Kelompok 2 :
Yamamo Satrio 155020200111052
Joshua Krisna 155020200111069
Ibham Yumna 155020201111052
Zaqi Abizal Mahsur 155020201111036
ii
BAB 3. Penutup
3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 16
3.3 Daftar Pustaka 17
iii
Kata Pengantar
Pertama tama Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan penyertaannya, makalah berjudul Azaz Azaz Hukum Dagang
dan Surat Berharga dapat terbuat pada waktunya,dan dapat dikumpulkan pada
tanggal 3 maret 2015.dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen kita
Ibu Ninda karena telah membantu dalam mengerjakan makalah ini dengan
ajarannya,lalu juga kepada teman teman semua yang ada di kelas hukum komersial
kelas BG
Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang azaz
azaz hukum dagang dan surat berharga yang kami sajikan berdasarkan buku buka
yang kami baca dan juga berdasarkan pengalaman kami, referensi, dan juga berita.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah wawasan atau
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca terutama dosen kami Ibu Ninda
Makalah ini di susun oleh beberapa mahasiswa,terdiri dari Yamamo Satrio, Ibham
Yumna, Joshua Krisna,dan juga Zaqi Abizal.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan mohon maklum dan mohon
bisa dimaafkan dan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.dan untuk menambah kualitas
dari makalah ini kami mohon agar bisa menyampaikan kritik serta saran terhadap
makalah ini pada saat setelah membaca makalah ini sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya jika ada tugas untuk membuat
makalah lagi,kami dapat membuat makalah yang lebih baik.
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah guna menambah wawasan
pembaca mengenai Azas-Azas Hukum Dagang dan Surat Berharga serta
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Komersial.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
3
3. Tentang Kepailitan.
Meliputi kepailitan dan hal-hal yang berhubungan dengan kepailitan.
Kemudian kepailitan yang diatur dalam buku ketiga dipisah dari KUHD
dalam undang-undang tersendiri, sehingga KUHD sekarang tinggal buku
kesatu dan kedua
2.5 Kewajiban Pembukuan
Menurut pasal 6 ayat 1 KUHD disebutkan bahwa tiap orang yang
mempunyai suatu perusahaan diharuskan mengadakan pencatatan dari
kekayaannya dan harta benda perusahaannya
Ia diwajibkan pula dari tahun ke tahun, dalam waktu enam bulan yang
pertama dari tiap-tiap tahunnya, memuat dan menandatangani dengan tangan
sendiri, akan sebuah neraca tersusun sesuai dengan kedudukan perusahaan itu,
itulah isi dari KUHD pasal 6 ayat 2.
3. Firma
Adalah perseroan untuk menjalankan suatu perusahaan dalam suatu
nama,dimana anggota anggotanya langsung dan sendiri sendiri
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pihak ketiga.para persero dapat
melakukan antara lain,bertindak atas nama firma,mengeluarkan dan
menerima uang,serta menghubungkan firma dan pihak ketiga serta
sebaliknya.
Para persero masing masing harus bertanggung jawab sepenuhnya
untuk perbuatan yang dilakukan untuk perbuatan firmanya ini disebut
pertanggung jawab soldier
Syarat mendirikan firma adalah dilakukan dengan akta autentik
yang dibuat oleh dan dihadapan seorang notaris,dan harus didaftarkan di
5
pengadilan negeri, serta iktisar akta pendirian itu harus dimuat dalam berita
negara RI
4. Perseroan terbatas
Semula diatur dalam pasal 36 ayat 1 KUHD dengan istilah
naalooze vennoosctchap.ketentuan PT dalam KUHD sekarang sudah tidak
berlaku,karena pt telah diatur dalam uu no 1 tahun 1995 tentang perseroan
terbatas kemudian pada tahun 2007,UU tersebut dicabut dan diganti
dengan UU no 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas
Menurut pasal 1 angka 1 undang undang perseroan terbatas
(UUPT), perseroan terbatas yang selanjutnya disebut perseroan,adalah
badan hukum yang merupakan persekutuan modal,didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
UUPT ini serta peraturan pelaksanaanya.
Organ perseroan adalah rapat umum pemegang saham, direksi, dan
dewan komisaris pasal 1 angka 2. rapat umum pemegang saham yang
selanjutnya disebut RUPS, adalah organ perseroan yang mempunyai
wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan komisaris
dalam batas yang ditantukan dalam UUPT ini dan/atau anggaran dasar
(pasal 1 ayat 4)
Direksi,adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung
jawab penuh atas pengurusan PT untuk kepentingan PT sesuai dengan
maksud dan tujuan PT serta mewakili PT, baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan anggaran dasar (pasal 1 ayat 5).
Dewan komisaris,adalah organ PT yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dana tau khusus sesuai dengan anggaran dasar
serta memberikan nasihat kepada direksi (pasal 1 ayat 6)
PT atau perseroan terbuka adalah perseroan public, artinya
perseroan yang melakukan penawaran umum saham,sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang perundangan di bidang pasar modal
(pasal 1 ayat 7).perseroan public adalah perseroan yang memenuhi
kriteria jumlah pemegang saham dan modal disetor dengan ketentuan
perundang undangan di bidang pasar modal (pasal 1 ayat 8)
Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan
6
usaha yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang
undangan, ketertiban umum, dana atau kesusilaan (pasal 2 UUPT).
Terhadap perseroan berlaku UUPT anggaran dasar, dan ketentuan
peraturan perundang undangan lainnya (pasal 4 UUPT).
PT harus mempunyai nama dan tempat kedudukan dalam wilayah
negara RI yang ditentukan dalam anggaran dasar, serta alamat lengkap
sesuai dengan tempat kedudukannya (pasal 4 dan 5 UUPT). Menurut pasal
7 dan pasal 8 UUPT, syarat syarat pendirian perseroan terbatas antara lain
sebagai berikut.
a. Didirikan oleh 2 orang atau lebih dengan akta notari. Akta
pendirian harus memuat anggaran dasar dan keterangan lain
sekurang kurangnya memuat:
7
4. Besar jumlahnya modal besar,modal ditempatkan,dan
modal disetor.
5. Jumlah saham,klasifikasi saham apabila ada,berikut
jumlah saham tiap klasifikasi,hak hak yang melekat
pada setiap saham dan nilai nominal setiap saham.
6. Nama jabatan dan jumlah anggota direksi dan dewan
komisaris.
7. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS.
8. Tata cara pengangkatan,pergantian,pemberhentian
anggota direksi dan dewan komisaris.
9. Tata cara penggunaan laba dan pembagian deviden.
10. Ketentuan ketentuan lain yang tidak bertentangan
dengan UUPT ini.
8
2.7 Bursa Dagang,makelar,dan komisioner
Bursa perdagangan adalah pertemuan dagang dari orang orang yang
berhubiungan dengan perdagangan.dari perbuat perbuatan dan perjanjian
perjanjian yang diadakan dalam bursa dapat ditentukan harga emas,harga saham
perusahaan, kurs wesel, kurs valuta asing, biaya pengangkutan, asuransi, dan
sebagainya, bursa merupakan pusat perdagangan
1. Makelar (pasal 62-75 KUHD)
Makelar ialah perdangangan perantara yang diangkat oleh presiden
atau pejabat negara yang menyelenggarakan perusahaan perantara untuk
melakukan transaksi perdagangan jual beli surat surat berharga berharga
dan penjaminan serta, perutangan uang dan lainnya atas nama orang lain
dengan menerima upah (pasal 62 KUHD dan,pasal 64 KUHD).
Makelar baru dapat melakukan perushaan perantara apabila telah
diangkat atau ditetapkan oleh presiden atau penjabat yang berwenang.
Selain itu,sebelum menjalankan perusahaannya di bidang perdagangan
perantara (makelar), makelar harus disumpah lebih dahulu oleh pengadilan
negeri (hakim) yang berwenang atas daerah perusahaan perantara
perdagangan (pasal 62 ayat 2 KUHD).
Ada dua macam pedagang perantara (perantara perdagangan yaitu
makelar umum,untuk segala macam perdagangan serta makelar khusus
yang melakukan perdagangan tertentu atau satu jenis
perdagangan.kewajiban umum makelar antara lain:
a. Menjalankan amanat orang dengan sebaik baiknya
b. Mempertanggungjawabkan amanat orang yang telah
dilaksanakan, memberikan perhitungan, serta menyelesaikan
pekerjaan yang diamanatkan oleh pemberi amanat
kewajiban khusus amanat,antara lain:
1) Membuat catatan dalam buku sakunya tentang
perjanjian yang dibuat dengan perantaranya
2) Menyelenggarakanbuku harian yang diisi menurut
catatan dari buku sakunya
3) Atas permintaan prinsipalnya,makelar harus
memberikan Salinan isi buku harian yang dimaksudkan
tersebut
4) Kalau penjual barang memberikan contoh barang,
makelar harus menyimpan dengan catatan tentang mutu
9
5) barang, macamnya, jumlahnya, penyerahannya,dan
sebagainya.
6) Jual beli surat berharga yang dilakukan dengan
perantaranya, makelar harus menanggung kebenaran
semua tanda yang tercantum dalam surat berharga
tersebut
7) Kalau diminta oleh hakim, makelar harus
memperlihatkan buku bukunya
8) Makelar dilarang berdagang barang barang yang ia
menjadi makelarnya,misalnya makelar emas dilarang
berjualan emas
10
muatan (vracht brief), kewajiban ekspoditur, antara lain:
1. Wesel
Wesel diatur dalam pasal 100-177 KUHD.KUHD tidak
memberikan definisi wesel,hanya memberikan syarat syarat /isi wesel
yaitu:
a. Harus ada nama wesel
b. Perintah membayar sejumlah uang
c. Menyebutkan nama orang yang membayar
12
d. Menyebutkan tanggal pembayaran
e. Menyebutkan tempat pembayaran
f. Menyebutkan nama orang yang harus dibayar
g. Menyebutkan tanggal dan tempat surat wesel yang ditarik
h. Tanda tangan orang yang mengeluarkan atau menulis wesel
Macam macam wesel,antara lain sebagai berikut:
2. Cheque(cek)
Apabila wesel bersifat pembayaran kredit(utang) untuk jangka
waktu yang lama , maka cek sifatnya sebagai alat pembayaran
(dalam waktu cepat) di dunia perdagangan. syarat syarat cek berisi
(178 KUHD)
a. Nama cek
b. Perintah untuk membayar sejumlah uang
13
c. Nama orang yang harus membayar
d. Penempatan tempat pembayaran
e. Tanggal dan tempat cek ditarik (ditulis)
f. Tanda tangan orang yang mengeluarkan cek (penarik)
Untuk menjaga agar nilai cek tetap tinggi sebagai alat
pembayaran, maka ditetapkan bahwa cek hanya dapat dikeluarkan
dengan membebankan pembayarannya kepada bank dimana si
penulis (penarik) cek menyimpan uang sebagai nasabah bank.ada
beberapa macam cek antara lain
a. Cek aan order (cek order/cek atas nama),yaitu cek yang di
dalamnya tercantum nama seseorang
b. Cek aan toonder (cek toonder/cek pada pembawa),yaitu cek
yang didalamnya tidak menyebut nama seseorang ,berarti
pembayarannya diserahkan kepada pembawa cek
14
4. Kuitansi
Kuitansi adalah tanda bukti pembayaran dan bersifat
pembebasan utang. Kuitansi ini diatur dalam pasal 229e KUHD.
Kuitansi toonder atau kuitansi pada pembawa, ialah perintah untuk
membayar suatu jumlah tertentu kepada pihak ketiga
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam hukum dagang terdapat peraturan-peraturan yang mengatur jalannya
suatu aktivitas dagang yang tertulis dalam KUHD dan pelaku-pelaku dalam
usaha dagang masing- masing memiliki hak dan kewajiban yang dimana harus
dilaksanakan demi kelancaran dalam berdagang. Peraturan dalam berdagang
diterapkan guna untuk mencegah pelanggaran-pelanggaran yang terkadang
terjadi dalam persaingan produsen dalam meningkatkan kualitas barang dan
merebut pasar.
3.2 Saran
Saran kami dari penulis adalah dalam melakukan perdagangan kita
harus mengetahui beberapa aspek yang mengatur tentang hukum dagang itu
sendiri. Dan semua hal-hal itu sudah di atur didalam KUHD.
Dan dalam berdagang kita harus jujur dan semua dagangan harus bermanfaat
bagi masyarakat di sekitar kita.
16
Daftar Pustaka
http://riswanguardgod.blogspot.co.id/2012/02/makalah-hukum-dagang.html
Abdulkadir Muhammad.1982.Hukum Perikatan.Bandung.Alumni
Achmad Sanusi.1984.Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum
Indonesia.Bandung.Tarsito
Algra,N E et al.1993.Pengantar Ilmu Hukum.Bandung.Binacipta
Umar Said Sugiarto,S.H.,M.S.2012.Pengantar Hukum Indonesia.Jakarta.Sinar
Grafika
megadewataayu19.blogspot.com
www.kuliah.info
muhfahrulrozi.blogspot.com
ujiansma.com
www.berpendidikan.com
17