Anda di halaman 1dari 16

PASAR MODAL SEBAGAI CONTOH

BERKEMBANGNYA HUKUM DAGANG


DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

DINATA ESKANDA PUTRA (202111500011)


ALIFVIAN DZULFIKRI HERMAWAN (202121500014)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
SURABAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang melimpahkan

rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat melaksanakan dan menyusun

Makalah ini dengan judul “PASAR MODAL SEBAGAI CONTOH

BERKEMBANGNYA HUKUM DAGANG DI INDONESIA” adapun maksud

dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan tugas dari

mata kuliah “HUKUM DAGANG”.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan

terselesaikan tanpa adanya dorongan dari berbagai pihak, maka dari itu dalam

kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat :

1. Ibu Dr. Subekti, S.H.,M.Hum, selaku Dosen Pengampu Mata

Kuliah “HUKUM DAGANG” yang penuh dengan kesabaran

dalam memberi perkuliahan mata kuliah “HUKUM DAGANG”.

2. Rekan kelompok saya yang turut serta membantu dalam

menyelesaikan penulisan makalah ini.

Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca.Peneliti berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca

khususnya bagi mahasiswa universitas DR. Soetomo Surabaya.

Surabaya, 10 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................... 4

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Dagang.................................................. 5


2.2 Sejarah Hukum Dagang....................................................... 6
2.3 Pengertian Pasar Modal........................................................7
2.4 Jenis-Jenis Pasar Modal........................................................9
2.5 Prinsip-Prinsip Pasar Modal.............................................. 10

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................ 12
3.2 Saran...................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perdagangan merupakan transaksi jual beli barang yang dilakukan antara

penjual dan pembeli di suatu tempat. Transaksi perdagangan dapat timbul jika

terjadi pertemuan antara penawaran dan permintaan terhadap barang yang

dikehendaki. Perdagangan sering dikaitkan dengan berlangsungnya transaksi yang

terjadi sebagai akibat munculnya problem kelangkaan barang. Perdagangan juga

merupakan kegiatan spesifik, karena di dalamnya melibatkan rangkaian kegiatan

produksi dan distribusi barang.

Perdagangan atau perniagaan dalam arti umum ialah pekerjaan membeli

barang dari suatu tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat

lain atau pada waktu yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan. Di

zaman yang modern ini perdagangan adalah pemberian perantaraan kepada

produsen dan konsumen untuk membelikan menjual barang-barang yang

memudahkan dan memajukan pembelian dan penjualan.

Adapun Perkembangan hukum dagang di dunia telah berlangsung pada

tahun 1000 hingga 1500 pada abad pertengahan di Eropa. Kala itu telah lahir kota-

kota yang berfungsi sebagai pusat perdagangan, seperti Genoa, Venesia,

Marseille, Florence hingga Barcelona. Meski telah diberlakukan Hukum Romawi

(Corpus Iulis Civilis), namun berbagai masalah terkait perdagangan belum bisa

diselesaikan. Maka dari itu dibentuklah Hukum Pedagang (Koopmansrecht). Saat

itu hukum dagang masih bersifat kedaerahan.

1
2

Kodifikasi hukum dagang pertama dibentuk di Prancis dengan nama

Ordonance de Commerce pada masa pemerintahan Raja Louis XIV pada 1673.

Dalam hukum itu terdapat segala hal berkaitan dengan dunia perdagangan, mulai

dari pedagang, bank, badan usaha, surat berharga hingga pernyataan pailit.

Pada 1681 lahirlah kodifikasi hukum dagang kedua dengan nama

Ordonance de la Marine. Dalam kodifikasi ini termuat segala hal berkaitan dengan

dagang dan kelautan, misalnya tentang perdagangan di laut. Kedua hukum itu

kemudian menjadi acuan dari lahirnya Code de Commerce, hukum dagang baru

yang mulai berlaku pada 1807 di Prancis. Code de Commerce membahas tentang

berbagai peraturan hukum yang timbul dalam bidang perdagangan sejak abad

pertengahan.

Code de Commerce kemudian menjadi cikal bakal hukum dagang di

Belanda dan Indonesia. Sebagai negara bekas jajahan Prancis, Belanda

memberlakukan Wetboek van Koophandel yang diadaptasi dari Code de

Commerce. Meski telah dipublikasikan sejak 1847, penerapan Wetboek van

Koophandel baru berlangsung sejak 1 Mei 1848. Lalu Belanda menjajah

Indonesia dan turut mempengaruhi perkembangan hukum dagang di Indonesia.

Akhirnya lahirlah Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) yang

diadaptasi dari Wetboek van Kopphandel yang kemudian menjadi salah satu

sumber dari hukum dagang Indonesia.

