Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN SURVEI

MANTA TOW
DESA SOMBANO
2023

FORKANI
KALEDUPA

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ii
Daftar Singkatan iii
Daftar Gambar iv
Daftar Tabel v
Daftar Lampiran vi
Ringkasan Eksekutif vii
I. Pendahuluan 8
1.1 Latar Belakang 8
1.2 Tujuan 8
1.3 Output 9
II. Metode 10
2.1 Pelaksanaan dan Lokasi Penelitian 10
2.2 Metodologi 10
2.2.1 Manta Tow 10
2.2.2 Teknis Pengamatan 11
2.2.3 Analisis data 14
III. Hasil dan Pembahasan 15
3.1 Manta Tow 15
3.2 Hasil dan Pembahasan 16
IV. Kesimpulan 18
V. Rekomendasi 19
Referensi 20
Lampiran 21

2
DAFTAR SINGKATAN

ACE : Acropora Encrusting/ Acropora Menjalar


ACB : Acropora Branching/ Acropora Bercabang
CM : Coral Masssive/Karang Berbentuk Batu
CS : Coral Submassive/ Karang Berbentuk Tonjolan
GPS : Global Positioning System
H : Hard Coral/Karang Keras
HCD : Hard Coral Dead
HCL : Hard Coral life
Macro Alga : MA
Other : OT
RCK : Rock
RB : Rubble/Patahan Karang
SC : Soft Coral/Karang Lunak
SCUBA : Self Contained Underwater Breathing Apparatus
S : Sand
TNW : Taman Nasional Wakatobi

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta lokasi pengamatan Manta Tow Desa Sombano 10


Gambar 2 . Ilustrasi papan Manta Tow 12
Gambar 3 Kategori dan persentase penutupan karang untuk menilai
berapa persentase tutupannya 13
Gambar 4. Cara melakukan pengamatan dengan metoda Manta Tow
dengan cara menarik pengamat di belakang perahu 14
gambar 5. Peta lokasi hasil manta tow Desa Sombano 15

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang 14


Tabel 2. Hasil pengamatan Manta Tow di perairan Desa Sombano 16

5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data towing Manta Tow. 19

6
RINGKASAN EKSEKUTIF

Desa Sombano merupakan salah satu desa berada di Propinsi Sulawesi Tenggara
Kabupaten Wakatobi Kecamatan Kaledupa dan masuk dalam kawasan konservasi Taman
Nasional Wakatobi (TNW). Terumbu karang telah dimanfaatkan oleh masyarakat melalui
berbagai cara. Akhir-akhir ini penangkapan biota dengan cara merusak kelestarian sumberdaya,
seperti penggunaan bahan peledak atau zat kimia beracun (potassium sianida) telah terjadi.
Pengambilan data mengenai kondisi habitat pada perairan di lakukan degan menggunakan
metode manta tow. Survei Manta Tow di perairan Desa Sombano dilaksanakan pada tanggal 3
Februari 2023 pada lokasi TC (Temporary Closure) yang teridentifikasi sebagai lokasi
pemanfaatan nelayan Desa Sombano dalam penangkapan gurita.
Hasil pengamatan Manta Tow di perolah sebanyak 37 tarikan dengan panjang ± 9 Km
dengan rata-rata kedalaman 4-5 meter. Jumlah data terdiri dari Fano 9 tarikan, Peropa 1 tarikan,
Fatu Mohama 3 tarikan, Toruntu 1 tarikan, Depan Pemukiman 1 tarikan, Depan Jembatan 3
tarikan, Toto Nu Kamba 2 tarikan, Pantai 1 tarikan, Puria Nu One 3 tarikan, Danau 6 tarikan,
Toto Taduno 5 tarikan, Toto Nu Lampu 2 tarikan.
Kondisi terumbu karang dengan penekanan pada persentase tutupan karang Hidup (HCL)
yang merujuk pada kriteria baku kerusakan terumbu karang KemenLH No.4 Tahun 2001,
tergolong Sedang sampai Baik dimana tutupan karang hidup tertinggi (Hard Coral Life/HCL)
terdapat pada lokasi Fano pada tarikan ke 1, Fatu Mohama tarikan ke 13, dan lokasi Danau
tarikan ke 27, 28, 29 dan 30, degan kisaran nilai 50-65 % dimana kisaran nilai tergolong Baik.
Sementara untuk nilai terendah terdapat pada tarikan ke 11 di lokasi Fatu Mohama degan nilai 25
% hal ini disebabkan oleh tingginya komposisi dari nilai karang mati (HCD) 15 % serta patahan
karang (RB) 30 % namun masih tergolong Sedang. Tutupan Karang mati (HCD), patahan
karang (RB) dan rock (RCK) cukup sering ditemukan pada tiap tarikan dan hampir di temukan di
seluruh lokasi pengamayan.

7
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Sombano merupakan salah satu desa berada di Propinsi Sulawesi Tenggara
Kabupaten Wakatobi Kecamatan Kaledupa dan masuk dalam kawasan konservasi Taman
Nasional Wakatobi (TNW). Desa Sombano terbentuk dari hasil pemekaran dari Desa Horuo pada
tahun 1997 dengan luas wilayah administrasi sebesar 1.034.65 Ha, degan total penduduk tahun
2022 sejumlah 768 Jiwa. Secara geografis Desa Sombano memiliki batasan-batasan wilayah
yaitu:
- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wangi-wangi Selatan
- Sebelah timur berbatasan dengan desa Lewuto
- Sebelah utara berbatasan dengan laut banda
- Sebelah selatan berbatasan dengan desa Horuo dan Mantigola.
Sebagai salah satu desa yang memanfaatkan laut sebagai bagian dari penghidupan, maka peran
terumbu karang menjadi sangat penting.
Terumbu karang telah dimanfaatkan oleh masyarakat melalui berbagai cara. Akhir-akhir
ini penangkapan biota dengan cara merusak kelestarian sumberdaya, seperti penggunaan bahan
peledak atau zat kimia beracun (potassium sianida) telah terjadi. Masyarakat di sekitar kawasan
terumbu karang desa sombano merupakan kalangan yang paling berkepentingan dalam
pemanfaatannya, sebaliknya, mereka pula yang akan menerima akibat yang timbul dari kondisi
baik maupun buruknya ekosistem ini. Oleh karena itu pengambilan data mengenai kondisi
habitat terutama terumbu karang sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian fungsi ekosistem
yang sangat berguna bagi masyarakat. Pengambilan data mengenai kondisi habitat pada perairan
Desa Sombano akan di lakukan degan menggunakan metode manta tow. Kelebihan manta tow
dibandingkan dengan teknik survei lainnya adalah memungkinkan untuk melakukan survei
dengan area terumbu yang luas dan dalam waktu yang relatif cepat. 

1.2 Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kondisi habitat terumbu karang perairan Desa Sombano
2. Penunjang data perikanan Desa sombano

8
1.3 Output
Output dari kegiatan ini antara lain:
1. Tersedianya laporan hasil kajian tentang kondisi habitat (terumbu karang) di perairan
Desa Sombano
2. Tersedianya data kondisi habitat terumbu karang perairan Desa Sombano

9
II. METODE

2.1 Pelaksanaan dan Lokasi Monitoring

Survei Manta Tow di perairan Desa Sombano dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2023
pada lokasi TC (Temporary Closure) yang teridentifikasi sebagai lokasi pemanfaatan nelayan
Desa Sombano dalam penangkapan gurita.

Gambar 1. Peta lokasi pengamatan Manta Tow Desa Sombano

2.2 Metodologi
2.2.1 Manta Tow

Pengamatan dengan menggunakan metode manta tow merupakan pengamatan terumbu


karang yang dilakukan dalam kawasan luas dalam waktu yang relatif singkat namun bisa
mencakup seluruh rataan terumbu karang target yang sejajar dengan garis pantai. Monitoring
terumbu karang dengan menggunakan Metode manta tow dilakukan dengan cara menarik
pengamat di belakang perahu kecil bermesin dengan menggunakan tali sebagai penghubung
antara perahu dengan pengamat. Pengamat yang ditarik oleh perahu akan mengamati tutupan

10
substrat dasar yang terlintas serta nilai persentase penutupan (karang keras hidup, karang keras
mati, karang lunak, pasir, rubble, makro alga, dan lain-lain), reef slope, dan kerusakan karang.
Data tutupan substrat dasar yang diamati dicatat pada lembar data berbahan kertas anti air
dengan menggunakan nilai kategori atau dengan nilai persentase bilangan bulat.

Tujuan
Secara umum tujuan dilakukan pengamatan dengan metode manta tow meliputi:
● Mengetahui gambaran umum kondisi terumbu karang secara cepat meliputi: kejadian
coral bleaching, patahan karang maupun kejadian lain yang memberi perubahan luas
pada suatu kawasan terumbu karang.
● Mengetahui gambaran umum suatu kawasan yang belum pernah disurvei secara
langsung dan menyeluruh.
● Metode ini dipilih juga dengan tujuan sebagai dasar penentuan pengamatan atau
monitoring selanjutnya.

Informasi Hasil Manta Tow


● Kondisi habitat dengan memperkirakan tutupan substrat hidup
● Indikasi adanya perubahan ekstrim di habitat.

2.2.2 Teknis Pengamatan


1. Susunan Anggota Tim
● Pengamat di air yang memiliki kemampuan renang, akan lebih baik apabila bisa
menyelam (pengamat yang ditarik untuk estimasi substrat).
● Pengamat di kapal (pencatat waktu dan GPS).
● Nahkoda/kapten kapal.
● Juru batu (memantau kontur dan lekuk terumbu).
2. Alat Manta Tow
● Kapal kecil dengan mesin tempel (5-10 PK) yang memiliki tempat untuk mengikat tali.
● Tali kuat sepanjang 20 m (2 m di fungsikan untuk mengikat ke kapal) yang
menghubungkan kapal dengan papan Manta Tow.
● Papan Manta Tow dan pensil.
● ATK (Kertas, Pensil, Bolpoin, Lakban).
● Form Persentase Tutupan Karang (F1), Form Kapal (F2), dan Form Variabel (F3).

11
● Dive mask dan snorkel.
● Stopwatch.
● GPS.

Gambar 2. Ilustrasi papan Manta Tow

3. Memulai Tarikan (Towing)


● Survei dilakukan di perairan dengan kedalaman (1-5 m)
● Tentukan titik awal pengamatan.
● Anggota tim bersiap di posisi masing-masing.
● Saat semua anggota tim sudah siap di posisinya, pengamat di air akan memberikan kode
pengamat di kapal untuk memulai tarikan.
● Pengamat di kapal akan menandai titik dimulainya tarikan (Start) dengan GPS dan
mencatat koordinat serta jam dimulainya tarikan.
● Pengamat di air berpegangan pada papan manta tow dan ditarik oleh kapal.

4. Sepanjang Tarikan (Towing) – 2 Menit

12
● Selama 2 menit, pengamat di air akan mengamati tutupan substrat menggunakan
kategori yang sudah disepakati sebelumnya.
● Juru batu dan nahkoda kapal berusaha mengikuti kontur/lekuk tubir terumbu dengan
kecepatan konstan, yaitu 1-1.5 knot atau 3-5 Km/jam seperti orang berjalan.
● Pengamat di kapal bertugas untuk memantau waktu tarikan (2 menit) dengan stopwatch
serta selalu memperhatikan pengamat yang berada di air.

