Anda di halaman 1dari 40

APRIL 2021

RISIKO
RiSIKO KELABU
ABU BATU BARA
RISIKO KELABU ABU BATU BARA

BERSIHKAN INDONESIA
Bersihkan Indonesia adalah gabungan organisasi
masyarakat sipil, bersatu dengan misi untuk memfasilitasi
perjuangan masyarakat dalam mewujudkan Indonesia yang
bersih, sehat, adil dan bebas dari pencemaran dan korupsi.
Bersihkan Indonesia adalah media bagi rakyat Indonesia
untuk secara aktif mendorong perubahan kebijakan energi,
ekonomi dan lingkungan.

Cari tahu lebih lanjut di: www.bersihkanindonesia.org

PENULIS
Margaretha Quina (Pengacara Lingkungan, Konsultan
Independen)
Ahmad Ashov Birry (Direktur Program, Trend Asia)
Lisa Evans (Penasihat Senior, EarthJustice)
Jessica Lawrence (Staff Ilmuwan, Earthjustice)

DISUNTING OLEH:
Sarah Burt (Deputi Pengelola Pengacara, Eathjustice)

KREDIT FOTO:
NEXUS3 Foundation, Greenpeace Indonesia, LBH Padang

DESAIN:
Kakiketjil (cetakbirudesain@gmail.com)

PENGHARGAAN:
Kami hendak menyampaikan penghargaan serta rasa
terima kasih kepada Arip Yogiawan (YLBHI), Bondan
Adriyanu (Greenpeace Indonesia), Daru Rini (Ecoton),
Dwi Sawung (WALHI Eksekutif Nasional), Fajri Fadhillah
(Indonesian Center for Environmental Law), Lutfi Mubarok
(LBH Yogyakarta), Meiki Paendong (WALHI Jawa Barat),
Merah Johansyah (JATAM), Wendra Rona Putra (LBH
Padang), Yuyun Ismawati (NEXUS3 Foundation), Zamzami
(Trend Asia) atas masukan mereka terhadap laporan ini dan
advokasi mereka yang tak kenal lelah yang menginspirasi
studi kasus yang termuat dalam laporan ini. Kami juga
menyampaikan terima kasih kepada Ardiano Budi
Rahmawan, Danny Thiemann, Flora Champenois, Jenny
Cassel, Jina Kim, Lisa Nessan, Mae Manupipatpong, Pete
Harrison dan Sophie Lloyd, atas riset dan suntingannya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai laporan ini,


silahkan hubungi:
Surel: bersihkanidn@gmail.com
Situs web: www.bersihkanindonesia.org
IG: @bersihkanindonesia
Twitter: @bersihkan_indo
FB: Bersihkan Indonesia
#BersihkanIndonesia

CARILAH SARAN HUKUM MENGENAI PERKARA SPESIFIK


Kendati kami telah berhati-hati dalam menyiapkan
publikasi ini, publikasi ini bukanlah pengganti saran hukum
untuk perkara individual. Bagi setiap pertanyaan yang
spesifik, mohon untuk mencari saran hukum.
Tumpukan abu batu bara
Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara Ombilin,
Tanggal terbit: 21 April 2021 Sawahlunto, Sumatera Barat, Indonesia, April, 2019.
Foto: Greenpeace Indonesia

2
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF & REKOMENDASI 2
1. APA ITU ABU BATU BARA? 6
2. JALUR PEMAJANAN DAN KERUGIAN YANG TERDOKUMENTASI 8
2.1. Air Tanah 8
2.2. Air Permukaan 9
2.3. Debu Larian Atau Pencemaran Udara 9
2.4. Tanah Dan Tumbuhan 9
2.5. Ikan Dan Ternak 9
3. PELAJARAN UNTUK INDONESIA: PRAKTIK TERBAIK DAN TERBURUK DARI PEMANFAATAN KEMBALI DAN
PEMBUANGAN DI SELURUH DUNIA 12
3.1. Pemanfaatan Kembali Abu Batu Bara 12
3.1.1. Praktik Terbaik: Pemanfaatan Kembali Terenkapsulasi 12
3.1.2. Bahaya: Pemanfaatan Kembali Tak Terenkapsulasi Sebagai Bahan Pembenah Tanah
(Soil Ameliator) Atau Abu Vermikompos 13
3.1.3. Bahaya: Abu Batu Bara Digunakan Sebagai Bahan Urug 13
3.1.4. Bahaya: Pengolahan Air Limbah 13
3.2. Pembuangan Abu Batu Bara 14
3.2.1. Pembuangan Yang Paling Tidak Berbahaya: Tempat Penimbusan Akhir (Landfill) Yang Kering,
Berlapis, Dan Direkayasa 14
3.2.2. Pembuangan Yang Paling Berbahaya: Penimbunan Permukaan (Surface Impoundment)
Atau Kolam 14
3.2.3. Berisiko Tinggi Untuk Membahayakan: Bahan Isian Lubang Tambang (Minefill) 14
4. PERATURAN DAN PENGELOLAAN ABU BATU BARA DI INDONESIA 16
4.1. Sejarah Deregulasi Sejak Tahun 2014 16
4.2. Penghasil Abu Batu Bara Di Indonesia 17
Boks: Uji Toksisitas Indonesia: Akurat Dan Dapat Diandalkan? 18
4.3. Tempat Penyimpanan Sementara Abu Batu Bara 18
4.4. Pengangkutan Abu Batu Bara 19
4.5. Pemanfaatan Kembali Abu Batu Bara 19
4.6. Pembuangan Akhir Abu Batu Bara 20
4.7. Kajian Indonesia Mengenai Paparan Abu Batu Bara 21
LAMPIRAN 1: STUDI KASUS 22
PLTU Cilacap: Debu Dan Pembuangan Ilegal 22
PT Indominco Mandiri: Pidana Denda Yang “Tak Berdampak” 23
PLTU Ombilin: Pemanfaatan Kembali Abu, Sebuah Solusi? 24
PLTU Panau: Klaster Kanker Masyarakat Dan Tumpukan Abu Yang Tersapu Tsunami 25
PT Pria: Hadiah Abu Batu Bara Dan Sumur Yang Terkontaminasi 26
PLTU Suralaya: Ratusan Hektar Fasilitas Pembuangan Dibutuhkan, Tapi Ada Di Manakah Mereka? 27
PT Indo Bharat Rayon: Diizinkan Untuk Membuang Namun Malah Memilih Pembuangan Ilegal 28
PT Nuryeni: Hilang Dalam Pengangkutan 28
FOOTNOTES 30
GAMBAR
Gambar 1: Warna Dan Tekstur Dari Abu Batu Bara 6
Gambar 2: Dampak-Dampak Kesehatan Manusia Dari Komponen-Komponen Beracun yang
DItemukan di Abu Batu Bara 10

1
Ringkasan Eksekutif
& Rekomendasi

A
bu batu bara adalah residu beracun yang Kekhawatiran tentang penyimpanan, pengelolaan dan
dihasilkan oleh pembakaran batu bara untuk pembuangan abu batu bara termitigasi oleh fakta bahwa
pembangkit listrik. Batu bara mengandung selama beberapa dekade, Indonesia mengatur abu batu
unsur kelumit (trace elements) yang bara sebagai limbah bahan beracun dan berbahaya
membahayakan kesehatan manusia dan satwa liar. (B3) dan mewajibkan para penghasil dan pihak ketiga
Ketika batu bara terbakar, komponen-komponen beracun pengelola untuk memperoleh izin dan mematuhi
terkonsentrasi di dalam abu.1 Sekalipun konsentrasi persyaratan dalam aturan pada setiap tahap pengelolaan
racun-racunnya relatif rendah, seiring berjalannya waktu, abu batu bara, mulai dari penyimpanan sementara di
dan dengan besarnya volume abu yang tersimpan di satu kompleks pembangkit, hingga pengangkutan, pengolahan,
tempat, racun-racun yang berbahaya pada tingkat yang dan pembuangan akhir. Pengaturan ketat abu batu
sangat rendah terlepas untuk mencemari air tanah dan bara ini tampaknya telah menghindarkan Indonesia
air permukaan. Dalam banyak kasus di seluruh dunia, dari tumpahan-tumpahan besar dan kontaminasi abu
komponen-komponen karsinogenik, neurotoksik, dan batu bara yang meluas yang telah terjadi di tempat
beracun menjangkau manusia, ikan, dan satwa liar melalui lain di dunia. Namun demikian, pada bulan Maret 2021,
pelbagai jalur, dalam konsentrasi yang jauh melebihi batas pemerintah Indonesia mengubah status abu batu bara
paparan aman.2 dari limbah B3 menjadi limbah non-B3 terdaftar.

Listrik Indonesia sebagian besar berasal dari pembakaran Keputusan untuk mengubah status abu batu bara
batu bara. Pada tahun 2019, pembangkit listrik tenaga merupakan keputusan yang signifikan. Pengelola
batu bara Indonesia menghasilkan 9,7 juta ton abu, dan abu batu bara tidak lagi diwajibkan untuk mematuhi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) persyaratan terketat dalam peraturan, dan karenanya
memproyeksikan bahwa angka itu akan mencapai 13,5 peningkatan kontaminasi dan paparan sangat mungkin
juta ton abu pada tahun 2023, dan 15,3 juta ton pada terjadi. Namun, di Indonesia, kurangnya uji kontaminasi
tahun 2028.3 Jumlah ini dapat mengisi sekitar 3.880 dan investigasi kesehatan yang komprehensif berarti
kolam renang Olimpiade pada tahun 2019 saja, meningkat tidak terdokumentasinya tingkat paparan dan dampak-
menjadi lebih dari 6.000 kolam renang Olimpiade per dampak kesehatan. Metode-metode uji laboratorium
tahun pada tahun 2028.4 saat ini kemungkinan tidak cukup untuk memperkirakan
secara akurat tingkat pelindian racun jangka panjang.
Di mana semua abu racun itu berakhir? Sebagian besar, Pemerintah Indonesia menjustifikasi keputusannya untuk
karena kurangnya publisitas data yang tersedia terkait menghilangkan abu batu bara dalam daftar limbah B3
manajemen abu batu bara di Indonesia, tidak diketahui. sebagai langkah yang dibutuhkan untuk mempromosikan
Industri batu bara sudah memperkirakan bahwa tingkat pemanfaatan kembali. Sekalipun pemanfaatan kembali
pemanfaatan kembali di Indonesia hanyalah serendah abu secara “terenkapsulasi” dalam semen, batu bata dan
1-2% dari total abu batu bara yang dihasilkan. Data tahun pelapis jalan (paver) menghilangkan risiko kontaminasi
2019 dari PLN, Perusahaan Listrik Negara, menunjukkan logam berat dan merupakan pemanfaatan yang layak,
bahwa hanya 0,06% dari abu batu bara yang dihasilkan publik tidak mungkin mengetahui dimana atau berapa
yang dimanfaatkan kembali,5 sementara hanya 25% abu banyak abu yang “dimanfaatkan kembali” secara tidak
batu bara yang ditimbun, yang menimbulkan pertanyaan aman sebagai pengisi untuk daerah-daerah dataran
tentang nasib dari 75% sisanya – sekitar 7 juta ton abu rendah, jalan-jalan atau lokasi-lokasi kontruksi, dibuang ke
beracun setiap tahun.6 Industri mengklaim bahwa 97% tambang-tambang tua atau di atas lahan-lahan pertanian,
abu disimpan di tempat penyimpanan sementara. atau ditinggalkan di dekat sungai-sungai, danau-danau,

2
atau garis-garis pantai. Abu yang “dimanfaatkan kembali” pembayar pajak untuk bahaya-bahaya kesehatan dan
tersebut kemungkinan akan bersentuhan dengan air dan kontaminasi lingkungan akibat paparan abu batu bara.
perlahan-lahan melepaskan racun ke dalam air, tanaman
pangan atau ikan tanpa diketahui siapa pun. 3. Presiden, KLHK dan Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) harus menyediakan kepada publik semua
Aturan baru tersebut juga tidak memiliki pedoman yang data terkait toksisitas abu batu bara, kontaminasi
membedakan dalam hal apa penimbunan di tempat lingkungan, dan dampak-dampak kesehatan akibat
penimbusan akhir atau penempatan kembali di area bekas paparan abu batu bara, termasuk:
tambang dilakukan. Persyaratan untuk pengujian dasar
a. Hasil pemantauan air tanah dari lokasi
air tanah, pemantauan air tanah, keputusan penghentian
penyimpanan sementara abu batu bara sementara
untuk penutupan, dan persyaratan pemantauan
dan pembuangan akhir;
pasca-penutupan juga hilang. Dikombinasikan dengan
penghapusan batas radioaktivitas, ketidakjelasan dan b. Lokasi kontaminasi abu batu bara saat ini dan di
kurangnya pengawasan, aturan baru ini mengirimkan masa lalu;
sinyal kepada para penghasil dan pihak-pihak ketiga untuk
c. Semua hasil uji terkait toksisitas abu batu bara
menggunakan metode pembuangan yang paling murah
(termasuk yang diajukan industri dalam
dan paling berisiko.
permohonan izin pemanfaatan kembali dan
Laporan ini menyajikan bukti ilmiah terbaik dari seluruh pembuangan serta permohonan pengecualian);
dunia tentang abu batu bara dan bagaimana cara d. Kajian tentang dampak terhadap kesehatan
mengurangi bahayanya. Sepuluh studi kasus memberikan manusia dan lingkungan di lokasi di mana
gambaran tentang bagaimana abu batu bara dikelola di kontaminasi abu batu baru telah terjadi, termasuk
Indonesia. Beberapa operator membuang abu di dekat kasus-kasus di mana jaksa memulai proses
fasilitas-fasilitas mereka, di mana penduduk sekitarnya penegakan pidana (lihat Lampiran 1).
menderita akibat debu dan penyakit termasuk kanker.
Pengelola limbah berbahaya telah secara sembarangan 4. Presiden harus mengarahkan KLHK untuk
membiarkan abu diberikan sebagai pengisi pekarangan mengidentifikasi lokasi-lokasi yang terkontaminasi
kepada penduduk. Protes dari masyarakat telah memicu abu batu bara dan mengembangkan mekanisme
beberapa pembersihan, namun penegakan hukum tetaplah untuk memastikan bahwa para pencemar membayar
lemah. Banyak operator pembangkit listrik di Indonesia biaya-biaya pembersihan, termasuk menetapkan
menggunakan pihak ketiga untuk membuang abu mereka tanggung jawab untuk lokasi-lokasi yang ditinggalkan.
keluar, yang mana sebagian besarnya tidak dapat dilacak. Identifikasi ini harus mencakup investigasi terhadap
dampak-dampak terhadap kesehatan manusia dan
Abu batu bara memiliki ancaman yang signifikan terhadap lingkungan di lokasi-lokasi di mana insiden abu batu
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, dan bara atau penegakan hukum telah terjadi.
masyarakat memiliki hak untuk mengetahui ancaman-
ancaman ini. Para penghasil abu batu bara harus 5. KLHK harus mengundangkan aturan-aturan abu batu
bertanggung jawab untuk mengelola secara aman jumlah bara yang merefleksikan praktik-praktik terbaik
besar abu batu bara yang diproduksi di Indonesia setiap untuk manajemen abu batu bara meliputi:
tahunnya. Dibandingkan dengan melakukan deregulasi abu
a. Batas waktu yang jelas dan persyaratan-
batu bara, pemerintah Indonesia seyogianya mengambil
persyaratan untuk penyimpanan sementara;
langkah-langkah berikut untuk memastikan bahwa
pembentukan abu batu bara dimitigasi dan abu batu bara b. Peningkatan ketertelusuran abu batu bara
dikelola dengan seaman dan setransparan mungkin. dan ketentuan-ketentuan yang menuntut
pertanggungjawaban pengangkut atas keamanan
1. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pengangkutan abu batu bara, termasuk langkah
(KESDM) harus memitigasi dihasilkannya abu batu untuk mengurangi debu larian, langkah darurat,
bara dengan memberikan insentif terhadap peralihan dan cara-cara untuk memastikan rantai
dari pembangkit listrik berbasis batu bara ke sumber pengawasan abu selama pengangkutan;
listrik dari energi terbarukan.
c. Mekanisme untuk memberikan insentif terhadap
2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan praktik-praktik pemanfaatan kembali terbaik (yaitu
(KLHK) harus memasukkan kembali abu batu pemanfaatan kembali yang terenkapsulasi) dan
bara sebagai limbah B3. Setiap keputusan terkait untuk mencegah atau melarang praktik-praktik
kategorisasi limbah dari abu batu bara harus didukung pemanfaatan kembali terburuk (yaitu sebagai
dengan penilaian risiko dan analisis biaya-manfaat bahan pembenah tanah (soil ameliator) untuk
yang meliputi biaya-biaya yang ditanggung oleh tanaman yang dapat dimakan serta bahan urug);

3
Tumpukan abu batu bara
Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara Ombilin,
Sawahlunto, Sumatera Barat, Indonesia, April, 2019.
Foto: Greenpeace Indonesia

d. Larangan terhadap praktik-praktik pembuangan l. Persyaratan pengujian dan pemantauan zat


akhir terburuk (yaitu penampungan basah) dan radioaktif dalam produk-produk yang dibuat
pedoman yang jelas tentang kapan pembuangan dari abu batu bara yang dimanfaatkan kembali;
akhir di tempat penimbusan akhir (landfill) atau dan
penimbunan kembali (backfill) diizinkan;
m. Persyaratan untuk pelaporan yang transparan
e. Persyaratan-persyaratan pembuangan akhir tentang pemanfaatan kembali abu batu bara,
yang ketat seperti persyaratan-persyaratan menurut sumber dan jenis pemanfaatan
fasilitas limbah B3 kelas I atau kelas II dan kembali;
yang mencakup persyaratan penempatan
fasilitas yang memperhitungkan risiko 6. Kementerian Tenaga Kerja harus menetapkan
bencana dan persyaratan bahwa semua pengamanan untuk melindungi kesehatan dan
fasilitas pembuangan dilapisi dengan baik; keselamatan para pekerja yang terlibat dalam semua
tahap pengelolaan abu batu bara, termasuk para
f. Persyaratan bahwa para operator secara pekerja yang terlibat dalam inisiatif “tanggung jawab
teratur menguji air tanah dan air pori tanah sosial perusahaan” (Corporate Social Responsibility/
terhadap kontaminasi abu batu bara di CSR) dan usaha-usaha kecil dan menengah, dan
semua lokasi yang dapat memengaruhi air memastikan kepatuhan;
minum, ikan atau satwa liar, dan segera
mempublikasikan hasil-hasilnya; 7. KLHK harus meningkatkan langkah-langkah
penegakan abu batu bara, meliputi dengan:
g. Persyaratan bahwa semua izin, rencana
pembersihan, hasil pengujian, dan data a. Memastikan sumber daya yang memadai untuk
kontaminasi tersedia untuk publik; pemantauan dan langkah penegakan hukum untuk
memastikan kepatuhan, mendeteksi pelanggaran,
h. Pertanggungjawaban terhadap pelanggaran;
dan menjaga kesehatan publik dan lingkungan;
i. Persyaratan untuk pengujian dan pemantauan
b. Mengevaluasi kemampuannya untuk memastikan
zat-zat radioaktif di dalam produk-produk yang
kepatuhan, termasuk dengan menganalisis
dibuat dari abu batu bara yang dimanfaatkan
ketidakpatuhan masa lalu, pola pengelolaan yang
kembali;
buruk dan tren penegakan;
j. Persyaratan untuk pelaporan yang transparan
c. Bekerjasama dengan Kemenkes untuk
tentang pemanfaatan kembali abu batu bara,
menginvestigasi dampak kesehatan dan
menurut sumber dan jenis pemanfaatan
mengambil langkah-langkah kesehatan
kembali;
publik yang diperlukan ketika dapat diduga
k. Mekanisme untuk partisipasi publik dalam ketidakpatuhan dapat menyebabkan
semua pembuatan keputusan KLHK terkait kontaminasi.
penyusunan, perizinan, dan penegakan aturan
terkait abu batu bara;

4
Warga Panau, Sulawesi Tengah
memprotes tidak dijalankannya
eksekusi keputusan Mahkamah
Agung yang menyatakan PT Pusaka
Jaya Palu Power, pengelola PLTU
Panau, bersalah menumpuk FABA
di bantaran sungai Tawaeli, 2017.
Foto: Yayasan Nexus3.