Sebelum kita mengkaji pengertian hukum dagang ada baiknya terlebih

dahulu kita mengetahui apa arti dari perdagangan. Perdagangan atau perniagaan

pada umumnya ialah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat atau pada suatu
3

waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu yang berikut dengan

maksud memperoleh keuntungan.

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (selanjutnya disingkat dengan

KUHD) dibagi atas 2 (dua) buku, yakni buku pertama tentang dagang pada

umumnya, dan buku kedua. Tentang hak-hak dan kewajiban yang terbit dari

pelayaran. Jika disimak secara seksama pasal demi pasal dari KUHD tidak

ditemukan definisi dari pada Hukum Dagang.

Dengan kata lain, Hukum Dagang adalah himpunan peraturan-peraturan

yang mengatur seseorang dengan orang lain dalam kegiatan perusahaan yang

terutama terdapat dalam kodifikasi KUHD dan KUH Perdata. Hukum Dagang

dapat pula dirumuskan sebagai serangkaian kaidah yang mengatur tentang dunia

usaha atau bisnis dan dalam lalu lintas perdagangan. Dari pengertian Hukum

Dagang yang telah disebutkan di atas baik pengertian yang diberikan oleh para

sarjana maupun pengertian menurut kamus istilah hukum, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa pengertian Hukum Dagang adalah serangkaian norma yang

mengatur tingkah laku manusia yang turut melakukan perdagangan yang

bertujuan mendapatkan keuntungan.

Selain itu juga dapat dikatakan bahwa Hukum Dagang adalah yang

mengatur hubungan hukum antara manusia dan badan hukum yang mana

berlandaskan kepada norma yang bersumber pada aturan hukun yang sudah

dikodifikasi, yaitu KUH Perdata dan KUHD maupun di luar kodefikasi yaitu

peraturan atau perundang-undangan khusus yang mengatur hal-hal yang

berhubungan dengan perdagangan.


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perkembangan hukum dagang di Indonesia sebelum merdeka?

2. Bagaimana perkembangan hukum dagang di Indonesia setelah merdeka?

1.3 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka

penelitian ini mempunyai tujuan untuk menyelesaikan dan mencari jawaban atas

masalah-masalah tersebut dengan upaya sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan hukum dagang di Indonesia.

2. Untuk mengetahui peranan pasar modal dalam hukum dagang

1.4 Manfaat Penelitian

Secara teoritis diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap ilmu

pengetahuan pada mata kuliah hukum dagang, khususnya pemahaman teoritis

mengenai sejarah hukum dagang di Indonesia.


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Dagang

Sebagai akibat adanya kodifikasi hukum perdata dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan hukum dagang Kitab Undang-Undang

Hukum Dagang (KUHD), maka di Negara-negara yang menganut sistem hukum

sipil atau continental (civil law) termasuk Indonesia, dianut paham bahwa hukum

dagang merupakan bagian dari hukum perdata. Bahkan ebih tegas lagi dikatakan

bahwa hukum dagang merupakan hukum perdata khusus.

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD / Wetboek van

Koophandel / WvK) tidak memberikan pengertian mengenai Hukum Dagang.

Oleh karena itu, definisi hukum dagang sepenuhnya diserahkan pada pendapat

atau doktrin dari para sarjana.

Menurut R. Soekardono, Hukum Dagang adalah bagian dari hukum

perdata pada umumnya, yakni yang mengatur masalah perjanjian dan perikatan-

perikatan yang diatur dalam Buku III Burgerlijke Wetboek (BW). Dengan kata

lain, Hukum Dagang adalah himpunan peraturan-peraturan yang mengatur

seseorang dengan orang lain dalam kegiatan perusahaan yang terutama terdapat

dalam kodifikasi Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata. Hukum dagang dapat pula dirumuskan sebagai

serangkaian kaidah yang mengatur tentang dunia usaha atau bisnis dan dalam lalu

lintas perdagangan.

5
6

Menurut Achmad Ichsan, hukum dagang merupakan jenis khusus

hukum perdata. Oleh karena itu, hubungan hukum dan perbuatan hukum

perdagangan juga merupakan hukum keperdataan. Achmad Ichsan kemudian

mendefinisikan hukum dagang sebagai hukum yang mengatur masalah

perdagangan atau perniagaan, yaitu masalah yang timbul karena tingkah laku

manusia (person) dalam perdagangan atau perniagaan.

2.2 Sejarah Hukum Dagang

Hukum dagang ialah hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang

turut melakukan perdagangan untuk memperoleh keuntungan atas hukum yang

mengatur hubungan hukum antara manusia dan badan-badan hukum satu sama

lainnya dalam lapangan perdagangan.

