Anda di halaman 1dari 14

Makalah Hukum Perdata dan Dagang Internasional

ANALISIS PERKEMBANGAN
HUKUM PERDATA DAN DAGANG INTERNASIONAL

Oleh:
Nama : Sri Wahyuni Lestari
NIM : H1A119529
Kelas :B

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HALU OLEO
2022
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul Perkembangan dan Pelaksanaan Hukum Pidana
Penjara Di Indonesia dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 05 July 2022

Penyusun

2
Daftar Isi

Halaman judul....................................................................................................... 1

Kata Pengantar....................................................................................................... 2

Daftar isi................................................................................................................ 3

BAB I Pendahuluan............................................................................................... 4

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 4


B. Rumusan Masalah..................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 5

BAB II Pembahasan.............................................................................................. 6

A. Pegertian Hukum Dagang Internasional.................................................... 6


B. Sejarah dan Perkembangan Hukum Dagang Internasional....................... 8

BAB III Penutup....................................................................................................12

Kesimpulan ...................................................................................................13

Daftar Pustaka.......................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perdagangan internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi atau
kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Perhatian dunia usaha terhadap kegiatan bisnis internasional juga semakin
meningkat, hal ini terlihat dengan semakin berkembangnya arus peredaran barang,
jasa, modal dan tenaga kerja antarnegara. Tujuan utama bisnis Internasional
adalah akumulasi keuntungan yang sebesar-besarnya (optimum profit). Tujuan ini
merupakan karakteristik dasar perdagangan internasional, yang berkembang dari
sekedar lintasan pertukaran hasil produksi antar negara.

Kegiatan bisnis dapat terjadi melalui hubungan ekspor impor, investasi,


perdagangan jasa, lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan
intelektual atau kegiatan-kegiatan bisnis lainnya yang terkait dengan perdagangan
internasional, seperti perbankan, asuransi, dan sebagainya. Kegiatan ini dinilai
yang paling progresif perkembanganya dibandingkan bidang-bidang hukum
lainnya. Perananannya pun sekarang ini bahkan semakin sentral seiring dengan
arus globalisasi (ekonomi) yang cepat.

Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam


perekonomian setiap negara di dunia. Melalui kegiatan perdagangan internasional,
perekonomian suatu negara akan saling terjalin dan tercipta hubungan ekonomi
yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan negara lain, yang pada
akhirnya juga akan menciptakan lalu lintas barang dan jasa antar negara.

Indonesia sebagai Negara berkembang dituntut untuk membuka diri untuk


melakukan hubungan dengan Negara-negara lain untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi masyarakat. Kenyataan ini lebih meyakinkan betapa pentingnya peranan
perdagangan internasional bagi perekonomian Negara. Dengan demikian
perdagangan internasional dapat diartikan sebagai perdagangan antara lintas

4
Negara yang mencakup ekspor impor yang pada hakekatnya adalah melakukan
suatu transaksi sederhana salah satunya jual beli, hanya saja perbedaannya penjual
dan pembeli berada diluar wilayah territorial Negara

Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, perdagangan


internasional juga mengalami perkembangan yang sama. Karenanya penulis
tertarik untuk menulis mengenai sejarah dan perkembngan hukum perdagangan
internasional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah:

Bagaimana sejarah dan perkembangan hukum dagang internasioanl?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah dan
perkembangan hukum dagang internasional

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perdagangan Internasional

Hukum perdagangan internasional adalah bidang hukum yang berkembang


cepat. Ruang lingkup bidang hukum ini pun cukup luas. Hubungan hubungan
dagang yang sifatnya lintas batas dapat mencakup banyak jenisnya. Dari
bentuknya yang sederhana, yaitu dari barter, jual beli barang atau komoditi
(produk-produk pertanian, perkebunan, dan sejenisnya), hingga hubungan atau
transaksi dagang yang kompleks.

Kompleksnya hubungan atau transaksi dagang internasional ini sedikit


banyak disebabkan oleh adanya jasa teknologi (khususnya teknologi informasi).
Sehingga, transaksi-transaksi dagang semakin berlangsung dengan cepat. Batas-
batas negara bukan lagi halangan dalam bertransaksi. Bahkan dengan pesatnya
teknologi, dewasa ini para pelaku dagang tidak perlu mengetahui atau mengenal
siapa rekanan dagangnya yang berada jauh di belahan bumi lain. Hal ini tampak
dengan lahirnya transaksi-transaksi yang disebut dengan e-commerce.

DEFINISI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENURUT


BEBERAPA AHLI

1. Schmitthoff

Schmitthoff mendefinisikan hukum perdagangan internasional sebagai: “the body


of rules governing commercial relationship of a private law nature involving
different nations”.

