Puji syukur kehadirat Allah SWT. Sang maha pengasih lagi maha penyayang yang
hingga kini masih memberi kita kesehatan lahir batin hingga kita masih mendapat ilmu yang
banyak demi masa depan kami. Ucapan terimakasih kita santunkan kepada bapak Drs.Kholid
Zulfa dosen pengampuh mata kuliah Fiqh Muamalat II yang telah memberikan kami tugas
mengenai Syarikat Tijariyah ini, yang mana memberikan kami pengetahuan baru dan
pengertian tentang masalah yang ada pada kondisi sekarang dengan keberagaman yang
terjadi diantara umat muslim didunia ini mengenai perserikatan tijariyah ini.
Tak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang tak bisa kami
sebutkan satu per satu yang telah mendukung kami dalam penyelesaian makalah ini. Semoga
makalah ini bisa menjadi rujukan pada problema mengenai perserikatan perdagangan yang
ada dan juga bermanfaat untuk semua dengan makalah yang telah kami buat ini.
Kami mohon maaf jika ada salah dalam isi makalah mengenai istilah yang ada serta
penyebutan istilah yang salah, karena sesungguhnya kesempurnaan adanya pada pencipta
kami masih butuh saran dan kritikan dan masukan untuk kesempurnaan makalah kami.
1
DAFTAR ISI
a. Kesimpulan ........................................................................................... 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek, dimana ada
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu masalah tertentu dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana (atau kompensi) dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Dalam syarikah tijariyah ini kita akan mengetahui bagaimana perserikatan
perdagangan yang terjadi di masyarakat,karena dalam perserikatan banyak sekali hal
yang harus diperbincangkan lebih dalam lagi agar kita mengetahui dengan benar
bagaimana syarikat bisa terjadi diantara pedagang yang memulai pekerjaannya.
Syarikat ini telah diadakan sejak zaman dahulu rasulullah SAW mengajarkan kita
agar kita melakukan perdagangan dengan baik dan benar tanpa adanya kecurangan
yang terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Syarikat Tijariyyah?
2. Apa dasar-dasar hukum syarikat tijariyyah?
3. Apa macam-macam Syarikat Tijariyyah?
4. Bagaimana berakhirnya Syarikat Tijariyah?
C. Tujuan
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai
masalah syarikat tijariyah yang ada di masyarakat agar kita bisa menggunakan
kerjasama antar kita dengan baik dan benar dan sesuai dengan ajaran yang telah di
ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun menurut istilah ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh ulama :
Jika diperhatikan dari tiga definisi diatas sesungguhnya perbedaan hanya bersifat
redaksional, namun secara esensial prinsipnya sama yaitu bentuk kerjasama antara dua orang
atau lebih dalam sebuah usaha dan konsekuensi keuntungan dan kerugiaanya ditanggung
secara bersama.1
Secara bahasa Tijariyyah berarti Perdagangan atau menukar sesuatu dengan sesuatu
yang lain.2 Sehingga dapat disimpulkan bahwa menurut Idris Ahmad, As-Syarikat Tijariyyah
adalah dua orang atau lebih sama-sama berjanji akan bekerja sama dalam dagang, dengan
menyerahkan modal masing-masing dimana keuntungan dan kerugiannya diperhitungkan
1
H.Abdul rahman Ghazaly, H.Ghufron Ihsan, Saipudin Shidiq, Fiqh Muamalat,(Kencana:Jakarta,2010),hlm 127.
2
Ibid.
4
menurut besar kecilnya modal masing-masing.3 Secara singkat dapat dirtikan As-syarikat
Tijariyyah adalah kerjasama dalam perdagangan.
B. Dasar-Dasar As-Syarikat Tijariyyah
b. Kitab undang-undang Hukum sipil (KUHS) atau Burgerlijk Wetbook Indonesia (BW),
hukum sipil yang berlaku pada tanggal 1 mei 1948, KUHS yang berdiri di Indonesia
berasal dari KUHS Netherland dan dikodifikasikan pada 5 juli 1830. Bagian-bagian
KUHS yang mengatur tentang Hukum dagang ialah sebagian terbesar dari kitab III
KUHS ialah mengenai perikatan-perikatan yang umumnya yang dilahirkan dari
persetujuan dan undang-undang seperti:
- Perjanjian
3
Sohari Sahrani, Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor:Gholia Indonesia,2011), hlm 178.
5
- Hukum kebiasaan
- Yurisprudensi
- Doktrin hukum
Hukum dagang selain diatur dalam KUHD dan KUHS juga terdapat dalam
berbagai peraturan-peraturan khusus (yang belum dikodifikasikan) seperti misalnya :
Di dalam hukum islam sendiri dijelaskan bahwa dalam setiap transaksi ada
beberapa prinsip dasar (asas-asas) yang diterapkan syara’ yaitu:
1. Setiap transaksi pada dasarnya meningkat orang (pihak) yang memerlukan transaksi itu
menyimpang dari hukum syara’, misalnya memperdagangkan barang haram (Q.S. Al-
Maidah, 5:1)5
2. Syarat-syarat transaksi dirancang dan dilaksanakan secara bebas tetapi penuh tanggung
jawab, tidak menyimpang dari hukum syara’ dan adab sopan santun.
3. Islam mewajibkan agar setiap transaksi dilandasi dengan niat yang baik dan ikhlas
karena Allah SWT, sehingga terhindar dari segala bentuk penipuan,dst. Hadist Nabi SAW
menyebutkan “Nabi Muhammad SAW melarang jual-beli yang mengandung unsure
penipuan.” 6(H.R Muslim)
4. Adat kebiasaan atau ‘urf yang tidak menyimpang dari syara’ , boleh digunakan untuk
menentukan batasan atau criteria dalam transaksi. Misalnya, dalam akad sewa menyewa
rumah.
5. Untuk jual beli sebagai sarana tolong menolong yaitu ada dalam al-Qur’an Surah Al-
baqarah,2:198 dan 275, An-nisa’ 4:29.
4
Kansil CST, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia,Sinar Grafika, 1994 hlm 7-11
5
Q.S Al-maidah 5:1
6
H.R Muslim
6
C. Macam-Macam As-Syarikat Tijariyyah
1. Syirkah asykhash
Yaitu hubungan personal perserikatan yang didasarkan pada pemberian referensi pribadi
atau lisensi diantara anggota syirkah dan saling memberikan kepercayaan diantara
mereka.syirkah seperti ini terjadi antara dua orang atau lebih yang terikat oleh ikatan
persahabatan.syirkah ini biasanyauntuk menangani proyek-proyek kecil dan menengah.
A. Syirkah tadhamun
yaitu perseroan yang dilaksanakan oleh dua orang atau lebih yang bergerak dalam bidang
bisnis komersial melalui badan perseroan dengan nama khusus.
yang dilaksanakan oleh dua pihak yang masing-masing pihak teridiri dari beberapa anggota.
satu pihak menanggung tanggung jawab kepada lainnya dalam hal perseroan. pihak yang lain
memberikan rekomendasi dan sebagai penanaman saham pasif yang hanya berkewajiban
memberikan modal saja.
C. syirkah muhashah
yaitu perseroan yang dilaksanakan mitra yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipilah-pilahkan.
2. syirkah amwal
A. penanaman saham
B. rekomendasi saham
C. perseroan tanggung jawab terbatas
3. Syirkah ammah
7
Yaitu perserikatan yang didanai dengan modal umum dan modal khusus untuk
memelihara kepentingan umum dan pribadi. Boleh juga suatu negara atau yayasan
umum memiliki semua sahamnya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan berakhirnya akad syirkah secara umum dan
secara khusus. Adapun hal-hal yang menyebabkan berakhirnya akad as-syirkah at-tijariyah
secara umum adalah sama dengan berakhirnya akad pada umumnya.
Suatu akad berakhir atau batal apabila rukun-rukun dan syarat-syarat terbentuknya
akad tidak terpenuhi yaitu:
1. Tamyiz
2. Berbilang pihak (lebih dari satu pihak)
3. Persesuain ijab dan qobul
4. Kesatuan majlis akad
5. Dapat diseahkan
6. Tertentu atau dapat ditentukan
7. Dapat diperdagangkan
8. Tidak bertentangan dengan syara’7
Selain rukun dan syarat pembentuk akad, yang menjadi pertimbangan berakhir atau
batalnya akad adalah adanya unsur gharar, kerugian yang menyertai penyerahan, bebas dari
syarat-syarat fasid, dan bebas dari riba.
7
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah: Studi Tentang Teori Akad Dalam Fikih Muamalat. (Jakarta;
Rajawali, 2007) hlm. 242-243
8
Jika dilihat dari bentuk perserikatan secara khusus, ada beberapa hal berakhirnya
akad, yaitu sebagai berikut:
a. Pada syirkah anwal, akad dinyatakan batal bila semua atau sebagian modal
perserikatan hilang, karena obyek perserikatan ini adalah harta.
b. Pada syirkah mufawadhah, perserikatan dinyatakan batal bila modal masing –masing
pihak tidak sama kuantitasnya, karena mufawadhah berarti persamaan, baik dalam
modal, kerja, maupun keuntungan yang dibagi.8
8
Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Di Indonesia. (Jakarta; Prenada Media,2006) hlm. 117
9
C.S.T. kansil, Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia. (jakarta; sinar grafika, 2006) hlm. 146
10
UU. No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Idris Ahmad, As-Syarikat Tijariyyah adalah dua orang atau lebih sama-sama
berjanji akan bekerja sama dalam dagang, dengan menyerahkan modal masing-masing
dimana keuntungan dan kerugiannya diperhitungkan menurut besar kecilnya modal masing-
masing. Yang biasa disebut kerjasama dalam perdagangan. Di Indonesia hukum perdagangan
bersumber dari hukum yang dikodifikasi dan hukum yang tidak dikodifikasi. Banyaknya
pelaku dagang menimbulkan jenis perdagangan yang bermacam-macam dan semua jenis
perdagangan pasti akan berakhir dengan caranya masing-masing dikarenakan oleh beberapa
sebab. Oleh karena itu tidak ada suatu kerjasama yang kekal atau tidak akan berakhir seiring
dengan perkembangan kehidupan.
10
DAFTAR PUSTAKA
H.R Muslim
Ibid
11