Perkembangan hukum dagang sebenarnya telah dimulai sejak abad

pertengahan eropa pada tahun 1000 hingga 1500 masehi, terutama di negara dan

kota-kota Eropa dan pada saat itu di Italia dan Prancis Selatan telah lahir kota-kota

sebagai pusat perdagangan. (Genoa, Florance, Vennetia, Marseille, Barcelona dan

negara-negara lainnya). Akan tetapi, pada saat itu hukum Romawi (corpus yuris

civilis) tidak dapat menyelesaikan perkara-perkara dalam perdagangan di kota-

kota tersebut.oleh sebab itu dibuatlah hukum baru di samping hukum Romawi

yang berdiri sendiri sendiri pada abad ke-16 dan ke-17.

Hukum baru ini disebut hukum pedagangan (koopmansrecht)yang khusus

berlaku bagi golongan pedagang khususnya yang mengatur perkara di bidang

perdagangan (peradilan perdagangan)dan hukum pedagang ini bersifat unifikasi.


7

Dengan bertambah pesatnya hubungan dagang, maka pada abad ke-17

diadakan kodifikasi dalam hukum dagang oleh Menteri keuangan dari raja Louis

XIV (1613-1715) yaitu Corbert dengan nama Ordonnance Du Commerce 1673.

Sedangkan pada tahun 1681 disusun Ordonannance De La Marine yang mengatur

tentang hukum laut.

Pada tahun 1807 di Prancis, dibawah pimpinan Kaisar Napoleon dibuatlah

2 Kitab Undang-Undang yaitu, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Prancis

(Civil Des Francais) dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Prancis (Code

du commerce). Pada saat itu Nederland yang sedang dijajah oleh Prancis juga

menginginkan adanya hukum perdata dan hukum dagang tersendiri bagi

Nederland, maka dari itu mulailah pada tahun 1819 perencanaan pembentukan

Burgerlijke Wet Boek (BW) dan Wet Boek Van Koophandel (WvK) yang

kemudian disahkan pada tahun 1838.

Burgerlijke Wet Boek (BW) dan Wet Boek Van Koophandel (WvK)

berdasarkan asas konkordansi menjadi contoh bagi pembuatan Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang di Indonesia

pada tahun 1848, sedangkan pada akhir abad ke-19 Prof. Molengraaff merancang

Undang-Undang Kepailitan sebagai buku III di KUHD Nederlands menjadi

Undang-Undang yang berdiri sendiri yang mulai berlaku pada tahun 1896.

2.3 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal

sendiri. Di dalam pasar modal, instrumen keuangan yang diperjual-belikan seperti

saham, obligasi, waran, right dan lain sebagainya.


8

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran

umum dan perdagangan efek, perusahaan serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif bagi para

investor selain alternatif investasi lainnya.

Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan

perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen jangka

panjang. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd), adalah meningkatkan

dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan kriteria pasarnya.

Pasar modal menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 adalah

kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga

dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Menurut buku “Effectengids” yang dikeluarkan Vereneging voor den

Effectenhandel pada tahun 1939, transaksi efek telah berlangsung sejak 1880

namun dilakukan tanpa organisasi resmi, sehingga catatan tentang transaksi

tersebut tidak lengkap. Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan

komunitas dan sekuritas, yakni Dunlop&Koff, cikal bakal PT. Perdanas.

Pasar modal sebagai tempat bertemunya antara pihak yang surplus dengan

pihak yang defisit atau pihak yang memiliki modal dengan pihak yang

membutuhkan modal, dan dana yang diperdagangkan merupakan dana jangka

panjang. Pasar modal dibedakan atas dua segmen, yaitu :


9

1. Non Securities Segment

Menyediakan dana dari lembaga keuangan langsung kepada

perusahaan. Perusahaan berunding langsung dengan lembaga

penyedia dana. Misalnya perbankan, perusahaan asuransi, dana

pensiun, dan lain sebagainya.

2. Securities Segment

Dirancang dengan maksud dapat menyediakan sumber

pembelanjaan perusahaan jangka panjang dan memungkinkan

perusahaan melakukan investasi pada barang modal,

memperbanyak alat-alat produksi dan menciptakan kesempatan

kerja. Tujuan dari securities segment ini adalah untuk memobilisasi

tabungan jangka panjang, menyediakan wahana atau saluran

tabungan yang dapat ditarik atau ditempatkan pada investasi jangka

panjang pada perusahaan-perusahaan produktif.

2.4 Jenis-Jenis Pasar Modal

Di dalam pasar modal dikenal beberapa jenis pasar, yaitu :

1. Pasar Perdana

Pasar perdana ialah pasar yang pelakukan penjualan perdana efek

atau sertifikat atau penjualan yang dilakukan sesaat sebelum

perdagangan di pasar sekunder. Dalam pasar perdana perusahaan

memperoleh dana dengan menjual sekuritas (saham, obligasi,

hipotek). Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk

menambah barang modal dan seterusnya digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa.


10

2. Pasar Sekunder

Pasar sekunder ialah pasar tempat penjualan efek atau sertifikat

atau penjualan yang dilakukan setelah pasar perdana berakhir. Pada

pasar sekunder ini hasil saham yang sudah berada di tangan

masyarakat diperjualbelikan. Hasil jual beli saham tidak masuk

lagi ke kas perusahaan, tetapi berada pada pemegang saham yang

bersangkutan. Perusahaan yang menerbitkan saham tidak terlibat

lagi dalam hal jual-beli saham tersebut. Dari sudut investor, pasar

sekunder harus dapat menjamin likuiditas efek. Dari sudut pandang

perusahaan pasar sekunder merupakan wadah untuk menghimpun

para investor, baik investor lembaga maupun investor perorangan.

3. Pasar Paralel

Pasar paralel ialah suatu sistem perdagangan yang terorganisasi di

luar bursa efek Jakarta, dengan bentuk pasar sekunder. Pasar

paralel diselenggarakan oleh perserikatan perdagangan uang dan

efek-efek (PPUE). Dalam melakukan kegiatannya, pasar paralel

diawasi dan dibina oleh Badan Pelaksanaan Pasar Modal

(BAPEPAM).

2.5 Prinsip-Prinsip Pasar Modal

Pasar modal sebagai wahana investasi di dalamnya penuh dengan berbagai

kepentingan, baik kepentingan dari perusahaan emiten, investor maupun

pemerintah. Sebagai lembaga keuangan yang mempunyai kedudukan yang

strategis dalam perkembangan dan pembangunan ekonomi nasional. Prinsip-


11

prinsip dasar yang dipergunakan dalam pasar modal untuk menciptakan pasar

modal yang kondusif adalah :

1. Prinsip Keterbukaan

Berkaitan dengan ketentuan Pasal 86 ayat 1 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, bahwa emiten,

perusahaan publik atau pihak lain yang terkait wajib

menyampaikan informasi penting yang berkaitan dengan tindakan

atau efek perusahaan tersebut pada waktu yang tepat kepada

masyarakat dalam bentuk laporan berkala dan laporan peristiwa

penting, Prinsip keterbukaan atau transparansi yang diterapkan

dipasar modal merupakan suatu bentuk perlindungan kepada

masyarakat, mengingat pasar modal merupakan tempat bertemunya

permintaan dan penawaran dana dalam jumlah yang amat besar dan

datang dari mana saja untuk kegiatan bisnis. Oleh karena itu,

prinsip keterbukaan merupakan suatu prinsip yang amat diperlukan

bagi investor untuk menyakinkan dirinya mendapatkan informasi

yang benar dan lengkap tentang emiten yang akan dipilih.

2. Prinsip Pengawasan

Prinsip yang dilaksanakan oleh lembaga yang berwenang dalam

melakukan pengawasan. Sebagaimana telah diatur dalam Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan

Bapepam / Otoritas Jasa Keuangan.


BAB 3

PENUTUP

Sebagai bagian penutup dari penulisan makalah ini, penulisakan

membuat kesimpulan dan saran-saran selama penulis melakukan kegiatan

ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

3.1 Kesimpulan

Pasar modal menjadi salah satu contoh berkembangnya

hukum dagang di Indonesia, Pasar modal bertindak sebagai penghubung

antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah

melalui perdagangan instrumen jangka panjang. Berlangsungnya fungsi

pasar modal (Bruce Lliyd), adalah meningkatkan dan menghubungkan

aliran dana jangka panjang dengan kriteria pasarnya.

Pasar modal menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995

adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

3.2 Saran

Peneliti menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan.

Untuk kedepannya penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus

dan detail dengan sumber yang lebih banyak dan dapat

dipertanggungjawabkan. Kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca sangat dibutuhkan penulis.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Hasyim, Farida, (2009), Hukum Dagang, Sinar Grafika, Jakarta.

Muhammad, Abdulkadir, (2013), Hukum Dagang dan Surat-Surat Berharga, PT

Citra Aditya Bakti, Bandung.

Purwosutjipto, (1999), Pengertian Pokok Hukum Dagang, Djambatan, Jakarta.

Sari, Elsi Kartika, dan Simanunsong, Advendi, (2017), Hukum dalam Ekonomi,

PT Grasindo, Jakarta.
Suwardi, (2015), Hukum Dagang Suatu Pengantar, Deepublish, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai