BISNIS
Oleh Kelompok : 3
NAMA NPM
Ilham 20.15.0218
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang,Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, daninayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai ” ASPEK HUKUM PERJANJIAN BISNIS ”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dariberbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk it
u kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baikdari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah mengenai “ASPEK HUKUM
PERJANJIAN BISNIS ” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN.................................................................................................... 3
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kontrak ataau perjanjian harus memenuhi syarat sahnya
perjanjian,yaitu kata sepakat, kecakapan, hal tertentu dan suatu sebab yang
halal, sebagai mana ditentukan dalam pasal 1320 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata. Dengan dipenuhinya 4 syarat sahnya perjanjian tersebut,
maka suatu perjanian menjadi sahdan mengikat secara hukum bagi para
pihak yang membuatnya.
Permasalahan hukum akan timbul jika sebelum perjanjian tersebut
sah danmengikat pada pihak,yaitu dalam proses perundingan atau
preliminiary negotiation, salah satu pihak telah melakukan perbuatan
hukum seperti meminjamkan uang,membeli tanah, padahal belum tercapai
kesepakatan final antara mereka mengenai kontrak bisnis yang
dirundingkan. Hal ni dapat terjadi karena salah satu pihak begitu percaya
dan menaruh pengharapan terhadap janji-janji yang diberikan oleh rekan
bisnisnya. Jika pada akhirnya perundingan mengalami jalan buntuh
dantidk tercapai kesepakatan,misalnya tidak tercapai kesepakatan
mengenai fees royalities atau jangka waktu lisensi, maka tidak dapat
dituntut ganti rugi atassegala biaya, investasi yang telah dikeluarkan
kepada rekan bisnisnya. Karena menurut teori kontrak yang klasik,belum
terjadi kontrak, mengingat besarnya fees,royalities dan jangka waktu
perjanjian merupakan hal yang essential dalam suatu perjanjian lisensi dan
franchising
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing) ?
2. Apa itu Pinjam Sewa-Beli?
3. Apa itu Pinjam-Meminjam Dana ?
4. Apa Saja Perjanjian Franchise ?
5. Apa itu Memorandum Of Understanding (MuO)
C. Tujuan Penelitian
1. Agar Dapat Mengetahui dan Memahami Sewa Guna Usaha (Leasing)
2. Agar Dapat Mengetahui Pinjam Sewa-Beli
3. Agar Dapat Mengetahui Pinjam-Meminjam Dana
4. Agar Dapat Mengetahui Memorandum Of Understanding (MuO)
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pinjam Sewa-Beli
Setiap perjanjian yang sah dibuat oleh para pihak mengikat sebagai
undang-undang bagi para pihak yang membuatnya, sehingga para pihak
yang membuat perjanjian tersebut harus melaksanakan isi perjanjian
dengan penuh itikad baik agar tidak menimbulkan kerugian bagi salah satu
pihak. Salah satu pihak yang lalai melakukan prestasi sesuai dengan isi
perjanjian dikatakan telah melakukan wanprestasi. Wanprestasi itu sendiri
merupakan cidera janji, dimana cidera janji itu sendiri secara absolut tidak
dapat dilaksanakan dan ada kemungkinan untuk dilaksanakan.
Dalam menentukan salah satu pihak telah melaksanakan
wanprestasi atau tidak maka pihak yang merasa rugi atas kelalaian tersebut
harus terlebih dahulu memberikan somasi atau teguran/peringatan kepada
pihak yang lalai agar pihak tersebut segera melakukan kewajibannya
secara baik dan benar. Tetapi apabila pihak yang ditegur tersebut tidak
memperhatikan teguran atau somasi yang diberikan maka ia dapat
dikatakan telah wanprestasi sehingga kepadanya dapat dimintakan atau
dituntut ganti rugi, sebagaimana yang telah diatur oleh pasal 1243 KUH
Perdata menentukan bahwa pergantian biaya rugi dan harga karena tidak
dipenuhinya suatu perikatan barulah dimulai diwajibkan apabila si
berhutang dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetapi melalaikannya
atau jika suatu yang diberikan dalam tenggang waktu yang
dilampaukannya. Berkaitan dengan wanprestasi, maka yang perlu kita
ketahui adalah bentuk-bentuk wanprestasi, yaitu :
a. tidak dilakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya
b. melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagai mana
janjinya
c. melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat
d. melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukannya.
1. membayar kerugian
2. pembatalan perjanjian
3. peralihan resiko
4. membayar biaya perkara
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU)
Pertama
Pihak Kedua
Pada hari Rabu tanggal 19 Januari 2022, kedua belah pihak setuju untuk
berikut:
telah dibuat.
Demikian MoU ini dibuat dan disepakati oleh kedua belah pihak.
PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
Ananta Karsana
Bayu Kanila
————