Dari definisi tersebut dapat tampak unsur-unsur berikut:

a. Hukum perdagangan internasional adalah sekumpulan aturan yang 2


mengatur hubungan-hubungan komersial yang sifatnya hukum perdata,

6
b. Aturan-aturan hukum tersebut mengatur transaksi-transaksi yang berbeda
negara.
2. M. Rafiqul Islam

Dalam upayanya memberi batasan atau definisi hukum perdagangan


internasional, Rafiqul Islam menekankan keterkaitan erat antara perdagangan
internasional dan hubungan keuangan (financial relations). Dalam hal ini Rafiqul
Islam memberi batasan perdagangan internasional sebagai “ a wide ranging,
transnational, commercial exchange of goods and services between individual
business persons, trading bodies and States“.

Hubungan finansial terkait erat dengan perdagangan internasional.


Keterkaitan erat ini tampak karena hubungan- hubungan keuangan ini
mendampingi transaksi perdagangan antara para pedagang (dengan pengecualian
transaksi barter atau countertrade).

3. Definisi Hercules Booysen

Karena itu dalam upayanya memberi definisi tersebut, beliau hanya


mengungkapkan unsur-unsur dari definisi hukum perdagangan internasional.
Menurut beliau ada tiga unsur, yakni:

a. Hukum perdagangan internasional dapat dipandang sebagai suatu


cabang khusus dari hukum internasional.
b. Hukum perdagangan internasional adalah aturan-aturan hukum
internasional yang berlaku terhadap perdagangan barang, jasa dan
perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HAKI).
c. Hukum perdagangan internasional terdiri dari aturan-aturan hukum
nasional yang memiliki atau pengaruh langsung terhadap perdagangan
internasional secara umum. Karena sifat aturan-aturan hukum nasional
tersebut, maka atura-aturan tersebut merupakan bagian dari hukum
perdagangan internasional.

7
B. Sejarah dan Perkembangan Hukum Perdagangan Internasional
Perkembangan hukum perdagangan internasional telah dimulai sejak beberapa
dekade yang lalu yaitu :

Eropa

Perkembangan hukum dagang internasional dimulai sejak tahun 1000-1500.


Pada tahun-tahun ini beberapa kota perdagangan mulai terbentuk di kawasan
Eropa Barat, kota-kota tersebut di antaranya adalah Italia dan Perancis Selatan
yang kemudian disusul dengan kota-kota lainnya seperti Genoa, Florence,
Venesia, Marseille, Barcelona dan masih banyak yang lainnya. Pada masa ini
telah terdapat hukum Romawi yang digunakan untuk menyelesaikan sengketa
dagang yang terjadi di antara beberapa aktor, namun seiring dengan semakin
kompleksnya permasalahan yang ada, hukum Romawi tidak memiliki posisi yang
cukup kuat untuk menyelesaikan kasus sengketa yang ada. Oleh karena itu, pada
abad ke 16 dan abad ke 17, Perancis merupakan sebuah negara pertama pelopor
diadakannya pengadilan istimewa yang berfungsi untuk menyelesaikan berbagai
macam perkara di bidang perdagangan. Sejak saat itulah maka setiap negara mulai
memiliki hukum dagang masing-masing untuk mengatur masalah doestik
perdagangan yang ada. Meskipun sudah terdapat hukum-hukum dagang di
masing-masing negara, namun hukum dagang yang ada belum terintegrasi,
sehingga seringkali masih terdapat beberapa sengketa sebagai akibat dari
perbedaan hukum yang ada di masing-masing negara.

Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat di berbagai


negara mulai bertambah variasinya, ditambah lagi terbatasnya kemampuan negara
dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, maka perdagangan antar negara pun
mulai dilakukan. Ketika hubungan perdagangan antar negara mulai erat, maka
dibutuhkan adanya integrasi hukum untuk memuat aturan-aturan dagang dan
hukum-hukum yang mampu menyelesaikan sengketa dagang lintas batas negara.

8
sehingga pada abad ke 17, Perancis melakukan kodifikasi hukum perdagangan
yang kemudian dilanjutkan oleh Menteri Keuangan Perancis dari Raja Louis XIV
(1643-1751) dengan membuat suatu peraturan yang dinamakan Ordonance du
Commerce berisi tentang hukum golongan tertentu kemudian disusul dengan
peraturan lainnya yakni Ordonnance de la Marine yakni hukum yang mengatur
perdagangan laut (Anon t,t). Pada tahun 1807, kedua peraturan ini kemudian
disatukan sebagai satu hukum perdagangan yang utuh yang dinamakan Code de
Commerce.

Di era modern, hukum perdagangan internasional semakin berkembang dan


semakin terstuktur. Hal ini dikarenakan pentingnya perdagangan bagi negara-
negara di dunia, seperti yang diungkapkan oleh Richard Rosecrance bahwa negara
dapat memiliki kekuatan yang besar jika memiliki pengaruh dalam perdagangan,
kegiatan perdagangan mampu menggantikan ekspansi wilayah dan perang militer
sebagai kunci pokok menuju kesejahteraan dan pencapaian kekuasaan
internasional. Pada masa modern ini, kemajuan hukum perdagangan ditandai
dengan dibentuknya berbagai macam organisasi yang perjanjian-perjanjian di
dalamnya sedikit banyak telah mempengaruhi hukum perdagangan internasional.
Salah satu organisasi internasional yang memiliki pengaruh besar di bidang
perdagangan adalah GATT (General Agreement On Tariffs and Trade) pada tahun
1947. Pembentukan GATT ini didasarkan pada sasaran untuk meningkatkan
standar hidup, menjamin lapangan kerja dan meningkatkan penghasilan serta
pemenuhan kebutuhan, pemanfaatan sumber daya dunia sepenuhnya, serta
memperluas produksi dan pertukaran barang. Namun, pengaruh GATT dalam
perdagangan internasional tidak bertahan lama. Hal ini dikarenakan banyak
negara yang menganggap bahwa ketentuanketentuan dan hukum-hukum yang ada
di GATT sudah tidak dapat menyelesaikan sengketa-sengketa perdagangan baik
bersifat multilateral maupun bilateral. Untuk itu pada putaran Uruguay 15
Desember 1993, disepakatinya pembentukan WTO (Agreement Establishing The
World Organization). Dalam WTO ini tidak hanya mengatur permasalahan terkait
tarif dan barang saja, namun juga mengatur jasa, kekayaan intelektual, penanaman
modal dan lain sebagainya.

9
Menurut Schmitthoff, terdapat beberapa aspek-aspek yang merupakan
pokokpokok hukum dagang internasional, yang di antaranya adalah (1) jual beli
dagang internasional : pembentukan kontrak, perwakilan-perwakilan dagang,
pengaturan penjualan eksklusif; (2) surat-surat berharga; (3) hukum mengenai
kegiatan-kegiatan tentang tingkah laku mengenai perdagangan internasional; (4)
asuransi; (5) pengangkutan melalui darat dan kereta api, laut, udara, perairan
pedalaman; (6) hak milik industri; dan (7) arbitrase komersial. Selain itu terdapat
beberapa subjek hukum perdagangan internasional. Subjek—subjek hukum ini
merupakan para pelaku yang mampu mempertahankan hak dan kewajibannya di
depan peradilan serta pelaku yang mampu dan berwenang merumuskan aturan
hukum di bidang perdagangan internasional. Subjeksubjek hukum tersebut di
antaranya adalah negara, organisasi perdagangan internasional, dan individu.
Negara memiliki wewenang yang besar dalam mengatur segala peraturan yang
berkenaan dengan hukum perdagangan internasional. Hal ini dikarenakan tidak
ada kedaulatan tertinggi di atas negara. Ketika suatu negara bertransaksi dengan
negara yang lainnya, maka kemungkinan hukum yang mengatur adalah hukum
internasional, sedangkan ketika suatu negara bertransaksi dengan subjek hukum
lainnya, maka kemungkinan hukum yang mengatur adalah hukum nasional.

Sedangkan untuk subjek hukum yang kedua yakni organisasi perdagangan


internasional. Pada subjek hukum ini dibedakan menjadi dua, yakni organisasi
antar pemerintah dan organisasi internasional non pemerintah. Pada organisasi
pemerintah, organisasi dibentuk pada dasarnya untuk menyepakati perjanjian
perdagangan baik antara dua negara atau lebih. Organisasi antar pemerintah ini
seringkali hanya memberikan rekomendasi, guidelines serta saran-saran kepada
negara, selanjutnya negara yang menentukan kebijakan apa yang akan diambil.
Lalu yang termasuk dalam organisasi internasional non pemerintah atau NGO
adalah pihak swasta (pengusaha) atau asosiasi perdagangan . NGO pada dasarnya
memiliki peranan yang besar dalam perdagangan internasional. Salah satu peranan
besar yang merupakan sumbangsih dari subjek hukum organisasi internasional
non pemerintah adalah pembentukan ICC (International Chamber of Commerce)
yang mana ICC ini telah merancang dan melahirkan beberapa hukum terkait

10
keuangan dan perdagangan internasional. Subjek hukum perdagangan
internasional yang terakhir adalah individu. Individu merupakan aktor terkecil
dibandingkan denan kedua aktor lainnya. Hal ini dikarenakan individu selalu
terikat hukum nasionalnya, sehingga individu hanya mampu bergerak dalam
batas-batas tertentu saja

Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang turut menggunakan hukum


perdagangan internasional sebagai acuan dalam melakukan perdagangan lintas
batas negara. Hukum dagang yang ada di Indonesia bersumber dari: (1) hukum
tertulis yang dikodifikasikan (2) hukum tertulis yang belum dikodifikasikan.
Dalam hukum tertulis yang dikodifikasikan, menyatakan bahwa hukum dagang
diatur dalam Kitab UndangUndang Hukum Dagang (KUHD) atau Wetboek van
Koophandel Indonesia (W.v.K) yang di dalamnya terbagi atas dua kitab dan 23
bab: Kitab I terdiri dari 10 bab dan Kitab II terdiri dari 13 bab. Selain dimuat
dalam KUHD, hukum perdagangan juga dimuat dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Sipil (KUHS) atau Burgerlijk Wetbok Indonesia (BW) yang di dalamnya
terbagi atas empat kitab. Sedangkan dalam hukum tertulis yang belum
dikodifikasikan membahas mengenai peraturan-peraturan khusus seperti peraturan
tentaang koperasi, peraturan palisemen, undang-undang oktroi, peraturan hak
milik industri, dan masih banyaak yang lainnya.

Satu contoh kasus yang mencerminkan pentingnya penggunaan hukum


dagang internasional adalah kasus rokok kretek antara Amerika Serikat dan
Indonesia. Kasus ini bermula ketika Amerika mencoba mengurangi prosentase
perokok muda di kalangan masyarakat Amerika. Larangan merokok ini
diberlakukan dengan menerapkan kebijakan larangaan produksi dan perdagangan
rokok beraroma, termasuk rokok kretek dan rokok beraroma buah-buahan, namun
di lain sisi, Amerika Serikat masih memperbolehkan produksi rokok beraroma
mentol dalam negeri. Hal ini tentunya melanggar kesepakatan WTO yang mana
dalam kesepakatan tersebut dijelaskan bahwa setiap negara anggota WTO
berkewajiban memberikan perlakuan yang sama terhadap produk sejenis, baik

11
diproduksi di dalam negeri atau diimpor dari negara WTO lainnya. Kebijakan
Amerika Serikat inilah yang mendorong Indonesia sebagai salah satu negara
pengekspor rokok kretek ke Amerika untuk melaporkan Amerika Serikat kepada
Badan Penyelesaian Sengketa WTO. Pada kasus ini, Panel WTO menilai terdapat
ketidaksesuaian kebijakan Amerika Serikat terhadap perjanjian yang telah
dibentuk dalam WTO sebelumnya, sehingga WTO memutuskan bahwa Indonesia
memenangkan kembali pasarnya di Amerika Serikat.

kesimpulan yang dapat diambil adalah hukum dagang internasional pada


dasarnya telah mulai berkembang sejak beberapa dekade yang lalu. Hal ini
ditandai dengan dibentuknya Code de Commerce yang merupakan gabungan dari
hukum dagang golongan tertentu dan hukum dagang laut. Selanjutnya
perkembangan hukum dagang di era modern ditandai dengan berdirinya beberapa
organisasi perdagangan seperti GATT dan WTO. Dalam hukum dagang
internasional juga dikenal beberapa pokok hukum yang di antaranya adalah jual
beli dagang, surat-surat berharga dan masih banyak yang lainnya. Sedangkan
hukum dagang yang ada di Indonesia, menurut cakupannya telah dibagi kedalam
dua klasifikasi yang di antaranya adalah hukum tertulis terkodifikasi dan hukum
tertulis yang belum terkodifikasi.

12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hukum dagang internasional pada dasarnya telah mulai berkembang sejak
beberapa dekade yang lalu. Hal ini ditandai dengan dibentuknya Code de
Commerce yang merupakan gabungan dari hukum dagang golongan tertentu dan
hukum dagang laut. Selanjutnya perkembangan hukum dagang di era modern
ditandai dengan berdirinya beberapa organisasi perdagangan seperti GATT dan
WTO. Dalam hukum dagang internasional juga dikenal beberapa pokok hukum
yang di antaranya adalah jual beli dagang, surat-surat berharga dan masih banyak
yang lainnya. Sedangkan hukum dagang yang ada di Indonesia, menurut
cakupannya telah dibagi kedalam dua klasifikasi yang di antaranya adalah hukum
tertulis terkodifikasi dan hukum tertulis yang belum terkodifikasi.

13
Daftar Pustaka

Israhadi, Evita Isretno. Bahan ajar Hukum Dagang Internasional.


www.borobudur.ac.id/wp-content/uploads/2020/11/hukum-dagang-
internasional.pdf, diakses pada 05 July 2022

14

Anda mungkin juga menyukai