Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH HUKUM DAGANG

DENGAN TEMA MENGENAL LEBIH LUAS TENTANG

HUKUM DAGANG DI DUNIA

DIBUAT OLEH:

AGUNG LESMANA 1312000181

DOSEN PENGAMPUH:

Prof.dr Made Warka,S.H,M.Hum.


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala Puji bagi Allah, rahmat dan salam untuk Muhammad Rasul pilihan,

saya sebagai penyusun makalah telah berhasil dalam Menyusun makalah dari mata

kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi tentang materi SAP mengenai HUKUM DAGANG

( KUHD ), yang dapat diselesaikan semata-mata atas kehendak-Nya dan rahmat cinta-

kasihnya yang berlimpah-limpah. Dalam makalah ini juga akan dipelajari atau membahas

secara keseluruhan tentang Hukum Dagang.

Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka saya sebagai penyusun

makalah sangat menanti tegur sapa serta kritik dan saran membangun dari pembaca

untuk lebih bisa menyempurnakan makalah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam pengumpulan materi ini, karna makalah ini tersusun dari berbagai sumber,baik

berupa buku teks, tulisan, ataupun pendapat dari para ahli. Akhir kata, saya berharap

mudah-mudahan makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,dan bisa

menjadi tolak ukur kita terhadap dunia sosial sebaik mungkin

Surabaya, 10 November 2021

Penulis:

Agung Lesmana
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Pengertian Hukum Dagang..................................................................... 3

B. Sumber-Sumber Hukum Dagang Indonesia............................................ 5

C. Sejarah Perkembangan Hukum Dagang di Dunia.................................... 6

D. Hubungan Hukum Dagang Dengan Hukum Perdata............................... 8

E. Berlakunya Hukum Dagang..................................................................... 10

F. Hubungan Pengusaha dan Pembantunya............................................... 11

G. Pengusaha dan Kewajibannya................................................................ 13

H. Bentuk-bentuk Badan Usaha.................................................................. 13

BAB III KESIMPULAN .................................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 44


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdagangan atau perniagaan pada umumnya ialah pekerjaan membeli barang dari

suatu tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu

yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan. Dalam zaman modern ini perdagangan

adalah pemberian perantaraan kepada produsen dan konsumen untuk membelikan dan

menjualkan barang-barang yang memudahkan dan memajukan pembelian dan penjualan.

Pada masa awal sebelum uang ditemukan, tukar menukar barang dinamakan barter

yaitu menukar barang dengan barang. Pada masa modern perdagangan dilakukan dengan

penukaran uang. Setiap barang dinilai dengan sejumlah uang. Pembeli akan menukar barang

atau jasa dengan sejumlah uang yang diinginkan penjual.

Lapangan usaha perusahaan perdagangan adalah meliputi pembelian barang dan

penjualan barang, baik di tempat sendiri maupun di tempat yang lain. perusahaan perdagangan

antara lain perusahaan ekspor, perusahaan impor, toko dan warung.

Untuk menjamin keberhasilan, perusahaan perdagangan lokasinya di tempat yang faktor

permintaan dan penawarannya besar. contohnya untuk perusahaan perdagangan kecil, lokasi

usahanya harus dekat dengan konsumen yang membutuhkan barang-barang atau kalau perlu

berkeliling menjajakan barangnya dari rumah ke rumah. sebaliknya utnuk perusahaan besar

lokasi usahanya tidak perlu ditempatkan di pusat konsumen, tetapi pada tempat yang dapat

berhubungan langsung dengan hal keuangan, pengangkutan untuk penerimaan, dan pengiriman

barang. misalnya di kota pelabuhan, kota perdagangan atau kota pusat komunikasi. Perusahaan

perdagangan yang bersifat mengumpulkan, memilih kedudukan perusahaan di dekat produsen.


B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tentang pengertian hukum dagang.

2. Untuk mengetahui tentang sumber-sumber dan dasar hukum dagang.

3. Untuk mengetahui tentang hubungan hukum dagang dengan hukum perdata.

4. Untuk mengetahui tentang bentuk-bentuk badan usaha.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Dagang

Hukum dagang ialah aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan orang yang satu

dengan yang lainnya, khusunya dalam perniagaan. Hukum dagang adalah hukum perdata

khusus. Pada mulanya kaidah hukum yang kita kenal sebagi hukum dagang saat ini mulai muncul

dikalangan kaum pedagang sekitar abad ke-17.

Kaidah-kaidah hukum tersebut sebenarnya merupakan kebiasaan diantara mereka yang

muncul dalam pergaulan di bidang perdagangan. Ada beberapa hal yang diatur dalam KUH

Perdata diatur juga dalam KUHD. Jika demikian adanya, ketenutan-ketentuan dalam KUHD itulah

yang akan berlaku. KUH Perdata merupakan lex generalis(hukum umum), sedangkan KUHD

merupakan lex specialis (hukum khusus). Dalam hubungannya dengan hal tersebut berlaku

adagium lex specialis derogat lex generalis (hukum khusus menghapus hukum umum).

Jenis-jenis perdagangan dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Menurut pekerjaan yang dilakukan pedagang

 Perdagangan mengumpulkan (produsen-tengkulak-pedagang besar-eksportir)

 Perdagangan menyebutkan (importir-pedagang besar-pedagang menengah-konsumen)

2. Menurut jenis barang yang diperdagangkan

 Perdagangan barang à yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia.

Contoh: (hasil pertanian, pertambangan, pabrik)

 Perdagangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan rohani manuia. Contoh

(kesenian, musik)

 Perdagangan uang dan kertas-kertas berharga (bursa efek)


3. Menurut daerah, tempat perdagangan itu dilakukan

 Perdagangan dalam negeri

 Perdagangan internasional perdagangan ekspor, perdagangan import

 Perdagangan meneruskan (perdagangan transito)

Menurut Soesilo Prajogo yang dimaksud Hukum Dagang adalah “Pada hakekatnya sama

dengan hukum perdata hanya saja dalam hukum dagang yang menjadi objek adalah perusahaan

dengan latar belakang dagang pada umumnya termask wesel, cek, pengangkutan,basuransi dan

kepalitan’.

