Dosen: Ubaidilah,MHI
Kelompok 8
Wulandari (2283130070)
FAKULTAS SYARIAH
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada panutan, junjungan,
dan sekaligus pemimpin dari para pimpinan para nabi yaitu nabi kita Muhammad
SAW. Kepada para sahabatnya dan umat umatnya. Tidak lupa pula, kami ucapkan
terimakasih yang sebanyak banyaknya kepada dosen kami bapak Ubaidilah,MHI
selaku dosen mata kuliah Fiqih Muamalah
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan, yang sangat kami nantikan dan kami harapkan adalah saran dan kritik
dari para pembaca, agar bisa membuat kami lebih teliti dalam pembuatan makalah
di kemudian saat nanti.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran .......................................................................................
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dasar ekonomi Islam adalah sesungguhnya mengacu kepada
pelarangan dalam hal riba dan anjuran untuk berjual beli. Kedua istilah
tersebut secara jelas dan tegas disebutkan dalam Al-Qur‟an dan Hadits
Nabi Muhamad SAW. Di samping kedua istilah tersebut Al-Qur‟an juga
banyak menyebutkan tuntutan-tuntutan lain seperti larangan berbuat garar,
zalim, batil, penimbunan, maisir, egois dan nilai-nilai lainnya yang tidak
ditujukan dalam kegiatan ekonomi. Disadari ataupun tidak sesungguhnya
dalam Al-Qur‟an memahami bahwa kehidupan duniawi manusia
senantiasa berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman.
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syirkah
Para ahli fiqih Mendefinisikan syirkah adalah akad antara dua orang yang
berserikat dalam Modal dan keuntungan. Secara bahasa (lughatan), kerja sama (al-
syirkah) adalah Al-ikhtilath percampuran antara sesuatu dengan lain sehingga
sulit dibedakan.Menurut istilah, kerja sama (syirkah) adalah keikutsertaan dua
orang atau lebih Dalam suatu usaha tertentu dengan sejumlah modal yang sudah
ditetapkan berdasarkan Perjanjian untuk bersama-sama menjalankan suatu usaha
dan pembagian Keuntungan atau kerugian dalam bagian yang ditentukan.
1. Rukun Syirkah
1 Andri Soemitra, Hukum Ekonomi Syariah dan fiqh muamalah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019). h.97
jujur, artinya semua pekerjaan harus berasas pada kemaslahatan dan
keuntungan terhadap syirkah.
2. Syarat Syirkah
Dasar-dasar dari hukum syirkah berupa Al-Qur’an dan hadist. Contoh dari
dasar hukum syirkah pada Al-Qur’an Q.S. Shaad : 24
“Daud berkata: “sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta
kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim
kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang Saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini”. Dan Daud mengetahui bahwa
kami mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur
sujud dan bertaubat.22 (Q.S. Shaad : 24).
Tafsir surat Shaad ayat 24, (Daud berkata, “Sesungguhnya dia telah
berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu) dengan maksud untuk
menggabungkannya (untuk ditambahkan kepada kambingnya. Sesungguhnya
kebanyakan dari orang yang Berserikat itu) yakni orang-orang yang terlibat dalam
satu perserikatan (sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain,
kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, dan amat
sedikitlah mereka ini). Lalu kedua malaikat itu naik ke langit dalam keadaan
berubah menjadi wujud aslinya seraya berkata, “lelaki ini telah memutuskan
Perkara terhadap dirinya sendiri.” Sehingga sadarlah Nabi Daud atas
kekeliruannya itu. Dan Daud yakin yakni merasa yakin (bahwa kami mengujinya)
kami menimpakan ujian kepadanya, berupa cobaan dalam bentuk cinta kepada
perempuan itu (maka ia meminta ampun kepada rabbnya lalu menyungkur rukuk)
maksudnya bersujud dan bertobat.2
Contoh dasar hukum syirkah pada hadits. Adapun dalil dalam sunnah yaitu
hadits dari Abu Hurairah yang berbunyi:
“ Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Allah berfirman
(dalam hadis Qudsi), aku menjadi yang ketiga memberkahi dari dua orang yang
melakukan kerja sama, selama salah satu dari mereka tidak berkhianat kepada
mitranya itu. Jika ada yang berkhianat, aku keluar dari kerja sama itu.” (HR.
