Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“ Hak Asasi Manusia (HAM) ”
Dosen Pengampu : Suhardiman, S.Sos, M.Si

Disusun oleh:
1. Hadyan Al Fattan 5. Joerny Moelinda W.
21 - 124 21 – 157
2. Sarah Difa M. 6. Robi Aditya
21 – 147 21 – 159
3. Savirah Jayanthy 7. Daffa Azhar
21 – 149 21 – 166
4. Fahrur Rozi A.K 8. Vriecesha Calista
21 – 150 21 – 167

Fakultas Hukum
Kelas 02 Pagi
Semester 03
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Angkatan 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Assallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini

dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap

bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran

maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca

praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah

ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I.PENDAHULUAN....................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
2.1 Pengertian Hukum Dagang Menurut Para Ahli...................................................
2.2 Pengertian Hukum Dagang Pada Umumnya ......................................................
2.3 Sumber – Sumber Hukum Dagang .....................................................................
2.4 Pengertian Politik Hukum ...................................................................................
2.5 ..............................................................................................................................
2.6 ..............................................................................................................................
2.7 ..............................................................................................................................
2.8 ..............................................................................................................................
2.9 ..............................................................................................................................
2.10 ..............................................................................................................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
3.2 Rekomendasi Sebagai Mahasiswa.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bentuk perdagangan yang pertama kali berlangsung pada zaman dahulusejak


manusia hidup dalam alam primitif, adalah dagang tukar menukar.Apabila seseorang
memiliki barang yang tidak ia perlukan maka ia akanmenukar barang tersebut dengan
barang lainnya yang diperlukannya, begitupunsebaliknya. Pada saat itu, yang bisa
ditukar hanya barang dan barang saja(pertukaran in natura) seperti menukar padi
dengan gandum. Dalam hal ini, pertukaran dibatasi, belum ada hubungan
pertukaran yang tetap karena belumadanya sebuah pasar.

Dewasa ini, dagang dengan cara tukar menukar mengalami berbagai kesulitan,
seperti nilai pertukaran yang harus sama antara barang yang dimilikidan barang yang
akan ditukar. Kesulitan yang terjadi diakibatkan olehmeningkatnya kebutuhan
manusia. Oleh karena itu, untuk mengurangi tingkatkesulitan didirikannya hukum
perdagangan agar dapat mengatur dan menataapabila terjadi pelanggaran dalam
proses perdagangan. Hukum inilah yangakan menindak langsung apabila terjadi
pelanggaran dan memberi sanksi yangsesuai dengan KUHD.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud hukum dagang ?

2. Apa saja sumber sumber hukum dagang ?

3. Apa yang dimaksud politik hukum ?

4. Apa saja ruang lingkup politik hukum ?

5. Bagaimana hubungan politik hukum dengan dagang ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian hukum dagang

2. Untuk Mengetahui sumber sumber hukum dagang.

3. Untuk Mengetahui pengertian politik hukum.

4. Untuk Mengetahui ruang lingkup politik hukum.

5. Untuk Mengetahui keterkaitan politik hukum dengan dagang


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Dagang Menurut Para Ahli

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD/Wetboek van Koophandel/WvK) tidak


memberikan pengertian mengenai Hukum Dagang. Oleh karena itu, definisi hukum dagang
sepenuhnya diserahkan pada pendapat atau doktrin dari para sarjana. Berikut adalah beberapa
pendapat para sarjana mengenai pengertian hukum dagang:
1) Purwosutjipto
Hukum Dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari lapangan
perusahaan (Purwosutjipto, 1991: 5).
2) R. Soekardono
Hukum Dagang adalah bagian dari hukum perdata pada umumnya, yakni yang
mengatur masalah perjanjian dan perikatan-perikatan yang diatur dalam Buku III
Burgerlijke Wetboek (BW). Dengan kata lain, Hukum Dagang adalah himpunan
peraturan-peraturan yang mengatur seseorang dengan orang lain dalam kegiatan
perusahaan yang terutama terdapat dalam kodifikasi Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Hukum dagang dapat pula
dirumuskan sebagai serangkaian kaidah yang mengatur tentang dunia usaha atau
bisnis dan dalam lalu lintas perdagangan (R. Soekardono, 1963: 17).
3) Achmad Ichsan
Hukum Dagang adalah hukum yang mengatur soal-soal perdagangan, yaitu soalsoal
yang timbul karena tingkah laku manusia dalam perdagangan (Achmad Ichsan, 1987:
17). Dari beberapa pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa secara
sederhana pengertian Hukum Dagang adalah keseluruhan aturan hukum yang berlaku
dalam lalu lintas perdagangan atau dunia usaha yang bersumber dari aturan hukum
yang telah dikodifikasikan maupun yang ada diluar kodifikasi.