Usaha perniagaan itu meliputi :

1. Benda-benda yang dapat diraba, dilihat serta hak-hak seperti :

a. Gedung/ kantor perusahaan.

b. Perlengkapan kantor : mesin hitung/ ATK dan alat-alat lainnya.

c. Gudang beserta barang-barang yang disimpan didalamnya.

d. Penagihan-penagihan

e. Hutang-hutang

2. Para pelanggan

3. Rahasia-rahasia perusahaan.

Kedudukan antara kekayaan pribadi (prive) dan kekayaan usaha perniagaan :

1. Menurut Polak dan Molengraaff, kekayaan usaha perniagaan tidak terpisah dari kekayaan

prive pengusaha. Pendapat Polak berdasarkan Ps 1131 dan 1132 KUHS

Ps 1131 : Seluruh harta kekayaan baik harta bergerak dan harta tetap dari seorang

debitur, merupakan tanggungan bagi perikatan-perikatan pribadi.

Ps 1132 : Barang-barang itu merupakan tanggungan bersama bagi semua kreditur.


2. Menurut Prof. Sukardono, sesuai Ps 6 ayat 1 KUHD tentang keharusan pembukuan yang

dibebankan kepada setiap pengusaha yakni keharusan mngadakan catatan mengenai

keadaan kekayaan pengusaha, baik kekayaan perusahaannya maupun kekayaan pribadinya.

B. Sumber-Sumber Hukum Dagang Indonesia

1. Pengaturan Hukum di Dalam Kodifikasi

2. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

Ketentuan KUHPerdata yang secara nyata menjadi sumber hukum dagang adalah Buku

III tentang perikatan. Hal itu dapat dimengerti, karena sebagaimana dikatakan H.M.N

Purwosutjipto bahwa hukum dagang adalah hukum yang timbul dalam lingkup perusahaan.

Selain Buku III tersebut, beberapa bagian dari Buku II KUHPerdata tentang Benda juga

merupakan sumber hukum dagang, misalnya Titel XXI mengenai Hipotik.

Pengaturan di Dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD). KUHD yang mulai

berlaku di Indoneia pada 1 Mei 1848 terbagi atas dua kitab dan 23 bab. Di dalam KUHD jelas

tercantum bahwa implementasi dan pengkhususan dari cabang-cabang hukum dagang

bersumber pada Kitab Undang-undang Hukum Dagang Isi pokok daripada KUHD Indonesia

adalah:

1. Kitab pertama berjudul Tentang Dagang Umumnya, yang memuat 10 bab.

2. Kitab kedua berjudul Tentang Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban yang Terbit dari Pelayaran,

terdiri dari 13 bab.

3. Pengaturan di Luar Kodifikasi

Sumber-sumber hukum dagang yang terdapat di luar kodifikasi diantaranya adalah

sebagai berikut :

 UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan terbatas

 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal


 UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan

C. Sejarah Perkembangan Hukum Dagang di Dunia

Perkembangan hukum dagang sebenarnya telah di mulai sejak abad pertengahan eropa

(1000/ 1500) yang terjadi di Negara dan kota-kota di Eropa dan pada zaman itu di Italia dan

perancis selatan telah lahir kota-kota sebagai pusat perdagangan (Genoa, Florence, vennetia,

Marseille, Barcelona dan Negara-negara lainnya ).

Tetapi pada saat itu hokum Romawi (corpus lurus civilis ) tidak dapat menyelsaikan

perkara-perkara dalam perdagangan , maka dibuatlah hokum baru di samping hukum Romawi

yang berdiri sendiri pada abad ke-16 & ke- 17 yang berlaku bagi golongan yang disebut hokum

pedagang (koopmansrecht) khususnya mengatur perkara di bidang perdagangan (peradilan

perdagangan ) dan hokum pedagang ini bersifat unifikasi.

Karena bertambah pesatnya hubungan dagang maka pada abad ke-17 diadakan

kodifikasi dalam hokum dagang oleh mentri keuangan dari raja Louis XIV (1613-1715) yaitu

Corbert dengan peraturan (ORDONNANCE DU COMMERCE) 1673. Dan pada tahun 1681 disusun

ORDONNANCE DE LA MARINE yang mengatur tenteng kedaulatan.

Dan pada tahun 1807 di Perancis di buat hokum dagang tersendiri dari hokum sipil yang

ada yaitu (CODE DE COMMERCE ) yang tersusun dari ordonnance du commerce (1673) dan

ordonnance du la marine(1838) . Pada saat itu Nederlands menginginkan adanya hokum dagang

tersendiri yaitu KUHD belanda , dan pada tahun 1819 drencanakan dalam KUHD ini ada 3 kitab

dan tidak mengenal peradilan khusus . lalu pada tahun 1838 akhirnya di sahkan.

KUHD Belanda berdasarkan azas konkordansi KUHD belanda 1838 menjadi contoh bagi

pemmbuatan KUHD di Indonesia pada tahun 1848 . dan pada akhir abad ke-19 Prof. molengraaff

merancang UU kepailitan sebagai buku III di KUHD Nederlands menjadi UU yang berdiri sendiri

(1893 berlaku 1896).Dan sampai sekarang KUHD Indonesia memiliki 2 kitab yaitu , tentang

dagang umumnya dan tentang hak-hak dan kewajiban yang tertib dari pelayaran.
D. Hubungan Hukum Dagang Dengan Hukum Perdata

Hukum dagang awalnya berinduk pada hukum perdata. namun lama-kelamaan hukum

dagang mengkodifikasi(mengumpulkan) aturan2 hukumnya sehingga terciptalah Kitab Undang-

Undang Hukum Dagang ( KUHD ) yg sekarang telah berdiri sendiri atau terpisah dari Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata ( KUHPer ).

Hukum Perdata adalah ketentuan yang mengatur hak-hak dan kepentingan antara

individu-individu dalam masyarakat. Berikut beberapa pengertian dari Hukum Perdata:

a. Hukum Perdata adalah rangkaian peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan

hukum antara orang yang satu dengan orang yang lain dengan menitik beratkan pada

kepentingan perseorangan.

b. Hukum Perdata adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi tingkah laku

manusia dalam memenuhi kepentingannya.

c. Hukum Perdata adalah ketentuan dan peraturan yang mengatur dan membatasi kehidupan

manusia atau seseorang dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan

hidupnya.

Hukum dagang ialah hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang turut melakukan

perdagangan untuk memperoleh keuntungan . atau hukum yang mengatur hubungan hukum

antara manusia dan badan-badan hukum satu sama lainnya dalam lapangan perdagangan .

Sistem hukum dagang menurut arti luas dibagi 2 : tertulis dan tidak tertulis tentang aturan

perdagangan.

Hukum Dagang Indonesia terutama bersumber pada :


1) Hukum tertulis yang dikofifikasikan :

a. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) atau Wetboek van Koophandel Indonesia

(W.v.K)

b. Kitab Undang-Undang Hukum Sipil (KUHS) atau Burgerlijk Wetboek Indonesia (BW)

2) Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan, yaitu peraturan perundangan khusus yang

mengatur tentang hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan (C.S.T. Kansil, 1985 : 7).

Sifat hukum dagang yang merupakan perjanjian yang mengikat pihak-pihak yang

mengadakan perjanjian.

Pada awalnya hukum dagang berinduk pada hukum perdata. Namun, seirinbg

berjalannya waktu hukum dagang mengkodifikasi(mengumpulkan) aturan-aturan hukumnya

sehingga terciptalah Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ( KUHD ) yang sekarang telah berdiri

sendiri atau terpisah dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ( KUHPer ).

Antara KUHperdata dengan KUHdagang mempunyai hubungan yang erat. Hal ini dapat

dilihat dari isi Pasal 1KUhdagang, yang isinya sebagai berikut:

Adapun mengenai hubungan tersebut adalah special derogate legi generali artinya
hukum yang khusus: KUHDagang mengesampingkan hukum yang umum: KUHperdata.

Prof. Subekti berpendapat bahwa terdapatnya KUHD disamping KUHS sekarang ini

dianggap tidak pada tempatnya. Hali ini dikarenakan hukum dagang relative sama dengan

hukum perdata. Selain itu “dagang” bukanlah suatu pengertian dalam hukum melainkan suatu

pengertian perekonomian. Pembagian hukum sipil ke dalam KUHD hanyalah berdasarkan sejarah

saja, yaitu karena dalam hukum romawi belum terkenal peraturan-peraturan seperti yang

sekarang termuat dalah KUHD, sebab perdagangan antar Negara baru berkembang dalam abad

pertengahan.
E. Berlakunya Hukum Dagang

Sebelum tahun 1938 Hukum Dagang hanya mengikat kepada para pedagang saja yang

melakukan perbuatan dagang, tetapi sejak tahun 1938 pengertian Perbuatan Dagang, dirubah

menjadi perbuatan Perusahaan yang artinya menjadi lebih luas sehingga berlaku bagi setiap

pengusaha (perusahaan).

Para sarjana tidak satu pun memberikan pengertian tentang perusahaan, pengertian

dapat dipahami dari pendapat antara lain :

1. Menurut Hukum, Perusahaan adalah mereka yang melakukan sesuatu untuk mencari

keuntungan dengan menggunakan banyak modal (dalam arti luas), tenaga kerja, yang

dilakukan secara terus-menerus dan terang-terangan untuk memperoleh penghasilan

dengan cara memperniagakan barang-barang atau mengadakan perjanjian perdagangan.

2. Menurut Mahkamah Agung (Hoge Read), perusahaan adalah seseorang yang mempunyai

perusahaan, jika secara teratur melakukan perbuatan-perbuatan yang bersangkutpaut

dengan perniagaan dan perjanjian.

3. Menurut Molengraff, mengartikan perusahaan (dalam arti ekonomi) adalah keseluruhan

perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus, bertindakkeluar, untuk memperoleh

penghasilan dengan cara memperdagangkan perjanjian-perjanjian perdagangan.

4. Menurut Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha

yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus, dan yang

didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk

tujuan memperoleh keuntungan atau laba.

F. Hubungan Pengusaha dan Pembantunya

Seorang pedagang, terutama seorang yang menjalankan perusahaan yang besar dan

berarti, biasanya tidak dapat bekerja seorang diri. Dalam melaksanakan perusahaannya, ia
memerlukan bantuan orang-orang yang bekerja padanya sebagai bawahan, ataupun orang yang

berdiri sendiri dan mempunyai perusahaan sendiri dan yang mempunyai perhubungan tetap

ataupun tidak tetap dengan dia.

Sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan yang demikian pesat dewasa ini,

pengusaha-pengusaha kebanyakan tidak lagi berusaha seorang diri, melainkan bersatu dalam

persekutuan-persekutuan atau perseroan-perseroan yang menempati gedung-gedung untuk

kantornya dengan sedikit atau banyak pegawai. Kemudian dibedakanlah antara perusahaan

kecil, sedang dan besar. Pada tiap-tiap toko dapat dilihat aneka warna pekerja-pekerja seperti

para penjual, penerima uang, pengepak, pembungkus barang-barang, dan sebagaiinya. Dan

kesemuanya tersebut telah ada pembagian pekerjaan, sebab seorang tidak dapa melaksanakan

seluruh pekerjaan.

Adapun pembantu-pembantu dalam perusahaan antara lain:

a. Pelayan toko adalah semua pelayan yang membantu pengusaha dalam menjalankan

perusahaannya di toko, misalnya pelayan penjual, pelayan penerima uang (kasir), pelayan

pembukuan, pelayan penyerah barang dan lain-lain.

b. Pekerja keliling ialah pembantu pengusaha yang bekerja keliling diluar kantor untuk

memperluas dan memperbanyak perjanjian-perjanjian jual beli antara majikan

(pengusaha)dan pihak ketiga.

c. Pengurus filial ialah petugas yang mewakili pengusaha mengenai semua hal, tetapi terbatas

pada satu cabang perusahaan atau satu daerah tertentu.

d. Pemegang prokurasi ialah pemegang kuasa dari perusahaan. Dia adalah wakil pimpinan

perusahaan atau wakil manager, dan dapat mempunyai kedudukan sebagai kepala satu

bagian besar dari perusahaan itu. Ia juga dapat dipandang berkuasa untuk beberapa

tindakan yang timbul dari perusahaan itu, seperti mewakili perusahaan itu di muka hakim,

meminjam uang, menarik dan mengakseptir surat wesel, mewakili pengusaha dalam hal

menandatanganu perjanjian dagang, dan lain-lain.


e. Pimpinan perusahaan ialah pemegang kuasa pertama dari pengusaha perusahaan. Dia

adalah yang mengemudikan seluruh perusahaan. Dia adalah yang bertanggung jawab

tentang maju dan mundurnya perusahaan. Dia bertanggung jawab penuh atas kemajuan dan

kemunduran perusahaan. Pada perusahaan besar, pemimpin perusahaan berbentuk dewan

pimpinan yang disebut Direksi yang diketuai oleh seorang Direktur Utama.

G. Pengusaha dan Kewajibannya

Pengusaha adalah setiap orang yang menjalankan perusahaan. orang yang pandai atau

berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk

pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

Pengusaha adalah setiap orang atau badan hukum yang langsung bertanggung jawab

dan mengambil resiko suatu perusahaan dan juga mewakili secara sah. Oleh karena itu

pengusaha dapat berbentuk sebagai berikut :

1. Ia seorang diri saja,

2. Ia sendiri dan dibantu oleh para pembantu,

3. Orang lain yang mengelolah dengan pembantu-pembantu.

Pembantu-pembantu dalam perusahaan terdiri dari dua macam sebagai berikut :

1. Didalam Perusahaan. Mempunyai hubungan yang bersifat Sub Ordinasi yaitu hubungan atas

dan bawah, sehingga berlaku suatu perjanjian perburuhan.

2. Diluar Perusahaan. Mempunyai hubungan yang bersifat koordinasi yaitu hubungan yang

sejajar, sehingga berlaku suatu perjanjian pemberian kuasa antara pemberi kuasa dan

penerima kuasa dan kan memperoleh upah, seperti yang diatur dalam Pasal 1792 KUH

Perdata.

H. Bentuk-bentuk Badan Usaha

Suatu organisasi atau badan yang mengelola faktor-faktor produksi untuk menghasilkan

barang/jasa biasa disebut badan usaha. Ada perbedaan antara badan usaha dan perusahaan.
Perusahaan adalah suatu organisasi atau lembaga yang menggunakan dan mengkoordinasikan

sumber-sumber ekonomi untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa bagi masyarakat.

Dengan perkataan lain, perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan untuk

menghasilkan barang dan jasa. Sedangkan, Badan Usaha adalah rumah tangga ekonomi yang

bertujuan mencari laba dengan menggunakan sejumlah modal dan tenaga kerja. Jadi, badan

usaha merupakan kesatuan yuridis dan ekonomis suatu bentuk organisasi perusahaan. Dengan

demikian perusahaan merupakan alat bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya memperoleh

laba.

Setelah memilih jenis usaha yang cocok dengan minat dan bakatnya, seorang wirausaha

harus mengetahui dan memilih bentukbentuk dari sebuah usaha. Bentuk-bentuk badan usaha ini

secara umum dapat dibagi menjadi beberapa nama, seperti perusahaan perorangan, firma,

komanditer (CV), perseroan terbatas (PT), dan koperasi. Anda tinggal memilih bentuk badan

usaha mana yang akan digunakan. Masing-masing bentuk badan usaha mempunyai prasyarat

tertentu dalam mengurusnya, serta pajak yang akan dibayarkan setiap bulan atau akhir tahun

kepada pemerintah.

1. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah

suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham,

yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri

dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat

dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.

Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan

tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi

pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki

lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai

tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang
perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi

tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka

keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham

akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada

besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.

Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan

yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa

menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.

a. Mekanisme Pendirian PT

Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat

oleh notaris ) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal,

bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk

mendapat izin dari menteri kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan

b. Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang

c. Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar.

(sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang

perseroan terbatas)

Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan

Terbatas (UU No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan

Negeri setempat, tetapi setelah berlakunya UU NO. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta

pendirian tersebut harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU

Wajib Daftar Perusahaan tahun 1982) (dengan kata lain tidak perlu lagi didaftarkan ke

Pengadilan negeri, dan perkembangan tetapi selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007,
kewajiban pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga.

Sedangkan tahapan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia ( BNRI ) tetap

berlaku, hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut

merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan UU NO. 40

tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan/kewajiban Menteri Hukum dan

HAM.

Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum

dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-

perjanjian dan kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya.

Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta

pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain modal dasar,

dalam perseroan terbatas juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang

disetorkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang

disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah yang

disertakan oleh para persero pendiri. Modal yang disetor merupakan modal yang

dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan dalam

jumlah uang.

b. Pembagian Perseroan Terbatas

1) PT terbuka

Perseroan terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada

masyarakat melalui pasar modal (go public). Jadi sahamnya ditawarkan kepada

umum, diperjualbelikan melalui bursa saham dan setiap orang berhak untuk

membeli saham perusahaan tersebut.

2) PT tertutup
Perseroan terbatas tertutup adalah perseroan terbatas yang modalnya berasal dari

kalangan tertentu misalnya pemegang sahamnya hanya dari kerabat dan keluarga

saja atau kalangan terbatas dan tidak dijual kepada umum.

3) PT kosong

Perseroan terbatas kosong adalah perseroan yang sudah ada izin usaha dan izin

lainnya tapi tidak ada kegiatannya

c. Pembagian Wewenang Dalam PT

Dalam perseroan terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik

modal terpisah juga ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola

perusahaan. Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli

dalam bidangnya ( profesional ). Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari

pemegang saham, direksi, dan komisaris.

Dalam PT, para pemegang saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi

untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang

usaha perusahaan. Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk

mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila

terjadi kerugian yang amat besar ( diatas 50 % ) maka direksi harus melaporkannya ke

para pemegang saham dan pihak ketiga, untuk kemudian dirapatkan.

Komisaris memiliki fungsi sebagai pengawas kinerja jajaran direksi perusahaan.

Komisaris bisa memeriksa pembukuan, menegur direksi, memberi petunjuk, bahkan bila

perlu memberhentikan direksi dengan menyelenggarakan RUPS untuk mengambil

keputusan apakah direksi akan diberhentikan atau tidak.

Dalam RUPS/Rapat Umum Pemegang Saham, semua pemegang saham

sebesar/sekecil apapun sahamnya memiliki hak untuk mengeluarkan suaranya. Dalam


RUPS sendiri dibahas masalah-masalah yang berkaitan dengan evaluasi kinerja dan

kebijakan perusahaan yang harus dilaksanakan segera. Bila pemegang saham

berhalangan, dia bisa melempar suara miliknya ke pemegang lain yang disebut proxy.

Hasil RUPS biasanya dilimpahkan ke komisaris untuk diteruskan ke direksi untuk

dijalankan.