5
1
APA ITU ABU BATU BARA

bu batu bara (juga disebut sebagai sisa-sisa yang memperketat standar emisi untuk pembangkit listrik

A pembakaran batu bara, limbah atau produk-


produk), terdiri dari abu terbang (fly ash), abu
dasar (bottom ash), kerak boiler (boiler slag), dan
tenaga batu bara.12

Komponen beracun yang ditemukan di dalam batu bara


lumpur yang dikumpulkan dari pengendalian pencemaran, meliputi barium, berilium, boron, kadmium, kromium,
misalnya desulfurisasi gas buang.7 kobalt, timbal, litium, mangan, merkuri, molibdenum,
radium, selenium, strontium, talium, uranium, dan
Sifat fisik dan kimia abu batu bara bervariasi bergantung vanadium, dan lain-lain.13 Ketika dibakar, racun-racun ini
pada karakteristik dari sumber batu bara (yang dapat menjadi lebih terkonsentrasi di dalam abu dibandingkan
sangat bervariasi bahkan dalam satu tambang), teknologi dengan batu bara asalnya.14
pembakaran, dan teknologi pengendalian pencemaran.8
Batu bara Indonesia memiliki konsentrasi beberapa
Semakin efektif teknologi pengendalian pencemaran
logam berat yang lebih rendah dibandingkan rata-rata
dalam menghilangkan logam berat dari gas buang,
konsentrasi di tempat-tempat di mana abu batu bara
semakin tinggi kandungan logam berat pada abu terbang.
telah mengakibatkan kontaminasi lingkungan.15 Namun
Pada boiler batu bara tanpa desulfurisasi gas buang (flue
demikian, beberapa batu bara Indonesia memiliki
gas desulfurization, ‘FGD’) scrubber, 80% hingga 90% abu
konsentrasi logam berat yang lebih tinggi dari pada AS
adalah abu terbang, sedangkan 10% hingga 20% adalah
atau rata-rata global, sebagai contoh, termasuk selenium,
abu dasar.9 Kehadiran FGD scrubber mengubah komposisi
kromium, kobalt, mangan, merkuri, nikel, vanadium,
abu menjadi 62% abu terbang, 18% abu dasar dan kerak
dan boron.16 Dengan demikian, abu batu bara Indonesia
boiler, dan 19% lumpur FGD.10 DI Indonesia, hanya 15 unit
memiliki potensi pelindian yang lebih besar untuk delapan
(pada empat pembangkit) dari 177 unit yang beroperasi
logam tersebut dibandingkan dengan abu batu bara di
yang memiliki FGD scrubber.11 Penggunaan FGD dapat
negara-negara lain yang telah menyebabkan kerusakan
meningkat dengan penerapan peraturan KLHK tahun 2019
lingkungan atau kesehatan manusia yang signifikan.

Gambar 1: Warna Dan Tekstur Dari Abu Batu Bara

ABU DASAR KERAK KETEL RAGAM WARNA DARI ABU TERBANG

Sumber: US EPA TENORM Coal Combustion Residuals (2016); American Coal Ash Association.

6
Tumpukan abu batu bara
Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara Ombilin,
Sawahlunto, Sumatera Barat, Indonesia, April, 2019.
Foto: Greenpeace Indonesia

7
2
JALUR PEMAJANAN
DAN KERUGIAN YANG
TERDOKUMENTASI

T
Racun dalam abu batu bara dapat mencapai ditemukan di beberapa batu bara di Indonesia, dapat
manusia atau satwa liar melalui beragam merusak sistem saraf, otak, testis dan hati.25 Demikian
jalur pemajanan, termasuk menghirup debu, pula, konsentrasi yang tinggi dari vanadium yang
paparan terhadap tanah, atau menelan air, ditemukan di batu bara Indonesia dapat merusak ginjal,
ikan atau tanaman yang terkontaminasi. Jalur yang paru-paru, dan darah.26
paling berbahaya untuk manusia adalah melalui
penghirupan debu secara kronis, konsumsi air tanah 2.1.
secara kronis, atau konsumsi ikan yang dibesarkan AIR TANAH
di dalam air permukaan yang terkontaminasi.17 Jalur
Logam berat dari abu batu bara yang secara berkala
yang paling berbahaya untuk satwa liar adalah melalui
terlindikan ke dalam air tanah pada tingkat yang melebihi
air permukaan atau sedimen.18 Di atas batas aman,
standar air minum yang aman.27 Tingkat kontaminasi
racun ini dapat membahayakan organ-organ utama di
bergantung pada volume dan karakteristik dari abu dan
dalam tubuh manusia, menyebabkan kanker, penyakit
lingkungan pembuangan. Kajian di beberapa negara telah
ginjal, gangguan reproduksi, dan kerusakan sistem
mendokumentasikan kontaminasi logam berat pada
saraf, terutama terhadap anak-anak (lihat Gambar 2).19
air tanah dari abu batu bara di dalam kolam, tempat
Arsenik dan kromium heksavalen khususnya bersifat
penimbusan akhir (landfill), pengisian struktur dan
karsinogenik jika dikonsumsi – bahkan dalam jumlah
penimbunan kembali (backfill) tambang.
yang sedikit – dalam jangka waktu yang lama.20 Arsenik,
litium dan molibdenum menimbulkan risiko terbesar Di Amerika Serikat, kontaminasi air tanah dari abu batu
terhadap kesehatan dari pembuangan abu basah, bara sebagian tidak terdeteksi hingga aturan tahun 2015
sedangkan arsenik menimbulkan risiko terbesar dari mewajibkan pembangkit listrik untuk mempublikasikan
tempat pembuangan kering.21 Tertelannya arsenik hasil pengujian air tanah.28 Sejak pelaporan dimulai
berhubungan dengan peningkatan risiko kanker kulit, pada tahun 2018, lebih dari 91% pembangkit listrik yang
hati, kandung kemih dan paru-paru, serta mual, muntah, melapor telah mengontaminasi air tanah di atas standar
irama jantung tidak normal, dan kerusakan pembuluh air minum yang aman.29
darah.22 Tertelannya litium berhubungan dengan efek-efek
neurologis dan psikiatri, pengurangan fungsi tiroid, efek Ada setidaknya 24 kasus yang terdokumentasi di seluruh
terhadap ginjal, efek terhadap kardiovaskular, erupsi kulit, AS tentang kontaminasi sumur pribadi dari pembuangan
dan efek terhadap pencernaan.23 Tertelannya molibdenum abu batu bara. Kontaminasi air minum yang paling luas
berhubungan dengan anemia, gejala seperti asam urat, terjadi di Town of Pines, Indiana, berasal dari tempat
dan kadar asam urat yang lebih tinggi di dalam darah.24 pembuangan yang bocor dan penggunaan abu batu bara
Mangan, khususnya dalam konsentrasi yang tinggi yang sebagai material urug di seluruh kota. Sebagai akibat

8
dari kontaminasi air, US Environmental Protection Agency dari abu batu bara melalui akar mereka dan menuju
(US EPA) mendeklarasikan Town of Pines sebagai lokasi bagian yang dapat dimakan.37
Superfund pada tahun 2001, dan pembangkit yang
bertanggung jawab terhadap abu batu bara tersebut Di Cina, abu terbang dari pembangkit listrik tenaga
akhirnya diharuskan untuk menyediakan air kota bagi batu bara telah menyebabkan kontaminasi logam
sebagian besar penduduk dan menghilangkan abu batu berat, termasuk merkuri, timbal, arsenik, tembaga
bara dan tanah terkontaminasi dari kota.30 dan kadmium, terhadap tanah dan lahan pertanian.
Dalam sebuah studi pada tahun 2017, lebih dari 90%
Di India, kontaminasi air tanah dari abu terbang ditemukan kubis yang diuji melebihi kadar timbal yang diizinkan,38
pada tahun 2019 pada 27 dari 27 lokasi yang diuji, dengan sedangkan 30% melebihi kadar arsenik yang diizinkan.
konsentrasi unsur kelumit, khususnya arsenik, melebihi Studi lain di Cina menemukan merkuri dari abu terbang
batas-batas nasional dan Organisasi Kesehatan Dunia yang tidak terkendali dengan baik dari cerobong
untuk [keamanan] air minum.31 asap dari pembangkit listrik tenaga batu bara telah
mengkontaminasi beras melebihi batasan yang diizinkan
Di Cina, kontaminasi air tanah dari pembuangan abu batu
untuk merkuri.30
bara merupakan masalah besar, mencemari air tanah
dengan logam berat dan membahayakan kesehatan publik 2.5.
melalui rantai makanan.32 Sebuah kajian pada tahun 2020 IKAN DAN TERNAK
tentang air lindian dari abu terbang Cina menemukan
tingginya risiko kontaminasi air tanah jika abu terpapar Abu batu bara dapat menyebabkan kerusakan ekosistem
hujan asam.33 jangka panjang karena abu mengandung zat kimia
persisten, bioakumulatif, dan beracun (PBT) yang
2.2. bertahan terhadap degradasi dan bertahan di lingkungan
AIR PERMUKAAN untuk waktu yang lama. Kontaminan seperti selenium
berakumulasi di organisme bentik (pengumpan bawah di
Racun dari abu batu bara dapat mengkontaminasi
ekosistem laut) dan memperbesar rantai makanan melalui
air permukaan.34 Pada tahun 2015, US EPA
ikan.40 Ketika zat kimia tersebut dikonsumsi, mereka
menemukan bahwa kontaminasi air permukaan dapat
terbioakumulasi dalam jaringan lemak, tulang, dan otak
mengkontaminasi ikan pada tingkat yang membahayakan
dari organisme.
kesehatan manusia ketika ikan ini dikonsumsi.35 Risiko
kanker paling tinggi berasal dari paparan arsenik pada Di Amerika Serikat, kontaminasi abu di danau, sungai dan
ikan; sedangkan risiko non-kanker berasal dari selenium, aliran air telah menyebabkan kematian besar-besaran
merkuri, talium, dan kadmium.36 ikan dan kehidupan perairan lainnya karena kerusakan
reproduksi dan deformasi.41 Kasus kerusakan abu batu
2.3.
bara yang paling banyak dipelajari terjadi di Belews Lake
DEBU LARIAN ATAU di Karolina Utara pada tahun 1970-an, ketika air yang
PENCEMARAN UDARA terkontaminasi abu batu bara dari kolam abu di Duke
Abu batu bara kering, khususnya abu terbang dengan Energy’s Belews Creek Steam Station menyebabkan
ukuran partikelnya yang kecil, mudah terbawa angin dan keracunan selenium yang membunuh 19 dari 20 spesies
dapat berpindah keluar area penyimpanan abu. Meskipun ikan pada danau seluas 3800 Ha. Dampak buruk pada
penyemprotan teratur membantu mengurangi debu larian, ikan dan burung bertahan selama beberapa dekade.42
struktur tertutup seperti silo jauh lebih efektif.
Biaya langsung dan tidak langsung dari keracunan
2.4. ikan dan satwa liar pada 21 badan-badan air yang
TANAH DAN TUMBUHAN terkontaminasi di AS diperkirakan telah melebihi $2,3
miliar.43
Tanah dapat terkontaminasi oleh abu batu bara melalui
debu larian dari penyimpanan atau pengangkutan, Kontaminan dari abu batu bara dapat terkonsentrasi
paparan dari cerobong asap yang menyimpan abu melalui pada ternak yang terpapar. Di dalam studi US EPA
gravitasi atau curah hujan, atau pencampuran langsung terhadap sapi-sapi yang terpapar bahan baku dan tanah
(pembuangan) abu ke tanah. US EPA telah menemukan yang terkontaminasi, ketika debu larian dan limpasan
bahwa banyak tanaman dan tanaman pakan ternak, dari tumpukan abu dibiarkan tidak terkontrol, talium
termasuk gandum, wortel, selada, stroberi, semangka, terakumulasi di dalam daging dan susu di atas tingkat
alfalfa dan rumput, menyerap logam berat yang berasal yang dianggap aman bagi kesehatan manusia.44

9
Gambar 2: Dampak-Dampak Kesehatan Manusia dari
Komponen-Komponen Beracun yang Ditemukan di Abu Batu Bara45

BAHAYA TERHADAP
KESEHATAN MANUSIA DARI
MENGHIRUP DAN MENELAN
RACUN ABU BATU BARA
Al B Mn
Hg Pb
Sb Mn Se

Cr Ni Zn
As Hg Pb Tl

Al Cr Ni B

Mn Se Zn

Al Cd Ni Sb

Cr Pb As Mn

Se Tl Va PM2.5 Sb Cr PM2.5

As Pb Tl

B Mn Ni

Mo Tl
Sb Cd Mn

Cr Se

Sb Pb B
Tl Cd Va
Ni B Cr

As Cd Sb
Mn B Zn
Mo

Sumber:
Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR). Dampak kesehatan paparan substansi,
https://wwwn.cdc.gov/TSP/substances/ToxOrganSystems.aspx

10
Cr KROMIUM Se SELENIUM
Menelan dapat menyebabkan tukak lambung dan Menghirup dapat mengiritasi hidung, tenggorokan,
usus, anemia, dan kanker perut. Sering menghirup dan paru-paru, menyebabkan batuk, mengi, dan
dapat menyebabkan asma, mengi, dan kanker paru- sesak napas. Bisa juga menyebabkan mual, diare,
paru. Menghirup juga dapat mengiritasi hidung dan sakit perut, dan sakit kepala. Paparan berulang
tenggorokan, mengakibatkan gejala seperti asma dan dapat menyebabkan iritabilitas, kelelahan, gigi
merusak septum hidung. berlubang, kehilangan kuku dan rambut, serta
depresi.
Pb TIMBAL
Paparan dapat menyebabkan pembengkakan otak, Va VANADIUM
penyakit ginjal, masalah kardiovaskular, kerusakan Iritan paru-paru. Paparan jangka panjang dapat
sistem saraf, dan kematian. Tidak ada tingkat paparan menyebabkan serangan asma dengan sesak napas,
timbal yang aman, terutama untuk anak-anak. mengi, batuk, dan dada sesak. Dapat merusak ginjal.
Paparan tinggi yang berulang dapat menyebabkan
Mn MANGAN anemia.
Paparan jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan otak permanen. Menghirup mengiritasi Zn SENG
hidung, tenggorokan dan paru-paru, menyebabkan Menghirup dapat mengiritasi hidung dan
batuk, mengi, dan sesak napas. Dapat menyebabkan tenggorokan, serta menyebabkan mengi dan batuk.
kerusakan pada hati dan testis serta menurunkan Tampaknya memengaruhi sistem reproduksi pria,
kesuburan pada pria. termasuk jumlah sperma.

Hg MERKURI Al ALUMINUM
Dampaknya termasuk kerusakan sistem saraf dan Paparan debu dalam jangka panjang dapat
kerusakan perkembangan, seperti penurunan IQ. menyebabkan jaringan parut pada paru-paru
Menimbulkan risiko khusus bagi anak-anak, bayi, dan (fibrosis paru) dengan gejala batuk dan sesak
janin. napas. Dapat terkait dengan demensia.

Mo MOLIBDENUM Sb ANTIMON
Menelan menyebabkan asam urat (nyeri sendi) dan Menghirup dalam jangka panjang dapat
peningkatan kadar asam urat darah dan terkait menyebabkan lubang di septum yang membelah
dengan tekanan darah tinggi dan penyakit hati. hidung bagian dalam dan menyebabkan kerusakan
Pertumbuhan yang melambat, berat badan lahir paru-paru permanen. Dapat membahayakan
rendah, dan infertilitas ditemukan pada hewan. kesuburan wanita dan merusak hati, ginjal dan
jantung.
Ni NIKEL
Menghirup dapat mengiritasi dan merusak hidung, As ARSENIK
tenggorokan, dan paru-paru. Paparan akut bisa Menelan dapat menyebabkan kerusakan sistem
menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, dan muntah. saraf, kerusakan kardiovaskular, dan kanker saluran
Kemungkinan karsinogen untuk kanker paru-paru. kemih. Menghirup dan penyerapan melalui kulit
Dapat menyebabkan bronkitis kronis dan jaringan masing-masing dapat menyebabkan kanker paru-
parut pada paru-paru. Paparan jangka panjang dapat paru dan kanker kulit.
membahayakan hati dan ginjal.
B BORON
PM2.5 PM2.5 Menghirup dapat menyebabkan iritasi mata, hidung
Partikel kurang dari 2,5 mm dapat menempel jauh di dan tenggorokan dalam jangka pendek. Menelan
dalam paru-paru dan menyebabkan kematian dini, dalam jumlah besar dapat menyebabkan kerusakan
serta penyakit paru-paru dan jantung, penurunan pada testis, usus, hati, ginjal, dan otak, dan akhirnya
fungsi paru-paru, serangan asma, serangan jantung, menyebabkan kematian.
dan aritmia jantung.
Cd KADMIUM
Tl TALIUM Dapat menyebabkan kanker paru-paru dan prostat
Menelan menyebabkan kerusakan sistem saraf dan serta merusak sistem reproduksi. Menghirup
masalah paru-paru, jantung, hati, dan ginjal. Bahan dapat mengiritasi paru-paru. Menelan dapat
utama racun tikus. menyebabkan mual, muntah, diare dan sakit perut.

11
3
PELAJARAN UNTUK
INDONESIA: PRAKTIK
TERBAIK DAN TERBURUK
DARI PEMANFAATAN
KEMBALI DAN PEMBUANGAN
DI SELURUH DUNIA
P
embangkit listrik tenaga batu bara memiliki 2 US EPA mendefinisikan pemanfaatan terenkapsulasi
(dua) pilihan dalam mengelola abu batu bara yang bermanfaat 49 sebagai sesuatu yang mengikat
mereka: pembuangan akhir dan pemanfaatan sisa pembakaran batu bara ke dalam matriks padat
kembali.46 Secara umum, pemanfaatan kembali yang meminimalkan pergerakan ke lingkungan sekitar,
yang terenkapsulasi merupakan pilihan yang paling termasuk, namun tidak terbatas pada: (1) pengisi atau
aman. Namun demikian, karena karakteristik, komposisi, agregat ringan pada beton; (2) pengganti untuk, atau
dan mineralogi yang sangat bervariasi dari pelbagai bahan baku dalam produksi dari, komponen semen pada
tipe abu batu bara, penting untuk mempertimbangkan beton atau batako; (3) pengisi plastik, karet, dan produk-
karakteristik khusus abu tersebut, [cara] pemanfaatan produk serupa; dan (4) bahan baku dalam produksi papan
yang diusulkan, dan lokasi spesifik di mana abu itu dinding.50
akan dimanfaatkan kembali, sebelum mengasumsikan
bahwa pemanfaatan kembali aman bagi lingkungan.47 Di Indonesia, pemanfaatan kembali yang terenkapsulasi
Pembuangan menimbulkan risiko dan mensyaratkan juga termasuk blok tetra (pemecah ombak), pelapis jalan
pengelolaan yang terus-menerus untuk memastikan (paver), dan ubin.
bahwa pembuangan tersebut tidak melarutkan
Hingga 30% semen Portland dapat disubstitusi dengan tipe
kontaminan ke lingkungan.
tertentu dari abu terbang dalam pembuatan beton.51 Abu
3.1. terbang dapat meningkatkan performa beton, termasuk
PEMANFAATAN KEMBALI ABU meningkatkan daya tahan dan kekuatannya.52 Abu dasar
BATU BARA juga dapat dimanfaatkan kembali dalam produksi semen.53
US EPA mengevaluasi pemanfaatan abu terbang dalam
3.1.1. Praktik Terbaik: Pemanfaatan Kembali beton dan papan diding gipsum dan menyatakan bahwa
Terenkapsulasi produk-produk ini tidak menimbulkan risiko pelindian
logam berat yang lebih besar dari pada produk-produk
Akhir dari abu batu bara yang paling tidak berbahaya
serupa yang tidak terbuat dari abu terbang.54
adalah enkapsulasi, di mana abu batu bara dimasukkan ke
dalam subtrat padat sehingga potensi pelindian dari zat Industri abu batu bara juga mempromosikan pemanfaatan
kimia beracun ke dalam air atau paparan kembali partikel abu terbang untuk memproduksi serat-serat anorganik
ke udara tereduksi secara signifikan.48 untuk menggantikan wol batu, wol kaca, isolasi panas,

