Disusun Oleh :
Puji dan syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunia nya
kepda penulis serta dengan izinnyalah makalah ini dapat disusun dan diselesaikan. Shalawat dan
salam buat junjungan alam nabi Muhammad saw yang telah memberikan penerangan dari yang
gelap menjadi bercahaya dan seorang tokoh revolusioner yang patut di teladani manusia.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas HUKUM DAGANG yang diberikan
oleh dosen pengajar.
Selanjutnya ucapan terima kasih kepada seluruh komponen yang telah memberikan
sumbangan baik berupa pikiran maupun bahan bahan dalam menyelesaikan makalah ini. Serta
tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada teman teman mahasiswa yang telah memberikan
aspirasinya untuk yelesaikan makalah ini . penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan disana sini dan penulispun telah berusaha menyajikan yang terbaik, namun kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat diaharapkan.semoga makalah ini bermamfaat bagi kita
semua. Amin…
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR…………………………………….………................................. 1
DAFTAR ISI…………………………………………………….................................... 2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………….................................... 3
1.1 Latar Belakang…………………………………………................................ 3
1.2 Rumusan Masalah………………………………………................................... 3
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………................................. 4
2.1 pengertian jual beli perusahaan…………………………………………....... 4
2.2 peraturan nasional dan internasional yang berlaku bagi jual beli perusahaan.... 5
2.3 hubungan jual beli perusahaan dengen ekspor impor...................................... 6
2.4 berlakunya syarat-syarat dan kebiasaan jual beli perusahaan............................. 7
2.5 kontrak baku merupakan undang-undang bagi jual beli perusahaan.................. 8
2.6 dasar hukum dari ketentuan ketentuan kontrak baku.......................................... 9
2.7 perwasitan dalan jual beli perusahaan................................................................... 10
2.8 Sengketa dan Upaya Penyelesaiannya………………………………………11
2.9 perwasitan dalam jual beli perusahaan……………………………………..12
2.10 Cara Penyelesaian Sengketa…………………………………………………13
2.11 Urgensi ADR dan kritik Terhadap Pengadilan……………………………..14
2.12 Pengertian dan Tujuan ADR………………………………………………….15
2.13 Sumben Hukum ADR………………………………………………………….16
2.14 Macam-Macam Penyelesaian Sengketa Alternatif……………………………17
2.15 Keunggulan dan Kelemahan ADR………………………………………………18
Menurut Zeylemeker jual beli perusahaan (handelskoop) adalah perbuatan pedagang atau pengusaha
lainnya yang berdasarkan perusahaannya/ jabatannya melakukan perjanjian jual beli. Dengan demikian
jual beli perusahaan tersebut merupakan jual beli yang memiliki sifat-sifat khusus.
Kekhususan Jual Beli Perusahaan, yaitu:
a) Perbuatan perusahaan
Jual beli perusahaan merupakan perbuatan perusahaan. Menurut Polak perbuatantersebut
direncanakan terlebih dahulu tentang untung ruginya dan segalasesuatunya dicatat dalam
pembukuan. Jadi jual beli ini bukan untuk kepentingansendiri sebagai konsumen tetapi untuk
kepentingan perusahaan atau jabatannyadalam perusahaan
b) Para pihak
salah satu / keduanya adalah pengusaha yaitu orang atau badan hukum yangmenjalankan perusahaan yang
mungkin saja bertempat tinggal tidak dalam satunegara
c) Barang-barang yang diperjualbelikan
Biasanya barang-barang dagangan tidak dipakai/dikonsumsi sendiri, tetapi untuk dijual kepada
orang lain atau dipergunakan untuk kepentingan perusahaan.
d) Pengangkutan
Biasanya barang-barang yang diperjualbelikan tidak sedikit, oleh karena itudiperlukan pengangkutan
yang khusus pada waktu penyerahan baik melaluipengangkutan darat. laut, dan udara. (70% biasanya
melalui laut)
2.2 peraturan nasional dan internasional yang berlaku bagi jual beli
perusahaan
Ketentuan- ketentuan dalam bab v, buku III, KUHPER digunakan untuku jual beli
perusahaan, selain banyak unsur yang berbeda antara jual beli perdata dan jual beli perusahaan,
juga karena mengandung unsur internasional. Tidak adanya peraturan nasional yang
lengkap,bukan hanya terjadi di indonesia, tetapi juga terjadi di belanda atau di negara lain.
Menurut dorhout mees, telah ada beberapa peraturan internasional tentang jual beli perusahaan,
dengan maksud untuk menciptakan kesatuan hukum internasional bagi jual beli perusahaan,
yaitu:
a) Warsaw-oxford rules 1928-1932, mengenai syarat-syarat jual beli perusahaan, uang
ditinjau kembali pada tahun 1953
b) Inco-terms, mengenai syarat-syarat jual beli perusahaan yang paling banyak
dipergunakan, yang di tinjau kembali pada tahun 1962 dan 1947
c) “uniform costoms and praktice for documentary credits” (disingat: :uniform
costoms”)yang ditinjau kembali pada tahun 1962 dan 1974
Peraturan huruf b dan c dibuat atas usaha kamar dagang internasional (“International chamber of
commerce” disingkat ICC). Selanjutnya dorhout mess menyebutkan adanya perjanjian L.U.V.I.
tahun 1964(loi uniform sur ia vante international des mobillers corporel).
Pada bulan april 1964 di gravenhage (negeri Belanda) diadakan konversensi internasional yang
dihadiri oleh 28 negara. Ada 4 negara dan 6 organisasi internasional mengirimkan peninjauan.
Konferensi tersebut menghasilkan dua perjanjian, yaitu”
1) Mengenai jual beli i nternasional benda bergerak
2) Mengenai terjadinya perjanjian jual belio semacam itu.
Masing-masing dari dua buah perjanian itu dibuat kesatuan undang-undang. Undang-undang
yang terpenting adalah mengenai materi pertama, yang judul resminya adalah “ loi uniforme sur
la vente internationale des objets mobiller corporels”, disingakat LUVI. Undang-undang ini
khusus mengenai jual beli benda bergerak yang bersifat internasional. Untuk itu, para pihak
harus bertempat tinggal dinegara yng berlainan dan memenuhi salah satu syarat seperti yang
dibawah ini:
1. Jual beli harus mempergunakan pengangkutan internasional untuk mengirim
barangnya.
2. Penawaran dan penerimaan harus terjadi dinegara- negara barlainan. Dan
3. Penawaran harus dilakukan di negara lain dari tempat dimana penawaran dan
pemerintahn terjadi.
2.8 Sengketa dan Upaya Penyelesaiannya
Dalam pergaulan bermasyarakat, tempat kita hidup di tengah-tengah orang yang berbeda
tabiat dan kepentingan, kita pasti akan sering berhadapan dengan perselisihan. Perselisihan itu
bisa disebabkan oleh hal yang sepele dan tidak mempunyai akibat hukum apa pun, seperti
perbedaan pendapat antara suami-istri, tentang penentuan waktu keberangkatan ke luar kota, atau
bisa pula merupakan persoalan serius dan mempunyai akibat hukum, misalnya tentang batas
tanah dengan tetangga atau perselisihan atas perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.
Pada hakikatnya, konflik atau sengketa muncul karena adanya masalah. Masalah sendiri
terjadi karena adanya kesenjangan antara das sollen dan das sein, atau karena adanya perbedaan
antara hal yang diinginkan dengan hal yang terjadi. Semakin jauh perbedaan antara kenyataan
dan harapan yang terjadi, maka akan semakin besar permasalahannya. Sebaliknya semakin dekat
jarak kesenjangan antara keinginan dan yang terjadi maka semakin kecil pula masalah yang
terjadi. Apabila antara das sollen dengan das sein sudah seimbang, maka dengan sendirinya
masalah akan hilang.
Pada dasarnya konflik yang terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu konflik vertikal dan konflik horizontal. Konflik vertikal adalah konflik antara
antara elit dengan masyarakat. Yang dimaksud elit disini bisa penjabat, para pengambil
kebijakan, kelompok bisnis, polisi, militer, dan sebagainya. Konflik horizontal adalah konflik
antaraagama, suku, golongan, konflik harga diri, harta benda, konflik bisnis, dan lain-lain.