A. Pengertian Hukum Dagang


Hukum Dagang atau Perdagangan adalah keseluruhan peraturan atau norma hukum yang
mengatur hubungan hukum antara kepentingan perseorangan dan atau badan dibidang
perdagangan.
Hukum Dagang dapat juga diartikan sebagai keseluruhan peraturan atau hukum yang
mengatur segala sesuatu yang dihasilkan dan dapat dipakai atau digunakan. Berkenaan
dengan peredaran barang-barang atau dengan kata lain semua perbuatan manusia yang
bertujuan untuk mengangkut barang-barang dari produsen kepada konsumen.
Sesuai dengan pasal 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHD), KUH Perdata menjadi
sumber hukum dagang sepanjang KUHD tidak mengatur hal-hal tertentu yang kemudian hal-
hal tersebut diatur dalam KUH Perdata khususnya buku III. 3. Peraturan Perundang-
Undangan UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Hukum dagang sudah ada Corpus Juris Civilis yang berlaku untuk para pedagang ataupun
penduduk. Kemudian di abad ke-19 Prancis melakukan kodifikasi di bidang Hukum Perdata
(Code civil) dan hukum dagang (Code de commerce).

2.2 Sumber – Sumber Hukum Dagang


Dari pengertian hukum dagang tersebut dapat diketahui bahwa sumber dari hukum dagang
berasal dari aturan hukum yang telah dikodifikasi dan ada pula yang di luar kodifikasi.
Sumber hukum dagang Indonesia yang telah dikodifikasi adalah:
 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata), KUH Perdata terbagi atas 4
(empat) buku/kitab, yaitu
1. Buku I mengatur tentang Orang (van Personen)
2. Buku II mengatur tentang Benda (van Zaken)
3. Buku III mengatur tentang Perikatan (van Verbintenissen)
4. dan Buku IV mengatur tentang Pembuktian dan Kadaluwarsa (van Bewijs en
Verjaring). Bagian dari KUH Perdata yang mengatur tentang Hukum Dagang
ialah Buku III dan sebagian kecil dari Buku II.
 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), KUHD terbagi atas 2 (dua)
buku/kitab dan 23 (dua puluh tiga) bab. Buku I terrdiri dari 10 (sepuluh) bab danBuku
II terdiri dari 13 (tiga belas) bab. Isi pokok dari KUHD adalah sebagi berikut:
1. Buku I tentang Dagang Umumnya:
a. Bab I : Pasal 2, 3, 4, dan 5 dihapuskan.
b. Bab II : Tentang pemegangan buku (Pasal 6 tidak berlaku lagi).
c. Bab III : Tentang beberapa jenis perseroan. Bab IV : Tentang bursa
dagang, makelar, dan kasir.
d. Bab V : Tentang komisioner, ekspeditor, pengangkut, dan tentang
juragan-juragan perahu yang melalui sungai dan perairan darat.
e. Bab VI : Tentang surat wesel dan surat order.
f. Bab VII : Tentang cek, tentang promes, dan kuitansi kepada pembawa
(aan toonder).
g. Bab VIII : Tentang reklame atau penuntutan kembali dalam hal
kepailitan.
h. Bab IX : Tentang asuransi dan pertanggungan seumumnya.
i. Bab X : Tentang pertanggungan terhadap bahaya kebakaran, bahaya
yang mengancam hasil-hasil pertanian yang belum dipenuhi, dan
pertanggungan jiwa.
2. Buku II tentang Hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang terbit dari
pelayaran:
a. Bab I : Tentang kapal-kapal laut dan muatannya.
b. Bab II : Tentang pengusaha-pengusaha kapal dan perusahaan-
perusahaan perkapalan.
c. Bab III : Tentang nakhoda, anak kapal, dan penumpang.
d. Bab IV : Tentang perjanjian kerja laut.
e. Bab VA : Tentang pengangkutan barang.
f. Bab VB : Tentang pengangkutan orang.
g. Bab VI : Tentang penubrukan.
h. Bab VII : Tentang pecahnya kapal, perdamparan, dan diketemukannya
barang di laut.
i. Bab VIII : Pasal 569-591 dihapuskan.
j. Bab IX : Tentang pertanggungan terhadap segala bahaya laut dan
terhadap bahaya perbudakan.
k. Bab X : Tentang pertanggungan terhadap bahaya dalam pengangkutan
di daratan, di sungai, dan di perairan darat.
l. Bab XI : Tentang kerugian laut (avary).
m. Bab XII : Tentang berakhirnya perikatan-perikatan dalam perdagangan
laut.
n. Bab XIII : Tentang kapal-kapal dan perahu-perahu yang melalui
sungai-sungai dan perairan darat.
Selain sumber-sumber tersebut diatas, Hukum Dagang Indonesia bersumber pula pada aturan
hukum yang ada di luar kodifikasi, yaitu berupa peraturan-perundangundangan dan kebiasaan
yang berlaku. Peraturan perundang-undangan di luar kodifikasi yang dimaksudkan antara lain
adalah:
 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentangWajib Daftar Perusahaan.
 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.
 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UndangUndnag
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.
 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Sedangkan untuk kebiasaan, merupakan salah satu sumber hukum yang dapat digunakan
apabila dalam peraturan perundang-undangan dan perjanjian tidak megatur tentang sesuatu
hal. Kebiasaan yang diikuti tidak boleh bertentangan dengan undangundang atau kepatutan,
diterima oleh pihak-pihak secara sukarela, mengenai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi,
serta terkait dengan perbuatan yang bersifat keperdataan.
2.3 Pengertian Politik Hukum
Politik Hukum adalah serangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan, dan cara bertindak dalam bidang
hukum. Meski berada pada bidang studi yang berbeda, namun politik dan hukum mempunyai
keterkaitan satu sama lain. hukum menjadi aturan permainan untuk mencapai cita-cita
bersama yang menjadi pangkal dari kesepakatan politik. Hukum seharusnya juga menjadi
aturan untuk menyelesaikan segala perselisihan termasuk perselisihan politik . hukum harus
dilengkapi dengan instrumen politik yang absah untuk menghadapi pelanggaran-pelanggaran
hukum, seperti kekerasan fisik maupun kekerasan instrumental (manipulasi moneter atau
rekayasa elektronik) . ketika hukum diartikan sebagai undang-undang, maka hukum
merupakan produk politik. Perlu diperhatikan bahwa hukum bukanlah suatu lembaga yang
otonom, melainkan saling berkaitan dengan sektor-sektor kehidupan lain dalam masyarakat,
salah satunya adalah politik
2.4 Ruang Lingkup Politik Hukum
Adapun yang menjadi cakupan atau ruang lingkup politik hukum, yaitu;
a) Kebijakan negara tentang hukum yang akan diberlakukan atau tidak diberlakukan
dalam rangka pencapaian tujuan negara.
b) Latar belakang politik, ekonomi, sosial, budaya atas lahirnya produk hukum.
c) Penegakan hukum dalam kenyataan lapangan.

2.5 Keterkaitan Politik dan Dagang


Politik Hukum Perlindungan Industri Dalam Negeri Indonesia Dalam Menghadapi
Perdagangan Bebas .
Perjanjian internasional di bidang perdagangan inernasional mencakup perjanjian
internasional yang bersifat multilateral (WTO), regional (AFTA, ACFTA) maupun bersifat
bilateral (RI-Jepang). Berbagai perjanjian internasional tersebut tujuan utamnya adalah
liberalisasi perdaganga dimana tidak ada lagi hambatan perdagangan baik bersifat tarif
maupun non-tarif. Liberalisasi perdagangan ternyata tidak saja menimbulkan keuntungan
bagi sistem perdagangan antar negara, dampak negatifpun berupa bangkrutnya industri
nasional merupakan sebuah hal yang tidak terelakan. Untuk itu sebuah negara harus
mengambil kebijakan hukum untuk mengambil tindakan dalam melindungi industri dalam
negeri. Indonesia mengambil kebijakan Politik hukum melindungi industri dalam negeri
dilakukan dengan meletakan prinsip-prinsip dasar perekonomian nasional.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari materi diatas menurut kelompok kami yaitu di Indonesia

memang sangat penting adanya politik hukum dan hukum dagang dikarenakan

Perkembangan perdagangan di Indonesia, tidak cukup hanya bergantung kepada

sumber hukum yang berupa hasil kodifikasi dari kebiasaan para pedagang saja, tetapi

mulai diperlukan peran Pemerintah sebagai regulator untuk mengatur para pelaku

ekonomi untuk menyesuaikan dengan perkembangan dewasa ini. Oleh karena itu

tidak hanya KUHD saja yang mengatur para pelaku ekonomi, tetapi Peraturan

Perundang-undangan Nasional dalam bentuk Undang-Undang dan Peraturan

Pemerintah juga diperlukan untuk membatasi para pelaku ekonomi sebagai bentuk

konkret dari intervensi Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai