KUHS), Peraturan-peraturan
tersendiri diluar KUHD, Kebiasaan yang berlaku, Jurisprudensi, dan Peraturan
Kepailitan. Namun KUHD yang berlaku di Indonesia selaras dengan peraturan dari
Wetboek Van Koopehandel (WvK) dari Belanda KUHD terdiri dari dua buku yaitu
tentang dagang pada umum nya dan tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
terbit dari pelayaran (hukum laut).
Dalam Hukum dagang ini terjadi beberapa perubahan yang menurut pembentuk undang-
undang sudah dianggap tidak sesuai lagi dengan perubahan zaman, yaitu adanya
penghapusan pasal 2 sampai 5 pada Bab I buku KUHD yang mengatur tentang
pengertian pedagang dan pengertian perbuatan perniagaan dan memasukkan istilah
perusahaan dalam hukum dagang (tercantum dalam pasal 6,16,36 dan lain-lain).

Keunggulan Buku

Dalam Bab I yaitu penjelasan nya sangat mudah untuk dipahami, karna dari segi
penjelasannya sangat jelas dan sangat mendetail, apalagi diakhir Bab diberikan catatan
rangkuman atas materi yang sudah dijelaskan dihalaman sebelumnya, oleh karena itu,
sangat membantu mahasiswa/i dalam memahami materi secara ringkas, serta yang paling
membuat saya suka dari Bab ini diakhir Bab nya terdapat kata-kata motivasi untuk para
pembaca, misal nya saja “siapa yang menabur dialah yang akan Menuai Hasilnya”.
Yang secara langsung ketika pembaca membaca buku penghantar hukum dagang di
perguruan tinggi kita juga menemukan motivasi untuk diri kita sendiri agar lebih
semangat dalam membaca.
Pada awal Bab juga telah dijelaskan terlebih dahulu mengenai tujuan umum pengajaran
dan Tujuan Khusus Pengajaran, sehingga dapat memberikan gambaran kepada
mahasiswa mengenai apa yang ingin dipelajari. Serta Bab ini menjelaskan tentang
Pengertian Hukum Dagang, Hubungan Antara Hukum Dagang dan Hukum Perdata,
Sumber Hukum Dagang, Sejarah Hukum Dagang, Sistematika Hukum Dagang,
Perbuatan Perniagaan dan Perusahaan, Pengertian Perusahaan (Bedrijf).
Kelemahan Buku

Dalam Buku Penghantar Hukum Dagang Di Perguruan Tinggi oleh Dra. Hj.Sri Gunarsi,
SH, MH, Saya selaku pembaca menilai bahwa pada Bab ini terdapat beberapa kesalahan
dalam penulisan huruf nya, misal nya saja yang saya temui dibagian kata pengantar, ada
kata “berbagai” ditulis “pelbagai” dan juga dihalaman 15 terdapat kata “adalah” ditulis
“andalan”. Dalam buku ini kurang dijelaskan mengenai pengertian hukum dagang, misal
nya saja pengertian hukum dagang menurut para ahli.

Penutup

Saya sangat merekomendasikan sekali kepada para pembaca apabila ingin membaca
buku hukum dagang, baca lah buku Penghantar Hukum Dagang di Perguruan Tinggi.
Oleh Dra. Hj. Sri Gunarsi, SH, MH karna disini sangat jelas dan detail sekali
pembahasan tentang Hukum Dagang.

MEMBANDINGKAN DENGAN ISI JURNAL.

Identitas Jurnal

Judul Jurnal Hukum Dagang Di Indonesia


Penulis Sri Rahayu, Mohammad Roesli
Tebal 8 halaman

Pendahuluan Jurnal

Telah dijelaskan bahwa sejak abad pertengahan eropa (1000/ 1500) yang terjadi di negara
dan kota-kota di Eropa dan pada zaman itu di Italia dan Perancis selatan telah lahir kota-
kota sebagai pusat perdagangan yaitu di kota Genoa, Florence, vennetia, Marseille,
Barcelona. Tetapi pada saat itu Hukum Romawi (corpus lurus civilis) tidak dapat
menyelesaikan perkara-perkara dalam perdagangan, maka dibuatlah hukum baru di
samping Hukum Romawi yang berdiri sendiri pada abad ke-16 yang disebut hukum
pedagang (koopmansrecht). Karena bertambah pesatnya hubungan dagang maka pada
abad ke-17 diadakan kodifikasi dalam hukum dagang oleh mentri keuangan dari raja
Louis XIV (16131715) yaitu Corbert dengan peraturan (Ordonnance Du Commerce)
1673. Dan pada tahun 1681 disusun Ordonnance De La Marine yang mengatur tenteng
kedaulatan dan pada tahun 1807 di Perancis di buat hukum dagang tersendiri dari hukum
sipil yang ada yaitu (Code De Commerce) yang tersusun dari Ordonnance Du Commerce
(1673) dan Ordonnance Du La Marine (1838). Pada saat itu Nederlands menginginkan
adanya hukum dagang tersendiri yaitu KUHD belanda dan pada tahun 1819 direncanakan
dalam KUHD ini ada 3 kitab dan tidak mengenal peradilan khusus. Lalu pada tahun 1838
akhirnya di sahkan. KUHD Belanda berdasarkan azas konkordansi. KUHD belanda 1838
menjadi contoh bagi pembuatan KUHD di Indonesia pada tahun 1848. Dan pada akhir
abad ke-19 Prof. Molengraaff merancang UU kepailitan sebagai buku III di KUHD
Nederlands menjadi UU yang berdiri sendiri (1893 berlaku 1896). Dan sampai sekarang
KUHD Indonesia memiliki 2 kitab yaitu, tentang dagang umumnya dan tentang hak-hak
dan kewajiban yang tertib dari pelayaran.

Isi Jurnal

Hukum terdiri dari beberapa unsur yaitu, peraturan mengenai tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat, peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang
berwajib, peraturan itu bersifat memaksa, dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan
tersebut adalah tegas. Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Ia merupakan
peraturan-peraturan hidup kemasyarakatan (yang disebut norma atau kaidah) yang dapat
memaksa orang supaya mentaati tata tertib dalam masyarakat, serta memberikan sanksi
yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa yang tidak mau patuh mentaatinya. Bagian-
bagian dalam perkumpulan dagang yaitu Maatschap, Perseroan Firma, Perseroan
Komanditer, Perseroan Terbatas, Perseroan Andil Indonesia, dan Perusahaan Negara.
Pembagian Hukum menurut bentuknya yaitu hukum tertulis dan hukum tidak tertulis,
menurut waktu berlakunya yaitu Ius Contstitutum, Ius Constituendum dan hukum alam.
Sedangkan menurut isinya. yaitu hukum privat dan hukum public. Dalam Hukum
Dagang dikenal beberapa macam persekutuan dagang yaitu firma, perseroan komanditer,
perseroan terbatas dan koperasi. Pedagang-pedagang besar membutuhkan bantuan dan
perantaraan orang-orang lain dalam melakukan pekerjaannya. Hukum dagang tersebut
terletak dalam hukum perikatan, karena hukum dagang mengatur juga perikatan-
perikatan yang timbul dari dalam lapangan harta kekayaan yang bersumber dari
perjanjian, misalnya jual-beli, asuransi, pengangkutan, makelar, komisioner, wesel,
check, Firma, CV, PT dan sebagainya. Peraturan hukum dagang yang sudah
dikodifikasikan terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD).

Keunggulan Jurnal

Kodifikasi hukum perdata dan hukum dagang yang mengatur tentang kegiatan bisnis dan
perdagangan di Indonesia adalah berasal dari Code Civil dan Code du Commerce Prancis
tahun 1808, kemudian berlaku di Negeri Belanda tahun 1828 menjadi Burgelijk Wetboek
(BW) dan Wetboek van Kophandel (WvK). Kedua bidang hukum tersebut selanjutnya
diterapkan di Indonesia berdasarkan asas konkordansi semenjak tahun 1838 menjadi Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD). Kedua bidang hukum ini sudah tidak dapat lagi menjangkau permasalahan
ekonomi dan bisnis yang semakin kompleks dewasa ini, antara lain menyangkut masalah
investasi, perdagangan internasional, pasar modal, anti trust dan sebagainya. Oleh karena itu,
diperlukan instrument hukum baru yang berupa peraturan-peraturan di bidang bisnis baik
secara nasional maupun internasional.
Kelemahan Jurnal

Untuk mengantisipasi kemajuan dalam bidang ekonomi, dan semakin majunya lalu lintas
perdagangan, baik di tingkat nasional maupun internasional (global dan regional),
Indonesia memerlukan instrument hukum baru yang dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan hukum dalam bidang ekonomi dan perdagangan yang berkembang dewasa
ini. Hal ini diperlukan karena banyaknya persoalan hukum yang menyangkut masalah-
masalah ekonomi atau bisnis yang belum diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUH Perdata) maupun Kitab UndangUndang Hukum Dagang (KUHD) yang
berlaku di Indonesia.
Kemajuan di bidang ekonomi terutama di sektor perdagangan belum dapat diikuti oleh
instrument hukum yang berlaku di negara kita, baik aturan hukum perdata maupun hukum
dagang.

Penutup

Jadi hukum dagang adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur dengan disertai
sanksi terhadap perbuatan manusia di dalam usaha mereka untuk menjalankan
perdagangan. Perjanjian KUH Perdata artinya sebagian besar dari perikatan-perikatan
terbit karena perjanjian-perjanjian. Demikian pula halnya dengan hukum dagang, sehingga
bagian dari ilmu hukum ini dapat dinyatakan sebagai sekelompok hukum perikatan.
Hukum sipil itu terdiri dari hukum sipil dalam arti luas dan hukum sipil dalam arti sempit.
Hukum sipil dalam arti luas yang meliputi hukum perdat dan hukum dagang. Sedangkan
hukum sipil dalam arti sempit meliputi hukum perdata saja.
Saya sangat merekomendasikan sekali kepada para pembaca apabila ingin membaca
jurnal tentang Hukum Dagang, bisa baca jurnal Hukum Dagang Di Indonesia yang tulis
oleh Sri Rahayu, Mohammad Roesli, karna pada jurnal ini menjelaskan tentang pengertian
dari hukum dagang, hubungan antar hukum dagang dengan hukum perdata, sumber-
sumber hukum dagang dan lain-lainnya yang berhubungan dengan materi hukum dagang
ANALISIS BAB 2

PEMBUKUAN

Identitas Buku

Judul Buku Penghantar Hukum Dagang Di Perguruan Tinggi


Judul Bab Pembukuan
Penerbit K-Media
Kota Terbit Yogyakarta
Tahun Terbit 2016
Jumlah Halaman 194 halaman
Buku
Jumlah Halaman 13 halaman
Bab
Harga Rp. 50.000

Pendahuluan Buku

Pembukuan merupakan suatu kewajiban bagi siapa saja yang melakukan suatu
perusahaan. Keharusan mengadakan pembukuan hanya dibebankan kepada mereka yang
menjalankan perusahaan-perusahaan saja, bukan pekerja-pekerjanya.

Isi Buku

Dalam Bab ini menjelaskan tentang Pengertian Pembukuan, Fungsi Pembukuan,


Kewajiban Untuk Membuat Neraca, Sifat Pembukuan, dan Sanksi Terhadap Pasal 6
KUHD. Yang telah kita ketahui bersama bahwa Pembukuan merupakan suatu kewajiban
bagi siapa saja yang melakukan suatu perusahaan. Keharusan mengadakan perbukuan
hanya dibebankan kepada mereka yang menjalankan perusahaan-perusahaan saja, bukan
pekerja-pekerjanya.
Terhadap peraturan pembukuan telah mengalami dua kali perubaha, yang diatur dalam
Bab 2 buku 1 KUHD, yaitu :
a) Terjadi pada tanggal 9 juni 1927-LN 1927 no.146.
b) Terjadi pada tanggal 17 juli 1938-LN 1938 no.276.
Serta didalam pembukuan mempunyai Sifat “rahasia”. Keberhasilan pembukuan bisa
diterobos dengan dua kemungkinan, yaitu:
a) Cara pembukuan atau representation atau openlegging
b) Cara pemberitaan atau communication/overlegging.
Jika suatu perusahaan tidak mengadakan pembukuan maka akan mendapat sanksi berupa
sanksi administratif. (SK Menteri Perdagangan, tanggal 14 Maret 1963. Nomor 387 /
KP/848).
Kelebihan Buku

Dalam buku Penghantar Hukum dagang di Perguruan Tinggi pada Bab II tentang
“pembukuan” pada awal bab telah diberitahu mengenai tujuan umum pengajaran dan
tujuan khusus pengajaran, sehingga ketika mahasiswa/I hendak mempelajari materi
sudah mengetahui terlebih dahulu mengenai tujuan yang hendak dicapai. Pada Bab ini
mempelajari materi yang sangat lengkap sekali tentang pembukuan, terutama tentang
Pengertian Pembukuan, fungsi pembukuan, Kewajiban untuk membuat Neraca, Sifat
Pembukuan dan Sanksi terhadap pasal 6 KUHD. Penjelasan nya pun sangat jelas dan
detail sekali, ketika hendak membaca pembaca tidak lagi kesulitan dalam memahami
kata-kata nya tersebut. diakhir Bab ini juga diberikan referensi lain dari buku-buku
hukum dagang terutama tentang pembukuan CST Kansil, SH, Drs, Pokok-pokok
Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Aksara Baru, Jakarta, 1983 (halaman 23-32).

Kekurangan Buku

Pada buku kekurangan nya cukup banyak sekali terdapat kata-kata yang disingkat seperti
“atau” ditulis ”/” saja, sehingga seringkali pembaca kurang memahami apa yang
dimaksud oleh penulis, dan diakhir Bab nya tidak terdapat kata-kata motivasi seperti bab
yang lainnya, padahal jika diberi kata-kata motivasi untuk pembacanya, maka pembaca
akan lebih semangat dalam membacanya.

Penutup

Penutup Seharusnya penulis bisa menambahkan gambar dan kata-kata


motivasi di akhir Bab, hal ini bisa membuat pembaca lebih
termotivasi dengan kata-kata motivasi yang diberikan penulis.

PERBANDINGAN DENGAN JURNAL

Identitas Buku

Judul Jurnal Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wirausahawan


Terhadap Pentingnya Pembukuan Dan Laporan Keuangan
Penulis Mar’atus Solikah, Puji Astuti dan Dyah Ayu Paramitha
Tahun 1 Maret 2017
Tebal 10 halaman

Pendahuluan Buku

Seperti yang kita ketahui bahwa wirausahawan merupakan salah-satu pemain penting
dalam perkembangan ekonomi suatu wilayah, Wirausahawan dituntut untuk jeli dalam
menggali peluang baru, produk baru, cara produksi baru serta pemasarannya, mengatur
permodalan dan yang tidak kalah penting adalah mengelola manajemen dalam
perusahaannya.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh seorang wirausaha dalam mengembangkan
usahanya seringkali terkendala oleh masalah permodalan dan pemasaran produknya. Hal
ini sering berkaitan dengan kondisi masih sulitnya perusahaan skala kecil untuk dapat
menyediakan laporan keuangan yang memadai. Kesadaran akan pentingnya pembukuan
dan laporan keuangan baru timbul ketika harus berhadapan dengan pihak perbankan
maupun instansi lainnya yang mensyaratkan adanya laporan keuangan yang memadai.

Isi Jurnal

1. Terdapat hubungan signifikan yang kuat antar latar belakang pendidikan, jenjang
pendidikan, ukuran usaha, lama usaha, dan pengalaman usaha dengan persepsi
pentingnya pembukuan dan pelaporan keuangan. Kesemua variabel menunjukkan
hasil koefisien diatas 0,5.
2. Saling memberikan kontribusi yang maksimal memberikan dampak positif terhadap
masing- masing variabel. Latar belakang pendidikan yang seliniar, jenjang
pendidikan yang setara, ukuran usaha yang telah dikembangkan dan pentingnya
pengalaman usaha yang digeluti.
3. Adapun variabel lain yang belum diteliti disini akan memberikan kajian terhadap
faktor-faktor yang lainnya kepada peneliti mendatang.

Kelebihan Jurnal

Dalam Jurnal “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wirausahawan


Terhadap Pentingnya Pembukuan Dan Laporan Keuangan” Memiliki kelebihan menurut
saya dibagian abstrak nya, karna di bagian abstrak sangat dijelaskan sangat detail, serta
bagian abstrak ini sangat mewakili isi dari keseluruhan jurnal, menggunakan bahasa
yang sangat mudah untuk difahami, dari segi penjelasannya juga sangat jelas.

Kekurangan Jurnal
Aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh seorang wirausaha dalam mengembangkan
usahanya seringkali terkendala oleh masalah permodalan dan pemasaran produknya. Hal
ini berkaitan dengan kondisi masih sulitnya perusahaan skala kecil untuk dapat
menyediakan laporan keuangan yang memadai. Kesadaran akan pentingnya pembukuan
dan laporan keuangan baru timbul ketika harus berhadapan dengan pihak perbankan
maupun instansi lainnya yang mensyaratkan adanya laporan keuangan yang memadai.

Penutup.

Suatu usaha tidak hanya semata memprioritaskan keuntungan melainkan harus


berdasarkan pada faktor-faktor penguat didalamnya, untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, suatu usaha harus didukung latar belakang pendidikan yang selinier, jenjang
pendidikan yang setara, ukuran usaha, dan pentingnya pengalaman usaha yang digeluti.

ANALISIS BAB III

BURSA DAN PERANTARA DAGANG

Identitas Buku

Judul Buku Penghantar Hukum Dagang Di Perguruan Tinggi


Judul Bab Bursa Dan Perantara Dagang
Penulis Dra. Hj. SRI GUNARSI, SH, MH
Penerbit K-Media
Tahun Terbit 9 Maret 2016
Tebal buku 194 Halaman
Tebal Bab 6 halaman
Harga Buku Rp 50.000

Pendahuluan Buku

Bursa dalah suatu tempat pertemuan pemerintah atau swasta guna menjalnkan serta
membicarakan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia perdagangan.
Orang-orang yang bekerja atau mempunyai hubungan dengan suatu perusahaan biasa
disebut sebagai perantara dalam dagang usahanya telah terjadi jual beli suatu barang.
Hubungan jual beli ini terjadi sebagai dari adanya perjanjian, yaitu perjanjian pemberian
kuasa kepada mereka yang menerima kekuasaan (pasal 1792 KUHS). Dalam praktek,
perantara disebut juga perwakilan yang dapat menimbulkan suatu perbuatan hukum guna
kepentingan orang lain.

Isi Buku

Dalam Bab ini dijelaskan tentang pengertian Bursa, bahwa bursa adalah tempat pertemuan
pemerintah atau swasta guna menjalankan serta membicarakan segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia perdagangan. Macam-macam bursa dibagi menjadi dua yaitu
bursa perusahaan dan bursa valuta asing, bursa efek dan bursa komiditi, bagi mereka yang
usahanya telah terjadi jual beli sesuatu barang disebut perantara dagang. Dalam dunia
perdagangan dikenal beberapa jenis perantara dagang yaitu Wakil Pengusaha atau
Keagenan, Pekerja Keliling. Makelar, Komisioner dan Ekspeditur. Para perantara dagang
mempunyai beberapa kewajiban, diantaranya yaitu Melaksanakan suruhan orang lain
dengan sebaik-baiknya menurut pengalaman dan pengetahuan nya.
Mempertanggungjawabkan suruhan orang lain yang telah dilaksanakan, memberikan
perhitungan dan penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.

Kelebihan Buku

Kelebihan pada Bab III ini yang pertama yaitu terdapat pada Tujuan Umum Pengajaran dan

Tujuan Khusus Pembelajaran. Yang membuat pembaca mengetahui terlebih dahulu tujuan

yang hendak dicapai pada Bab ini. Seperti pada bab-bab sebelumnya, materi nya sangat

mudah untuk difahami dan memuat tentang dasar-dasar dari Bursa dan Perantara dagang.

Serta dari segi penulisan nya sangat jelas dan cukup rapi. Pada buku ini juga menggunakan

kertas yang berkualitas sangat baik. Pada akhir Bab ini juga diberikan referensi lain
mengenai materi bursa dan perantara dagang ini, misal nya yaitu “Perwosutjipto, SH.

Pengetahuan Pokok Hukum Dagang Indonesia. Jambatan. Jakarta 1985 (halaman 42-61)”

sehingga pembaca juga bisa membaca materi lebih lengkap lagi.

Kekurangan Buku

Kekurangan pada Bab ini yaitu dari segi penulisannya seperti banyak kata atau kalimat

yang disingkat, contohnya saja seperti “atau” ditulis “/” sehingga pembaca sedikit kesulitan

dalam memahami apa yang ingin dijelaskan oleh pembaca.

Penutup

Seorang pengusaha dalam menjalankan kegiatan perusahaan tidak mungkin melakukan


usahanya seorang diri, terutama pada masa sekarang, karena kegiatan perusahaan dapat
diartikan sebagai pemberian perantaraan dari produsen kepada konsumen Pada dasarnya
ada dua jenis perantara, yaitu: Di dalam perusahaan, seperti pelayan toko, kasir, manajer,
pimpinan perusahaan, sales dan sebagainya; dan di luar perusahaan, seperti makelar,
komisioner, ekspeditur dan agen
PERBANDINGAN DENGAN JURNAL

Identitas

Judul Jurnal Pengaruh Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia.


Penulis Andreani Caroline Barus, Christina
Tahun Jurnal April 2014
Tebal 10 halaman

Pendahuluan Jurnal

Perekonomian Indonesia tidak lepas dari pasar modal. Banyak perusahaan yang
menawarkan kepemilikan perusahaan dalam bentuk saham kepada publik. Melalui
kegiatan yang dilakukan dalam pasar modal, baik penjual atau pembeli saham tentu
mengharapkan adanya keuntungan yang diperoleh. Seorang investor umumnya dituntut
untuk selalu mengikuti perkembangan informasi pasar dan harga pasar. Sehubungan
dengan informasi yang diperoleh, ditemukan adanya reaksi yang menyimpang dari
investor. Investor didapati tidak hanya terdiri dari orang-orang yang rasional dan tidak
emosional. Investor yang tidak rasional sering mengambil keputusan secara emosional di
mana mereka dengan cepat menyerap informasi yang diperoleh, meskipun informasi
tersebut tidak memiliki sumber yang jelas. Investor tersebut cenderung dengan cepat
melepaskan saham yang dimilikinya apabila mereka mendengar adanya informasi yang
buruk mengenai suatu saham. Tindakan ini disebut sebagai over reaksi yang dapat
mempengaruhi return yang diharapkan oleh para investor

Isi Jurnal

Pada Jurnal ini dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh
dari volume perdagangan saham dan abnormal return terhadap harga salam perusahaan
yang terdaftar dalam bursa efek indonesia untuk periode 2008-2012. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 90 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun
metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dari hasil
penelitian telah diketahui bahwa abnormal return dan volume perdagangan saham secara
simultan mempengaruhi harga saham. Namun secara parsial, volume perdagangan tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel abnormal return yang
dihitung menggunakan mean adjusted model, market adjusted model dan market model
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2012.

Kelebihan Jurnal

Pada Jurnal “Pengaruh Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” memiliki sistematika penulisan yang sistematis dan

hanya sedikit ditemukan kesalahan pada penulisannya. Jurnal ini juga dapat membantu

kita dalam mengetahui abnormal return dan volume perdagangan saham secara simultan

mempengaruhi harga saham. Namun secara parsial, volume perdagangan tidak

berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel abnormal return yang

dihitung menggunakan mean adjusted model, market adjusted model dan market model

berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2012.

Kekurangan Jurnal

Over reaksi juga dapat digambarkan melalui kegiatan perdagangan saham. Minat investor
terhadap saham akan menyebabkan jumlah saham yang diperdagangkan menjadi berubah.
Kondisi inilah yang akan menyebabkan abnormal return. Di mana return saham yang
sebelumnya tinggi dapat menjadi rendah, dan sebaliknya. Di samping itu, minat investor
terhadap saham winner dan saham loser akan menyebabkan jumlah saham yang
diperdagangkan menjadi berubah yang dapat diketahui melalui volume perdagangan
saham. Kondisi abnormal return yang berubah akan berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan yang bersangkutan.
Jumlah sampel pada periode tahun 2008 -2012 yang digunakan dalam penelitian ini hanya
berjumlah 90 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pada penelitian ini, peneliti hanya menguji beberapa faktor yaitu Volume Perdagangan
Saham dan Abnormal Return. Dimana dengan penggunaan variabel ini maka kemampuan
dari variabel independen dalam menjelaskan harga saham hanya sebesar 1,3%,
menandakan adanya variabel lain yang berpengaruh terhadap perubahan harga saham,
sehingga dalam meramalkan harga saham masih terdapat faktor-faktor lain yang perlu
dipertimbangkan

Penutup

Data harga saham yang diteliti diambil dengan menggunakan data bulanan. Disarankan
pada penelitian selanjutnya perlu dipertimbangkan untuk menggunakan data secara harian,
yang diharapkan data tersebut akan menjelaskan secara lebih akurat mengenai harga
saham, dimana dengan jumlah data yang sangat banyak, disarankan apabila ingin
menggunakan data harian, maka dapat mempersingkat periode penelitian.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini hanya terbatas pada Volume Perdagangan
Saham dan abnormal return. Dimana berdasarkan hasil analisis statistik dinyatakan bahwa
model yang digunakan oleh peneliti hanya dapat menjelaskan harga saham sebesar 1,3%.
Dengan demikian, disarankan pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan
variabel lain seperti tingkat bunga atau kondisi ekonomi lainnya dimana kondisi ekonomi
diprediksi dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran saham yang akan
mempengaruhi tingkat harga.

ANALISIS BUKU BAB IV

JENIS-JENIS PERSEKUTUAN

IDENTITAS BUKU

Judul Buku Penghantar Hukum Dagang Di Perguruan Tinggi


Judul Bab Jenis-jenis Persekutuan
Penulis Dra. Hj. SRI GUNARSI, SH, MH
Penerbit K-Media
jTahun Terbit 9 Maret 2016
Tebal buku 194 Halaman
Tebal Bab 23 halaman
Harga Buku Rp 50.000

Pendahuluan

Persekutuan adalah persekutuan-persekutuan antara dua pihak atau lebih yang diatur /
dimaksudkan dalam hukum perdata. Orang-orang yang berkumpul dan bekerja sama itu dapat
berjumlah banyak dapat pula sedikit.

Isi Buku

persekutuan adalah segala hal sesuatu yang oleh para anggota nya dimasukkannya dalam

kekayaan persekutuan sehingga merupakan andil /bagian atau saham dari kekayaan itu.

Namun kita sering mendengar bahwa persekutuan adalah perkumpulan yang bertujuan bukan

mencari keuntungan kebendaan. Adapun bentuk-bentuk perusahaan yaitu :


a) Bentuk perusahaan yang diatur dalam KUHS/BW: Perseroan (Maatschap)

b) Bentuk perusahaan yang diatur dalam KUHD:

1. Perseroan Firma

2. Perseroan Komanditer

3. Perseroan terbatas

c) Bentuk perusahaan yang diatur di luar KUHD( diatur dalam peraturan-pearaturan khusus)

1. Koperasi ( diatur dalam UU No. 12 tahun 1967)

2. Perusahaan negara/ persero / perum / perjan.

Ukuran adanya badan hukum (zedelijk licham) berdasar undang-undang terlihat dalam uturan:

a) Titel 9 buku III mengenai zedelijk licham.

Stb, 1870-64 mengenai kedudukan sebagai badan hukum dari perkumpulan.

Kelebihan Buku

Pada Bab ini, Sebelum memasuki materi telah dijelaskan secara detail terlebih dahulu
mengenai Tujuan Umum Pengajaran dan Tujuan Khusus Pengajaran, sehingga memudahkan
pembaca untuk mengetahui tujuan yang hendak dicapai pada Bab tersebut. dari segi
penjelasannya juga sangat mudah untuk dipahami apalagi dicetak dengan rapi dan
menggunakan kertas dengan kualitas bagus. Pada akhiran Bab juga diberikan rekomendasi
sumber referensi dari buku lain. Misal nya saja Bachsan Mustafa, SH, dkk. Asas-asas Hukum
Perdata dan Hukum Dagang. Armico. Bandung. 1982 ( halaman 114-117), serta diberikan
Kata-kata Motivasi untuk pembaca yaitu “Majulah tanpa menyingkirkan orang lain. Naiklah
tinggi tanpa menjatuhkan orang lain”.

Kekurangan Buku

Statblad ini tidak memuat ketentuan yang dapat mengesahkan badan perkumpulan indonesia

sebagai badan hukum adat, disamping itu masih terdapat pula perkumpulan indonesia yang
bukan badan hukum.

Kekurangan Penulisan Pada Bab IV.

a) Dihalaman 64 banyak sekali terdapat kata “atau” ditulis dengan “/”

b) Dihalaman 65 terdapat penulisan yang salah yaitu “Pasal” ditulis “Pasa”

c) Dihalaman 67 terdapat penulisan yang salah yaitu “suatu” ditulis “suaatu”

d) Dihalaman 71 terdapat penulisan yang tidak diberi spasi yaitu “perseroanantara”

Dihalaman 75 terdapat penulisan yang salah yaitu “unbdang”

Penutup

Di Indonesia masih menggunakan hukum Perdata Hindia Belanda yang masih bersifat
Pluralitis maka mengenai badan hukum kita mengenal badan hukum perdata barat dan hukum
adat, sehingga mengenai status hukumnya, yang satu tunduk pada hukum perdata dan yang
lain tunduk pada hukum adat.
Dalam persekutuan atau perseroan yang anggota nya dimasukkan dalam kekayaan
persekutuan sehingga merupakan andil atau saham dari kekayaan itu, atau bisa juga disebut
dengan perkumpulan yang bertujuan bukan mancari keuntungan kebendaan.
MEMBANDINGKAN DENGAN JURNAL

Identitas Jurnal

Nama Jurnal Bentuk Hukum Perusahaan Persekutuan Di Indonesia Dan Perbandingannya


di Malaysia
Penulis Rizha Claudilla Putri
Tahun Terbit 2020
Tebal 14 halaman

Pendahuluan

Perusahaan dapat dibedakan atas perusahaan badan hukum dan perusahaan bukan badan
hukum. Di Indonesia, Perusahaan badan hukum dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT),
Yayasan dan Koperasi. Sedangkan perusahaan bukan badan hukum dapat berupa Firma (Fa)
dan Persekutuan Komanditer atau Comanditaire Vennootschap (CV). Peraturan mengenai
bentuk perusahaan persekutuan, firma dan CV terdapat di dalam KUHPer dan KUHD. Sama
halnya seperti di Indonesia, bentuk hukum suatu perusahaan Malaysia dapat dikenal dengan
beberapa bentuk business entitiy, seperti Sole Proprietorship, Partnership, Limited Liability
Partnership (LLP), Private Limited Company/SendirianBerhad (Sdn Bhd), dan Public Limited
Company/Berhad (Bhd). Beberapa Business Entity yang ada di Malaysia memiliki kemiripan
dengan jenis badan usaha yang ada di Indonesia, seperti Partnership atau Perusahaan
Persekutuan. Terdapat pula perbedaan antara bentuk dan peraturan yang mengatur perusahaan
persekutuan Indonesia dengan perusahaan persekutuan Malaysia. Undang-Undang yang
digunakan pun berbeda bagi kedua negara, Partnership diatur dalam Partnership Act 1961
sedangkan untuk Limited Liability Partnership diatur dalam Limited Liability Act 2012.
Penelitian hukum ini menggunakan metode penelitian normatif dengan pendekatan
komparatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari bahan hukum
primer, sekunder dan tersier. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan
dokumen serta diolah dengan melakukan seleksi data secara sistematis untuk mendapatkan
gambaran umum dari hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Partnership
mengatur mengenai perusahaan secara tradisional dengan ingin mendapatkan laba atau
keuntungan. Sedangkan di dalam LLP menggabungkan antara partnership dan company.
Perbedaan bentuk hukum perusahaan persekutuan antara Indonesia dan Malaysia ini juga jelas
terlihat jika dilihat dari aturan pada masing-masing negara dimana Indonesia tidak mempunyai
undang-undang khusus mengenai bentuk hukum persekutuan ini. Dengan demikian,
pemerintah hendaknya membuat sebuah undang-undang yang mengatur mengenai bentuk
usaha persekutuan lebih khusus dalam peraturan yang berbeda agar dapat mudah dipahami
oleh pelaku usaha seperti peraturan yang berlaku di negara Malaysia.

Isi Jurnal

Masalah yang diteliti negara Malaysia merupakan negara common law yang membagi
beberapa Business Entity yang ada di negara nya menjadi 5 bagian, salah satunya adalah
Partnership atau Persekutuan atau Perkongsian dan Limited Liability Partnership di Malaysia.
Partnership mengatur mengenai perusahaan secara tradisional dengan ingin mendapatkan laba
atau keuntungan. Sedangkan di dalam LLP ini sedikit berbeda namun sebenarnya masih
merujuk kepada aturan mengenai Partnership itu sendiri sebagai dasar untuk melaksanakan
kegiatannya dengan menggabungkannya dengan konsep company. Terdapat pula perbedaan
antara bentuk dan peraturan yang mengatur perusahaan persekutuan Indonesia dengan
perusahaan persekutuan Malaysia. Undang-Undang yang digunakan pun berbeda untuk
keduanya, Partnership diatur dalam Partnership Act 1961 sedangkan untuk Limited Liability
Partnership diatur dalam Limited Liability Act 2012. Di dalam aturan tersebut terdapat
beberapa perbedaan dimana dalam LLP ini lebih mengatur perusahaan sebagai suatu subjek
sendiri dan merupakan gabungan dari Partnership dengan perusahaan. Terhadap Undang-
Undang atau Act yang berlaku di Malaysia sudah secara rinci menjelaskan mengenai aturan
perusahaan khususnya perusahaan persekutuan yang berlaku di negara tersebut. Bentuk
perusahaan persekutuan Indonesia terdiri dari persekutuan perdata, firma dan CV yang
masing-masing diatur di dalam kuhper dan KUHD sedangkan bentuk perusahaan persekutuan
Malaysia terdiri dari partnership yang diatur di dalam Partnership Act 1961 yang kemudian
dibentuk suatu jenis usaha yang baru yakni Limited Liability Partnership yang merupakan
gabungan dari jenis usaha partnership dan company dimana pengaturannya berada dalam
Limited Liability Partnership Act 2012.
Kelebihan Jurnal
Pada Jurnal ini kita dapat mengetahui tentang Bentuk Hukum Perusahaan Persekutuan Di
Indonesia dan Perbandingannya dengan Malaysia. Disini dijelaskan sangat detail, sehingga
ketika pembaca membaca jurnal ini, maka pembaca akan mudah dalam memahami nya. Pada
Jurnal ini juga memberikan informasi yang akurat mengenai sumber referensi yang dipakai.

Kekurangan Jurnal

Kekurangan mengenai isi

Pemerintah hendaknya membuat sebuah undang-undang yang mengatur mengenai bentuk


usaha persekutuan lebih khusus dalam peraturan yang berbeda agar dapat mudah dipahami
oleh pelaku usaha seperti peraturan yang berlaku di negara Malaysia.

Kekurangan dalam penulisan:

a) Dihalaman 6 terdapat penulisan yang salah yaitu “Dengan demkian” yang harusnya

ditulis “ Dengan Demikian”

b) Dihalaman 6 terdapat penulisan yang salah yaitu “Namu” yang harusnya ditulis “

Namun”
Penutup

Menyarankan agar Pemerintah hendaknya membuat sebuah undang-undang yang mengatur


mengenai bentuk usaha Persekutuan ini lebih khusus dalam peraturan yang berbeda agar dapat
mudah dipahami oleh pelaku usaha seperti peraturan yang berlaku di negara Malaysia, karena
di Indonesia peraturan mengenai bentuk perusahaan persekutuan, firma dan CV masih tersebar
di dalam KUHPer dan KUHD. Peraturan mengenai partnership dan LLP di Malaysia dibuat
dalam peraturan yang berbeda sehingga pelaku usaha dapat lebih mudah memahami hal-hal
yang berhubungan dengan bentuk dan kegiatan usaha tersebut.

ANALISIS BAB V

PERSEROAN TERBATAS
Identitas Buku

Judul Buku Penghantar Hukum Dagang Di Perguruan Tinggi


Judul Bab Perseroan Terbatas
Penulis Dra. Hj. SRI GUNARSI, SH, MH
Penerbit K-Media
Tahun Terbit 9 Maret 2016
Tebal buku 194 Halaman
Tebal Bab 23 halaman
Harga Buku Rp 50.000

Pendahuluan

Perseroan terbatas adalah perseroan yang modalnya terbagi atas jumlah surat andil atau sero,
dimana tiap-tiap anggota mengambil bagian secara memiliki satu atau beberapa sero/saham,
sedang pemegang-pemegang sero/saham itu bertanggung-jawab atas pinjaman-pinjaman dari
perseroan terbatas hanya dengan jumlah yang tersebut pada saham yang dimiliki itu (pasal 40
ayat 2 KUHD).

Isi Buku

Pada Bab ini Membahas tentang perseroan terbatas, seperti yang sudah kita ketahui bahwa
perseroan terbatas adalah suatu bentuk badan usaha yang mempunyai tujuan material dan
diatur dalam KUHD. Modal terbagi dalam saham-saham dan pemegang saham bertanggung-
jawab atas pinjaman-pinjaman dari Perseroan Terbatas itu sebatas jumlah yang terssebut dalam
saham saja.
Dalam pendirian suatu Perseroan Terbatas harus dengan akte notaris yang disahkan oleh
Menteri Kehakiman yang kemudian diumumkan dalam Berita Negara.
Perseroan terbatas akan berakhir karena :
a) Waktu yang disebut dalam akte berakhir
b) Putusan dari rapat umum pemegang sero/saham.
c) Keadaan insonvensi
d) Putusan pengadilan karena bertindak berlawanan dengan kesusilaan dan ketertiban
umum.
Adapun Badan usaha yang diatur dalam KUHD dan KUHS (BW) adalah :
a) Perusahaan negara yang diatur dalam undang-undang yaitu peraturan pemerintah
pengganti undang-undang (PERPU) No. 19 tahun 1969.
b) Perusahaan daerah diatur dalam Undang-undang No. Tahun 1962.
IMA diatur dalam Stb 1939-569.

Kelebihan Buku

Pada Bab ini sangat lengkap sekali, yang mana ada memuat Tujuan Umum Pengajaran dan
Tujuan Khusus Pengajaran, sehingga pembaca bisa mengetahui terlebih dahulu mengenai
pembelajaran yang hendak dicapai. Di Bab ini juga dibahas mengenai Pengertian Perseroan
Terbatas, Perusahaan Negara, Perusahaan Daerah, dan Perseroan Andil Indonesia. Diakhir bab
juga diberikan sumber referensi dari buku lain misalnya saja “ Drs, CST. Kansil, SH. Pokok-
pokok Pengetahuan Hukum dagang. Aksara Baru.1983. Jakarta. Jakarta. (halaman 89-148),
tidak kalah bagus juga, buku ini diakhiran bab nya juga terdapat kata-kata motivasi yaitu “
Belajar menjadi…Orang yang tetap sejuk ditempat yang teramat panas..tetap manis di tempat
yang begitu pahit…tetap merasa kecil meskipun..telah menjadi besar..dan.. tetap tenang
ditengah badai yang teramat dahsyat.

Kekurangan Buku

a) Pada halaman 88 banyak sekali ditemukan kata “atau” ditulis dengan “/” saja. Sehingga
membuat pembaca bingung dalam memahami apa yang dimaksud oleh penulis.
b) Pada halaman 91 terdapat dua penulisan yang salah yaitu “sedikit-sedikitntya” dan
pendiriana”.
c) Pada halaman 93 juga terdapat penulisan yang salah yaitu “ beersa” dan dihalaman 97
serta 104 juga terdapat salah penulisan yaitu “memikliki”

Penutup

Sarannya agar lebih bisa memperhatikan lagi dari segi penulisannya, karna cukup banyak
terdapat kata-kata dalam penulisannya yang salah.
MEMBANDINGKAN DENGAN JURNAL

Identitas Jurnal

Judul Jurnal Perseroan Terbatas Sebagai Institusi Kegiatan Ekonomi yang


Demokratis.
Penulis Johari Santoso
Tahun Jurnal Desember 2000
Tebal 9 halaman
Pendahuluan

Salah-satu badan usaha yang relatif dominan dalam kegiatan ekonomi adalah badan usaha
berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Banyak perusahaan-perusahaan yang sekarang ini berubah
status badan hukumnya menjadi perseroan terbatas. Faktor yang mendorong terhadap
perubahan status bentuk perusahaan dari bentuk lain menjadi Perseroan Terbatas salah-
satunya dikarenakan bentuk Perseroan terbatas adalah sebuah wadah usaha yang melakukan
pemisahan hak dan kewajiban para pengusaha bersangkutan selaku pemegang saham dengan
hak dan kewajiban perusahaan. Disamping itu dalam Perseroan Terbatas juga dikenal dengan
adanya pemisahan kekayaan.

Isi Jurnal

Kehadiran UUPT merupakan langkah kongkrit dari pemerintah dalam upaya memberikan

pedoman bagi pelaku-pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan usahanya, dan hal ini

mendorong kalangan pengusaha di Indonesia untuk berfikir lebih maju agar dapat memandang

bahwa PT sebagai subuah institusi dalam kegiatan ekonomi yang sifatnya demokratis,

sehingga harapan transparansi dan efesiensi dapat dicapai oleh sebuah PT.

Kelebihan Jurnal

Dalam Isi Materi : UUPT pada dasarnya kalau dibandingkan dengan KUHD dilihat dari
banyaknya bab dan pasal-pasalnya, maka dapat disimpulkan bahwa UUPT sekarang lebih
rinci dan lebih lengkap. Hal-hal yang dulu belum diatur di dalam UUPT dan hal-hal yang
kurang diatur menjadi lengkap.
Kenapa masyarakat harus memilih perseroan terbatas, karena :
1) Kedudukan yang mandiri dari perseroan terbatas.
a) Masyarakat memperoleh kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan ekonomi yang
dapat memberikan keuntungan.
b) Dapat terjadi pemerataan kesejahteraan kepada masyarakat luas melalui kepemilikan
dan jual beli saham.
c) Akan meningkatkan tanggung-jawab sosial suatu PT dan sekaligus menunjukkan PT
berada dalam pengamatan dan kontrol masyarakat, baik melalui pemegang saham
atau pun melalui pasar modal.
2) Pertanggungjawaban yang terbatas
3) Adanya mobilitas atas hak penyertaan
4) Prinsip pengurus oleh suatu organ
5) Persyaratan hukum
6) Melalui PT Terbuka.

Kekurangan Jurnal

a) Pada halaman 3 dijurnal terdapat penulisan yang salah yaitu “Pila” yang seharusnya
ditulis dengan “Pula”.
b) Di halaman 7 pada jurnal juga terdapat kesalahan dalam penulisan yaitu “ kewenagan”
yang seharusnya ditulis “kewenangan”.

Penutup

Kelembagaan PT membawakan iklim yang demokratis nampak pada persoalan kepemilikan


saham. Sebuah PT yang sudah menyatakan dirinya go public berarti PT ini dapat dikatakan
saham dari PT ini sudah banyak dimiliki oleh masyarakat. Artinya kepemilikan PT tidak lagi
di monopoli oleh sekelompok orang, tetapi menjadi sebaliknya.
ANALISIS BAB VI

SURAT-SURAT BERHARGA

Identitas Buku

Judul Buku Penghantar Hukum Dagang Di Perguruan Tinggi


Judul Bab Surat-surat Berharga
Penulis Dra. Hj. SRI GUNARSI, SH, MH
Penerbit K-Media
Tahun Terbit 9 Maret 2016
Tebal buku 194 Halaman
Tebal Bab 33 halaman
Harga Buku Rp 50.000
Pendahuluan

Menurut hukum yang dimaksud dengan surat-surat berharga adalah suatu surat yang
memberikan hak tanya terbatas pada pemegangnya saja untuk memperoleh hak yang terssebut
dalam surat tersebut. dengan kata lain, surat berharga adalah surat dimana hak itu
diletakkan/dibubuhkan kepada surat itu . artinya hak itu tidak ada kalau tidak diwujudkan
berupa surat itu. Ditinjau dari segi perdagangan yang dimaksud dengan surat berharga adalah
semua surat yang mempunyai nilai uang atau dapat dijadikan uang serta dapat diperjual
belikan.

Isi Buku

Dalam suatu perniagaan dikenal dengan adanya suatu surat berharga serta surat yang
mempunyai harga. Hal ini berguna memudahkan pemakaian uang yang akan diterima dari
pihak ketiga dan memudahkan penagihan piutang dari pihak ketiga.
Biasanya surat-surat berharga itu adalah surat “Aan Order” atau Aan Toonder”. Adapun surat
berharga dan penting lainnya adalah :
a) Wesel
b) Promes
c) Cek
d) Saham
e) Obligasi
f) Kwitansi
Wesel sendiri diatur dalam Stb.1934-562 dan Stb. 1935-77 dan pasal 100-177 KUHD.
Merupakan surat perintah membayar yang dibuat dan ditulis kreditur.
Cek merupakan surat perintah untuk membayarkan sejumlah uang yang ditunjukkan kepada
Bank/Giro/Pos.
Aksep (promes) disebut juga surat sanggup yaitu merupakan surat pernyataan dari seorang
debitur untuk sanggup membayar sejumlah uang pada waktu tertentu kepada orang yang
namanya tertulis didalam surat tersebut.
Saham merupakan suatu surat tanda bukti menanamkan sejumlah uang dalam suatu
perusahaan.
Obligasi merupakan surat bukti meminjamkan modal kepada sebuah perseroan terbatas. Untuk
pinjaman itu diberikan bunga tetap yang disebut kupon.

Kelebihan Buku

Pada Bab ini berisi penjelasan yang sangat jelas, mulai dari Tujuan Umum Pengajaran dan
Tujuan Khusus Pengajaran, serta penjelasan materi mengenai Pengertian Surat Berharga,
Wesel, Cek, Aksep (Promes), Saham, Diveden, Obligasi Serta Kwitansi. Dari segi penjelasan
nya juga sangat jelas sekali dan mudah untuk dipahami oleh para pembaca. Segi tulisannya
dan cetakan nya rapi.
Serta diakhir Bab juga diberikan referensi lain, tujuan nya agar dapat memperdalam
pemahaman para pembaca mengenai Surat-surat Berharga. Misalnya sumber dari Bachsan
Mustafa SH, dkk. Asas-asas Hukum Perdata dan Hukum Dagang. Armico. Bandung. 1982.
(halaman 143-153).

Kekurangan Buku

Bagi pemegang surat berharga (surat atas tunjuk dan atas pengganti) surat tersebut adalah satu-
satu nya surat legitimasi baginya. Kalau dia kehilangan surat tersebut, maka ia tidak lagi dapat
meminta pemenuhan kembali haknya kepada pengutang, kecuali dalam hal-hal yang diatur
dalam undang-undang.
Dalam penulisannya pada bab ini cukup banyak ditemukan kesalahan dalam penulisannya,
misalnya saja kata “jawb, sebagia, digunkan, mengelurkan dan surart. Dan hendaknya setiap
akhir bab diberi kata-kata motivasi untuk para pembacanya, karna ada terdapat beberapa Bab
yang terdapat Kata-kata motivasi, namun ada juga bab yang tidak terdapat kata-kata motivasi.

Penutup

Dalam perniagaan dikenal adanya surat berharga dan surat yang mempunyai harga. Gunanya
untuk memudahkan pemakaian uang yang akan diterima dari pihak ketiga dan untuk
memudahkan pemakaian uang yang akan diterima dari pihak ketiga dan untuk memudahkan
penagihan piutang dari pihak ketiga. Biasanya surat-surat berharga itu adalah surat “aan order”
atau “aan toonder”

MEMBANDINGKAN DENGAN JURNAL

Identitas Jurnal

Judul Jurnal Aspek Hukum Penggunaan Surat Berharga Pada Dunia Perbankan
Bagi Masyarakat Indonesia.
Penulis Sarah D.L. Roeroe
Tahun Jurnal Agustus 2016
Tebal 12 halaman

Pendahuluan

Peranan surat berharga pada sebuah bank tidak terlepas dari peran perbankan yang berfungsi
strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Peranan yang strategis tersebut terutama
disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat secara efektif dan efisien.
Bahwa dalam surat berharga didalamnya melekat erat suatu hak tertentu, mempunyai nilai
yang objektif sehingga dapat diperjualbelikan. Hak yang merekat erat dimaksud dapat berupa
hak menuntut penyerahan barang, hak yang berhubungan dengan perusahaan atau hak untuk
menagih sejumlah uang. Dalam hubungan dengan praktek perbankan pengertian surat berharga
disini dibatasi dengan yang bersifat tagihan utang yang harus dibayarkan oleh sebuah bank
yang menerbitkan surat berharga tersebut.

Isi Jurnal

Didalam kegiatan ekonomi di Indonesia, perkembangan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari
adanya peran dunia perbankan yang menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional.
Dunia perbankan menjadi perantara bagi sektor riil dan sektor finansial di dalam kegiatan
ekonomi masyarakat. Didalam kegiatannya perbankan menghimpun dan menyalurkan dana-
dananya dari masyarakat kemudian dikembalikan pada masyarakat dalam bentuk kredit atau
pinjaman uang. Memang dalam rangka kehidupan perbankan, baik itu nasabah penyimpan
dana maupun nasabah penerima dana adalah sama pentingnya. Karena dari kedua sisi nasabah
inilah bank dapat menjalankan roda usahanya. Dari nasabah penyimpan dana bank akan
mendapatkan modal usaha, yang kemudian dari nasabah penerima dana itulah dana tersebut
disalurkan dengan memperoleh keuntungan berupa bunga.
Dapatlah dikatakan usaha bank itu adalah mengambil keuntungan selisih antara bunga
tabungan/deposito, dengan bunga kredit yang disalurkannya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa keberadaan nasabah adalah “jantungnya” kehidupan perbankan, tanpa
nasabah sebuah bank tidak akan hidup dan tidak akan ada artinya dalam masyarakat. Bank
akan besar kalau nasabah menjadikannya besar, sebaliknya bank akan runtuh kalau nasabah
sudah tidak mempercayainya lagi. Didalam kegiatan operasionalnya bank memiliki instrumen
surat berharga. Di samping surat berharga sebagai surat legitimasi masih ada surat legitimasi
lainnya, seperti misalnya karcis titipan sepeda, surat penitipan barang (penitipan topi) dan
sebagainya.
Salah satu instrumen yang banyak berperan dalam kegiatan perbankan yaitu adanya surat-surat
berharga baik dalam bentuk Cek, Giro, Sertifikat Deposito, maupun Deposito. Surat-surat
berharga tersebut memiliki nilai tunai sebesar nilai yang dicantumkan pada surat berharga
tersebut. Bagi pemegang surat berharga (surat atas tunjuk dan atas pengganti) surat tersebut
adalah satu-satunya surat legitimasi baginya. Kalau dia kehilangan surat tersebut, maka ia
tidak lagi dapat meminta pemenuhan kembali haknya kepada pengutang, kecuali dalam hal-hal
yang diatur oleh undang-undang.

Kelebihan Jurnal

Didalam kegiatan ekonomi di Indonesia, perkembangan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari
adanya peran dunia perbankan yang menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional.
Dunia perbankan menjadi perantara bagi sektor riil dan sektor finansial di dalam kegiatan
ekonomi masyarakat. Didalam kegiatannya perbankan menghimpun dan menyalurkan dana-
dananya dari masyarakat kemudian dikembalikan pada masyarakat dalam bentuk kredit atau
pinjaman uang. Memang dalam rangka kehidupan perbankan, baik itu nasabah penyimpan
dana maupun nasabah penerima dana adalah sama pentingnya. Karena dari kedua sisi nasabah
inilah bank dapat menjalankan roda usahanya. Dari nasabah penyimpan dana bank akan
mendapatkan modal usaha, yang kemudian dari nasabah penerima dana itulah dana tersebut
disalurkan dengan memperoleh keuntungan berupa bunga.

Kekurangan Jurnal

Bagi pemegang surat berharga (surat atas tunjuk dan atas pengganti) surat tersebut adalah satu-
satunya surat legitimasi baginya. Kalau dia kehilangan surat tersebut, maka ia tidak lagi dapat
meminta pemenuhan kembali haknya kepada pengutang, kecuali dalam hal-hal yang diatur
oleh undang-undang. Serta bank akan runtuh kalau nasabah sudah tidak mempercayainya lagi.

Penutup

Dapatlah dikatakan usaha bank itu adalah mengambil keuntungan selisih antara bunga
tabungan/deposito, dengan bunga kredit yang disalurkannya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa keberadaan nasabah adalah “jantungnya” kehidupan perbankan, tanpa
nasabah sebuah bank tidak akan hidup dan tidak akan ada artinya dalam masyarakat. Bank
akan besar kalau nasabah menjadikannya besar, sebaliknya bank akan runtuh kalau nasabah
sudah tidak mempercayainya lagi.

ANALISIS BAB VII

KOPERASI

Identitas Buku

Judul Buku Penghantar Hukum Dagang Di Perguruan Tinggi


Judul Bab Koperasi
Penulis Dra. Hj. SRI GUNARSI, SH, MH
Penerbit K-Media
Tahun Terbit 9 Maret 2016
Tebal buku 194 Halaman
Tebal Bab 17 halaman
Harga Buku Rp 50.000

Pendahuluan

Menurut Undang-undang Koperasi No. 12/ 1967 yang dimaksud dengan koperasi adalah
organisasi ekonomi rakyat, yaitu kumpulan dari orang-orang yang sebagai manusia secara
bersama-sama bergontong-royong berdasarkan persamaan, bekerja untuk memajukan
kepentingan-kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat (pasal 3 UUK).

Isi Buku

Menurut UU Koperasi No. 12/1967 yang dimaksud dengan koperasi adalah organisasi
ekonomi rakyat, yaitu kumpulan dari orang-orang yang sebagai manusia secara bersama-sama
bergontong-royong berdasarkan persamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan-
kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat (pasal 3 UUK).
Perihal perkumpulan koperasi dulu ada dua peraturan, yaitu suatu peraturan umum, yang
berlaku untuk semua golongan penduduk (Stb 1993-108) dan satu peraturan khusus untuk
semua bangsa Indonesia (Stb. 1927-91)
Koperasi Indonesia sendiri berlandaskan pada :
a) Landasan Idiil : Pancasila
b) Landasan struktural : UUD 1945
c) Landasan geraknya : Pasal 33 ayat 1 UUD 1945
d) Landasan Mentalnya : Setia Kawan dan kesadaran pribadi.
Untuk yayasan sendiri tidak diatur secara mandiri dalam undang-undang yang khusus
mengatur tentang itu. Walaupun merupakan badan hukum, aturan-aturan yayasan dapat
ditemukan dalam yurisprudensi.

Kelebihan Buku

Pada Bab ini telah dijelaskan terlebih dahulu mengenai Tujuan umum pengajaran dan tujuan
khusus k
Tujuan Umum Pengajaran :
a) Mahasiswa dapat memahami pengertian koperasi sesuai dengan Pancasila sebagai
dasar negara RI.
b) Mahasiswa dapat mengerti pengertian yayasan.
Tujuan Khusus pengajaran :
a) Mahasiswa dapat menjelaskan tentang koperasi di Indonesia sesuai dengan Pancasila
sebagai dasar negara RI.
b) Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri Koperasi Indoneisa
c) Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam koperasi.
d) Mahasiwa dapat membedakan koperasi dengan yayasan.
Penjelasan dalam bab ini juga sangat lengkap, dari segi penulisannya juga sangat rapi. Diakhir
Bab juga diberikan referensi lain dengan tujuan untuk memperdalam materi pembaca,
misalnya yaitu “ Drs. CST. Kansil, SH. Pokok-pokok Pengetahuan Hukum Dagang. Aksara
Baru. Jakarta. 1983 (halaman 385-392)” dan Undang-undang No. 12 tahun 1967, tentang
Pokok-pokok perkoperasian.

Kekurangan Buku

Kementrian Koperasi dan UMKM menyatakan bahwa tidak sedikit koperasi yang mati suri.
Menurut Widyani (2015), meningkatnya jumlah koperasi yang mati suri disebabkan oleh
permodalan dan kurangnya sumber daya manusia yang handal dan cakap.

Penutup

Koperasi telah kehilangan konsep pengembangan strategi dalam merespon persaingan dan
pasar yang berkembang dengan cepat. Koperasi disebut telah mati suri (terpendam), dan oleh
karena itu maka harus diberdayakan melalui usaha nyata dari masyarakat perkoperasian dan
penyelenggara negara.
MEMBANDINGKAN DENGAN JURNAL

Identitas Jurnal

Judul Jurnal Kinerja Koperasi Di Indonesia


Penulis Abi Pratiwa Siregar
Tahun Jurnal 2020
Tebal 8 halaman

Pendahuluan

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-perorangan atau badan hukum
koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan yang tercantum dalam UU No. 25 / 1992.

Isi Jurnal

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-perorangan atau badan hukum
koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan yang tercantum dalam UU No. 25 / 1992.
Kinerja keuangan koperasi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif atau
semakin membaik. Namun demikian, struktur permodalan koperasi seiring berjalannya waktu
semakin didominasi oleh modal luar yang pada umumnya berupa hutang.
Pada aspek non keuangan, Koperasi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang semakin
menurun: jumlah koperasi tidak aktif semakin bertambah seiring bertambahnya jumlah
koperasi, koperasi aktif namun tidak melaksanakan RAT menunjukkan kecenderungan yang
meningkat, jumlah anggota semakin berkurang, dan serapan tenaga kerja belum mampu
dimaksimalkan karena keterbatasan koperasi baik secara finansial maupun kesiapan
organisasi.

Kelebihan Jurnal

Dalam Jurnal “ Kinerja Koperasi Di Indonesia” membahas banyak sekali tentang koperasi
terutama tentang kinerja Koperasi di Indonesia, yang terdiri dari Kinerja Keuangan DER,
NPM, ROE, dan kinerja Non Keuangan yang terdiri dari Jumlah Koperasi Aktif dan Koperasi
tidak aktif, Proporsi koperasi tidak aktif terhadap jumlah koperasi, proporsi koperasi
melaksanakan RAT terhadap jumlah koperasi aktif, Perkembangan jumlah anggota.
Yang sangat membantu pembaca untuk cepat dalam memahami materi yang dipaparkan. Dari
segi tulisannya juga sangat rapi dan hanya sedikit ditemukan tulisan yang salah. Kelebihan
dari segi materi nya juga yaitu “ Menurut Zulhartati (2010) selain menyediakan suatu usaha
untuk pemenuhan konsumsi, memfasilitasi kegiatan produksi, menyediakan sarana menabung
dan meminjam, masyarakat juga membutuhkan suatu lembaga yang dapat membantu produsen
dalam memasarkan produknya kepada konsumen. Atas dasar hal tersebut, kemudian didirikan
koperasi pemasaran. Koperasi ini bertujuan agar produk yang dihasilkan anggota dapat
menjangkau pasar yang lebih luas apabila dibandingkan dengan anggota itu memasarkan
sendiri. Serta pada tahun 1895 koperasi dapat ikut berkontribusi dalam swasembada beras.

Kekurangan Jurnal

Dalam Jurnal yang berjudul “ Kinerja Koperasi Di Indonesia” yaitu Sejak pertama kali
diinisasi pada tahun 1895, koperasi di Indonesia telah melalui berbagai tantangan, tantangan
tersebut antara lain dinamika perkembangan perekonomian, transisi orde pemerintahan,
peraturan perundang-undangan, dan persaingan usaha.
Sartono (2010) mengungkapkan bahwa cita-cita koperasi adalah menentang individualisme
dan kapitalisme secara fundamental. Paham koperasi di Indonesia ingin menciptakan
masyarakat yang kolektif dan berakar pada adat-istiadat. Namun demikian, koperasi telah
kehilangan konsep pengembangan strategi dalam merespon persaingan dan pasar yang
berkembang dengan cepat. Koperasi disebut telah mati suri (terpendam), dan oleh karena itu
maka harus diberdayakan melalui usaha nyata dari masyarakat perkoperasian dan
penyelenggara negara.
Kementrian Koperasi dan UMKM menyatakan bahwa tidak sedikit koperasi yang mati suri.
Menurut Widyani (2015), meningkatnya jumlah koperasi yang mati suri disebabkan oleh
permodalan dan kurangnya sumber daya manusia yang handal dan cakap.

Penutup

Koperasi harus diberdayakan melalui usaha nyata dari masyarakat perkoperasian dan
penyelenggara negara.
ANALISIS BAB VIII

HAK REKLAME

Identitas Buku

Judul Buku Penghantar Hukum Dagang Di Perguruan Tinggi


Judul Bab Hak Reklame
Penulis Dra. Hj. SRI GUNARSI, SH, MH
Penerbit K-Media
Tahun Terbit 9 Maret 2016
Tebal buku 194 Halaman
Tebal Bab 9 halaman
Harga Buku Rp 50.000

Pendahuluan Buku

Hak reklame ini diberikan kepada penjual dalam perjanjian jual-beli mengenai benda-benda
bergerak apabila pihak tersebut telah mencukupi prestasinya kepada pembeli, tetapi pembeli
belum atau sebagian membayar harganya.

Isi Buku

Hak reklame ialah hak yang diberikan kepada penjual untuk menuntut pengembalian barang
jualan yang masih ada ditangan pembeli sesuai dengan pasal 1145 KUH perdata. Biasanya hak
ini diberikan kepada pihak penjual yang mengadakan perjanjian jual beli mengenai barang
bergerak dan penjual sudah menyerahkan benda itu kepada pembeli belum atau baru sebagian
membayar harga benda itu.
Yang sebagaimana hak reklame diatur dalam Undang-undang :
a) Pasal 1145,1146,1146a KUHPt, mengenai hak reklame diluar kepailitan.
b) Pasal 230 s/d 239 KUHD, mengenai hak reklame dalam kepailitan.
Perjanjian jual beli adalah perjanjian timbal balik, artinya kedua belah pihak harus berprestasi
(ps 1457 KUHPt) jika pembeli tidak memenuhi prestasinya, maka penjual berhak :
a) Menuntut pemecahan perjanjian jual beli kepada hakim berdasarkan pasal 1266
KUHPt.
b) Penuntutan tersebut diatas dapat disertai dengan tuntutan pembayaran ganti rugi, biaya
dan bunga.
c) Menuntut agar pembeli melaksanakan prestasinya, jika perlu disertai pembayaran ganti
rugi, biaya, bunga.
d) Menurut primer, agar pembeli melaksanakan prestasinya dan subsider menuntut
perjanjian jual beli.
Syarat-syarat Reklame :
a) Penjualan benda bergerak harus secara tunai.
b) Benda yang telah diserahkan harus masih berada ditangan pembeli dan masih dalam
keadaan sama dengan keadaan pada saat seperti penyerahan.
c) Tenggang pelaksanaa hak reklame adalah 30 hari setelah penyerahan, cukup bila
penjual mengirimkan juru sita (deurwarder)kepada pembeli untuk menyampaikan
somatie pengembalian benda yang telah diserahkan itu.

Kelebihan Buku

Pada Bab VII yang tertema “ Hak Reklame”, pada bagian bab telah dijelaskan terlebih dahulu
mengenai tujuan umum pengajaran dan tujuan khusus pengajaran, yang dapat membantu
pembaca dalam mengetahui dan memahami tujuan yang hendak dicapai sebelum membaca
bagian bab tersebut. Dibab ini juga menjelaskan tentang Pengertian Hak Reklame, Syarat-
Syarat Reklame, serta Sifat Hukum Hak Reklame. Diakhir bab juga diberikan referensi lain
yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman pembaca, misalnya yaitu “HMN
Purwosutjipto, SH. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia. Jambatan. Jakarta.1985.
(halaman 144-150) dan “Prof R,.Soekardono SH. Hukum Dagang Indonesia. Dian Rakyat.
Jakarta.1981 (halaman 191-199)”
Kekurangan Buku

Pada Bab VIII saya menemukan beberapa kekurangan, yang pertama yaitu dari penulisannya
cukup banyak ditemukan kesalahan misalnya “rekalme” dan “reklamer”

Penutup

Dalam hal pemecahan, hakim lah yang harus mengucapkan pemecahan perjanjian tersebut
sesuai dengan pasal 1266 KUHPt. Hak penjual yang lain adalah hak untuk didahulukan
terhadap penagih-penagih tertentu sesuai dengan pasal 1139 dan 1149 KUHPt.
MEMBANDINGKAN DENGAN JURNAL

Identitas Jurnal

Judul Jurnal Analisis Penerimaan Pajak Reklame Dalam Upaya Meningkatkan


Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kota Medan Pada Badan Pengelolaan
Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan.
Penulis Khairil Anwar Pulungan
Tahun jurnal Juni 2020
Tebal 13 halaman

Pendahuluan

Analisis Penerimaan Pajak Reklame dalam Meningkatkan Pendapatan Daerah pada Badan
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

Isi Jurnal

Mengenai Analisis Penerimaan Pajak Reklame Meningkatkan Pendapatan Daerah pada Badan
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan adalah kontribusi penerimaan pajak
reklame pada Badan Penerimaan Pajak dan retribusi daerah kota Medan dalam meningkatkan
PAD masih sangat kurang. Hal ini disebebkan oleh realisasi penerimaan pajak reklame pada
badan pengelola pajak dan retribusi belum mencapai target dan tidak efektif dimana penyebab
realisasi penerimaan pajak reklame tidak mencapai target yaitu peraturan baru memberatkan
pengusahaan reklame, seperti tidak bolehnya di trotoar, badan jalan dan harus ditanah milik
sendiri, menyebabkan kepatuhan wajib pajak reklame masih minim di sebabkan oleh
kurangnya penindakan dan pengawasan yang dilakukan oleh Satpol PP, tingkat kesadaran
pengusaha reklame masih kurang, kurang optimalnya bagi petugas bank dalam menghimbau
wajib pajak, banyak nya wajib pajak yang tidak melaporkan, masyarakat masih mengharapkan
adanya pemutihan tunggakan pajak reklame.
Kelebihan Jurnal

Membantu kita dalam mengetahui dan menganalisis bagaimana nilai realisasi penerimaan
pajak reklame guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Badan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan. Mengetahui dan menganalisis mengapa penerimaan
pajak reklame pada Badan Pengelola pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan belum mencapai
target. Dan mengetahui dan menganalisis mengapa kepatuhan wajib pajak pada Badan
Pengelolaan pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan masih minim. Serta Metode penelitian
yang digunakan adalah dengan pendekatan deskriptif, berupa hasil wawancara dan target dan
realisai pajak reklame dari tahun 2014 sampai tahun 2018, teknik analisis data yang digunakan
dengan melakukan survey ketempat penelitian untuk memperoleh data serta menganalisis data
untuk menarik kesimpulan dan membandingkan masalah dengan teori-teori untuk mendukung
masalah.

Kelemahan Jurnal

Kontribusi penerimaan pajak reklame pada Badan Penerimaan Pajak dan Retibusi Daerah Kota
Medan dalam meningkatkan PAD masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh realisasi
penerimaan pajak reklame pada badan pengelola pajak dan retribusi belum mencapai target
dan tidak efektif dimana penyebab realisasi penerimaan pajak reklame tidak mencapai target
yaitu peraturan baru memberatkan pengusahaan reklame, seperti tidak bolehnya di trotoar,
badan jalan dan harus di tanah milik sendiri menyebabkan terbenturnya pengusaha reklame
mendapatkan izin tempatnya. Adapun yang menyebabkan kepatuhan wajib pajak reklame
masih minim di sebabkan oleh Kurangnya penindakan dan pengawasan yang dilakukan oleh
Satpol PP, tingkat kesadaran pengusaha reklame masih kurang, Kurang optimalnya bagi
petugas pajak dalam menghimbau wajib pajak, banyaknya wajib pajak yang tidak melaporkan,
masyarakat masih mengharapkan adanya pemutihan tunggakan pajak reklame.

Penutup
Diharapkan adanya Penindakan dan pengawasan yang dilakukan oleh Satpol PP,
meningkatkan tingkat kesadaran pengusaha reklame yang masih kurang, serta
mengoptimalkan petugas bank dalam menghimbau wajib pajak,

ANALISIS BAB IX
ASURANSI

Identitas Buku

Judul Buku Penghantar Hukum Dagang Di Perguruan Tinggi


Judul Bab Asuransi
Penulis Dra. Hj. SRI GUNARSI, SH, MH
Penerbit K-Media
Tahun Terbit 9 Maret 2016
Tebal buku 194 Halaman
Tebal Bab 15 halaman
Harga Buku Rp 50.000

Pendahuluan

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian yang termasuk dalam golongan
perjanjian untung-untungan (kansovereenkomst) dimana si penanggung mengikatkan diri
terhadap sitertanggung, yang berkewajiban membayar premi untuk mengganti kerugian
sebagai akibat dari kehilangan, kerugian atas tiadanya keuntungan yang diharapkan yang
mungkin diderita karena sesuatu kejadian yang tidak diduga yaitu dalam pasal 246 KUHD).

Isi Buku

Perusahaan asuransi membantu dalam perkembangan perekonomian melalui usaha-usaha yang


dilakukan guna meminimalkan kemungkinan terjadinya suatu resiko, menurunkan tingkat
kerugian atau membatasi kerugian yang terjadi. Asuransi termasuk dalam perjanjian untung-
untungan surat pertanggungan yang biasa disebut dengan polis. Adapun Unsur Asuransi dibagi
menjadi tiga yaitu :
a) Ada pihak terjamin
b) Ada pihak penjamin
c) Ada peristiwa yang belum pasti terjadi.

Kelebihan Buku
Pada Bab IX ini yang menjelaskan tentang “Asuransi” mempunyai penjelasan yang sangat
rinci sekali, karna disini membahas tentang :
1. Pengertian asuransi
2. Syarat-syarat asuransi
3. Obyek dari asuransi
4. Macam-macam asuransi
5. Pertanggungan sosial yang diselenggarakan pemerintah.
Dari segi tulisan dan cetakan nya juga rapi, diakhir Bab diberikan referensi kepada pembaca
agar menambah pemahaman, misalnya yaitu Bahcsan Mustafa, SH. Asas-asas hukum perdata
dan hukum dagang. Armios. Bandung. 1982.

Kelemahan Buku

Disebut sebagai perjanjian untung-untungan ialah suatu perjanjian yang dengan sengaja
digantungkan pada suatu kejadian yang belum tentu, kejadian mana akan menentukan untung
rugi nya salah-satu pihak.
Asuransi yang termasuk dalam golongan perjanjian untung-untungan ini ditegaskan dalam
pasal 1774 BW tentang :
1. Arti kata dari persetujuan untung-untungan
2. Penyebutan dari tiga contoh dari persetujuan yaitu asuransi dan bunga untuk selama
hidup seseorang (lijfrente) serta perjudian atau pertaruhan.
Penyebutan tentang tiga arti memang sudah tepat, tetapi penyebutan arti kata kurang tepat,
karena dikatakan bahwa hasil dari pelaksanaan persetujuan berupa untung rugi bergantung
pada peristiwa yang belum terjadi.
Sebenarnya yang bergantung ini ialah pelaksanaan kewajiban dari pihak penjamin. Dan
pelaksanaan ini berarti rugi bagi si penjamin. Sedang kalau kewajiban pihak penjamin tidak
perlu dilasanakan berarti untuk bagi si penjamin.

Penutup

Seperti yang telah dijelaskan bahwa perjanjian untung-untungan ialah suatu perjanjian yang
dengan sengaja digantungkan pada suatu kejadian yang belum tentu, kejadian mana akan
menentukan untung ruginya salah satu pihak.

MEMBANDINGKAN DENGAN JURNAL

Identitas

Judul Jurnal Asuransi dan Ketentuan-ketentuan hukum yang mengaturnya.


Penulis Deny Guntara
Tahun Jurnal 2016
Tebal 18 halaman
Pendahuluan

Asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana
dalam Pasal 1320 KUH Perdata, namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah
persetujuan yang bersifat untung-untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH
Perdata.
Menurut Pasal 1774 KUH Perdata, “Suatu persetujuan untung–untungan (kansovereenkomst)
adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak
maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”.

Isi

Selama beberapa tahun belakangan ini, perkembangan asuransi di Indonesia menunjukkan


angka kemajuan yang cukup baik. Perusahaan asuransi menunjukkan geliat pertumbuhan
didalam usaha yang mereka jalankan, yang mana semakin hari semakin banyak nasabah yang
mengunakan layanan asuransi di dalam kehidupan mereka.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah perlindungan atas berbagai macam risiko yang
bisa terjadi dan menimpa diri mereka sewaktu-waktu adalah salah-satu penyebab tingginya
jumlah pengguna asuransi belakangan ini. Hal ini tentu saja menjadi sebuah keuntungan
tersendiri bagi perusahaan asuransi yang menyediakan layanan asuransi, dimana akan semakin
luas pasar yang bisa diolah dan dijadikan sebagai sasaran penjualan produk yang mereka
miliki.
Akan tetapi tidak sedikit pula masyarakat yang belum memahami atau bahkan sama sekali
tidak mengerti tentang asuransi, jenis-jenis asuransi, tujuan berasuransi, dan manfaat asuransi,
apalagi untuk mengetahui lebih dalam tentang asuransi khususnya peraturan perundang-
undangan yang mengaturnya.
Asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam
Pasal 1320 KUH Perdata, namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang
bersifat untung-untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata.
Menurut Pasal 1774 KUH Perdata, “Suatu persetujuan untung–untungan (kansovereenkomst)
adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak
maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”.
Kelebihan

Selama beberapa tahun belakangan ini, perkembangan asuransi di Indonesia menunjukkan


angka kemajuan yang cukup baik. Perusahaan asuransi menunjukkan geliat pertumbuhan
didalam usaha yang mereka jalankan, yang mana semakin hari semakin banyak nasabah yang
mengunakan layanan asuransi di dalam kehidupan mereka.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah perlindungan atas berbagai macam risiko yang
bisa terjadi dan menimpa diri mereka sewaktu-waktu adalah salah satu penyebab tingginya
jumlah pengguna asuransi belakangan ini. Hal ini tentu saja menjadi sebuah keuntungan
tersendiri bagi perusahaan asuransi yang menyediakan layanan asuransi, dimana akan semakin
luas pasar yang bisa diolah dan dijadikan sebagai sasaran penjualan produk yang mereka
miliki.

Kekurangan

Tidak sedikit pula masyarakat yang belum memahami atau bahkan sama sekali tidak mengerti
tentang asuransi, jenis-jenis asuransi, tujuan berasuransi, dan manfaat asuransi, apalagi untuk
mengetahui lebih dalam tentang asuransi khususnya peraturan perundang-undangan yang
mengaturnya

Penutup

Kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah perlindungan atas berbagai macam risiko yang
bisa terjadi dan menimpa diri mereka sewaktu-waktu adalah salah-satu penyebab tingginya
jumlah pengguna asuransi belakangan ini. Hal ini tentu saja menjadi sebuah keuntungan
tersendiri bagi perusahaan asuransi yang menyediakan layanan asuransi, dimana akan semakin
luas pasar yang bisa diolah dan dijadikan sebagai sasaran penjualan produk yang mereka
miliki.

Anda mungkin juga menyukai