12
isolasi suara, atau untuk digunakan dalam penguatan termasuk berkurangnya pertumbuhan tanaman di tanah
beton, atau sebagai pengisi produk untuk produk-produk yang dibenahinya, terutama setelah penggunaan jangka
kertas bergelombang, karet atau plastik.55 Namun panjang, dan bioakumulasi dari beberapa logam beracun
demikian, walaupun telah dilakukan penelitian dan di dalam tanaman.64 Karena air tanah tidak dipantau
pengembangan, sebagian besar produksi serat dan untuk kontaminan beracun pada lokasi pertanian, dampak
geopolimer tetap berada pada skala laboratorium atau terhadap keamanan air tidak diketahui.
pembangkit listrik percontohan, sebagian dikarenakan
konsumsi energi yang besar dan pembuatan peralatan Abu vermikompos:
yang sulit.56 Produk pertanian lain yang dibuat dari abu batu bara
adalah abu vermikompos: pupuk yang dibuat oleh
Meski risiko pelindian logam berat berkurang secara cacing tanah yang membuat kompos dengan campuran
substansial setelah enkapsulasi, radioaktivitas produk- tiga bagian kotoran sapi dan satu bagian abu terbang.
produk yang dibuat dengan abu batu bara dapat menjadi Sebuah studi pada tahun 2019 tentang abu vermikompos
risiko kesehatan masyarakat. Pada tahun 2017, ilmuwan- menunjukkan dampak positif terhadap tomat dan terong,
ilmuwan AS dan Cina menemukan abu batu bara dari hanya jika abu terbang mencapai 5% atau kurang dari
deposit batu bara dengan uranium tinggi di Cina (lebih campuran tanah.65 Pelbagai logam berat tidak meningkat
dari 10 ppm pada batu bara asalnya) tidak aman untuk secara signifikan di dalam tanah setelah 120 hari.
dimanfaatkan kembali dalam bahan bangunan.57 Namun, studi tersebut tidak menguji tanah terhadap
merkuri atau selenium66 dan tidak menguji konsentrasi
3.1.2. Bahaya: Pemanfaatan Kembali Tak logam pada tanaman, atau memeriksa potensi dampak
Terenkapsulasi Sebagai Bahan Pembenah jangka panjang.67 Mengingat kurangnya penelitian yang
Tanah (Soil Ameliator) Atau Abu Vermikompos mendalam terhadap dampak penggunaan abu batu bara
atau abu vermikompos sebagai pupuk, penggunaan
US EPA mendefinisikan pemanfaatan tak terenkapsulasi ini dapat menimbulkan risiko dampak lingkungan dan
adalah pemanfaatan abu batu bara dalam bentuk kesehatan publik yang signifikan dalam jangka panjang,
partikulat atau lumpur yang tidak terikat dan melibatkan dan harus dinilai dan dipantau secara cermat.
penempatan langsung abu di tanah, termasuk pengisian
struktural, penggunaan di bidang pertanian sebagai 3.1.3. Bahaya: Abu Batu Bara Digunakan
pembenah tanah, dan agregat konstruksi.58 Pada tahun Sebagai Bahan Urug
2015, US EPA menyimpulkan bahwa “pemanfaatan tak
terenkapsulasi secara umum menghadirkan isu yang Karena abu batu bara diproduksi dalam jumlah yang
lebih sulit dari pada pemanfaatan yang terenkapsulasi. besar dan mahal untuk dibuang secara benar, banyak
[Sisa pembakaran batu bara, atau CCR] dapat melarutkan operator pembangkit listrik tenaga batu bara di seluruh
logam beracun pada tingkat yang mengkhawatirkan, jadi dunia membuang abu, khususnya abu dasar, sebagai
bergantung pada karakteristik abu, jumlah material yang bahan urug di area-area dataran rendah, tambang,
ditempatkan, bagaimana penempatannya, dan kondisi landasan jalan, dan proyek konstruksi, termasuk proyek
lokasi, terdapat kemungkinan menimbulkan masalah reklamasi pantai.68 Hal ini dapat sangat berbahaya
lingkungan.59 jika abu diletakkan di area air tanah dangkal, dekat air
permukaan, dekat area berpenduduk, atau dibiarkan tidak
Pembenah tanah: tertutup di tempat yang dapat disebarkan oleh angin.
Salah satu pemanfaatan abu batu bara adalah Proyek pengurugan [dengan] abu batu bara menghadirkan
penggunaan langsung ke tanah sebagai pembenah tanah. bahaya yang sama terhadap kesehatan dan lingkungan
Abu batu bara mengubah sifat-sifat fisik tanah termasuk seperti tempat pembuangan sampah yang tidak dilapisi,
struktur tanah dan kapasitas untuk menahan kelembapan, dan dapat menjadi lebih berbahaya, karena penduduk
dan sifat-sifat kimia termasuk pH, ketersediaan hara, sekitar mungkin tidak menyadari penempatan abu
dan salinitas (konduktivitas listrik).60 Lumpur FGD juga tersebut, dan tidak ada perlindungan, seperti pemantauan
digunakan sebagai pembenah tanah karena kandungan atau lapisan kedap air, yang digunakan. Penempatan abu
kalsium dan sulfurnya yang tinggi.61 Meskipun baru batu bara pada tanah tanpa perlindungan, seperti ketika
ada beberapa studi tentang abu batu bara sebagai digunakan sebagai bahan urug, haruslah dilarang.
pembenah tanah, mereka telah mengidentifikasi risiko-
risiko penting.62 Partikel-partikel halus abu terbang dapat 3.1.4. Bahaya: Pengolahan Air Limbah
meningkatkan unsur kelumit racun yang larut di dalam
tanah, meningkatkan ketersediaan hayati dari unsur racun Abu batu bakar alkalin juga dipromosikan sebagai
tersebut, dan meningkatkan konsentrasi pembenah tanah pengolahan untuk menetralisir air asam tambang (acid
dari logam-logam tersebut.63 Dampak terhadap pertanian mine drainage). Sebuah studi Afrika Selatan pada tahun
2018 menemukan bahwa abu terbang yang digunakan

13
ke air asam tambang dari tambang Afrika Selatan ini meninggalkan lapisan air yang menggenang di
menghasilkan pelarutan boron, strontium, barium permukaan. Abu batu bara yang terakumulasi di
dan molibdenum yang signifikan, sehubungan dengan dasar cekungan dapat tertinggal di tempatnya atau
konsentrasi abu terbang.69 Studi merekomendasikan cekungan tersebut dapat dikeringkan secara berkala dan
pengolahan air tambahan untuk menghilangkan padatan dipindahkan untuk dibuang di tempat lain atau
kontaminasi baru yang disebabkan oleh abu terbang. dimanfaatkan kembali.79

3.2. Menurut US EPA, risiko terbesar terhadap kesehatan


PEMBUANGAN ABU BATU BARA manusia dan lingkungan dari pembuangan abu batu bara
terjadi ketika abu batu bara dibuang di dalam penimbunan
3.2.1. Pembuangan Yang Paling Tidak Berbahaya: permukaan yang tidak dilapisi.80 Air limbah dari kolam
Tempat Penimbusan Akhir (Landfill) Yang abu batu bara mengandung pelbagai tingkat zat kimia
Kering, Berlapis, Dan Direkayasa beracun dari abu batu bara. Ketika air limbah ini dibuang
Penelitian menyeluruh selama beberapa dekade ke perairan permukaan terdekat, air tersebut mencemari
telah menunjukkan bahwa tempat penimbusan akhir air penerima dan dapat menyebabkan kontaminasi jangka
(landfill) abu batu bara kering dengan pengamanan yang panjang di danau dan sungai.81 Lebih dari 92% kolam abu
direkayasa secara modern paling kecil kemungkinannya batu bara yang diteliti di AS, air lindian dari kolam-kolam
untuk mencemari air.70 Di Amerika Serikat, 76% tempat mengkontaminasi air tanah yang mendasarinya.82 Karena
pembuangan abu batu bara merembeskan racun.71 air tanah biasanya mengalir ke air permukaan terdekat,
tempat penimbusan akhir (landfill) dapat dibangun di kontaminasi ini juga dapat merusak kualitas air dari aliran
bawah dan di atas permukaan tanah, meskipun semuanya air dan waduk terdekat serta membahayakan kehidupan
harus dibangun jauh di atas permukaan air tanah. Lapisan perairan.83 Juga terdapat potensi kehancuran tanggul
kedap air, sistem pengumpulan air lindian, dan sumur yang tidak direkayasa dan tidak dirawat dengan baik,84
pemantauan air tanah merupakan komponen penting sebagaimana telah terjadi di AS dan India.85
dari tempat pembuangan kering modern yang membantu
mencegah kebocoran, menangkap kebocoran ketika itu 3.2.3. Berisiko Tinggi Untuk Membahayakan:
terjadi, dan mendeteksi pelepasan zat kimia berbahaya Bahan Isian Lubang Tambang (Minefill)
ke air tanah. Tempat-tempat pembuangan biasanya
Sebuah metode yang berbahaya untuk pembuangan
dibangun di bagian yang disebut “sel”, di mana abu kering
abu batu bara adalah penempatan abu batu bara pada
ditempatkan di atas lapisan sel “aktif” dan dipadatkan
tambang terbuka atau lubang tambang bawah tanah
sampai sel terisi.72 Sel yang sudah selesai ditutup dengan
sebagai tempat pembuangan.86 Abu batu bara dalam
tanah dan bahan-bahan lain, dan selanjutnya sel dibuka.
jumlah besar dapat dibuang pada tambang terbuka
Tempat-tempat pembuangan biasanya merupakan
yang aktif atau terbengkalai.87 Ketika ditempatkan
cekungan-cekungan atau galian-galian alami yang
pada tambang permukaan, abu umumnya diendapkan
secara bertahap diisi dengan limbah. Lapisan dari tempat
di tambang sebagai material penimbunan kembali,
pembuangan dapat mencapai jauh di atas permukaan
dan dapat digabungkan dengan lapisan tanah penutup
alami.73 Jika air lindian dan limpasan yang terkontaminasi
(tanah dan batu-batuan yang dikeluarkan dari tambang
tidak dikendalikan dengan baik, kontaminasi air akan
itu sendiri).88 Abu batu bara juga sudah dimanfaatkan
terjadi.74 Debu larian juga dapat muncul pada tempat
untuk membentuk ampas untuk mengisi tambang bawah
pembuangan selama pemindahan.75 Tempat pembuangan
tanah.89 Pembuangan di lubang tambang adalah hal yang
yang kering dan berlapis masih membutuhkan
biasa ketika pembangkit listrik dan tambang lokasinya
penempatan, desain, pengawasan, dan pengolahan air
berdekatan satu sama lain.90 Pembuangan di lubang
yang cermat yang dibutuhkan secara berkelanjutan.76
tambang dapat menyebabkan kontaminasi air permukaan
3.2.2. Pembuangan Yang Paling Berbahaya: dan air tanah karena abu ditempatkan di zona yang sangat
Penimbunan Permukaan (Surface berfraktur atau langsung di kolam tambang yang mengalir
Impoundment) Atau Kolam ke aliran air atau akuifer.91 Selain mengkontaminasi
air tanah dan air permukaan, pembuangan abu di
Penimbunan permukaan adalah cekungan-cekungan tambang terbuka mencegah rehabilitasi yang efektif dari
alami, kolam-kolam galian, atau cekungan tanggul yang lokasi tambang dan kemungkinan akan menghalangi
berisi campuran abu batu bara dan air limbah.77 Abu penggunaan tanah secara produktif di masa depan dan
batu bara yang dibuang di penimbunan permukaan akuifer yang mendasarinya.
dialirkan dengan air dari pembangkit listrik ke kolam.
Padatan secara berangsur-angsur mengendap dari US National Academy of Science (NAS) menilai masalah
bubur ini, terakumulasi di dasar penampung.78 Proses dalam penggunaan abu batu bara sebagai tempat

14
pembuangan, termasuk pencemaran air, debu larian, dan Studi tersebut menyimpulkan bahwa “sebuah proses
penyerapan racun oleh tanaman, dan merekomendasikan karakterisasi [sisa pembakaran batu bara] terintegrasi,
metode pembuangan atau pemanfaatan kembali karakterisasi lokasi, manajemen dan desain teknis
yang lebih aman.92 Secara khusus, hasil asesmen aktivitas penempatan, dan desain serta penerapan
merekomendasikan untuk menghindari tempat pemantauan diperlukan untuk mengurangi risiko
pembuangan dengan abu batu bara pada area dengan kontaminasi bergerak dari lokasi tambang ke lingkungan
permukaan air yang dangkal atau subtrat berpori, dan sekitar.96
merekomendasikan penempatan abu batu bara pada
kedalaman yang sesuai dan penutupan dengan lapisan Abu batu bara terkadang digunakan sebagai bahan isian
tanah penutup dan pemindahan tanah lapisan atas pada lubang tambang (minefill) dengan tujuan untuk mencegah
saat penambangan batu bara.93 Studi tersebut juga air asam tambang (acid mine drainage). Memahami
memperingatkan untuk tidak membiarkan abu batu bara apakah bahan isian lubang tambang (minefill) tersebut
tidak tertutup di lubang karena satwa liar dapat langsung berkontribusi terhadap pencemaran air di lokasi ini dapat
terpapar air yang terkontaminasi dengan dampak yang menjadi rumit karena adanya kemungkinan pencemaran
merusak, bahkan jika kontaminasi air berada dalam batas dari aktivitas pertambangan masa lalu atau yang sedang
yang dianggap aman untuk konsumsi manusia.94 Vegetasi berlangsung.97 Ada upaya gagal yang terdokumentasi
pada lokasi tersebut juga dapat mem-bioakumulasikan dengan baik untuk menggunakan abu batu bara ke lubang
logam, terutama boron dan selenium, ke konsentrasi tambang untuk mencegah air asam tambang (acid mine
yang beracun untuk satwa liar dan hewan ternak.95 drainage) di Amerika Serikat.98

Timbunan FABA yang


menggunung di bantaran Sungai
Tawaili, Panau, Sulawesi Tengah
hanya sebagian ditutupi plastik.
Foto: Yayasan Nexus3.

15
4
PERATURAN DAN
PENGELOLAAN ABU
BATU BARA DI INDONESIA
4.1.
SEJARAH DEREGULASI SEJAK (iii) Pembatasan pemanfaatan kembali berdasarkan
TAHUN 2014 karakteristik dari abu (sebagai contoh dengan
membatasi abu batu bara ‘yang dapat dimanfaatkan
Selama beberapa dekade, Indonesia mengelola abu batu kembali’ sebagai abu yang memenuhi tingkat
bara sebagai limbah B3. Sejak Indonesia kali pertama kontaminasi radioaktif dan konsentrasi aktivitas108) serta
mengatur tentang limbah B3 di tahun 1994, Indonesia persyaratan uji coba untuk beberapa jenis pemanfaatan
telah mengategorikan abu terbang dan abu dasar dari kembali; dan
pembangkit listrik tenaga batu bara sebagai limbah B3.99
(iv) Tapak dan persyaratan teknis untuk pembuangan
Indonesia terus mencantumkan abu batu bara sebagai
akhir, termasuk persyaratan bahwa tempat penimbusan
limbah B3 dalam perubahan-perubahan aturan tersebut
akhir (landfill) harus dilapisi dengan layak.109
pada tahun 1999100 dan 2014.101 Para penghasil atau pihak
ketiga pengelola harus mengelola abu batu bara sebagai Gabungan antara persyaratan perizinan dan penuntutan
limbah B3 kecuali mereka memperoleh pengecualian untuk pidana memungkinkan pemerintah Indonesia umemastikan
limbah individual mereka.102 pengelolaan abu batu bara yang tepat dan menghukum
pengelolaan yang salah. Meskipun ada celah dan masalah
Aturan tersebut mempunyai dua unsur penting: (1) setiap
dalam penerapannya, aturan tersebut memberikan tingkat
tahap pengelolaan abu batu bara diatur dan membutuhkan
perlindungan tertentu.
izin;103 dan (2) aktivitas yang tidak memiliki izin adalah ilegal
dan diancam dengan sanksi pidana.104 Saat Indonesia meningkatkan produksi listrik dengan bahan
bakar batu bara, pemerintah mendapatkan tekanan yang
Sistem perizinan memungkinkan pemerintah untuk
lebih besar dari industri untuk melonggarkan peraturan
melacak abu batu bara dari awal hingga akhir. Peraturan
abu batu bara. Tidak lama setelah Presiden Jokowi
mengharuskan para penghasil dan pihak ketiga pengelola105
mengumumkan rencana untuk menambah produksi
untuk mematuhi persyaratan teknis dan legal yang
listrik sebesar 35.000 MW––sebagian besar berbasis
mengatur pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
batu bara––pada tahun 2014, asosiasi batu bara mulai
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan/atau
mengadvokasi penghapusan abu terbang dan abu dasar dari
pembuangan akhir abu batu bara.106 Sebagai contoh,
daftar limbah B3.110 Pada tahun 2017, Jokowi menerbitkan
peraturan-peraturannya termasuk:
peraturan presiden untuk mempercepat program 35.000
(i) Pembatasan terhadap penyimpanan sementara yang MW yang mencakup pasal yang mengizinkan “PT PLN,
tidak melebihi 365 hari dan kewajiban dokumentasi anak perusahaan PLN atau pengembang pembangkit
untuk pengelolaan abu lebih lanjut setelah penyimpanan listrik” untuk “memanfaatkan limbah yang digunakan oleh
sementara;107 pembangkit listrik yang berasal dari energi fosil berupa
(ii) Persyaratan bahwa penghasil hanya dapat berkontrak batu bara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
dengan pengangkut yang memiliki izin yang dilengkapi undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup.”111
dengan surat muatan (manifest) dan pengamanan
teknis lainnya untuk memindahkan abu batu bara;

16
Antara tahun 2018 dan 2020, Indonesia mengadopsi (iv) Tidak ada pengaturan untuk pengangkutan abu batu
serangkaian perubahan peraturan untuk memberikan bara, yang berarti bahwa, selain peningkatan risiko
insentif kepada proyek bisnis dan infrastruktur. Jokowi pelepasan selama pengangkutan, rantai pelacakan untuk
menandatangani Peraturan Pemerintah tentang Online penjagaan abu batu bara yang tidak ditangani dengan
Single Submission pada tahun 2018,112 yang mempersingkat benar akan menjadi hampir tidak mungkin;
proses perizinan limbah B3.113 Tidak lama setelahnya, KLHK (v) Tidak ada pembatasan terhadap abu batu bara “yang
menerbitkan peraturan pelaksana untuk mempercepat dapat dimanfaatkan kembali” dan, meskipun peraturan
semua perizinan di bawah kewenangannya,114 termasuk tersebut mencakup penjabaran lebih detail terkait
menyederhanakan perizinan yang terkait dengan metode yang mungkin digunakan, peraturan tersebut
pengelolaan abu batu bara. tidak membedakan antara pemanfaatan kembali yang
berisiko lebih tinggi atau lebih rendah.125
Terlepas dari perubahan ini, industri batu bara tetap
mendorong penghapusan abu batu bara dari daftar Di dalam peraturan yang baru, pengelola abu batu bara tetap
limbah B3.115 Pada pertengahan tahun 2019, Kementerian harus mematuhi persyaratan yang berlaku untuk beberapa
Perindustrian menyusun rancangan Peraturan Presiden fasilitas-fasilitas pembuangan seperti tempat penimbusan
untuk mengakomodir kepentingan industri abu batu akhir (landfill) limbah non-B3 terdaftar, penimbunan
bara.116 KLHK bekerja bersama PLN dalam menilai opsi- kembali di lubang tambang yang tidak direklamasi, dan
opsi pemanfaatan kembali abu batu bara dan potensi bendungan penampung limbah tambang (tailing dam).126
ekonominya.117 Pada tahun 2020, KLHK menetapkan Namun demikian, aturan terkait penempatan, struktur, dan
peraturan yang memudahkan persyaratan bagi limbah B3, pemantauan lingkungan dari fasilitas-fasilitas ini, serta
termasuk abu terbang, namun tidak menyentuh abu dasar.118 [penentuan] jenis fasilitas yang sesuai untuk pelbagai jenis
limbah, masih belum jelas. Yang terpenting, meskipun
Pada akhir tahun 2020, Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia
dibingkai sebagai bentuk promosi pemanfaatan kembali
mengesahkan Omnibus Law tentang Cipta Kerja,119 yang
abu batu bara, tidak satupun [ketentuan] di dalam peraturan
semakin melonggarkan pengamanan lingkungan, termasuk
yang benar-benar membuat pemanfaatan kembali lebih
mencabut semua persyaratan perizinan untuk limbah B3 dan
menguntungkan dari pada penyimpanan sementara dan
menghapus sanksi pidana bagi pengelolaan limbah B3 ilegal.
pembuangan akhir.
Pada tahun 2021, Jokowi menandatangani empat puluh
sembilan peraturan pelaksana [UU Cipta Kerja], termasuk 4.2.
sebuah peraturan yang mengklasifikasikan kembali abu batu PENGHASIL ABU BATU BARA DI
bara dari pembangkit listrik––baik abu terbang maupun abu INDONESIA
dasar––sebagai “limbah non-B3 terdaftar.”120
Hampir setengah dari listrik Indonesia berasal dari
Meskipun masih mengatur abu batu bara sampai tahap pembangkit listrik tenaga batu bara. Dengan kapasitas
tertentu, peraturan baru tersebut menghilangkan pengaturan produksi listrik berbahan bakar batu bara mencapai 34.608
pengamanan untuk pengelolaan abu batu bara yang MW pada tahun 2020, lebih dari 9,7 juta ton abu dihasilkan
signifikan. Perubahan-perubahan yang paling penting adalah: di tahun itu saja.127 Dengan rencana ambisius negara untuk
(i) Penyimpanan, pemanfaatan kembali, dan pembuangan menambah 27.063 MW dari pembangkit listrik tenaga
tidak lagi memerlukan izin–– semua pengelolaan abu uap, yang sebagian besar berbasis batu bara, KESDM
batu bara, kecuali untuk persyaratan pembuangan memproyeksikan penghasilan tahunan abu batu bara akan
akhir, termasuk dalam “persetujuan lingkungan” yang meningkat menjadi 13,5 juta ton abu pada tahun 2023, dan
diberikan kepada para penghasil atau pihak ketiga 15,3 juta ton pada tahun 2028.128
pengelola sebagai bagian dari izin usahanya;121
Tidak jelas berapa banyak abu batu bara yang berada di
(ii) Penghapusan sanksi pidana untuk pengelolaan abu bawah pengawasan KLHK. Data KLHK menunjukkan bahwa
batu bara ilegal122 dan ketidakjelasan konsekuensi bagi hanya 2,9 juta ton abu batu bara yang dihasilkan oleh 44
tindakan-tindakan yang dilarang;123 pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun 2020,
(iii) Tidak ada batasan terhadap penyimpanan sementara kurang dari sepertiga angka KESDM.129 Selain itu, tidak ada
abu batu bara dan tidak ada larangan terhadap data dokumentasikan total penghasilan abu batu bara sejak
penyimpanan di area rawan bencana (meskipun, awal pembangkit listrik tenaga batu bara mulai dioperasikan
peraturan penyimpanan mensyaratkan keputusan di Indonesia yang dapat diakses publik, tidak ada pula data
penempatan untuk “mempertimbangkan jarak yang terkait pembuangan akhir limbah abu batu bara selama
aman terhadap perairan seperti garis batas pasang beberapa dekade.
tertinggi air laut, kolam, rawa, mata air, sungai, dan sumur Sebuah publikasi bersama pada tahun 2019 oleh KLHK dan
penduduk”);124 PLN menyatakan bahwa hanya 0,06% dari abu batu bara PLN

17
BOKS:

UJI TOKSISITAS INDONESIA:


AKURAT DAN DAPAT DIANDALKAN?
Keputusan untuk menghapus abu batu bara didasarkan Framework (LEAF), yang mencakup empat metode untuk
pada uji toksisitas sampel abu batu bara dari 19 unit menyimulasikan secara lebih akurat potensi pelindian
pembangkit listrik tenaga batu bara yang menggunakan pada kondisi lapangan yang beragam.131 Pada tahun 2015,
Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) dan EPA membandingkan ratusan hasil tes TCLP dan LEAF
LD50 (sebuah pengujian di mana 50% dari organisme dengan kondisi-kondisi lapangan yang sesungguhnya
terpapar yang diuji telah mati). Berdasarkan pengujian ini, dan menemukan bahwa “prosedur pelindian tradisional
Presiden dan KLHK menyimpulkan bahwa abu terbang (seperti Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP)
dan abu dasar tidak berbahaya dan harus dikeluarkan dari dan Synthetic Precipitation Leaching Procedure (SPLP))
daftar limbah B3. Namun demikian, ketergantungan pada mungkin meremehkan tingkat pelindian yang sebenarnya
TCLP, yang tidak dapat diandalkan untuk memprediksi dari konstituen beracun dari residu pembakaran batu bara
perilaku pelindian dari abu batu bara di lapangan, dan tes pada kondisi lapangan yang berbeda-beda.132 EPA juga
LD50 yang relatif sedikit tidak cukup untuk menentukan telah menyimpulkan bahwa “metode LEAF menangkap
risiko skenario pembuangan dan pemanfaatan kembali karakteristik pelindian yang ditemukan di lapangan secara
yang sebenarnya. akurat. Perhitungan yang baik akan pH dari limbah pada
kondisi lapangan serta rasio cair-padat dari pelindian
Pada tahun 1970-an, di masa awal peraturan limbah padat, dan limbah terbukti menghasilkan hasil lab yang sangat
US EPA mengembangkan TCLP untuk mengklasifikasikan mirip dengan yang ditemukan di kondisi lapangan yang
limbah padat perkotaan untuk opsi pembuangan. TCLP terkait.133 US EPA sekarang merekomendasikan untuk
menyimulasikan perilaku limbah ketika terpapar air merancang pengujian LEAF yang sesuai untuk semua
dengan pH tertentu, yang disesuaikan dengan tingkat pH pembuangan abu batu bara atau pemanfaatan kembali
air di tempat pembuangan limbah padat perkotaan.130 berdasarkan kondisi-kondisi realistis, dan pada tahun 2017
Selama bertahun-tahun pengujian ini juga digunakan untuk mempublikasikan panduannya terkait bagaimana cara
abu batu bara, tetapi EPA di awal tahun 2000-an mulai merancang pengujian tersebut secara tepat.134 Studi-studi
untuk menyadari keterbatasan dari TCLP. Karenanya, EPA ilmiah sejak tahun 2017 menggarisbawahi pentingnya
dan ilmuwan-ilmuwan lain dari AS dan negara-negara lain kondisi sekitar terkait pelindian, dan merekomendasikan
mengembangkan Leaching Environmental Assessment penilaian risiko berbasis situasi.135

yang dimanfaatkan kembali, sedangkan 25,08% ditimbun.136 Abu batu bara dapat disimpan sementara di silo, tempat
Akhir dari 75% yang lainnya tidaklah jelas: 57,3% dari jumlah tumpukan limbah (waste pile), atau penampungan limbah
tersebut tercatat telah diangkut oleh pihak ketiga, tetapi (waste impoundment).140 Di masa lalu, pemerintah daerah
publikasi tersebut tidak menjelaskan apa yang sebenarnya menentukan tipe fasilitas penyimpanan sementara dalam
dilakukan pihak ketiga terhadap abu batu baranya. izin penyimpanan sementara limbah B3. Tidak ada data yang
Sisanya––hampir seperlima––tercatat sebagai sisa dalam memperkirakan berapa banyak abu tersimpan di masing-
pembuangan sementara,137 yang kemungkinan melanggar masing tipe fasilitas, baik oleh pembangkit listrik ataupun
waktu penyimpanan maksimum selama 365 hari. secara kumulatif, yang tersedia untuk publik. Pada semua
studi kasus yang dideskripsikan di Lampiran 1, pembangkit
4.3. listrik menyimpan abu mereka di tempat tumpukan limbah
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (waste pile) atau silo, atau secara ilegal membuang abu di
ABU BATU BARA lokasi-lokasi yang tidak diizinkan.
Hampir seluruh pembangkit listrik tenaga batu bara di Terlepas dari sifatnya yang sementara, penyimpanan
Indonesia––sekitar 97.63 %––menyimpan sementara membutuhkan lahan yang luas karena besarnya volume
abu mereka di dalam fasilitas mereka138 sebelum abu yang dihasilkan. Beberapa fasilitas, seperti PT
mengangkutnya ke lokasi-lokasi lain untuk dimanfaatkan Indominco Mandiri dan PLTU Mpanau, memiliki izin untuk
kembali, diolah atau dibuang. Sebagian besar fasilitas fasilitas penyimpanan abu sementara yang terlalu kecil
penyimpanan sementara kemungkinan dirancang untuk untuk menampung volume abu yang dihasilkan. Lahan abu
menampung abu batu bara yang dihasilkan selama tidak PLTU Suralaya hanya 14 Ha untuk produksi listrik sebesar
lebih dari satu tahun, mengikuti persyaratan maksimum 4.025 MW, meskipun dengan perluasan 2.000 MW, operator
penyimpanan sementara.139 berencana untuk menambah 15 Ha tambahan untuk tempat

18
penyimpanan yang ada. Fasilitas penyimpanan yang tidak rantai pengawasan abu batu bara dipertahankan. Sebelum
memadai sering kali mengakibatkan penyimpanan ilegal 2020, pemerintah tidak memiliki sistem yang dapat
di lokasi-lokasi yang tidak diizinkan. Faktanya, keluhan diandalkan untuk melacak truk-truk, sehingga tidak mungkin
masyarakat di Suralaya, Cilacap, dan Ombilin semuanya untuk memverifikasi apakah abu mencapai tujuan yang
terkait dengan penyimpanan sementara abu di PLTU. diinginkan. Aturan baru tidak mensyaratkan pengangkut-
Perkara pidana PT Indominco Mandiri, PLTU Mpanau, dan PT pengangkut untuk mengambil langkah apa pun untuk
Indo Bharat Raya juga meliputi salah kelola penyimpanan mendokumentasikan atau melaporkan rantai pengawasan
sementara abu. untuk abu yang diangkut.

Berdasarkan peraturan limbah B3 tahun 2014, ketika Tanpa surat muatan pengangkutan dan persyaratan
fasilitas penyimpanan sementara penuh atau ketika abu pelacakan, tidak jelas bagaimana cara pemerintah akan
mencapai waktu penyimpanan maksimum, penghasil harus memastikan abu batu bara tidak hilang dalam pengangkutan,
mengangkut, memanfaatkan kembali, mengolah atau sehingga berpotensi untuk lolos dari semua persyaratan
membuang abu batu bara atau berkontrak dengan pihak peraturan [yang mengatur] pemanfaatan kembali atau
ketiga untuk mengelola abu tersebut.141 Namun demikian, pembuangan. Ini merupakan langkah mundur yang besar
peraturan baru tahun 2021 tidak menentukan waktu untuk transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan
penyimpanan maksimum. Dalam menetapkan aturan baru, lingkungan hidup dari risiko kontaminasi abu.
KLHK tidak merilis data yang menilai sampai sejauh mana
pemegang izin penyimpanan sementara telah memenuhi 4.5.
persyaratan waktu maksimum atau apakah fasilitas PEMANFAATAN KEMBALI ABU
sementara cukup untuk menyimpan abu yang dihasilkan. BATU BARA
Tidak jelas bagaimana pemerintah akan memastikan bahwa Selama beberapa dekade, Indonesia memiliki tingkat
tempat penyimpanan abu sementara tidak berubah menjadi pemanfaatan kembali abu batu bara yang rendah. Sebuah
pembuangan akhir yang tidak layak. publikasi gabungan antara KLHK dan PLN menyatakan
4.4. bahwa hanya 0,06% dari abu batu bara PLN yang
PENGANGKUTAN ABU BATU BARA dimanfaatkan kembali, sedangkan Asosasi Pertambangan
Batu Bara Indonesia memperkirakan angka pemanfaatan
Para penghasil dapat menggunakan armada mereka untuk kembali sebesar 1-2%.142 Tidak ada data mengenai
mengangkut abu batu bara atau dapat berkontrak dengan dokumentasi pelbagai tipe pemanfaatan kembali di
pihak ketiga. Berdasarkan aturan tahun 2014, pengangkut Indonesia yang tersedia untuk publik, meskipun KLHK
harus memiliki izin sebagai pengangkut limbah B3. Terdapat seharusnya memiliki data-data ini karena para penghasil
ratusan pengangkut yang memiliki izin di seluruh Indonesia. dan pihak ketiga diwajibkan untuk melaporkan tipe-tipe
Abu batu bara menempuh pelbagai jarak, terkadang hingga pemanfaatan kembali abu.
ribuan kilometer, untuk dimanfaatkan kembali, diolah atau
dibuang. Di beberapa area di mana fasilitas pemanfaatan Alasan dibalik rendahnya tingkat pemanfaatan kembali tidak
kembali atau lokasi pembuangan akhir tidak tersedia, abu jelas. Industri menyalahkan status abu batu bara sebagai
bergerak melintasi provinsi-provinsi, dan bahkan pulau-pulau. limbah B3 untuk rendahnya tingkat pemanfaatan kembali.143
Pemerintah menyatakan alasannya untuk menghapus abu
Saat abu diangkut melalui jalur darat, truk-truk sering batu bara dari daftar limbah B3 adalah untuk mendorong
melewati jalan-jalan umum dan melalui lingkungan pemanfaatan kembali.144 Namun demikian, aturan baru tidak
masyarakat, menyebarkan debu di sepanjang rute. berisi ketentuan apapun yang memberikan insentif terhadap
Masyarakat yang tinggal di rute transportasi mengeluhkan pemanfaatan kembali dibandingkan dengan penyimpanan atau
debu dari truk-truk yang tidak tertutup. Masyarakat pembuangan akhir. Faktanya, bahkan sebelum aturan baru
juga mengeluhkan debu larian yang keluar dari lokasi tersebut, para penghasil dan pihak ketiga dapat memanfaatkan
penyimpanan di mana abu dimuat ke dalam kendaraan, kembali abu batu bara setelah mendapat izin yang
seperti di Suralaya. Tongkang atau kapal yang mengangkut memverifikasi abu batu bara dapat dimanfaatkan kembali,
abu batu bara mengeluarkan debu larian di sepanjang rute yang berarti memenuhi tingkat kontaminasi radioaktif dan
mereka dan di pelabuhan. konsentrasi aktivitas.145 Proses perizinan juga mensyaratkan
proses percobaan untuk menilai kelayakan dan keamanan dari
Kami menemukan insiden-insiden pengangkutan ilegal
beberapa tipe pemanfaatan kembali.146 Dengan aturan baru,
dan tidak tepat, termasuk pengangkut yang dinyatakan
baik batas radioaktif dan persyaratan percobaan dihilangkan,
bersalah atas pembuangan ilegal abu batu bara. (Lihat
yang membuat pemanfaatan kembali lebih berisiko.
kasus PT Nuryeni yang dijelaskan pada Lampiran 1.)
Namun demikian, tingkat kepatuhan dan penegakan hukum Kekhawatiran lain terhadap aturan baru adalah
secara keseluruhan tidak jelas. Kami tidak menemukan kegagalannya untuk membedakan antara pemanfaatan
dokumentasi atau sistem untuk memverifikasi bahwa kembali yang terenkapsulasi yang relatif aman dan

19
pemanfaatan kembali tak terenkapsulasi yang berisiko untuk pembuangan akhir abu batu bara. Indonesia telah
tinggi. Ini juga merupakan kelemahan dari rezim pengaturan mengizinkan penampungan basah (wet impoundment)
sebelumnya, yang memungkinkan pemanfaatan kembali untuk pembuangan sementara. Persyaratan izin yang ketat
yang sangat merusak lingkungan walaupun abu batu bara untuk penampungan basah (wet impoundment) mungkin
diklasifikasikan sebagai limbah B3. Sebagai contoh, pada menjadi alasan mengapa metode pembuangan yang paling
kasus PT PRIA, masyarakat setempat menggunakan abu berbahaya ini belum banyak digunakan.153 Berdasarkan
batu bara yang seharusnya diolah oleh perusahaan sebagai aturan tahun 2014, otoritas perizinan mengevaluasi lokasi
bahan urug kavling pemukiman. Pada PLTU Ombilin, dan tipe fasilitas pembuangan; desain; teknologi; metode
penghasil mendorong pemanfaatan kembali abu batu bara dan proses pembuangan; dan prosedur pembuangan.154
sebagai bahan pembenah tanah (soil ameliorator) di area di Abu batu bara dengan tingkat radioaktivitas dan
mana kelompok petani setempat menanam tanaman yang konsentrasi tertentu harus dibuang pada tempat
dapat dimakan dan membudidayakan ikan. PLTU Ombilin pembuangan kelas 1 atau kelas 2155 (tempat pembuangan
juga menggunakan abu batu bara dalam jumlah besar untuk berlapis dengan persyaratan tapak yang ketat).
menimbun kembali setidaknya satu lubang tambang yang
tidak direklamasi dan tidak dilapisi. Pada tempat-tempat Aturan baru mempertahankan opsi-opsi pembuangan
lainnya, para operator pembangkit listrik mempekerjakan akhir untuk abu batu bara yang terbatas pada fasilitas
masyarakat setempat untuk memproduksi blok-blok trotoar tempat pembuangan limbah tidak berbahaya, penimbunan
yang menggunakan abu batu bara tanpa atau dengan kembali di lubang tambang, atau penempatan pada
peralatan keamanan yang minim, yang dalam banyak bendungan penampung limbah tambang (tailing dam).156
kejadian dibingkai sebagai proyek “tanggung jawab sosial Tidak jelas seberapa banyak lagi kelonggaran fasilitas
perusahaan”. pembuangan limbah tidak berbahaya dibandingkan
dengan fasilitas limbah B3 yang dilapisi dan ditempatkan
Aturan baru, walaupun mencantumkan pelbagai tipe dengan cermat. Selain itu, kurangnya kejelasan seputar
pemanfaatan kembali dengan lebih detail, juga gagal batas waktu penyimpanan sementara dapat menyebabkan
untuk membedakan pemanfaatan kembali yang aman penampungan basah (wet impoundment) yang besar
dari pemanfaatan kembali yang berisiko, dan karenanya menyimpan abu jauh lebih lama dari pada sementara.
memungkinkan pemanfaatan kembali sebagai bahan baku
atau bahan baku pengganti untuk bahan-bahan konstruksi Aturan baru juga tidak memiliki pedoman seputar kapan
(yaitu beton, semen, batako, paving block, beton ringan) untuk menimbun atau menempatkan kembali dan
maupun sebagai bahan urug, bahan pembenah tanah (soil menghilangkan persyaratan untuk pengujian dasar air
ameliorator), dan penggunaan pada kertas, plastik dan tanah, pemantauan air tanah, keputusan penghentian
produk-produk lainnya.147 untuk penutupan, dan persyaratan pemantauan pasca-
penutupan. Dikombinasikan dengan penghapusan batas
Aturan baru ini juga memungkinkan “bentuk lain” dari radioaktivitas,157 ketidakjelasan dan kurangnya pengawasan
pemanfaatan kembali “sesuai dengan perkembangan ini mengirimkan sinyal kepada para penghasil dan pihak
ilmu pengetahuan dan teknologi.”148 Hal ini tampaknya ketiga untuk menggunakan metode pembuangan yang
memungkinkan bentuk-bentuk pemanfaatan kembali yang paling murah dan paling berisiko. PLTU Ombilin adalah
tidak secara eksplisit dicantumkan dalam aturan, termasuk contoh di mana abu yang ditimbun di lubang-lubang
pemanfaatan yang oleh KLHK dan PLN di dalam penilaiannya tambang dapat menyebabkan kontaminasi air tanah
pada tahun 2019 diberikan peringatan dapat “bepotensi yang tidak terdeteksi karena tidak ada pemantauan
membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia,”149 air tanah yang dipersyaratkan atau dilakukan. Dalam
seperti pengolahan air limbah dan abu vermikompos.150 menetapkan aturan baru, KLHK tidak mengeluarkan
atau tidak mengevaluasi rona awal air tanah dan hasil-
Terakhir, meskipun aturan baru mensyaratkan sebagian hasil pemantauan yang seharusnya dimilikinya. Dengan
besar produk abu batu bara untuk mematuhi standar demikian, status kontaminasi air tanah dari fasilitas
produk,151 hanya ada empat standar nasional yang tersedia pembuangan akhir yang ada sebagian besar tidak diketahui.
terkait abu batu bara––semuanya bersifat sukarela dan
hanya berlaku untuk pemanfaatan kembali abu terbang yang Terakhir, aturan baru tidak memiliki ketentuan yang cukup
terenkapsulasi.152 Pembuatan standar produk merupakan untuk memastikan kepatuhan, pendeteksian aktivitas
kesempatan penting untuk memberikan atau menghilangkan ilegal, penegakan hukum, dan [pemberian] sanksi tegas
insentif pelbagai tipe pemanfaatan kembali. terhadap pelanggar. Di masa lalu, bahkan operator yang
memiliki izin melanggar hukum dengan sangat nyata.
4.6. Sebagai contoh, PT Indo Bharat Rayon, pemegang izin
PEMBUANGAN AKHIR ABU BATU BARA pembuangan akhir limbah B3, dinyatakan bersalah
Kendati tidak dilarang, Indonesia secara historis tidak secara pidana karena menimbun 252.200 ton abu batu
mengizinkan penampungan basah (wet impoundment) bara secara ilegal selama satu dekade di salah satu rawa

20
Sungai Citarum. Kurangnya kepatuhan dan mekanisme Tanpa pemantauan atau pembersihan, kontaminasi
penegakan hukum di dalam peraturan baru merupakan lingkungan dapat tetap bertahan, terlepas ada tidaknya
alasan untuk merasa khawatir. sanksi terhadap pelanggar. Penilaian dari negara-negara
lain memperingatkan bahwa puncak pencemaran
4.7. dari lokasi penimbunan abu batu bara terjadi lama
KAJIAN INDONESIA MENGENAI setelah limbah ditempatkan. Sebagai contoh, US EPA
PAPARAN ABU BATU BARA memproyeksikan puncak paparan dari kolam abu batu
Sangat sedikit informasi yang dapat diakses terkait bara terjadi sekitar 78 hingga 105 tahun setelah kolam
paparan abu batu bara di Indonesia. Informasi dasar dan pertama mulai beroperasi.161 Abu batu bara, jika dibuang
pemantauan tentang kualitas air tanah tidak tersedia untuk secara tidak tepat, menimbulkan risiko jangka panjang
publik, meskipun diamanatkan untuk tempat penimbusan dan berpotensi mematikan bagi kesehatan manusia dan
akhir (landfill) limbah B3.158 Meskipun ada seperangkat ekosistem perairan untuk banyak generasi.
standar untuk pemantauan sumur, hasil pengujian jarang Beberapa anggota populasi memiliki risiko lebih besar
tersedia. Konfirmasi keberadaan abu atau air lindian di terpapar abu batu bara melebihi batas-batas aman:
sungai, waduk, danau, lahan basah dan perairan pantai
Indonesia juga tidak tersedia untuk publik. Pekerja yang terlibat dalam pengangkutan atau
pembuangan abu. Di AS, sebagai contoh, lebih dari
Debu larian pertama kali diatur di Indonesia pada tahun 2019, 50 pekerja meninggal karena penyakit-penyakit
bukan dengan sebuah standar, tetapi melalui identifikasi yang terkait abu setelah bekerja pada pembersihan
kasus per kasus dan sistem manajemen yang ditetapkan tumpahan abu di Kingston, Tennessee pada tahun
pada izin lingkungan suatu fasilitas.159 Banyak masyarakat 2018.162
Indonesia yang tinggal dekat tumpukan abu mengeluhkan
debu dan penyakit pernafasan, tetapi studi tentang dampak Paparan kronis juga menjadi perhatian bagi anak-
kesehatan dari paparan debu tidak tersedia. anak yang tinggal di arah hembusan angin dari
tumpukan abu yang tidak tertutup dan rute truk.
Indonesia memiliki sangat sedikit – atau bahkan tidak ada Sebuah studi AS menemukan prevalensi masalah
– pengujian keberadaan abu batu bara dalam tanah yang kesehatan dan tidur lebih besar secara signifikan pada
mungkin telah terdampak pembuangan [abu] di dekatnya, anak-anak yang tinggal di dekat timbunan abu batu
debu larian, atau pengendapan partikel abu terbang di bara.163
udara dari cerobong asap. Penduduk mungkin terpapar air tanah dan air
Tidak ada penilaian ilmiah tentang jalur pemajanan abu permukaan yang terkontaminasi melalui minum,
batu bara di Indonesia yang telah dipublikasikan. Pelindian memasak, mandi, mencuci, atau mencuci pakaian.
ke hulu atau pembuangan langsung abu dapat berdampak Penilaian risiko US EPA menemukan bahwa tinggal
pada sawah, kolam ikan, aliran air dan sungai yang dekat kolam abu atau tempat penimbusan akhir
merupakan habitat dari kerang air tawar, siput, udang, belut (landfill) yang tidak dilapisi meningkatkan risiko
dan ikan. Logam berat dapat terakumulasi secara biologis di kerusakan pada hati, ginjal, paru-paru dan organ-organ
dalam telur bebek yang diternak di badan-badan air ini.160 lain sebagai akibat paparan terhadap logam berat
seperti arsenik, kadmium, timbal, talium, dan polutan-
Dampak terhadap ekosistem pesisir Indonesia juga belum polutan lain pada konsentrasi yang jauh di atas tingkat
dipelajari. Mengingat konsumsi ikan per kapita yang tinggi yang dianggap aman.164
di Indonesia, dan banyaknya industri perikanan di dekat Petani mungkin bekerja di tanah atau air yang
PLTU dekat pesisir dan timbunan abu, penelitian sangat terkontaminasi abu atau logam berat. Beras, ikan,
diperlukan untuk menilai apakah logam berat yang larut sayuran, telur, susu, daging dan produk-produk lainnya
dari timbunan abu batu bara terakumulasi dalam rantai dapat terkontaminasi.
makanan perairan.
Tidak ada penilaian risiko kesehatan yang terkait dengan
Pelbagai kasus pengelolaan abu batu bara yang buruk dan paparan abu batu bara yang telah dipublikasikan di
keluhan-keluhan masyarakat selama beberapa dekade Indonesia, termasuk bekerja atau tinggal di dekat
masih belum memantik pemerintah untuk melakukan lokasi pembuangan abu, meminum air tanah yang
studi-studi kontaminasi lingkungan atau dampak kesehatan. terkontaminasi, atau memakan produk dari tanaman atau
Hal ini terutama mengkhawatirkan ketika para penghasil hewan yang terkontaminasi. Karena pemantauan dan
atau pihak ketiga telah terbukti bertanggung jawab secara penelitian yang tidak memadai terhadap kemungkinan
pidana menyimpan abu secara tidak layak di lokasi yang jalur pemajanan, biaya kontaminasi abu batu bara di
secara ekologi sensitif atau tempat yang secara wajar Indonesia belum diketahui.
dipahami memapari masyarakat setempat.

21
5
LAMPIRAN 1:
studi kasus
PLTU CILACAP: ABU DAN PEMBUANGAN
ILEGAL
Di Cilacap––wilayah paling rawan bencana di Jawa memicu penegakkan hukum pidana terhadap pembangkit
Tengah, dengan risiko tsunami, kekeringan, kekurangan listrik tenaga batu bara yang lebih kecil, PLTU Cilacap
air bersih, intrusi air laut, dan banjir pasang165 ––terdapat belum mendapatkan sanksi pidana.168
kompleks pembangkit listrik tenaga batu bara yang
memproduksi hampir 3.000 MW listrik untuk jaringan Setelah protes masyarakat besar-besaran pada tahun
Jawa-Bali. Salah satu penghasil, PT Sumber Segara 2018, abu dipindahkan dari tempat penyimpanan
Primadaya, diizinkan untuk menyimpan sementara abu sementara dan bidang tanah dan sebuah jaring dipasang
di sebidang tanah sempit antara pantai dan lingkungan untuk mengurangi debu larian.169 Namun demikian,
perumahan. Hanya sebuah tembok yang memisahkan tidak ada lapisan atau penutup dan debu larian dari
tempat pembuangan yang tak berlapis dan tak tertutup pengangkutan terus mengganggu masyarakat.170 Tidak
dengan rumah-rumah dan sebuah sekolah dasar yang ada pemantauan debu atau kualitas udara yang terjadi
hanya berjarak 5 meter.166 Pembuangan ilegal juga terjadi di lingkungan tersebut dan tidak ada data penelitian air
di sebidang tanah terdekat karena area penyimpanan tanah yang diungkapkan ke publik. Banyak warga yang
yang tidak mencukupi.167 Meski pelanggaran semacam ini pindah karena kondisi hidup yang tak tertahankan.171

Infografis 1
PLTU CILACAP: ABU DAN PEMBUANGAN ILEGAL

02
Salah satu penghasil diizinkan untuk
menyimpan sementara abu di sepetak
tanah di antara pantai dan perumahan
penduduk. Pembuangan illegal
terjadi di tanah-tanah sekitar karena
ketidakcukupan luasan penyimpanan

01 03
sementara.
PT Sumber Segara
Primadaya (PLTU Cilacap)
menghasilkan hampir 3.000
MW listrik bagi jaringan Setelah protes masyarakat di tahun
Jawa-Bali. Terletak di Jawa 2018, tumpukan abu diangkat dari
Tengah dengan risiko tinggi tempat pembuangan sementara dan
tsunami, kekeringan, intrusi paranet dipasang untuk mengurangi
air laut dan banjir rob. debu larian. Data mengenai debu
[larian] atau kualitas udara dan hasil
pengujian air tanah tidak tersedia
secara publik.

22
PT INDOMINCO MANDIRI: PIDANA
DENDA YANG “TAK BERDAMPAK”
Pembangkit listrik tenaga batu bara yang dioperasikan sementara limbah B3 pada tahun 2015. Izin tersebut
oleh PT Indomico Mandiri (PT IMM) untuk mendukung mensyaratkan tempat penampungan abu sementara
aktivitas tambangnya hanya berkapasitas 14 MW. Namun, sebesar 18m x 12m.176 Pada tahun 2016, izin tersebut
pada tahun 2011, ribuan ton abu yang dihasilkan oleh diperbaharui, mensyaratkan tempat penampungan abu
pembangkit listrik ini ditumpuk secara ilegal. Pada sebesar 24m x 60m, dengan lokasi tertutup, atap, dinding
tahun 2014, anggota masyarakat setempat mulai 1m, lantai tahan air setebal 15-20 cm, dan berlokasi 300
menyadari tumpukan abu di dalam fasilitas pabrik dan m dari pemukiman terdekat.177 Dokumen pengadilan
mengajukan laporan ke KLHK.172 Pada bulan Desember menunjukkan bahwa tempat penampungan abu yang
2017, Pengadilan Negeri Tenggarong menjatuhkan sanksi dibangun oleh PT IMM hanya berukuran 18m x 12m, jauh
pidana kepada PT IMM dan mendenda perusahaan lebih kecil dari yang dipersyaratkan izin pada tahun 2016.
sebesar Rp 2 miliar, jumlah yang lebih rendah dari
biaya pengelolaan abu.173 Sebuah laporan dari induk Total abu yang dihasilkan oleh PT IMM diperkirakan
perusahaan PT IMM menyatakan bahwa sanksi tersebut mencapai 3.650 ton per tahun. Hanya sebagian dari abu
“tidak berdampak terhadap keuangan dan operasional ini yang ditempatkan di fasilitas penyimpanan sementara
perusahaan.”174 Tidak jelas apakah kasus ini memicu karena kapasitas dari fasilitas segera terlampaui. Pada
pemulihan lokasi atau perubahan terhadap praktik tahun 2012 dan 2013, PT IMM secara ilegal menumpuk
pembuangan abu perusahaan sejak tahun 2017.175 abu di dekat lokasi produksi paving block tanpa adanya
infrastruktur keamanan.178 Kontrak dengan pihak ketiga
Dokumen pengadilan untuk kasus tersebut menunjukkan tampaknya dilakukan secara insidental untuk menangani
administrasi yang buruk dari persyaratan perizinan tumpukan abu.179 Pada tahun 2015, KLHK menemukan
limbah B3. Meskipun perusahaan sudah beroperasi sejak lebih dari 3.950 ton abu ditumpuk secara ilegal di luar
tahun 2011, PT IMM baru mendapatkan izin penyimpanan fasilitas penyimpanan sementara abu.180

Infografis 2
PT INDOMINCO MANDIRI: PIDANA DENDA YANG “TAK BERDAMPAK”

PLTU beroperasi dengan PT IMM secara ilegal Masyarakat setempat


kapasitas 14 MW saja. Total menumpuk abu di dekat mengajukan pengaduan
timbulan abu mencapai 3.650 tempat produksi paving ke KLHK.
ton per tahun. block.

2011 2012 - 2013 2014

2017 2016 2015


Pada Desember 2017, PN Pembaruan permit [PT Indominco] mendapatkan
Tenggarong menghukum mensyaratkan tempat izin tempat penyimpanan
PT IMM atas tindak pidana penyimpanan abu seluas 24m sementara limbah B3. KLHK
dan menjatuhkan denda x 60m yang terletak 300m menemukan lebih dari 3.950 ton
Rp 2 milyar. dari perumahan terdekat. abu ditumpuk secara ilegal di
luar fasilitas [perusahaan].

23
PLTU OMBILIN: PEMANFAATAN
KEMBALI ABU, SEBUAH SOLUSI?
Pembangkit listrik tenaga batu bara PLTU Ombilin yang batu bara, termasuk penerapan untuk tanaman-tanaman
berusia 25 tahun dilanda masalah-masalah teknis: cabai dan budidaya, yang mereka klaim memproduksi
perangkat pengendali pencemaran yang rusak yang ‘hasil yang memuaskan.’193
tidak dapat diperbaiki sejak tahun 2012,181 penurunan
performa akibat penggunaan batu bara berkalori rendah Pemanfaatan kembali abu batu bara untuk menetralisir
yang tidak sesuai dengan desain awal pembangkit air asam tambang (acid mine drainage) menunjukkan area
abu-abu antara pemanfaatan kembali dan pembuangan
listrik,182 dan peralatan tua yang membutuhkan lebih
akhir. Perusahaan yang memanfaatkan kembali dengan
banyak perawatan. Masalah-masalah ini mengarah ke
cara ini mengklaim bahwa area bekas tambangnya dapat
masalah lain: pembangkit listrik 200 MW menghasilkan
220.000 ton abu batu bara per tahun, yang mana tidaklah mengakomodir hingga 500.000 ton abu.194
proporsional.183 Produksi abu batu bara berlebih PLTU Terakhir, pemanfaatan kembali paving block yang
Ombilin bahkan mensyaratkan pembangkit listrik tersebut dipimpin masyarakat, semakin populer di lokasi-lokasi
untuk mengurangi kapasitas masing-masing dari unitnya lain dan juga sebagai program “tanggung jawab sosial
menjadi 60 MW untuk mengurangi timbulan abu.184 perusahaan”, berpotensi membuat para pekerja terpapar
kontaminan beracun tanpa adanya tindakan pengamanan
Sejarah pembuangan beberapa juta ton abu yang
pekerja yang memadai.
dihasilkan sebelum tahun 2014, tahun dimana
pembangkit listrik tersebut membangun fasilitas
penyimpanan sementaranya, tidak jelas. Operator
pembangkit listrik tersebut mengklaim bahwa mereka
Infografis 3
mengirimkan abu kembali ke lokasi tambang.185 Padahal
PLTU OMBILIN: PEMANFAATAN KEMBALI ABU,
pada tahun 2008, Dewan Perwakilan Rakyat Sawahlunto
mengindikasikan bahwa abu ditumpuk di tepi Sungai SEBUAH SOLUSI?
Ombilin.186 Anggota masyarakat mengenang kejadian
ekstrem, seperti “hujan abu batu bara” yang menyelimuti
PLTU Ombilin yang berumur 25
desa pada tahun 2011 akibat angin-angin kencing yang tahun dengan kapasitas 220 MW
meniup tumpukan abu dari bukit ke lingkungan sekitar.187 memproduksi 220.000 ton abu batu
bara setiap tahun.
Meningkatnya protes masyarakat memicu KLHK untuk
Sejak 2012, alat pengendali
menjatuhkan sanksi administratif pada tahun 2018 dan pencemaran udara belum diperbaiki.
akhirnya memaksa pembangkit listrik tersebut untuk
menemukan manfaat dari abunya.188 PLTU Ombilin DPRD Sawahlunto mengindikasikan
berkontrak dengan beberapa pihak ketiga untuk 2008 abu ditumpuk di bantaran Sungai
melakukan beberapa praktik pemanfaatan kembali: Ombilin.
campuran semen,189 penetral air asam tambang
(acid mine drainage),190 bahan pembenah tanah (soil Insiden hujan abu batu bara
ameliorator) dan pupuk.191 Pembangkit listrik tersebut menyelimuti desa karena angina
2011 kencang yang menghembuskan abu
juga memperoleh izin pemanfaatan kembali untuk
[dari] tumpukan.
mempekerjakan masyarakat guna memproduksi batako
dan paving block menggunakan abunya.
PLTU mengklaim bahwa mereka
mengirimkan beberapa juta ton abu
Beberapa praktik ini perlu dipertanyakan. Penggunaan 2014 yang ditimbulkan sebelum 2014
abu batu bara sebagai pembenah tanah tampaknya kembali ke lokasi tambang batu bara.
merupakan inisiatif informal yang dipimpin oleh pihak
yang tidak berizin: serikat petani lokal. Pemanfaatan KLHK menjatuhkan sanksi
ini digunakan untuk tanaman yang dapat dimakan: administratif dan memaksa
2018 pembangkit untuk menemukan cara
padi, jagung, singkong dan semangka,192 yang langsung memanfaatkan abunya.
menuju ke meja makan para petani tanpa adanya uji
laboratorium terhadap kontaminan. Pada tahun 2019,
Unit penelitian Kementerian Pertanian
sebuah unit penelitian Kementerian Pertanian dan Tentara dan TNI AD Sawahlunto mulai
Nasional Indonesia, Komando Distrik Militer Sawahlunto, 2019 melakukan percobaan pemanfaatan
menjalankan uji coba untuk pemanfaatan kembali abu abu.

24
PLTU PANAU: KLASTER KANKER
MASYARAKAT DAN TUMPUKAN ABU
YANG TERSAPU TSUNAMI
PLTU Panau, walaupun relatif kecil, menunjukkan Kesehatan menyatakan bahwa klaim ini membutuhkan
kecerobohan ekstrem dalam mengelola abu batu bara kajian yang mendalam, tetapi tidak pernah melakukan
meskipun telah ada protes dari masyarakat dan upaya [kajian tersebut].200
penegakan hukum. Sejak tahun 2007, pembangkit listrik
tersebut menghasilkan 17 hingga 33 ton abu per hari,195 Pada tahun 2016, manajer pembangkit listrik dinyatakan
membuangnya secara melawan hukum ke lokasi seluas bersalah secara pidana atas pembuangan limbah B3
0,5 Ha di tepi Sungai Tawaeli yang hanya berjarak 50m tanpa izin. Dokumen pengadilan menunjukkan bahwa
dari area pemukiman.196 Pada tahun 2015, perusahaan pembuangan ilegal ini merupakan keputusan yang
secara ilegal menumpuk 72.000 hingga 107.341 ton dikehendaki direktur pembangkit listrik tersebut,
abu, berdasarkan perkiraan KLHK dan WALHI Sulawesi dengan tumpukan ilegal ditempatkan setidaknya di
Tengah.197 empat lokasi.201 Namun, pidana yang dijatuhkan tidak
pernah dilaksanakan.201 Pembangkit listrik tersebut
Sejak operasi dimulai pada tahun 2007, 60 rumah tetap menimbun abu di bibir sungai secara illegal
penduduk diselimuti debu abu batu bara setiap harinya. sampai tsunami tahun 2018 merusak pembangkit listrik
Penduduk mulai menyadari peningkatan insiden kanker, tersebut. Foto-foto dari tumpukan abu menunjukkan
dan pada tahun 2016 mulai secara komprehensif ombak tsunami mungkin telah menyebarluaskan abu
mendokumentasikan tingkat kanker masyarakat.198 dalam jumlah besar,203 berpotensi membawa abu jauh
Menurut laporan masyarakat, setidaknya 14 penduduk ke wilayah daratan serta sepanjang garis pantai serta
pada 60 rumah tangga meninggal karena kanker atau ke Teluk Panau. Perjuangan penduduk Panau untuk
penyakit paru-paru antara tahun 2016 hingga tahun 2018, membersihkan tumpukan abu ilegal masih jauh dari
termasuk anak-anak berusia tujuh tahun.199 Kementerian selesai, karena belum ada pembersihan dan PLTU Panau
rencananya akan dibangun kembali.

Infografis 4
PLTU PANAU: KLASTER KANKER MASYARAKAT
DAN TUMPUKAN ABU YANG TERSAPU TSUNAMI

Operasi dimulai, Masyarakat mulai


memproduksi 17-33 PLTU Panau terus
mendokumentasikan membuang abu
ton abu setiap hari PLTU Panau secara tingkat kanker
dan secara melawan ilegal menumpuk secara ilegal di
secara komprehensif. pinggir sungai
hukum membuang 72.000 s.d. 107.341 Pengelola pembangkit
abu di tanah seluas ton abu, menurut hingga tsunami
dinyatakan bersalah pada Desember
0,5 Ha di bantaran KLHK dan WALHI melakukan pidana
Sungai Tawaeli, 50m Sulawesi Tengah. 2018 merusak
pembuangan abu pembangkit.
dari perumahan secara ilegal.
penduduk.

2007 2015 2016 2018

25
PT PRIA: HADIAH ABU BATU BARA DAN
SUMUR YANG TERKONTAMINASI
PT PRIA, didirikan pada tahun 2010, merupakan penyedia kurangnya dasar data yang mendukung kesimpulan KLHK
jasa untuk pemanfaatan kembali, pengolahan dan bahwa tidak ada hubungan kausal antara pencemaran
pengangkutan limbah B3.204 PT PRIA memiliki izin untuk dengan PT PRIA. Pada tahun 2016, Komite VII dari Dewan
pengolahan elektrokoagulasi dan pembakaran pada tahun Perwakilan Rakyat memerintahkan audit lingkungan untuk
2014,205 memperoleh izin pemanfaatan kembali-nya pada menginvestigasi tuduhan masyarakat.213
tahun 2016,208 dan rekomendasi pengangkutan pada tahun
Audit tersebut diselesaikan pada tahun 2018 dan
2018.207
hasilnya mendukung kesimpulan KLHK bahwa tidak ada
Pada tahun 2015, sebelum perusahaan memperoleh izin hubungan hidrologi antara aktivitas PT PRIA dengan
pemanfaatan kembali, PT PRIA menggunakan campuran sumur masyarakat yang tercemar. Namun demikian,
limbah B3, sebagian besar mengandung abu batu bara, audit tersebut mengonfirmasi bahwa ada abu terbang
sebagai material urug untuk konstruksi pembangkit dan abu dasar di pemukiman yang menggunakan
listriknya di Lakardowo.208 Staf perusahaan juga ‘bahan urug’ yang dijual oleh PT PRIA. Audit tersebut
memberikan beberapa campuran limbah ke masyarakat merekomendasikan PT PRIA mengenkapsulasi limbah
sekitar, mengatakan kepada anggota masyarakat bahwa yang digunakan masyarakat sebagai material urug untuk
itu adalah “material urug”. Penduduk desa menggunakan meminimalisir debu, yang ditolak oleh masyarakat.
limbah B3 sebagai bahan urug konstruksi rumah mereka Menurut anggota masyarakat, metode yang diusulkan
dan untuk menopang jalan rusak di sekitar kebun mereka, untuk “enkapsulasi” hanya sekedar menutup lapisan tanah
membayar Rp 100.000 s.d. 200.000 per truk untuk bagian atas di sekitar rumah mereka.
bahan dan bekerja dengan material urug tersebut tanpa
Selain itu, pada tahun 2018, KLHK menjatuhkan sanksi
perlindungan.209
administrasi kepada PT PRIA atas kelalaiannya dalam
Banyak warga dalam masyarakat mulai mengalami mengizinkan penjualan abu terbang dan abu dasar ke
iritasi kulit yang mereka perkirakan disebabkan air yang masyarakat sebagai material urug214 dan memerintahkan
tercemar bahan beracun. Inventarisasi masyarakat PT PRIA untuk memindahkan dan membersihkan abu yang
mendokumentasikan 60% dari sumur masyarakat melebihi masyarakat gunakan sebagai bahan pengisi di tempat
standar kualitas air yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri tinggal mereka. Hingga Februari 2019, hanya dua dari 51
Kesehatan No. 492 Tahun 2010,210 dan 342 orang menderita lokasi di mana pengisi digunakan yang telah dibersihkan.
infeksi kulit selama 6 bulan. Ecoton, sebuah LSM lokal,
memperkirakan 3.000 orang di sekitar pembangkit listrik Infografis 5
menderita infeksi kulit. Masyarakat tidak lagi dapat minum PT PRIA: HADIAH ABU BATU BARA DAN SUMUR
air dari sumur mereka; sebaliknya mereka harus membeli YANG TERKONTAMINASI
air yang dijual di truk-truk; seluruh desa harus membeli
satu tangki air setiap lima hari. PT PRIA didirikan dan berizin sebagai jasa penyedia
2010 pemanfaatan, pengolahan dan transportasi limbah
Masyarakat melaporkan setidaknya 51 lokasi di mana berbahaya dan beracun.
terdapat kandungan racun, dan menuntut PT PRIA PT PRIA memperoleh izin untuk pengolahan dengan
2014
memindahkan bahan-bahan dan melakukan pembersihan elektrokoagulasi dan insinerasi.
lingkungan.211 PT PRIA membantah tuduhan tersebut dan PT PRIA menggunakan campuran limbah B3 sebagai
mengklaim penggunaan bahan berbahaya oleh masyarakat 2015 bahan urug untuk pembangunan pabriknya di
“bukanlah tanggung jawab mereka.”212 Masyarakat Lakardowo. Juga menjual ‘bahan urug’ ke masyarakat
setempat [seharga] Rp 100-200.000,00 / truk.
berjuang untuk membuktikan bahwa pembuangan dari
timbunan ilegal tersebut menyebabkan pencemaran air, 2016 Komisi VII DPR meminta audit lingkungan untuk
menyelidiki tuduhan masyarakat.
yang mereka duga merupakan penyebab utama dari infeksi
kulit yang diderita oleh sebagian besar warga Lakardowo. Audit selesai dan hasilnya mendukung simpulan KLHK
tahun 2016 bahwa tidak ada hubungan hidrologi antara
Inspeksi KLHK pada tahun 2016 menyimpulkan tidak aktivitas PT PRIA dan sumur warga yang tercemar.
KLHK menjatuhkan sanksi administrative atas kelalaian
ada hubungan hidrologi antara kualitas air yang buruk di 2018
PT PRIA dalam mengizinkan penjualan abu dasar dan
sumur masyarakat dan aktivitas PT PRIA dan menepis abu terbang kepada masyarakat sebagai bahan urug,
klaim masyarakat bahwa infeksi kulit mereka disebabkan dan memerintahkan pengangkatan dan pembersihan
[abu].
oleh PT PRIA. Namun demikian, Ecoton melaporkan bahwa
pengujian laboratorium KLHK menunjukkan [pelampauan Per Februari 2019, hanya dua dari 51 lokasi di mana
2019 bahan urug digunakan sudah dibersihkan.
parameter] mangan, sulfat, dan kalsium karbonat di
sumur pemantauan PT PRIA, dan mempertanyakan

26
PLTU SURALAYA: RATUSAN HEKTAR
FASILITAS PEMBUANGAN DIBUTUHKAN,
DIMANAKAH MEREKA?
Pembangkit listrik tenaga batu bara Suralaya, kompleks penyimpanan akan terisi setiap 189 hari. Meskipun PLTU
listrik tertua dan terbesar di Indonesia, mulai beroperasi berencana untuk memperluas kapasitas penyimpanan
pada tahun 1984 dan secara bertahap diperluas abu-nya dengan tambahan 15 Ha untuk perluasan 2.000
kapasitasnya hingga kapasitasnya saat ini mencapai MW-nya,218 dengan timbulan abu yang diperkirakan
4.025 MW. Oleh karena ukuran dan usianya, pembangkit mencapai 11,2 juta ton/tahun pada tahun 2027,219
listrik tersebut, telah menjadi, dan kemungkinan akan fasilitas pembuangan sementara yang diperluas akan
tetap menjadi, salah satu penghasil abu batu bara penuh dalam 102 hari.
terbesar di Indonesia.215 Pada tahun 2010, PLTU Suralaya
memproduksi 1 juta ton abu batu bara, yang meningkat Pembangkit listrik Suralaya bergantung pada penyedia
menjadi 2,7 juta ton pada tahun 2017. Dengan rencana jasa pihak ketiga untuk memanfaatkan kembali atau
perluasan sebesar 2.000 MW, abu tahunan diperkirakan membuang abu batu bara mereka. Saat ini hanya ada 25
meningkat menjadi 11,2 juta pada tahun 2027. entitas di Banten yang diizinkan untuk memanfaatkan
kembali abu batu bara––14 di antaranya adalah pabrik
Nasib abu batu bara Suralaya tidak jelas. Tidak ada semen, dan sisanya adalah produsen beton dan ubin atau
informasi mengenai pengelolaan abu antara tahun 1984 penyedia jasa limbah B3.220 Yang lebih mengkhawatirkan
hingga tahun 2010 yang tersedia untuk publik. Pada adalah pembuangan: kurangnya informasi tentang
tahun 2010, tingkat pemanfaatan kembali abu batu bara penyedia jasa pembuangan yang memiliki kontrak
hanya 40%, yang artinya 60% dari abu [kemungkinan] dengan pembangkit listrik Suralaya berarti pembuangan
dibuang.216 Tidak jelas apakah pembangkit listrik telah akhir abu tidaklah diketahui. Mengingat jumlah abu
meningkatkan pemanfaatan kembali-nya sejak tahun yang dihasilkan sangatlah besar, kami memprediksi
2010. Produksi abu yang sangat banyak dari pembangkit pembuangan membutuhkan tambahan bidang tanah
listrik sangat kontras dengan kapasitas penyimpan abu- seluas 81 Ha untuk diubah menjadi tempat pembuangan
nya yang kecil––fasilitas seluas 14 Ha dengan kedalaman limbah B3 setiap tahun. Di mana letak bidang tanah ini
10m.217 Berdasarkan data timbulan abu saat ini, fasilitas akan berada masih menjadi misteri.

Infografis 6
PLTU SURALAYA: RATUSAN HEKTAR FASILITAS PEMBUANGAN
DIBUTUHKAN, DIMANAKAH MEREKA?

1984
PLTU Suralaya mulai
beroperasi dengan total
kapasitas 1.600 MW. Tidak ada informasi publik
tentang pengelolaan abu
antara 1984 dan 2010.
2010
Berdasarkan data timbulan
Kapasitas operasi kini 3.400 saat ini, fasilitas penyimpanan
MW, menghasilkan 1 juta akan menjadi penuh setiap
ton abu batu bara. Kapasitas 189 hari.
penyimpanan abu hanya 14
ha dengan kedalaman 10m. Pembangkit berencana
Tingkat penggunaan kembali menambah kapasitas
abu hanya 40%. penyimpanan abu seluas 15
Ha untuk perluasan 2.000 MW.
2017
PLTU Suralaya mengandalkan
Kapasitas pembangkit mencapai penyedia layanan pihak ketiga
4.025 MW, timbulan abu PLTU untuk pemanfaatan dan
Suralaya meningkat menjadi 2,7 pembuangan abu batu bara
juta ton abu batu bara. Rencana mereka.
perluasan 2.000 MW.

27
PT INDO BHARAT RAYON: DIIZINKAN
UNTUK MEMBUANG NAMUN MALAH
MEMILIH PEMBUANGAN ILEGAL
Indo Bharat Rayon memperoleh izin untuk pembuangan mengelola abu batu bara-nya dengan baik. Dokumen
akhir abu batu bara untuk pembangkit listrik tenaga batu pengadilan memperkirakan pembuangan ilegal itu dapat
bara-nya. Meskipun demikian, antara tahun 2005 dan menghemat perusahaan hingga Rp 27,72 miliar.222 Pada
tahun 2015, perusahaan ini secara ilegal membuang tahun 2016, Pengadilan Negeri Purwakarta memutuskan
252.000 ton abu batu bara ke Rawa Kalimati, sebuah perusahaan tersebut bersalah atas pembuangan limbah
lahan basah yang terhubung dengan Sungai Citarum.221 B3 secara ilegal, menjatuhkan denda Rp 1.5 miliar, dan
Dinas Lingkungan setempat mengetahuinya pada tahun memerintahkan perusahaan untuk membersihkan limbah
2011 dan memaksa perusahaan untuk menandatangani yang dibuangnya ke Rawa Kalimati. Sekalipun demikian,
perjanjian untuk memperbaiki pengelolaan abu batu pembersihan tidak mencakup perbaikan air yang telah
bara-nya. Belakangan, penyidikan pidana mengungkapkan terkontaminasi dengan pelbagai zat karsinogenik dan
bahwa meski memiliki izin, perusahaan tidak pernah beracun.223
mengoperasikan fasilitas fasilitas pembuangan atau

Infografis 7
PT INDO BHARAT RAYON: DIIZINKAN UNTUK MEMBUANG
NAMUN MALAH MEMILIH PEMBUANGAN ILEGAL

2005 - 2015 2011 2016


PT Indo Bharat Rayon PT Indo Bharat Rayon secara ilegal membuang PN Purwakarta memutus perusahaan
diizinkan untuk 252.000 ton abu batu bara ke Rawa Kalimati, lahan bersalah melakukan pembuangan limbah
pembuangan akhir basah yang terhubung ke Sungai Citarum. Dinas B3 secara ilegal, menjatuhkan denda
abu PLTU batu bara. Lingkungan Hidup setempat memaksa perusahaan sebesar Rp 1,5 miliar, dan mewajibkan
untuk menandatangani perjanjian untuk perusahaan membersihkan limbah yang
memperbaiki pengelolaan abu batu baranya. dibuang di Rawa Kalimati.

PT NURYENI: HILANG DALAM Infografis 8


PENGANGKUTAN PT NURYENI: HILANG DALAM PENGANGKUTAN

Pada tahun 2016 kasus pidana PT Indo


Bharat Rayon membawa perhatian
para penyidik Purwakarta terhadap PT
01 Kasus PT Indo Bharat Rayon menyeret PT
Nuryeni ke investigasi penyidik Purwakarta.

Nuryeni––pengangkut berlisensi untuk


abu batu bara PT Indo Bharat Rayon (dan
beberapa perusahaan lainnya). PT Nuryeni
02 PT Nuryeni adalah pengangkut abu batu
bara PT Indo Bharat Rayon.
dinyatakan bersalah atas pembuangan
ilegal 2.500 ton abu batu bara di tanah
dekat sawah.224 Lindi beracun dari timbunan
ilegal mengalir ke sawah-sawah, dan bukti
03 PT Nuryeni dinyatakan bersalah atas
pembuangan 2.500 ton abu batu bara ke
sepetak tanah dekat persawahan secara ilegal.
yang diajukan di persidangan menunjukkan
kontaminasi beracun pada beras. Pengadilan
menjatuhkan denda yang sangat rendah,
Rp 150 juta, dan tidak mensyaratkan
04 Pengadilan menjatuhkan denda yang sangat
rendah, Rp 150 juta, dan tidak mensyaratkan
pembersihan, sekalipun terdapat bukti
kontaminasi racun pada padi.
pembersihan.225

28
Tumpukan abu batu bara
Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara Ombilin,
Sawahlunto, Sumatera Barat, Indonesia, April, 2019.
Foto: Greenpeace Indonesia

29
6
FOOTNOTEs

1 US EPA, Hazardous and Solid Waste Management System; Identification and Listing of Special Wastes; Disposal of Coal Combustion Residuals
from Electric Utilities, 35128, 35138 (2010), https://www.govinfo.gov/content/pkg/FR-2010-06-21/pdf/2010-12286.pdf.
2 Id. di 35129, 35153, 35168.
3 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Konferensi Pers perihal: Abu Terbang dan Abu Dasar PLTU Batu bara, 15 Maret 2021.
4 Abu terbang dan abu dasar memiliki kepadatan massal sekitar 1 metrik ton per meter kubik. (Lihat Israeli National Coal Ash Board,
Grey Resource, Introduction, http://www.coal-ash.co.il/wordpress/?page_id=76.) Kolam renang olimpiade memiliki luas 2,500 m3. Jadi 9,7 MT =
3.880 kolam Olimpiade per tahun; 13,5 MT = 5.400 kolam Olimpiade; 15.3MT = 6.120 kolam per tahun.
5 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan PLN (Juli 2019) Nilai Ekonomi Pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash PLTU-PLN di Berbagai
Sektor, hlm. 50.
6 Data PLN yang dikutip di publikasi KLHK menunjukkan bahwa 57,3% abu batu bara ‘diangkut oleh pihak ketiga,’ dan 97,63% ‘disimpan dalam
penyimpanan sementara.’ Id.
7 The National Academies of Sciences, Managing Coal Combustion Residues in Mines (2006) hlm. 27
https://www.nap.edu/catalog/11592/managing-coal-combustion-residues-in-mines. Abu terbang adalah partikel residu yang tidak mudah
terbakar dari batu bara yang dikeluarkan dari boiler dengan gas buang. Abu dasar adalah residu yang lebih berat (juga disebut klinker) yang
menempel ke samping atau jatuh ke hopper bawah tungku. Kerak boiler terbentuk dalam sistem boiler dasar basah ketika abu cair dipadamkan
dengan air. Lumpur desulfurisasi gas buang (FGD sludge) adalah kombinasi dari gypsum atau penyerap lain yang menghilangkan sulfur dan
oksida dari gas buang.
8 The National Academies of Sciences, Managing Coal Combustion Residues in Mines (2006) hlm. 33-39
https://www.nap.edu/catalog/11592/managing-coal-combustion-residues-in-mines.
9 US Geological Survey, Trace Elements in Coal Ash, Fact Sheet 2015 –3037 (2015) hlm. 1
https://pubs.usgs.gov/fs/2015/3037/pdf/fs2015-3037.pdf.
10 Id.
11 Pada April 2021, 177 unit pembangkit listrik tenaga batu bara beroperasi di Indonesia menurut Global Coal Plant Tracker,
https://endcoal.org/tracker/. Untuk unit FGD, lihat UN Environment Environment/Basel Convention Regional Centre For South East Asia/ Stoc-
kholm Convention Regional Centre Indonesia, Final Report Mercury Emissions from Coal Fired Power Plants in Indonesia, Table 5.7, (December
2017), https://wedocs.unep.org/bitstream/handle/20.500.11822/25565/Final%20SSFA%20Report%20Indonesia.pdf?sequence=1&isAllowed=y
12 Peraturan KLHK No. 15 tahun 2019 memberlakukan batas yang lebih ketat untuk SOx, NOx, PM 2.5 dan mengatur parameter tambahan merkuri (Hg).
Namun, pemerhati lingkungan menyuarakan keprihatinan tentang penerapan standar yang lebih ketat, yang mungkin dibatasi hanya pada satu
pembangkit. Lihat: https://icel.or.id/en/news/icel-in-the-news/new-emission-standard-a-red-carpet-for-coal-fired-power-plants-to-pollute-the-air-
2/#:~:text=Minister%20of%20Environment%20and%20Forestry,plants%20to%20pollute%20the%20air.
13 US EPA, Human and Ecological Risk Assessment of Coal Combustion Residuals, ES-2 (2014),
https://downloads.regulations.gov/EPA-HQ-OLEM-2019-0173-0008/content.pdf.
14 US EPA, Office of Solid Waste & Emergency Response, Report to Congress: Wastes from the Combustion of Fossil Fuels (1999) hlm. 3-17
https://www.epa.gov/sites/production/files/2015-08/documents/march_1999_report_to_congress_volumes1and2.pdf.
15 H. Belkin et al., Geochemistry and petrology of selected coal samples from Sumatra, Kalimantan, Sulawesi and Papua, Indonesia, International
Journal of Coal Geology 77, 3, Tabel 4, hlm. 14 (2009), https://pubs.usgs.gov/of/2007/1202/ofr2007-1202.pdf. Dalam studi ini, batu bara Indone-
sia memiliki konsentrasi arsenik, berilium, timbal, kadmium, talium dan uranium lebih rendah dari rata-rata AS.
16 Rerata baron global disediakan oleh D. Swaine, Trace Elements in Coal, Butterworth-Heinemann Table 6.1 (1990); Rerata vanadium disediakan
oleh R. Lin et al., Evaluation of trace elements in U.S. coals using the USGS COALQUAL database version 3.0. Part I: Rare earth elements
and yttrium (REY), International Journal of Coal Geology, 192, 13-14 (Mei 2018), https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/
S016651621830020X
17 US EPA, Human and Ecological Risk Assessment of Coal Combustion Residuals, ES-4 (2014),
https://downloads.regulations.gov/EPA-HQ-OLEM-2019-0173-0008/content.pdf.
18 Id. pada ES-2.

30
19 Id. pada 6-11.
20 Id.
21 Id.; Max Blau, The coal plant next door, Georgia Health News (March 19, 2021), https://www.georgiahealthnews.com/2021/03/coal-plant-door/.
22 Id.
23 Id.
24 Id.
25 US Agency for Toxic Substances and Disease Registry, Toxicological Profile for Manganese, Health Effects, (2012),
https://www.atsdr.cdc.gov/ToxProfiles/tp151-c3.pdf.
26 Id.
27 Environmental Integrity Project, Coal’s Poisonous Legacy (2019),
https://earthjustice.org/sites/default/files/files/national-coal-ash-report-7.11.19.pdf.
28 Environmental Integrity Project, Documenting Coal Ash Pollution (2021),
https://environmentalintegrity.org/coal-ash-groundwater-contamination/.
29 Earthjustice, Mapping the coal ash contamination, (November 2019), https://earthjustice.org/features/map-coal-ash-contaminated-sites.
30 Id.
31 I. Khan & R. Umar, Environmental Risk Assessment of coal fly ash on soil and groundwater quality, Aligarh, India, Groundwater for Sustainable
Development 8 (April 2019), https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352801X18301036#ab0010.
32 Y. He et al., Situation analysis and countermeasures of China’s fly ash pollution prevention and control, Procedia Environmental Sciences 16 (2012),
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1878029612006330.
33 S. Zhang et al., Leaching characteristics of alkaline coal combustion by-products: A case study from a coal-fired power plant, Hebei Province,
China, Fuel, 255, (2019), https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0016236119310622.
34 US EPA, Human and Ecological Risk Assessment of Coal Combustion Residuals, pada 2-13 (2014),
https://downloads.regulations.gov/EPA-HQ-OLEM-2019-0173-0008/content.pdf
35 Id., pada 3-20.
36 Id. pada 3-21.
37 Id. Pada 3-13.
38 X. Huang et al., Heavy Metal Pollution and Ecological Assessment around the Jinsha Coal-Fired Power Plant (China), International Journal of
Environmental Research and Public Health (2017), https://www.mdpi.com/1660-4601/14/12/1589/htm.
30 Xu et al, The local impact of a coal-fired power plant on inorganic mercury and methyl-mercury distribution in rice (Oryza sativa L.). Environ.
Pollut. (2017) 223, 11–18.
40 Lihat US Department of Health, Agency for Toxic Substances and Disease Registry, Toxicological Profile for Selenium (Sep. 2003) hlm. 283
https://www.atsdr.cdc.gov/ToxProfiles/tp92.pdf.
41 A.D. Lemly & J.P. Skorupa, Wildlife and the coal waste policy debate: Proposed rules for coal waste disposal ignore lessons from 45 years of
wildlife poisoning, Environmental Science and Technology Vol. 46 No. 16 (2012) hlm. B https://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/es301467q.
42 A Lemly and J. Skorupa, Wildlife and the Coal Waste Policy Debate: Proposed Rules for Coal Waste Disposal Ignore Lessons from 45 Years of
Wildlife Poisoning, Environ. Sci. Technol. 46 (2012), https://www.srs.fs.usda.gov/pubs/ja/2012/ja_2012_lemly_001.pdf.
43 Id.
44 US EPA, Human and Ecological Risk Assessment of Coal Combustion Residuals, pada 3-10, 3-14, 3-15, 3-16 (2014),
https://downloads.regulations.gov/EPA-HQ-OLEM-2019-0173-0008/content.pdf
45 Lihat Earthjustice, Harm to Human Health from Breathing and Ingesting Coal Ash Toxicants
https://earthjustice.org/documents/reference/harm-to-human-health-from-breathing-and-ingesting-coal-ash-toxicants
46 US EPA, Methods for Evaluating Encapsulated Beneficial Uses of Coal Combustion Residuals (2013),
https://www.epa.gov/sites/production/files/2014-12/documents/ccr_bu_method.pdf.
47 C. Norris, Minefill Practices for Power Plant Wastes: An Initial Review and Assessment of the Pennsylvania System, Geo-Hydro Inc., (2003)
hlm. 10-11, https://www.catf.us/wp-content/uploads/2019/10/Minefill_Practices.pdf
48 S. Slesinger, Coal Ash: Why it is better recycled than as a waste (13 Februari 2014)
https://www.nrdc.org/experts/scott-slesinger/coal-ash-why-it-better-recycled-waste.
49 EPA AS menggunakan istilah pemanfaatan yang bermanfaat daripada pemanfaatan kembali yang bermanfaat, tetapi kedua istilah tersebut
secara efektif dapat dipertukarkan.
50 US EPA, Hazardous and Solid Waste Management System; Disposal of Coal Combustion Residuals From Electric Utilities, at 21328 (2015),
https://www.federalregister.gov/documents/2015/04/17/2015-00257/hazardous-and-solid-waste-management-system-disposal-of-coal-com-
bustion-residuals-from-electric.
51 M. Thomas, Ph.D, Professor of Civil Engineerings, University of New Brunswick, Portland Cement Association, Optimizing the Use of Fly Ash in
Concrete (2007) https://www.cement.org/docs/default-source/fc_concrete_technology/is548-optimizing-the-use-of-fly-ash-concrete.pdf.
52 Id.
53 M. Singh & R. Siddique, Effect of coal bottom ash as partial replacement of sand on properties of concrete, (2013),
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0921344912002200#:~:text=The%20coal%20ash%20collected%20at%20bottom%20
of%20furnace%20is%20called%20bottom%20ash.&text=Worldwide%20fly%20ash%20is%20used,base%20material%20in%20road%20construc-
tion.