AbuDawud dan dinilai Sahih oleh Hakim).
Hadits ini menerangkan bahwa jika ada dua orang bekerja sama dalam
satu usaha, maka Allah ikut menemani dan memberikan berakahnya, selama tidak
ada teman yang mengkhianatinya. Koperasi akan jatuh nilainya jika terjadi
penyelewengan oleh pengurusnya. Inilah yang diperingatkan oleh Allah SWT,
bahwa dalam berkoperasi masih banyak jalan dan cara yang memungkinkan untuk
berkhianat terhadap sesama anggotanya. Itulah koperasi yang dijauhi atau
diangkat berkahnya oleh Allah SWT, maka kejujuran harus diterapkan.
2 Sohari Sahrani, Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011, hlm. 179
d. Macam-macam Syirkah
Secara garis besar, Zuhaili menyatakan Syirkah dapat dibagi menjadi dua
jenis, yakni syirkah kepemilikan syirkah al-amlak dan syirkah al-aqd. Syirkah
kepemilikkan tercipta karena warisan, wasiat atau kondisi yang lain dapat
mengakibatkan kepemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam syirkah ini
kepemilikan dua orang atau lebih dapat terbagi dalam dua aset nyata dan berbagi
dari keuntungan yang dihasilkan dari aset tersebut3.
Syirkah akad tercipta karena kesepakatan dua orang atau lebih yang
menyetujui bahwa tiap-tiap orang dari mereka memberikan kontribusi dari modal
syirkah, mereka pun sepakat berbagi keuntungan dan kerugian. Syirkah akad
terbagi menjadi syirkah al-inan, al-mufawadhah, al-amal, syirkah wujuh dan
syirkah mudharabah. Para ulama berbeda pendapat tentang almudharabah, ada
yang menilai masuk dalam kategori almusyarokah dan ada yang menilai berdiri
sendiri.
a. Syirkah Amlak
3Siti Mujaitun, “Jual Beli Dalam Prespektif Islam: Salam Dan Istana”, Jurnal Riset Akutansi Dan Bisnis,
Sumatera Utara: Universitas Muhammadiyah, Vol 13 no.2/September hlm.205
disebabkan/ diperoleh Karena pewarisan. Perkongsian ini ada dua macam yaitu
perkongsian sukarela dan perkongsian paksaan.
Hukum dari kedua jenis perkongsian ini adalah salah seorang yang
bersekutu seolah-olah sebagai orang lain di hadapan yang
bersekutu lainya. Oleh karna itu, salah seorang di antara mereka
tidak boleh mengolah harta perkongsian tersebut tanpa izin dari
teman sekutunya, karna keduanya tidak mempunyai wewenang
untuk menentukan bagian masing-masing.
b. Syirkah Uqud
Syirkah uqud ini ada atau terbentuk disebabkan oleh para pihak memang
sengaja melakukan perjanjian untuk bekerja sama atau bergabung dalam suatu
kepentingan harta dalam bentuk penyertaan modal dan didirikannya serikat
tersebut bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari dalam bentuk harta benda.
Syirkah al uqud ini diklasifikasikan kedalam bentuk syirkah: al-inan, al-
mufawadah, al-amaal, al-wujuh, dan al-mudharabah. Para ulama berbeda
pendapat tentang almudharabah, ada yang menilai masuk dalam kategori
almusyarokah dan ada yang menilai berdiri sendiri. Penjelasan masing-masing
jenis tersebut adalah sebagai berikut
Menurut ulama‟ Hanabilah, yang sah hanya terdapat empat macam, yaitu:
syirkah inan, syirkah abdan, syirkah mudharabah, dan syirkah wujuh. Mazhab
Hanafi Membolehkan semua jenis syirkah di atas, apabila syaratsyarat terpenuhi.
Mazhab Maliki membolehkan semua Jenis syirkah, kecuali syirkah wujuh. Asy
Syafi‟i membatalkan semua, kecuali syirkah inan dan syirkah Mudharabah.Ada
yang menjadi fokus perhatian dalam pembahasan ini adalah serikat yang timbul
atau lahir disebabkan karena adanya perjanjian-perjanjian atau syirkah Uqud.
Kalau diperhatikan pendapat para ahli hukum Islam, serikat yang dibentuk
berdasar kepada perjanjian ini dapat diklasifikasikan kepada:
1) Syirkah „Inan
Adapun yang dimaksud dengan sirkah ‘Inan ini adalah serikat harta
yang mana bentuknya adalah berupa: “Akad” perjanjian dari dua
orang atau lebih berserikat harta yang ditentukan oleh keduanya
para pihak dengan maksud mendapat keuntungan tambahan, dan
keuntungan itu untuk mereka yang berserikat. Serikat inan ini pada
dasarnya adalah serikat dalam bentuk penyertaan modal kerja atau
usaha, dan tidak disyaratkan agar para anggota serikat atau persero
harus menyetor modal yang sama besar, dan tentunya demikian
halnya dalam masalah wewenang pengurusan dan keuntungan
yang diperoleh.
2) Syirkah Mufawadhah
Syirkah mufawadhah ini dapat diartikan sebagai serikat untuk
melakukan suatu negosiasi, dalam hal ini tentunya untuk
melakukan sesuatu pekerjaan atau urusan, yang dalam istilah
sehari-hari sering digunakan istilah partner kerja atau grup. Dalam
serikat ini pada dasarnya bukan dalam bentuk permodalan, tetapi
lebih ditekankan kepada keahlian. Menurut para ahli hukum Islam
serikat ini mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a) Modal masing-masing sama
b) Mempunyai wewenang bertindak yang sama
c) Mempunyai agama yang sama
d) Bahwa masing-masing menjadi penjamin, dan tidak dibenarkan
salah satu diantaranya memiliki wewenang yang lebih dari yang
lain.
3) Syirkah Wujuh
Syirkah wujuh ini berbeda dengan serikat sebagaimana telah
dikemukakakan di atas. Adapun yang menjadi letak perbedaannya,
bahwa dalam serikat ini yang dihimpun bukan modal dalam bentuk
uang atau skil, akan tetapi dalam bentuk tanggung jawab, dan tidak
sama sekali (keahlian pekerjaan) atau modal uang.
4) Syirkah Abdan
Syirkah abdan adalah bentuk kerja sama untuk melakukan sesuatu
yang bersifat karya. Dengan mereka melakukan karya tersebut
mereka mendapat upah dan mereka membaginya sesuai dengan
kesepakan yang mereka lakukan, dengan demikian dapat juga
dikatakan sebagai serikat untuk melakukan pemborongan.
Misalnya tukang kayu, tukang batu, tukang besi berserikat untuk
melakukan pekerjaan membangun sebuah gedung.
5) Syirkah Mudharabah
Syirkah mudharabah adalah kerja sama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (sohibul maal) sebagai Penyedia modal,
sedangkan pihak yang lainya menjadi pengelola (mudharib).
Kontrak kerja sama modal dan seorang pekerja untuk mengelola
uang dari pemilik modal dalam perdagangan tertentu
keuntungannya dibagi sesuai kesepakatan bersama sedangkan
kerugian yang diderita menjadi tanggungan pemilik modal.
Menurut jumhur Ulama (Hanafiah, Malikiyah, Syafiiyah
Zahiruiyah, dan Syiah Imamiyah) tidak memasukkan transaksi
mudharabah sebagai salah satu bentuk perserikatan, karna
mudharabah menurut mereka merupakan akad tersendiri dalam
bentuk kerja sama yang lain yang tidak dinamakan dengan
perserikatan.
Dalam setiap kerja sama antara dua orang atau lebih pasti mempunyai
suatu tujuan yang memungkinkan akan mudah dicapai apabila dilaksanakan
bersama. Demikian juga dengan syirkah, bahwa tujuan syirkah adalah untuk
mencapai serta memperoleh laba atau keuntungan yang akan dibagi bersama
dengan kesepakatan yang dibuat oleh para anggota syirkah pada saat mengadakan
perjanjian langsung.4
4Faturahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian Dalam Transaksi di Lembaga Keuangan Syariah, Sinar
Grafika, cetakan kedua, Jakarta, 2013, hlm 101
dari jumlah keuntungan, dan yang kedua mendapat1/3 nya. Begitu juga kerugian,
mesti menurut perbandingan modal masing-masing. Akan tetapi, sebagian ulama
berpendapat tidak mesti sama menurut perbandingan modal, boleh berlebih-
berkurang menurut Perjanjian antara keduanya waktu mendirikan perusahaan
(perserikatan).
d.Gila.
e.Modal para anggota syirkah lenyap sebelum dibelanjakan atas nama syirkah.
Apabila harta syirkah seluruhnya atau harta salah seorang rusak sebelum
dibelanjakan, perkongsian batal. Hal ini terjadi pada syirkah amwal. Alasannya
yang menjadi barang transaksi adalah harta, maka kalau rusak akad menjadi batal
sebagaimana terjadi pada transaksi jual beli.5
Apabila tidak ada kesamaan modal dalam syirkah Mufawadah pada awal
transaksi, perkongsian batal sebab hal Itu merupakan syarat transaksi mufawadah.
5 Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah, Kencana Pranademedia Group, Jakarta, 2012, hlm 226
2. Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk ber
Tasharruf (keahlian mengelola harta) , baik karna
gila ataupun alasan lainya.
3. Salah satu pihak meninggal dunia, tetapi apabila
anggota syirkah lebih dari dua orang, yang batal
hanya yang meninggal saja. Syirkah berjalan terus
Kepada anggota-anggota yang masih hidup. Apabila
ahli waris anggota yang meninggal menghendaki
Turutserta dalam syirkah tersebut, maka dilakukan
perjanjian baru sebagai ahli waris yang
bersangkutan.
4. Salah satu pihak ditaruh dibawah pengampuan, baik
Karna boros yang terjadi pada waktu perjanjian
Syirkah tengah berjalan maupun sebab yang lainya.
5. Salah satu pihak jatuh bangkrut yang berakibat tidak
berkuasa lagi atas harta yang menjadi saham
syirkah. Pendapat ini dikemukakan oleh mazhab
Maliki, Syafi‟i, dan Hambali. Hanafi berpendapat
bahwa keadaan bangkrut itu tidak membatalkan
perjanjian yang dilakukan oleh yang bersangkutan.
6. Modal para anggota syirkah lenyap sebelum
dibelanjakan atas nama syirkah. Bila modal tersebut
lenyap sebelum terjadi percampuran harta sehingga
tidak dapat dipisahkan lagi, yang menanggung
resiko adalah para pemiliknya sendiri. Apabila harta
lenyap setelah terjadi percampuran yang tidak dapat
dipisahpisahkan lagi menjadi resiko bersama.
Kerusakan
yang terjadi setelah dibelanjakan, menjadi resiko
bersama. Apabila masih ada harta sisa, syirkah
masih
bisa berlangsung dengan kekayaan yang masih ada.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Syirkah adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam bidang usaha
atau modal yang masing-masing dari harta yang melakukan syirkah tersebut
berbaur menjadi satu tanpa ada perbedaan satu dengan yang lainnya yang
keuntungan dan kerugiannya di tanggung bersama sesuai kesepakatan yang
berlaku
b. Saran
Penulisan makalah ini kami tulis dalam rangka pembelajaran dan memenuhi
tugas terstruktur yang di berikan oleh dosen, maka dari itu jika ada hal-hal yang
kurang pas, atau kurang tepat di dalam isi makalah ini, kami sangat mengharap
kritik dan saran dari para pembaca, agar bisa kami perbaiki kekurangan dan
kesalahan yang ada di makalah pengantar tata hukum indonesia ini. Karena kami
sadar masih banyak hal yang harus di perbaiki, semuanya ini untuk pembelajaran
buat kami khususnya kelompok 8 dalam pembuatan makalah, agar di kemudian
nanti, kami sudah terbiasa dan mudah dalam membuat skripsi, kritik saran ini juga
bisa membawa danpak positif bagi para meberi saran atau kritik, karena dapat
meningkatkan ke kritisan, ketelitian, dan keberanian. Oleh karena itu sekali lagi
saya mohon kritik dan saran dari pembaca. Terimakasih.
Daftar Pustaka