Isi RUPS :

 Menentukan direksi dan pengangkatan komisaris

 Memberhentikan direksi atau komisaris

 Menetapkan besar gaji direksi dan komisaris

 Mengevaluasi kinerja perusahaan

 Memutuskan rencana penambahan/pengurangan saham perusahaan

 Menentukan kebijakan perusahaan

 Mengumumkan pembagian laba ( dividen )

 Keuntungan Membentuk Perusahaan Perseroan Terbatas

 Keuntungan utama membentuk perusahaan perseroan terbatas adalah:

Kewajiban terbatas. Tidak seperti partnership, pemegang saham sebuah

perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan. Akibatnya

kehilangan potensial yang “terbatas” tidak dapat melebihi dari jumlah yang mereka

bayarkan terhadap saham. Tidak hanya ini mengijinkan perusahaan untuk melaksanakan

dalam usaha yang beresiko, tetapi kewajiban terbatas juga membentuk dasar untuk

perdagangan di saham perusahaan.

Masa hidup abadi. Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup

dari pemegang sahamnya, pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas modal, yang

dapat menjadi investasi dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang

lebih panjang daripada aset perusahaan tetap dapat menjadi subyek disolusi dan
penyebaran. Kelebihan ini juga sangat penting dalam periode pertengahan, ketika tanah

disumbangkan kepada Gereja (sebuah perusahaan) yang tidak akan mengumpulkan

biaya feudal yang seorang tuan tanah dapat mengklaim ketika pemilik tanah meninggal.

Untuk hal ini, lihat Statute of Mortmain.

Efisiensi manajemen. Manajemen dan spesialisasi memungkinkan pengelolaan

modal yang efisien sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi. Dan dengan

menempatkan orang yang tepat, efisiensi maksimum dari modal yang ada. Dan juga

adanya pemisahan antara pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat tugas

pokok dan fungsi masing-masing.

d. Kelemahan Perusahaan Perseroan Terbatas

Kerumitan perizinan dan organisasi. Untuk mendirikan sebuah PT tidaklah

mudah. Selain biayanya yang tidak sedikit, PT juga membutuhkan akta notaris dan izin

khusus untuk usaha tertentu. Lalu dengan besarnya perusahaan tersebut, biaya

pengorganisasian akan keluar sangat besar. Belum lagi kerumitan dan kendala yang

terjadi dalam tingkat personel. Hubungan antar perorangan juga lebih formal dan

berkesan kaku.

Hal-hal hasil RUPS yang harus mendapatkan pengesahan dan yang hanya cukup

didaftarkan. Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 hal-hal

dari hasil RUPS yang perlu mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Ham

adalah :

a. Perubahan atas nama perseroan dan/atau tempat kedudukan Perseroaan;

b. Perubahan Maksud dan Tujuan serta kegiatan usaha perseroaan;

c. Perubahan jangka waktu berdirinya Perseroaan;

d. Perubahan besarnya modal dasar;

e. Perubahan pengurangan modal ditempatkan dan disetor; dan/atau


f. Perubahan Perseroaan dari status tertutup menjadi terbuka atau bisa juga

sebaliknya.

Sementara itu hasil RUPS yang cukup didaftarkan saja adalah:

a. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris dan Direksi

b. Penambahan modal ditempatkan atau disetor.

2. Koperasi

Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

hukum.

Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat

yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Koperasi menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1 merupakan usaha kekeluargaan dengan

tujuan mensejahterakan anggotanya.

a. Anggota koperasi

1) Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi;

2) Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang

memiliki lingkup lebih luas.

Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998),

disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan

usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda.fact Identitas ganda

maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya,

di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang

diambil koperasi.fact Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil

Usaha atau SHU biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam
koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar

pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh anggota.

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional,

dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.ref Sito, Arifin. Tamba, Halomoan Koprasi

teori dan peraktek.

b. Koperasi berlandaskan hukum

Koperasi berbentuk Badan Hukum sesuai dengan Undang-Undang No.12 tahun

1967 ialah: “Organisasi Ekonomi Rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-

orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha

bersama, berdasarkan asas kekeluargaan.

Kinerja koprasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja

berdasarkan ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha

(perseorangan, persekutuan, dsb.) serta hukum dagang dan hukum pajak. Organisasi

koperasi yang khas dari suatu organisasi harus diketahui dengan menetapkan anggaran

dasar yang khusus.

Secara umum, Variabel kinerja koperasi yang di ukur untuk melihat

perkembangan atau pertumbuhan (growth) koperasi di Indonesia terdiri dari

kelembagaan (jumlah koperasi per provinsi, jumlah koperasi per jenis/kelompok

koperasi, jumlah koperasi aktif dan nonaktif). Keanggotaan, volume usaha, permodalan,

asset, dan sisa hasil usaha. Variabel-variabel tersebut pada dasarnya belumlah dapat

mencerminkan secara tepat untuk dipakai melihat peranan pangsa (share) koperasi

terhadap pembangunan ekonomi nasional. Demikian pula dampak dari koperasi

(cooperative effect) terhadap peningkatan kesejahteraan anggota atau masyarakat


belum tercermin dari variabel-variabel yang di sajikan. Dengan demikian variabel kinerja

koperasi cenderung hanya dijadikan sebagai salah satu alat untuk melihat

perkembangan koperasi sebagai badan usaha.

c. Fungsi dan peran koperasi

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan

peran koperasi sebagai berikut:

1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi dan sosialnya.

2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia

dan masyarakat.

3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya.

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang

merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi.

5) Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar

bangsa.

d. Prinsip koperasi

Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu:

1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya

jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi).

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

5) Kemandirian.
6) Pendidikan perkoprasian.

7) kerjasama antar koperasi.

e. Jenis-jenis koperasi

Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen,

koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula

dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.

1) Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan

pinjaman.

2) Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan

menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.

Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil menengah

(UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk

anggotanya.

3) Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan

produk/jasa koperasinya atau anggotanya.

4) Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

f. Sumber modal koperasi

Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan

usahanya koperasi memerlukan modal. Adapun modal koperasi terdiri atas modal

sendiri dan modal pinjaman.

Modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut:

1) Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada

koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil

kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan

pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota.


2) Simpanan Wajib

3) Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh

anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap

bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib

tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota

koperasi.

Simpanan khusus/lain-lain misalnya:Simpanan sukarela (simpanan yang dapat

diambil kapan saja), Simpanan Qurba, dan Deposito Berjangka.

4) Dana Cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil

usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada

anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian

koperasi bila diperlukan.

5) Hibah

Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang

diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat.

Adapun modal pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut:

1) Anggota dan calon anggota

2) Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama

antarkoperasi

3) Bank dan Lembaga keuangan bukan banklembaga keuangan lainnya yang dilakukan

berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku

4) Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

5) Sumber lain yang sah

6) Mekanisme pendirian koperasi


Mekanisme pendirian koperasi terdiri dari beberapa tahap. Pertama-tama

adalah pengumpulan anggota, karena untuk menjalankan koperasi membutuhkan

minimal 20 anggota. Kedua, Para anggota tersebut akan mengadakan rapat anggota,

untuk melakukan pemilihan pengurus koperasi (ketua, sekertaris, dan bendahara).

Setelah itu, koperasi tersebut harus merencanakan anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga koperasi itu. Lalu meminta perizinan dari negara. Barulah bisa menjalankan

koperasi dengan baik dan benar.

g. Pengurus koperasi

Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat

anggota. Ada kalanya rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh anggota

Pengurus dari kalangan anggota sendiri. Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-

calon yang berasal dari kalangan-kalangan anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan

yang diperlukan untuk memimpin koperasi yang bersangkupan, sedangkan ternyata

bahwa yang dapat memenuhi syarat-syarat ialahmereka yang bukan anggota atau belum

anggota koperasi (mungkin sudah turut dilayani oleh koperasi akan tetapi resminya

belum meminta menjadi anggota). Dalam hal dapatlah diterima pengecualian itu dimana

yang bukan anggota dapat dipilih menjadi anggota pengurus koperasi.

h. Sejarah berdirinya koperasi dunia

Gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen (1771-1858), yang menerapkannya

pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia.

Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786–1865)-

dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King

menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi berbagai

gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip

koperasi.
Koperasi akhirnya berkembang di negara-negara lainnya. Di Jerman, juga berdiri

koperasi yang menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan koperasi buatan Inggris.

Koperasi-koperasi di Inggris didirikan oleh Charles Foirer, Raffeinsen, dan Schulze

Delitch. Di Perancis, Louis Blanc mendirikan koperasi produksi yang mengutamakan

kualitas barang. Di Denmark Pastor Christiansone mendirikan koperasi pertanian.

i. Gerakan koperasi di Indonesia

Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya

merupakan hasil dari usaha yang tidak sepontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang

yang sangat kaya. Meraka mempersatukan diri untuk memperkaya dirinya sendiri,

seraya ikut mengembangkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Koperasi tumbuh

dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang di

timbulkan oleh sistem kapitalisme demikian memuncaknya. Beberapa orang yang

penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh

penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara sepontan mempersatukan diri untuk

menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.

Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto

mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negri (priyayi). Ia terdorong oleh

keinginanmya untuk menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh

lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Maksud Patih

tersebut untuk mendirikan koperasi kredit model seperti di Jerman. Ia dibantu oleh

seorang asisten Residen Belanda (Pamong Praja Belanda) Assisten-Residen itu sewaktu

cuti berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan

Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian. Selain

pegawai negeri juga para petani perlu dibantu karena mereka makin menderita karena

tekana para pengijon (pelepan uang). Ia juga menganjurkan merubah Bank tersebut

menjadi koperasi. Di samping itu ia pun mendirikan lumbung-lumbung desa yang

menganjurkan para petani menyimpan pada pada musim panen dan memberikan
pertolongan pinjaman padi pada musim paceklik. Ia pun berusaha menjadikan lumbung-

lumbung itu menjadi Koperasi Kredit Padi. Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu

berpendirian lain. Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak

dijadikan Koperasi tetapi Pemerintah Belanda membentuk lumbung-lumbung desa baru,

bank –bank Desa , rumah gadai dan Centrale Kas yang kemudian menjadi Bank Rakyak

Indonesia (BRI). Semua itu adalah badan usaha Pemerntah dan dipimpin oleh orang-

orang Pemerintah.

Pada zaman Belanda pembentuk koperasai belum dapat terlaksana, karena: 1.

Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan

penerangan dan penyuluhan tentang koperasi. 2. Belum ada Undang-Undang yang

mengatur kehidupan kopeasi. 3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu

menganjurkan koperasi karena pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan

digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu.

Koperasi menjamur kembali, tetapi pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU

no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942

Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya

koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat jepang

untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat.

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di

Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini

kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.

3. Yayasan

Yayasan (Inggris: foundation) adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud

dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan

persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur

dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang


Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September

2004 menyetujui undang-undang ini, dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri

mengesahkannya pada tanggal 6 Oktober 2004.

a. Pendirian yayasan

Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan mempunyai status badan

hukum setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan

Hak Asasi Manusia atau pejabat yang ditunjuk. Permohonan pendirian yayasan dapat

diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan. Yayasan yang telah

memperoleh pengesahan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

b. Organ yayasan

Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas.

Pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan kegiatan yayasan dilakukan sepenuhnya oleh

Pengurus. Pengurus wajib membuat laporan tahunan yang disampaikan kepada Pembina

mengenai keadaan keuangan dan perkembangan kegiatan yayasan. Pengawas bertugas

melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan

kegiatan yayasan.

c. Kewajiban audit

Yayasan yang kekayaannya berasal dari negara, bantuan luar negeri atau pihak

lain, atau memiliki kekayaan dalam jumlah yang ditentukan dalam undang-undang,

kekayaannya wajib diaudit oleh akuntan publik dan laporan tahunannya wajib

diumumkan dalam surat kabar berbahasa Indonesia.

d. Penggabungan dan pembubaran

Perbuatan hukum penggabungan yayasan dapat dilakukan dengan

menggabungkan satu atau lebih yayasan dengan yayasan lain, dan mengakibatkan
yayasan yang menggabungkan diri menjadi bubar. Yayasan dapat bubar karena jangka

waktu yang ditetapkan Anggaran Dasar berakhir, tujuan yang ditetapkan tercapai atau

tidak tercapai, putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum.

4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merujuk kepada perusahaan atau badan usaha

yang dimiliki pemerintah sebuah negara.

a. Jenis-Jenis BUMN

Jenis-jenis BUMN yang ada di Indonesia adalah:

1) Perusahaan Perseroan (Persero)

Perusahaan persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas (PT)

yang modal/sahamnya paling sedikit 51% dimiliki oleh pemerintah, yang tujuannya

mengejar keuntungan. Maksud dan tujuan mendirikan persero ialah untuk

menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan

mengejar keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan.

2) Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:

a) Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden

b) Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan

perundang-undangan

c) Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-undang

d) Modalnya berbentuk saham

e) Sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara dari kekayaan negara yang

dipisahkan
f) Organ persero adalah RUPS, direksi dan komisaris

g) Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik

pemerintah

h) Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri berlaku sebagai RUPS,

jika hanya sebagian, maka sebagai pemegang saham perseroan terbatas

i) RUPS bertindak sebagai kekuasaan tertinggi perusahaan

j) Dipimpin oleh direksi

k) Laporan tahunan diserahkan ke RUPS untuk disahkan

l) Tidak mendapat fasilitas Negara

m) Tujuan utama memperoleh keuntungan

n) Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata

o) Pegawainya berstatus pegawai Negeri

Fungsi RUPS dalam persero pemerintah ialah memegang segala wewenang yang

ada dalam perusahaan tersebut. RUPS juga berwenang untuk mengganti komisaris dan

direksi. Direksi persero adalah orang yang bertanggung jawab atas pengurusan persero

baik didalam maupun diluar pengadilan. Pengangkatan dan pemberhentian dilakukan

okeh RUPS. Komisaris adalah organ persero yang bertugas dalam pengawasan kinerja

persero itu, dan melaporkannya pada RUPS.

Persero terbuka sesuai kebijakan pemerintah tentang privatisasi. Privatisasi

adalah penjualan sebagian atau seluruh saham persero kepada pihak lain untuk

peningkatan kualitas. Persero yang diprivatisasi adalah yang unsur usahanya kompetitif

dan teknologinya cepat berubah. Persero yang tidak bisa diubah ialah:

1) Persero yang menurut perundang-undangan harus berbentuk BUMN

2) Persero yang bergerak di bidang hankam Negara


3) Persero yang diberi tugas khusus untuk kepentingan masyarakat

4) Persero yang bergerak di bidang Sumber Daya Alam yang secara tegas dilarang

diprivatisasi oleh UU

Di Indonesia sendiri yang sudah menjadi Persero adalah PT. PP (Pembangunan

Perumahan),PT Bank BNI Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Indo Farma Tbk, PT Tambang

Timah Tbk, PT Indosat Tbk (pada akhir tahun 2002 41,94% saham Persero ini telah dijual

kepada Swasta sehingga perusahaan ini bukan BUMN lagi), dan PT Telekomunikasi

Indonesia Tbk,Pt.Garuda Indonesia Airways(GIA).

b. Perusahaan Jawatan (Perjan)

Perusahaan Jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal

yang berasal dari negara. Besarnya modal Perusahaan Jawatan ditetapkan melalui APBN.

Ciri-ciri Perusahaan Jawatan antara lain sebagai berikut:

1) memberikan pelayanan kepada masyarakat

2) merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah

3) dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri

atau dirjen departemen yang bersangkutan

4) status karyawannya adalan pegawai negeri

Contoh Perusahaan Jawatan (Perjan):

1) Perusahaan jawatan kereta api(PJKA),bernaung di bawah Departemen

Perhubungan.Sejak tahun 1991 Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) berubah

menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA) berubah menjadi Perusahaan

Negara Kereta Api (PENKA),dan yang terakhir berubah nama menjadi PT.Kereta Api

Indonesia (PT.KAI).
2) Perusahaan Jawatan Pengadaian bernaung dibawah Departemen Keuangan.Pada

saat ini,Perusahaan Jawatan Pengadaian berubah nama menjadi Perum

Penggadaian.

c. Perusahaan Umum (Perum)

Perusahaan Umum (PERUM) adalah suatu perusahaan negara yang bertujuan

untuk melayani kepentingan umum,tetapi sekaligus mencari keuntungan.

Ciri-ciri Perusahaan Umum (Perum):

a) Melayani kepentingan masyarakat umum.

b) Dipimpin oleh seorang direksi/direktur.

c) Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan swasta.

d) Artinya, perusahaan umum(PERUM) bebas membuat kontrak kerja dengan semua

pihak.

e) Dikelola dengan modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara.

f) Pekerjanya adalah pegawai perusahaan swasta.

g) Memupuk keuntungan untuk mengisi kas negara.

Contohnya : Perum Pegadaian, Perum Jasatirta, Perum DAMRI, Perum ANTARA, Perum

Peruri, Perum Perumnas, Perum Balai Pustaka.

d. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Ciri-ciri BUMD adalah sebagai berikut:

1) Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha

2) Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan

3) Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan

perusahaan

4) Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang


5) Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan

6) Sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat

7) Sebagai sumber pemasukan negara

8) Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara

9) Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public

10) Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun nonbank

11) Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di pengadilan

Tujuan Pendirian BUMD:

1) Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas negara

2) Mengejar dan mencari keuntungan

3) Pemenuhan hajat hidup orang banyak

4) Perintis kegiatan-kegiatan usaha

5) Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah

I. Perkumpulan-perkumpulan Dagang

1. Persekutuan (Maatschap)

Suatu bentuk kerjasama dan siatur dalam KUHS tiap anggota persekutuan hanya

dapat mengikatkan dirinya sendiri kepada orang-oranglain. Dengan lain perkataan ia tidak

dapat bertindak dengan mengatas namakan persekutuan kecuali jika ia diberi kuasa. Karena

itu persekutuan bukan suatu pribadi hukum atau badan hukum.

2. Perseraoan Firma

Suatu bentuk perkumpulan dagang yang peraturannya terdapat dalam KUHD (Ps 16)

yang merupakan suatu perusahaan dengan memakai nama bersama. Dalam perseroan firma

tiap persero (firma) berhak melakukan pengurusan dan bertindak keluar atas nama

perseroan.
3. Perseroan Komanditer (Ps 19 KUHD)

Suatu bentuk perusahaan dimana ada sebagian persero yang duduk dalam pimpinan

selaku pengurus dan ada sebagian persero yang tidak turut campur dalam kepengurusan

(komanditaris/ berdiri dibelakang layar)

4. Perseroan Terbatas (Ps 36 KUHD)

Perusahaan yang modalnya terbagi atas suatu jumlah surat saham atau sero yang

lazimnya disediakan untuk orang yang hendak turut.

 Arti kata Terbatas, ditujukan pada tanggung jawab/ resiko para pesero/ pemegang

saham, yang hanya terbatas pada harga surat sero yang mereka ambil.

 PT harus didirikan dngan suatu akte notaris

 PT bertindak keluar dengan perantaraan pengurusnya, yang terdiri dari seorang atau

beberapa orang direktur yang diangkat oleh rapat pemegang saham.

 PT adalah suatu badan hukum yang mempunyai kekayaan tersendiri, terlepas dari

kekayaan pada pesero atau pengurusnya.

 Suatu PT oleh undang-undang dinyatakan dalam keadaan likwidasi jika para pemegang

saham setuju untuk tidak memperpanjang waktu pendiriannya dan dinyatakan hapus

jika PT tesebutmenderita rugi melebihi 75% dari jumlah modalnya.

5. Koperasi

Suatu bentuk kerjasama yang dapat dipakai dalam lapangan perdagangan

Diatur diluar KUHD dalam berbagai peraturan :

a. Dalam Stb 1933/ 108 yang berlaku untuk semua golongan penduduk.

b. Dalam stb 1927/91 yang berlaku khusus untuk bangsa Indonesia

c. Dalam UU no. 79 tahun 1958

 Keanggotaannya bersifat sangat pribadi, jadi tidak dapat diganti/ diambil alih oleh orang

lain.
 Berasaskan gotong royong

 Merupakan badan hukum

 Didirikan dengan suatu akte dan harus mendapat izin dari menteri Koperasi.

6. Badan-badan Usaha Milik Negara (UU no 9/ 1969)

a. Berbentuk Persero : tunduk pada KUHD (stb 1847/ 237 Jo PP No. 12/ 1969)

b. Berbentuk Perjan : tunduk pada KUHS/ BW (stb 1927/ 419)

c. Berbentuk Perum : tunduk pada UU no. 19 (Perpu tahun 1960)

BAB III

KESIMPULAN

Hukum dagang ialah aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan orang yang satu

dengan yang lainnya, khusunya dalam perniagaan. Hukum dagang adalah hukum perdata khusus.

Pada mulanya kaidah hukum yang kita kenal sebagi hukum dagang saat ini mulai muncul dikalangan

kaum pedagang sekitar abad ke-17. Kaidah-kaidah hukum tersebut sebenarnya merupakan

kebiasaan diantara mereka yang muncul dalam pergaulan di bidang perdagangan. Ada beberapa hal

yang diatur dalam KUH Perdata diatur juga dalam KUHD. Jika demikian adanya, ketenutan-ketentuan

dalam KUHD itulah yang akan berlaku. KUH Perdata merupakan lex generalis(hukum umum),

sedangkan KUHD merupakan lex specialis (hukum khusus). Dalam hubungannya dengan hal tersebut

berlaku adagium lex specialis derogat lex generalis (hukum khusus menghapus hukum umum).

Hukum dagang ialah hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang turut melakukan

perdagangan untuk memperoleh keuntungan . atau hukum yang mengatur hubungan hukum antara

manusia dan badan-badan hukum satu sama lainnya dalam lapangan perdagangan . Sistem hukum

dagang menurut arti luas dibagi 2 : tertulis dan tidak tertulis tentang aturan perdagangan.
Hukum Dagang Indonesia terutama bersumber pada :

1) Hukum tertulis yang dikofifikasikan :

a. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) atau Wetboek van Koophandel Indonesia

(W.v.K)

b. Kitab Undang-Undang Hukum Sipil (KUHS) atau Burgerlijk Wetboek Indonesia (BW)

2) Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan, yaitu peraturan perundangan khusus yang mengatur

tentang hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan (C.S.T. Kansil, 1985 : 7).

Sifat hukum dagang yang merupakan perjanjian yang mengikat pihak-pihak yang

mengadakan perjanjian.

Pada awalnya hukum dagang berinduk pada hukum perdata. Namun, seirinbg berjalannya

waktu hukum dagang mengkodifikasi(mengumpulkan) aturan-aturan hukumnya sehingga terciptalah

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ( KUHD ) yang sekarang telah berdiri sendiri atau terpisah dari

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ( KUHPer ).

Antara KUHperdata dengan KUHdagang mempunyai hubungan yang erat. Hal ini dapat

dilihat dari isi Pasal 1KUhdagang, yang isinya sebagai berikut:

Adagium mengenai hubungan tersebut adalah special derogate legi generali artinya hukum

yang khusus: KUHDagang mengesampingkan hukum yang umum: KUHperdata.

Prof. Subekti berpendapat bahwa terdapatnya KUHD disamping KUHS sekarang ini dianggap

tidak pada tempatnya. Hali ini dikarenakan hukum dagang relative sama dengan hukum perdata.

Selain itu “dagang” bukanlah suatu pengertian dalam hukum melainkan suatu pengertian

perekonomian. Pembagian hukum sipil ke dalam KUHD hanyalah berdasarkan sejarah saja, yaitu

karena dalam hukum romawi belum terkenal peraturan-peraturan seperti yang sekarang termuat

dalah KUHD, sebab perdagangan antar Negara baru berkembang dalam abad pertengahan.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1989.

Periksa: Ridwan Khairandy dkk, S.H., M.H., Pengantar Hukum Dagang Indonesia, Yogyakarta: Gama
Media, 1999.

Undang-undang nomor 14 tahun 2001 tentang Paten

Undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta

Undang-undang nomor 15 tahun 2001 tentang Merek

http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha_Milik_Negara

http://berkoperasi.blogspot.com/

http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-perseroan-terbatas-untuk-mahasiswa-
unhi/

http://organisasi.org/bentuk_jenis_macam_badan_usaha_organisasi_bisnis_perusahaan_pengertian
_dan_definisi_ilmu_sosial_ekonomi_pembangunan

http://www.semarang.go.id/cms/pemerintahan/dinas/disnakertrans/distran/HAK%20DAN
%20KEWAJIBAN%20PENGUSAHA.htm

http://students.sunan-ampel.ac.id/pangeraninsomnia/2010/12/02/pengusaha-dan-pembantu/

http://wanda-08.blogspot.com/2011/02/bberlakunya-hukum-dagang.html

http://yasmineszone.blogspot.com/2011/02/hubungan-hukum-perdata-dengan-hukum.html

http://www.pendekarhukum.com/home/3-hukum-dagang/7-pengertia-hukum-dagang.html

Anda mungkin juga menyukai