31
54 US EPA, Coal Combustion Residual Beneficial Use Evaluation: Fly Ash Concrete and FGD Gypsum Wallboard (Feb. 2014) p. iii
https://www.epa.gov/sites/production/files/2014-12/documents/ccr_bu_eval.pdf.
55 Z. Tang et al, Current Status and Prospect of Fly Ash Utilization in China, World of Coal Ash Conference (2013),
https://www.researchgate.net/publication/285851228_Current_status_and_prospect_of_fly_ash_Utilization_in_China.
56 Id.
57 N. Lauer et al., Naturally Occurring Radioactive Materials in Uranium-Rich Coals and Associated Coal Combustion Residues from China,
Environmental Science & Technology (2017); DOI: 10.1021/acs.est.7b03473
58 US EPA, Methodology for Evaluating Beneficial Uses of Industrial Non-Hazardous Secondary Materials (2013),
https://www.epa.gov/sites/production/files/2016-10/documents/methodology_for_evaluating_beneficial_use_of_secondary_materials_4-14-16.pdf.
59 US EPA, Hazardous and Solid Waste Management System; Disposal of Coal Combustion Residuals From Electric Utilities, pada 21328 (2015),
https://www.federalregister.gov/documents/2015/04/17/2015-00257/hazardous-and-solid-waste-management-system-disposal-of-coal-com-
bustion-residuals-from-electric.
60 Id.
61 Id.
62 Id.
63 Id.
64 Id.
65 Z. Usmani et al., Enhanced soil fertility, plant growth promotion and microbial enzymatic activities of vermicomposted fly ash, Nature Scientific
Reports, 10 (2019) (Hasil penelitian mencatat rasio abu terbang terhadap kotoran sapi dalam abu vermikompos adalah 1: 3; persentase vermi-
kompos dalam total tanah dengan hasil yang positif adalah 15%, di atasnya tanaman telah mengalami penurunan hasil.)
66 Id.
67 Id.
68 S. Sturgis, Facing South, Dumpsites in Disguise (27 Mei 2010) https://www.facingsouth.org/2010/05/dumpsites-in-disguise.html.
69 M.W. Gitari et al., Treatment of Acid Mine Drainage with Coal Fly Ash: Exploring the Solution Chemistry and Product Water Quality, Chapter
In S. Akinyemi and M. W. Gitari, Coal Fly Ash Beneficiation - Treatment of Acid Mine Drainage with Coal Fly Ash, IntechOpen, DOI: 10.5772/intec-
hopen.69741, https://www.intechopen.com/books/coal-fly-ash-beneficiation-treatment-of-acid-mine-drainage-with-coal-fly-ash/treatment-of-
acid-mine-drainage-with-coal-fly-ash-exploring-the-solution-chemistry-and-product-water.
70 Lihat US EPA, Hazardous and Solid Waste Management System; Disposal of Coal Combustion Residuals From Electric Utilities, at 21328 (2015),
https://www.federalregister.gov/documents/2015/04/17/2015-00257/hazardous-and-solid-waste-management-system-disposal-of-coal-com-
bustion-residuals-from-electric.§ 257. 53 Subpart D- Standards for the Disposal of Coal Combustion Residuals in landfills and surface impound-
ments,
71 Environmental Integrity Project, Coal’s Poisonous Legacy, pada 5 (2019),
https://earthjustice.org/sites/default/files/files/national-coal-ash-report-7.11.19.pdf.
72 National Research Council, Division on Earth and Life Studies, Managing Coal Combustion Residues in Mines, (Aug. 14, 2006) hlm. 20
https://books.google.co.id/books?id=jqScAgAAQBAJ&pg=PT34&lpg=PT34&dq=Landfills+are+usually+built+in+sections+called+%E2%80%9Ccell-
s,%E2%80%9D+in+which+dry+ash+is+placed+in+an+%E2%80%9Cactive%E2%80%9D+cell+and+compacted+until+the+cell+is+filled.&source=b-
l&ots=Xh9i7ttUOV&sig=ACfU3U037kKMn7QzIl4d1DsYiaxSJVzVKA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjG8bzFucLmAhUjPn0KHR8ZCpcQ6AEwA-
HoECAoQAQ#v=onepage&q=Landfills%20are%20usually%20built%20in%20sections%20called%20%E2%80%9Ccells%2C%E2%80%9D%20in%20
which%20dry%20ash%20is%20placed%20in%20an%20%E2%80%9Cactive%E2%80%9D%20cell%20and%20compacted%20until%20the%20
cell%20is%20filled.&f=false.
73 Id.
74 Tenessee Valley Authority and US EPA, Effects of Coal-ash Leachate on Gound Water Quality, (1980) hlm. xii
https://nepis.epa.gov/Exe/ZyNET.exe/9101FPKG.TXT?ZyActionD=ZyDocument&Client=EPA&Index=1976+Thru+1980&Docs=&Query=&Ti-
me=&EndTime=&SearchMethod=1&TocRestrict=n&Toc=&TocEntry=&QField=&QFieldYear=&QFieldMonth=&QFieldDay=&IntQFieldOp=0&ExtQ-
FieldOp=0&XmlQuery=&File=D%3A%5Czyfiles%5CIndex%20Data%5C76thru80%5CTxt%5C00000030%5C9101FPKG.txt&User=ANONY-
MOUS&Password=anonymous&SortMethod=h%7C-&MaximumDocuments=1&FuzzyDegree=0&ImageQuality=r75g8/r75g8/x150y150g16/
i425&Display=hpfr&DefSeekPage=x&SearchBack=ZyActionL&Back=ZyActionS&BackDesc=Results%20page&MaximumPages=1&ZyEntry=1&-
SeekPage=x&ZyPURL (menyatakan “Pembuangan kering abu batu bara… dapat menghasilkan lindi abu dengan air dari curah hujan langsung dan
/ atau limpasan curah hujan”).
75 US EPA, Inhalation of Fugitive Dust: A Screening Assessment of the Risks Posed by Coal Combustion Waste Landfills – Draft (Mei 2010) § 2.1
https://www.efis.psc.mo.gov/mpsc/commoncomponents/viewdocument.asp?DocId=935784779.
76 See, e.g., Earthjustice, On 5th Anniversary of Coal Ash Spill, TVA Quietly Abandons a Promise (20 Des 2013)
https://earthjustice.org/news/press/2013/on-5th-anniversary-of-coal-ash-spill-tva-quietly-abandons-a-promise (mengutip Otoritas Lembah
Tennessee yang berkomitmen untuk “mengubah lokasi pembuangan abu batu bara basah mereka, tempat bendungan tanah menyita lumpur
berbahaya, menjadi tempat pembuangan sampah kering yang lebih aman dan terjadi hanya beberapa minggu sebelum peringatan lima tahun
tumpahan abu batu bara terbesar di negara itu”).
77 National Research Council, Division on Earth and Life Studies, Managing Coal Combustion Residues in Mines, (14 Agustus 2006) hlm. 20, supra n. 171.
78 US EPA, Hazardous and Solid Waste Management System; Disposal of Coal Combustion Residuals From Electric Utilities, at 21302(2015),
https://www.federalregister.gov/documents/2015/04/17/2015-00257/hazardous-and-solid-waste-management-system-disposal-of-coal-com-
bustion-residuals-from-electric.21,302 (“Partikulat padatan dari aliran limbah secara gravitasi mengendap sementara air yang jernih akhirnya
dibuang ke aliran dan lahan basah terdekat”).
79 National Research Council, Division on Earth and Life Studies, Managing Coal Combustion Residues in Mines, (14 Agustus 2006) hlm. 20, supra n. 171.
80 US EPA, Human and Ecological Risk Assessment of Coal Combustion Residuals, Docket ID No. EPA-HQ-RCRA-2009-0640-11993, at 5-5, tbl. 5-3
(Des. 2014) “Analisis sensitivitas pada tipe linier menunjukkan bahwa pembuangan limbah CCR di penampungan permukaan yang tidak dilapisi
dan tempat pembuangan sampah menghadirkan risiko terbesar bagi kesehatan manusia dan lingkungan”.

32
81 L. Ruhl et al., The impact of coal combustion residue effluent on water resources: A North Carolina example, Environmental Science & Technology
Vol. 46 No. 21 (Sep. 2012) hlm. A https://pubs.acs.org/doi/10.1021/es303263x; lihat juga J. Harkness et al., Evidence for coal ash ponds
leaking in the southeastern United States, Environmental Science & Technology Vol. 50 No. 12 (Jun. 2016) hlm. 6591 https://pubs.acs.org/doi/
abs/10.1021/acs.est.6b01727.
82 Lihat Environmental Integrity Project, Ashtracker www.ashtracker.org; see also Environmental Integrity Project, Groundwater Contamination from
Texas Coal Ash Dumps (17 Jan 2019) https://earthjustice.org/sites/default/files/files/Texas-Coal-Ash-Report.pdf; J. Bruggers, Inside Climate
News, Coal Ash Is Contaminating Groundwater in at least 22 States, Utility Reports Show (18 Jan 2019) https://insideclimatenews.org/
news/16012019/coal-ash-groundwater-contamination-map-arsenic-power-plant-utility-reports.
83 US EPA, Hazardous and Solid Waste Management System; Disposal of Coal Combustion Residuals From Electric Utilities, at 21325 (2015),
https://www.federalregister.gov/documents/2015/04/17/2015-00257/hazardous-and-solid-waste-management-system-dis-
posal-of-coal-combustion-residuals-from-electric.
84 S. Sturgis, Facing South, EPA releases locations of high-hazard coal ash dumps; most are in the South (30 Jun. 2009)
https://www.facingsouth.org/2009/06/epa-releases-locations-of-high-hazard-coal-ash-dumps-most-are-in-the-south.html (mengutip
Administrator EPA Lisa Jackson yang menyatakan “Adanya penampungan abu batu bara cair di dekat rumah dan bisnis kita dapat me-
nimbulkan risiko serius bagi kehidupan dan properti jika terjadi penyitaan pecah”); lihat juga US EPA, EPA Posts List of 44 “High Hazard
Potential” Coal Ash Waste Impoundments (29 Jun. 2009) https://archive.epa.gov/epapages/newsroom_archive/newsreleases/078f5ec-
6b5804809852575e4006f980b.html.
85 US EPA, EPA Response to Kingston TVA Coal Ash Spill https://www.epa.gov/tn/epa-response-kingston-tva-coal-ash-spill; C. Colopy, HIMAL
South Asian, Regulator and regulated breaching the law in Odisha, (Feb. 1, 2019) https://himalmag.com/cheryl-colopy-odisha-vedanta-pollu-
tion-2019/;D. Shah & S. Narayan, Coal Ash in India: A compendium of Disasters, Environmental And Health Risks, Healthy Energy Initiative &
Community Environmental Monitoring (Juli 2020), https://carboncopy.info/wp-content/uploads/FLY-ASH-REPORT-FINAL_JULY-23.pdf.
86 Earthjustice, Waste Deep: Filling Mines with Coal Ash is Profit for Industry, But Poison for People
https://earthjustice.org/sites/default/files/library/reports/earthjustice_waste_deep.pdf.
87 Id. (Diperkirakan 24 juta ton abu batu bara ditempatkan di tambang aktif atau terbengkalai setiap tahun).
88 The National Academies of Sciences, Managing Coal Combustion Residues in Mines (2006) hlm. 17
https://www.nap.edu/catalog/11592/managing-coal-combustion-residues-in-mines.
89 Id.
90 Id.
91 Lihat Earthjustice et al., Petition for the Issuance of Rules to the Office of Surface Mining Reclamation and Enforcement (2015)
https://www.osmre.gov/programs/rcm/petitions/WEGPetition041414.pdf.
92 The National Academies of Sciences, Managing Coal Combustion Residues in Mines (2006) hlm. 5
https://www.nap.edu/catalog/11592/managing-coal-combustion-residues-in-mines.
93 Id. pada 91-93.
94 Id.
95 Id.
96 US EPA, Hazardous and Solid Waste Management System; Disposal of Coal Combustion Residuals From Electric Utilities, at 21341 (2015),
https://www.federalregister.gov/documents/2015/04/17/2015-00257/hazardous-and-solid-waste-management-system-dis-
posal-of-coal-combustion-residuals-from-electric .
97 The National Academies of Sciences, Managing Coal Combustion Residues in Mines (2006) p.83
https://www.nap.edu/catalog/11592/managing-coal-combustion-residues-in-mines.
“EPA menemukan penilaian dampak dari penambangan CCR sangat sulit karena beberapa faktor, termasuk data yang tidak mencukupi dan
model air tanah yang tidak memadai. EPA menyatakan, “Dengan data yang ada, Badan tidak dapat menentukan apakah kontaminan yang
meningkat di air tanah disebabkan oleh praktik penimbunan ranjau, atau lebih tepatnya terkait dengan masalah atau kondisi yang sudah ada
sebelumnya,” seperti yang ada di operasi penambangan di dekatnya (USEPA 1999a). Berbagai penelitian telah menunjukkan dampak lingkun-
gan yang diakibatkan oleh penempatan CCR di tambang non-batu bara (misalnya, pasir dan kerikil), dan EPA (65 FR 32214) telah mengidentifi-
kasi banyak kasus kontaminasi air yang terkait dengan TPA CCR dan penampung permukaan yang, di beberapa kasus menyebabkan dampak
lingkungan. Kasus seperti itu instruktif karena tidak seperti data yang saat ini tersedia untuk lokasi tambang, dampak ini jelas terkait dengan
CCR. ”)
98 C. Norris, Minefill Practices for Power Plant Wastes: An Initial Review and Assessment of the Pennsylvania System, Geo-Hydro Inc., (2003)
hlm. 7-8, https://www.catf.us/wp-content/uploads/2019/10/Minefill_Practices.pdf. (“Dalam kasus ini, prediksi - bahwa geologi menunjukkan
kemungkinan drainase asam tambang - berhasil, tetapi resep - penambahan alkali menggunakan abu FBC - gagal. Drainase asam tambang
muncul hampir seketika di sumur pemantauan gradien bawah dan di sebuah mata air, yang keduanya sebelumnya memiliki air yang baik
Meskipun ada spekulasi bahwa masalahnya adalah tingkat penambahan basa yang tidak memadai, dan lebih banyak abu yang dicari, solusi
terakhir sehubungan dengan pelepasan mata air adalah memasang pengolahan DAL konvensional. ”)
99 Lihat Lampiran Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1994 tentang (kode limbah D223).
100 Lampiran I Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 (kode limbah D223). Aturan 1999, bagaimanapun, tidak secara otomatis
mengkarakterisasi setiap abu batu bara CFPP sebagai limbah berbahaya, melainkan menyerukan uji TCLP untuk menentukan apakah abu ter-
sebut harus dikelola sebagai limbah berbahaya atau tidak. Dalam penjelasan pasal tersebut juga disebutkan bahwa impor D223 ke Indonesia
dilarang, dengan alasan keterbatasan laboratorium dan infrastruktur dalam penentuan identifikasi limbah B3, dan kurangnya kapasitas untuk
memantau impor dan pengelolaan limbah.
101 Lampiran I Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Peraturan ini memberikan perbedaan
yang lebih rinci antara fly ash dan bottom ash dari sisa pembakaran dengan abu dari fasilitas pengendalian pencemaran udara. Abu ter-
bang dan abu batu bara dari proses pembakaran batu bara di fasilitas pembangkit listrik tenaga batu bara, boiler dan / atau tungku industri
tercantum dalam Tabel 4 di bawah dua kode limbah terpisah: B409 dan B410; Sedangkan dari fasilitas pengendalian pencemaran udara selain
limbah dengan kode limbah B409 dan B410 tercantum pada Tabel 3 di bawah kode limbah: B333-1.
102 Peraturan tahun 2014 memungkinkan penghasil untuk mengecualikan limbah yang terdaftar dari sumber tertentu dari kewajiban pengelolaan
limbah B3. Pengecualian ini khusus untuk kasus tertentu, dan membutuhkan penghasil untuk mendapatkan keputusan pengecualian dari
KLHK. Untuk mengajukan pengecualian, penghasil harus melakukan serangkaian uji karakteristik limbah yang akan dikeluarkan. Pengujian
yang dilakukan secara berurutan adalah pengujian karakteristik bahaya dan toksik, dua pengujian toksikologi LD-50 (yang pertama dengan
nilai <50 mg / kg; yang kedua> 50 mg / kg dan <5.000 mg / kg uji hewan), uji toksikologi TCLP, dan terakhir uji toksikologi subkronis. Lihat:
Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014, Pasal. 191 sampai 195.

33
103 Indonesia, Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 59 (1) dan (4).
104 Dalam banyak kasus, ‘aktivitas yang tidak diizinkan’ berlaku secara luas dalam situasi yang mencakup penyimpanan di lokasi yang tidak
diizinkan atau penyimpanan yang melebihi waktu maksimum. Id, Pasal 102.
105 Id. Pasal 59 ayat (2). UU No. 32 Tahun 2009 memungkinkan penghasil berkontrak dengan pihak ketiga yang memiliki izin saat penghasil ‘tidak
dapat mengelola limbahnya sendiri’.
106 Id. Pasal 1 angka 23.
107 Id. Pasal 29 (1).
108 Setiap abu dengan tingkat kontaminasi radioaktif lebih besar dari 1 Bq/cm2 atau tingkat konsentrasi aktivitas lebih dari 1 Bg/gr untuk setiap
radionuklida baris uranium dan thorium; atau 10 Bg/gr untuk kalium tidak dapat digunakan kembali. Lihat: Peraturan Pemerintah No. 101
Tahun 2014, Pasal. 55 ayat (1) huruf a.
109 Id. Pasal 151 (4); Pasal 164 (2). Keputusan perizinan harus mengevaluasi lokasi dan jenis fasilitas pembuangan; desain, teknologi, metode dan
proses pembuangan; dan prosedur pembuangan.
110 Limbah Pembakaran Batu Bara dari PLTU Layak Dihapus dari Daftar B3,” 28 Oktober 2016,
sumber: https://www.dunia-energi.com/limbah-pembakaran-batu-bara-pltu-layak-dihapus-daftar-b3/
111 Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2017 tentang Percepatan Infrastruktur Listrik (‘PP No. 14 Tahun 2017), Pasal 37A (1).
112 Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2018 tentang Online Single Submission.
113 Skema perizinan di bawah sistem OSS bekerja dengan mengizinkan izin lingkungan ‘dengan komitmen’ diterbitkan sebelum AMDAL disetujui.
‘Komitmen’ yang harus dipenuhi oleh pemegang izin untuk mendapatkan izin finalnya mengacu pada persetujuan EIA atau UKL-UPL. Lihat: Id,
Pasal 50. Selain itu, ia juga mengintegrasikan ‘izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan’ (yang mencakup semua izin pengelolaan limbah
berbahaya dan beracun) dengan AMDAL. Lihat: Id, Pasal 63. ‘Integrasi’ mengacu pada dimasukkannya studi rinci terkait limbah ke dalam studi
AMDAL proyek atau yang akan dilakukan pasca-AMDAL dan setelah penerbitan izin melalui mekanisme revisi izin. Lihat: Id, Pasal 64.
114 Indonesia, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.22/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Tahun 2018 tentang Norma,
Standard, Prosedur dan Kriteria Online Single Submission pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. KLHK memperbaharui regula-
si pada tahun 2020 dengan Peraturan KLHK No. P.5/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020 Tahun 2020.
115 Indonesia Vegetable Oil Association, “16 Asosiasi Industri Minta Faba Dikeluarkan Dari Daftar Limbah B3,” 18 Juni 2020,
sumber: https://gimni.org/16-asosiasi-industri-minta-faba-dikeluarkan-dari-daftar-limbah-b3/
116 Petrominer, “Fly Ash Bottom Ash jadi Produk Industri,” 12 Juli 2019, sumber: https://petrominer.com/fly-ash-bottom-ash-jadi-produk-industri/
117 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan PT PLN, “Nilai Ekonomi Pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash PLTU-PLN di Berbagai
Sektor,” Juli 2019.
118 Indonesia, Peraturan KLHK No. 10 Tahun 2020, Pasal 13 (4).
119 Indonesia, UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pasal 21 dan 22. Omnibus Law mereformasi seluruh struktur perizinan di Indonesia,
memperkenalkan pendekatan berbasis risiko untuk perizinan dan persetujuan serta menggabungkan semua izin terkait lingkungan menja-
di satu izin usaha yang terintegrasi. Undang-undang juga mengubah izin lingkungan menjadi persetujuan lingkungan, yang mempengaruhi
litigabilitas keputusan serta implikasi penegakan dan sanksi dalam hukum administrasi Indonesia.
120 Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan, Lampiran IX.
121 Id. Pasal 452
122 Indonesia, UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pasal 21 dan 22, khususnya dengan penghapusan Pasal 102 dari Undang-Undang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 2009.
123 Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021, Pasal 453.
124 Id. Pasal 455, 457.
125 Id. Pasal 459, 460, 461, 462, 463, 464
126 Id. Pasal 465
127 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Konferensi Pers perihal: Fly Ash dan Bottom Ash PLTU Batu bara, 15 Maret 2021. Proyeksi untuk
tahun 2019, berdasarkan konsumsi batu bara tahunan sebesar 97 juta ton untuk tahun tersebut dan asumsi pembentukan abu pada 10% dari
total konsumsi batu bara
128 KESDM, Id.
129 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, konferensi pers tentang Fly Ash dan Bottom Ash PLTU Batu bara, 12 Maret 2021. Anehnya,
dalam publikasi bersama tahun 2019 dengan PLN, KLHK menyebutkan jumlah pembangkit yang lebih tinggi: kurang dari 4,2 juta ton hanya
dari PLTU PLN. Lihat juga: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan PT PLN, “Nilai Ekonomi Pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash
PLTU-PLN di Berbagai Sektor,” Juli 2019.

130 T. Townsend et al., A Guide to the Use of Leaching Tests in Solid Waste Management Decision Making (2003),
https://semspub.epa.gov/work/09/1112378.pdf.
131 US EPA, Hazardous and Solid Waste Management System; Disposal of Coal Combustion Residuals From Electric Utilities, at 21321 (2015),
https://www.federalregister.gov/documents/2015/04/17/2015-00257/hazardous-and-solid-waste-management-system-dis-
posal-of-coal-combustion-residuals-from-electric.
132 US EPA, Hazardous and Solid Waste Management System; Disposal of Coal Combustion Residuals From Electric Utilities, at 21442 (2015),
https://www.federalregister.gov/documents/2015/04/17/2015-00257/hazardous-and-solid-waste-management-system-dis-
posal-of-coal-combustion-residuals-from-electric. “EPA setuju bahwa data TCLP dan SPLP kurang sesuai untuk skenario pembuangan CCR
[sisa pembakaran batu bara] dan tidak lagi menggunakan data ini dalam penilaian risiko yang direvisi. EPA mengadaptasi metode LEAF dan
data untuk TPA, karena ini adalah pendekatan dan data terbaik yang tersedia untuk mewakili lindi TPA CCR [….]. Data LEAF dianggap sebagai
data yang paling kuat dan dapat dipertahankan secara teknis. Sebagaimana dicatat dalam publikasi Ilmu dan Teknologi Lingkungan 2010, data
tersebut merupakan kumpulan terbesar dari data pencucian karakteristik komprehensif hingga saat ini. ”

34
133 U.S EPA, Human and Ecological Risk Assessment of Coal Combustion Residuals, 5-47 (2014)
https://downloads.regulations.gov/EPA-HQ-OLEM-2019-0173-0008/content.pdf.
134 US EPA, Leaching Environmental Assessment Framework (LEAF) How-To Guide (Oktober 2017),
https://www.epa.gov/sites/production/files/2019-05/documents/final_leaching_environmental_assessment_framework_leaf_how-to_guide.pdf.
135 G. Schwartz et al., Ranking Coal Ash Materials for Their Potential to Leach Arsenic and Selenium: Relative Importance of Ash Chemistry and
Site Biogeochemistry, Environmental Engineering Science (2018), https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6034393/.
136 KLHK dan PT PLN, “Nilai Ekonomi Pemanfaatan PLTU Fly Ash dan Bottom Ash-PLN di Berbagai Sektor,” Juli 2019, Gambar 4.9., hlm. 38.
137 Publikasi menyatakan 97,63% abu disimpan di fasilitas penyimpanan sementara. Lihat: Id.
138 Id.
139 Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014, Pasal 29 (1).
140 Id. Pasal 15 (1)
141 Id. Pasal 29 (1).
142 Indonesian Coal Mining Association, “Kontroversi Isu FABA sebagai Limbah B3,” 15 Maret 2021,
Lihat: http://www.apbi-icma.org/news/4649/kontroversi-isu-faba-sebagai-limbah-non-b3
143 APINDO, et.al., “Posisi 17 Asosiasi dalam Proses Delisting Fly Ash & Bottom Ash (FABA)” 22 Juni 2020,
Lihat: http://www.apbi-icma.org//uploads/files/PRESENTASI/Posisi%2017%20Asosiasi%20dalam%20Proses%20Delisting%20Fly%20Ash%20
%26%20Bottom%20Ash%20(FABA).pdf
144 KLHK, “Pengelolaan Limbah Abu Batu bara Berdasarkan PP Tetap Lindungi Lingkungan,” 12 Maret 2020,
Lihat: https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/5859/pengelolaan-limbah-abu-batu bara-berdasarkan-pp-tetap-lindungi-lingkungan
145 Dilarang menggunakan kembali abu batu bara dengan tingkat pencemaran radioaktif lebih dari 1 Bq/cm2 atau tingkat konsentrasi aktivitas
1 Bg/gr untuk setiap radionuklida baris uranium dan thorium; atau 10 Bg/gr untuk kalium. Lihat: Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014,
Pasal 55 ayat (1) huruf a.
146 Id. Pasal 78 (1).
147 Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021, Pasal 461.
148 Id.
149 Penilaian tersebut mengakui bahwa jenis pemanfaatan kembali ini ‘mungkin membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia,’ mendorong
untuk ‘melanjutkan dengan tindakan pencegahan dan marjinal dalam batas yang diizinkan’ bersama dengan penelitian jangka panjang
sebelum aplikasi di pertanian skala besar. Lihat: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan PT PLN, “Nilai Ekonomi Pemanfaatan Fly
Ash dan Bottom Ash PLTU-PLN di Berbagai Sektor,” hlm. 71.
150 Id. Bab 4.3 dan 4.4.
151 Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2021, Pasal 451 (2), 463 (2) dan (3). Standar tersebut dapat berarti standar nasional Indonesia, standar
yang ditentukan oleh pemerintah, atau standar dari negara lain atau standar internasional.

152 Empat standar tersebut adalah:
• SNI-2460: 2014: Spesifikasi standar untuk abu terbang batu bara dan pozzolan alami mentah atau terkalsinasi untuk digunakan pada beton
(menggantikan SNI 03-2460-1991)
• SNI 06-6867-2002: Spesifikasi fly ash dan pozzolans alami lainnya untuk digunakan bersama kapur
• SNI 03-6863-2002: Cara pengambilan sampel dan pengujian fly ash atau raw pozzolan sebagai bahan campuran mineral pada beton semen
portland
• SNI 03-6468-2000: Cara perencanaan campuran beton mutu tinggi dengan semen portland dan fly ash.
153 Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014, Bab IX: Pengisian Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Pasal 145 hingga 174.
154 Id. Pasal 151 (4); Pasal 164 (2).
155 Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014, Pasal 146 (3).
156 Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2021, Pasal 465 (2).
157 Aturan baru menggantikan persyaratan untuk menguji radioaktivitas atau tingkat konsentrasi aktivitas, menggantinya dengan uji filter titik
untuk menentukan apakah pengolahan awal harus dilakukan sebelum dibuang. Lihat: Id, Pasal 466.
158 Indonesia, Peraturan KLHK no. 63 Tahun 2016 tentang: Persyaratan dan Mekanisme Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di
Fasilitas Pembuangan Akhir.
159 Indonesia, Peraturan KLHK no. 15 Tahun 2019 tentang: Standar Emisi Pembangkit Listrik Tenaga Panas.
160 P. Tanhan et al, Heavy metal concentrations in duck eggs and potential human health risk via consumption, Japanese Journal of Veterinary
Research (2020), https://eprints.lib.hokudai.ac.jp/dspace/bitstream/2115/76751/1/JJVR68-1_21-33_KanjanaImsilp.pdf; P. Aendo et al., Health
Risk Contamination of Heavy Metals in Yolk and Albumen of Duck Eggs Collected in Central and Western Thailand, Biological Trace Element Re-
search (2018), https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29151237/#:~:text=Two%20hundred%20duck%20egg%20samples,significantly%20higher%20
than%20in%20yolks .
161 RTI International, on behalf of U.S. EPA, Human and Ecological Risk Assessment of Coal Combustion Wastes (Draft), 4-7, 4-8 (2007),
http://www.southeastcoalash.org/wp-content/uploads/2012/05/epa-coal-combustion-waste-risk-assessment.pdf.
162 A. Gaffney, ‘They deserve to be heard’: Sick and dying coal ash cleanup workers fight for their lives, The Guardian, (17 Agustus 2020),
https://www.theguardian.com/us-news/2020/aug/17/coal-spill-workers-sick-dying-tva.
163 C. Sears, and K. Zierold, Global Pediatric Health Volume 4, Health of Children Living Near Coal Ash, 2017) hlm. 1, 4-5
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5533260/.
164 RTI International, on behalf of U.S. EPA, Human and Ecological Risk Assessment of Coal Combustion Wastes (Draft), (2007),
http://www.southeastcoalash.org/wp-content/uploads/2012/05/epa-coal-combustion-waste-risk-assessment.pdf.

35
165 Liputan6.com (1), “Cilacap Mengalami Bencana Kekeringan dan Krisis Air Bersih Terburuk Tahun Ini,” 2 November 2019,
https://www.liputan6.com/regional/read/4101075/cilacap-mengalami-bencana-kekeringan-dan-krisis-air-bersih-terburuk-tahun-ini
166 Radarbanyumas.co.id, “Debu Batu bara Ancam Kesehatan Siswa, SDN 3 Slarang akan Direlokasi,” 5 April 2019,
diakses di https://radarbanyumas.co.id/debu-batubara-ancam-kesehatan-siswa-sdn-3-slarang-akan-direlokasi/
167 Mongabay, “Problem Lama Belum Usai, Masalah Warga Winong Bakal Bertambah dengan PLTU Baru,” 13 Mei 2019,
https://www.mongabay.co.id/2019/05/13/problem-lama-belum-usai-masalah-warga-winong-bakal-bertambah-dengan-pltu-baru/
168 Kompas.com (2), “Manajemen PLTU Cilacap Klaim Persoalan Limbah B3 Telah Tertangani,” 14 November 2019,
diakses di https://regional.kompas.com/read/2019/11/14/13211911/manajemen-pltu-cilacap-klaim-persoalan-limbah-b3-telah-tertangani
169 Mongabay, Op.Cit.
170 Interview with LBH Yogyakarta, 24 Maret 2020.
171 Suarajawatengah.id, “Cerita Dari Dusun Winong yang Terancam Hilang Terdampak Polusi PLTU,” 16 November 2019, dipublikasikan
di https://jateng.suara.com/read/2019/11/16/000000/cerita-dari-dusun-winong-yang-terancam-hilang-terdampak-polusi-pltu
172 T. Apriando, Vonis Bersalah Dua Perusahaan Tambang, Organisasi Lingkungan Desak Pencabutan Izin, Mongabay (4 Mei 2018)
https://www.mongabay.co.id/2018/05/04/vonis-bersalah-dua-perusahaan-tambang-organisasi-lingkungan-desak-pencabutan-izin/.
172 Pengadilan Negeri Tenggarong, Putusan No: 526/Pid Sus-Lh/2017/Pn Trg perihal: PT Indominco Mandiri
diakses pada https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/81ad525c292abd647d400d0254947f04.html
174 PT Indo Tambang Raya, “Laporan Tahunan 2017 PT Indo Tambangraya Megah Tbk: Bertransformasi untuk Berkembang Lebih Cepat,”
at https://www.itmg.co.id/media/kcfinder/docs/annual-report-pt-indo-tambangraya-megah-tbk-fy-2017-pdf.pdf
175 SK Bupati Kutai Kartanegara No.660.1/SK-21/B.1.2-TPS/BPLHD/II/2015 tanggal 10 Februari 2015.
176 SK Ka. BLHD Kab. Kutai Kartanegara no. 660.1/07/BLHD-I/2016 tanggal 14 Jan 2016.
177 Pengadilan Negeri Tenggarong Op.Cit.
178 Pengadilan Negeri Tenggarong Op.Cit.
179 Id.
180 Id.
181 WALHI Sumbar, “WALHI Sumbar Surati Gubernur, Stop PLTU Batu bara Ombilin,” 15 Mei 2019,
at: https://www.walhi.or.id/index.php/walhi-sumbar-surati-gubernur-stop-pltu-batubara-ombilin
182 PT PLN, Video Profil PLTU Ombilin, uploaded at 10 Oktober 2015
183 HarianIndonesia.id, “Solusi Jitu PLN Sektor Pembangkitan Ombilin Selesaikan Pencemaran Limbah B3,” 9 Agustus 2019,
diakses di https://www.harianindonesia.id/berita-utama/solusi-jitu-pln-sektor-pembangkitan-ombilin-selesaikan-pencemaran-limbah-b3.html
184 PadangMedia.com, “Limbah B3 dan Abu PLTU Ombilin Stadium Darurat,” 1 Maret 2017,
diakses di: https://padangmedia.com/limbah-b3-dan-abu-pltu-ombilin-stadium-darurat/
185 Id.
186 AntaraNews.com, “Abu Pembakaran PLTU Ombilin Berpotensi Pencemaran,” 15 Agustus 2008,
diakses di: https://www.antaranews.com/berita/113017/abu-pembakaran-pltu-ombilin-berpotensi-pencemaran
187 JawaPos.com, “Sijantang Koto Hidup Berdampingan dengan Cerobong Asap,” 2 Desember 2019,
https://www.jawapos.com/features/02/12/2019/sijantang-koto-hidup-berdampingan-dengan-cerobong-asap/
188 Id.
189 HarianIndonesia.id, Op.Cit.
190 Kerja sama dengan PT Guguk Tinggi Coal, penyedia layanan pemanfaatan kembali berlisensi dengan nomor SK MenLHK:
SK.197/MENLHK/SETJEN/PLB.3/3/2019 tanggal 6 Maret 2019.
191 RRI.co.id, “LSM Teriak Tutup PLTU Ombilin, Petani Pilih Kreasi Pupuk,” 19 Oktober 2019,
diakses pada: https://rri.co.id/humaniora/info-publik/736038/lsm-teriak-tutup-pltu-ombilin-petani-pilih-kreasi-pupuk
192 HarianHaluan.com, “Limbah Abu PLTU Ombilin Dimanfaatkan Jadi Pupuk Tambahan,” 28 Desember 2018,
https://www.harianhaluan.com/news/detail/72446/limbah-abu-pltu-ombilin-dimanfaatkan-jadi-pupuk-tambahan
193 Mongabay.co.id, “Bukan Sulap, Lahan Bekas Tambang di Sawahlunto Bisa Digarap,” 27 Januari 2020,
diakses pada: https://www.mongabay.co.id/2020/01/27/bukan-sulap-lahan-bekas-tambang-di-sawahlunto-bisa-digarap/
194 HarianIndonesia.id, Op.Cit.
195 Putusan Mahkamah Agung No. 1199 K/Pid.Sus/2016 dalam perihal: PT Pusaka Jaya Palu Power
196 Masyarakat Kelurahan Panau (2018) Lembar Fakta Perbuatan Melawan Hukum PT Pusaka Jaya Palu Power (PJPP), PLTU Palu di Kelurahan
Panau, Kecamatan Taweli, Kota Palu, at https://komiuorg.files.wordpress.com/2018/08/lembar-fakta-perbuatan-melawan-hukum-oleh-pt-
pjpp-pltu-palu.pdf
197 Tempo, “Melawan Abu Kiriman PLTU,” 12 Oktober 2015,
diakses pada: https://majalah.tempo.co/read/hukum/149195/melawan-abu-kiriman-pltu
198 Masyarakat Kelurahan Panau, Op.Cit.
199 Id.
200 DetikHealth, “Film Kontroversial Sexy Killers Singgung Kanker, Ini Kata Kemenkes,” 18 April 2019,
diakses pada: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4516390/film-kontroversial-sexy-killers-singgung-kanker-ini-kata-kemenkes
201 Putusan Mahkamah Agung No. 1199 K/Pid.Sus/2016 dalam perihal: PT Pusaka Jaya Palu Power

36
202 Masyarakat Kelurahan Panau, Op.Cit.
203 Dokumentasi fotografi NEXUS3, diberikan oleh Yuyun Ismawati pada Maret 2020.
204 Situs Resmi PT PRIA, diakses pada: http://ptpria-surabaya.com/ tanggal 11 September 2020.
205 Izin Pengolahan Limbah B3 dengan Metode Elektrokoagulasi Nomor 08.19.10 Tahun 2014; Izin Pengolahan Limbah B3 dengan Metode
Insinerator Nomor 08.26.12 Tahun 2014.
206 Izin Pemanfaatan Limbah B3 Nomor SK.128/MENLHK/Setjen/PSLB3/2/2016 Tahun 2016.
207 Surat Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 dari Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,
No. SK.1226/AJ.309/DJPD/2018/350160363BB.
208 Mata Najwa, “Kasta Hukuman: Ketika Warga Lakardowo Melawan (Bagian 5),”
diakses pada https://www.youtube.com/watch?v=lHOAsJLjF-8 tanggal 11 September 2020.
209 Paradoc Film, “Lakardowo Seeking for Justice,” diakses pada https://www.youtube.com/watch?v=WcNrkwjb4fU tanggal 11 September 2020.
210 Ukuran standar tersebut antara lain As, Fl, Cr, Cd, NO2, NO3, Cn dan Se; serta Al, Fe, Cl, Mn, Zn, Cu, dan Sulfat. Lihat: Peraturan Menteri
Kesehatan no. 492/MENKES/PER/IV/2010 perihal: Persyaratan Kualitas Air Minum.
211 FaktualNews.co, “PT PRIA Sebut Demo Warga Lakardowo Mojokerto, Salah Sasaran, 20 Februari 2019,
diakses pada https://faktualnews.co/2019/02/20/pt-pria-sebut-demo-warga-lakardowo-mojokerto-salah-sasaran/125027/
212 Id.
213 DPR RI, “Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PT Putera Restu Ibu Abadi (Peninjauan Pengolahan Limbah B3),”
22 Oktober 2016, diakses pada http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/K7-12-daccb3abece41201ac5bc335e5a3687b.pdf
214 Jatimnet.com, “Ada Mafia, Ecoton Desak KPK Selidiki Dugaan Suap Tata Kelola Limbah B3,” 25 Desember 2019,
diakses pada https://jatimnet.com/ada-mafia-ecoton-desak-kpk-selidiki-dugaan-suap-tata-kelola-limbah-b3
215 Hayati (2010) Karakterisasi Abu Terbang (Fly Ash) dan Eksplorasi Vegetasi Fitoremediator di Area Landfill Abu Terbang Untuk Pengelolaan
Ramah Lingkungan, diakses pada https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/43866/8/Bab%20IV%20Gambaran%20Umum%20
2010rha-7.pdf
216 Id.
217 PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Listrik Suralaya, Rencana Pembangunan PLTU Suralaya Unit 8 (1 x 625 MW)
218 PT Indo Raya Tenaga, KA-ANDAL PLTU Jawa 9 dan 10, hlm. II-37.
219 Thahir (2017) memprediksikan PLTU Suralaya Unit 1-8 akan menghasilkan abu batu bara sebesar 2,7 juta ton/tahun dan akan meningkat
menjadi 11,2 juta ton/tahun pada tahun 2027. Lihat: Damayanti (2018) Abu Batu bara dan Pemanfaatannya.
220 PTSP KLHK, Rekapitulasi Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Izin Pemanfaatan Limbah B3 periode 2009-2012,
2013, 2014, 2015; and halaman “Rekap Perizinan” untuk tahun 2018 sampai 2020. Lihat: http://pelayananterpadu.menlhk.go.id/index.
php/2020-01-29-12-23-53/rekap-perizinan-ptsp
221 Pengadilan Negeri Purwakarta, Putusan No. 113/Pid.B/LH/2016/PN.Pwk, hlm. 72, 79.
222 Id. hlm. 79.
223 Id. hlm. 94 s.d. 98.
224 Pengadilan Negeri Purwakarta, Putusan No. 238/Pid.Sus-LH/2018/PN Pwk.
225 Id.

37
Untuk informasi lebih lanjut mengenai laporan ini,
silahkan hubungi:
Surel: bersihkanidn@gmail.com
Situs web: www.bersihkanindonesia.org
IG: @bersihkanindonesia
Twitter: @bersihkan_indo
FB: Bersihkan Indonesia

#BersihkanIndonesia

Tanggal terbit: 21 April 2021

38

Anda mungkin juga menyukai