5. Pencatatan data
● Setelah 2 menit, Pengamat di kapal akan memberikan kode kepada pengemudi kapal
untuk menghentikan laju kapal.
● Pengamat di kapal bertugas untuk mencatat waktu berakhirnya tarikan di Form F1.
● Pengamat di air bertugas untuk mengestimasi tutupan substrat (%) yang sudah
diobservasi dan menuliskannya di Form F1. Pastikan total tutupan semua jenis substrat
yang diestimasi berjumlah 100%.
● Setelah pengamat di air selesai menuliskan hasil estimasi, maka pengamat tersebut akan
memberikan kode mulai kepada pengamat di kapal untuk memulai kembali tarikan.
● Prosedur pengamatan kemudian diulangi sampai titik pengamatan terakhir dan idealnya,
pengamat saling bergantian setiap dua kali Swim_ID

Gambar 3. Kategori dan persentase penutupan karang untuk menilai


berapa persentase tutupannya (Sukmara, A. Dkk, 2001)

13
Gambar 4. Cara melakukan pengamatan dengan metoda Manta Tow dengan cara menarik
pengamat di belakang perahu (Sukmara, A. Dkk, 2001)

Adapun substrat yang diamati dibagi dalam 8 kategori meliputi Karang Keras Hidup (Hard
Coral life – HCL), Krang Keras Mati (Hard Coral Dead – HCD), Soft Coral (Soft Coral – SC),
Macro Alga (Macro Algae – MA), Patahan Karang (Rubble – RB), Batu (Rock – RCK), Pasir
(Sand – S), dan Lainya (Other – OT).

2.2.3 Analisa data


Data yang diperoleh dikumpulkan menjadi satu dalam program excel yang kemudian diolah
untuk memperoleh kategori kondisi terumbu karang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan
pergaris tarik (towing). Rata – rata per lokasi dapat diperoleh dengan membagi dengan total
jumlah tarik (towing) perlokasi. Rata Penutupan (%) = Jumlah Tutupan (%) / Jumlah Towing.
Penentuan nilai kerusakan karang hidup didasarkan pada Kriteria Baku Kerusakan Terumbu
Karang KemenLH No.4 Tahun 2001

Tabel 1. Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang KemenLH No.4 Tahun 2001

Kriteria Nilai
Buruk 0 - 24,9
Sedang 25 - 49,9
Baik 50 - 74,9
Baik Sekali 75 - 100

14
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengamatan Manta Tow

Gambar 5 : Hasil pengamatan Manta Tow Desa Sombano

Sebaran terumbu karang di perairan Desa Sombano berdasarkan data survey manta tow
menunjukkan hamparan habitat terumbu karang dengan tipe gugusan terumbu tepi (fringging
reef) yang berbentuk flat (datar) sampai dengan slope (miring) yang berfungsi sebagai pelindung
pantai dari terjangan ombak. Hasil pengamatan Manta Tow di Desa Sombano di perolah
sebanyak 37 tarikan dengan panjang ± 9 Km dengan rata-rata kedalaman 4-5 meter. Jumlah data
terdiri dari Fano 9 tarikan, Peropa 1 tarikan, Fatu Mohama 3 tarikan, Toruntu 1 tarikan, Depan
Pemukiman 1 tarikan, Depan Jembatan 3 tarikan, Toto Nu Kamba 2 tarikan, Pantai 1 tarikan,
Puria Nu One 3 tarikan, Danau 6 tarikan, Toto Taduno 5 tarikan, Toto Nu Lampu 2 tarikan.
Komposisi data tiap tarikan dapat dilihat pada tabel berikut :

15
3.2. Hasil dan Pembahasan

Tabel 2. Hasil pengamatan Manta Tow di perairan Desa Sombano.


Substrat (Persentase) Bentuk
TOW Kerusaka
HC S M R RC S O Tumbu Lokasi
ID n HCL
D C A B K A T h
1
1 BAIK 65   10 10     5 Mix Fano
0
2 SEDANG 45 35   5 10   5   B Fano
3 SEDANG 30 40   5 10 10   5 B, M,Mr Fano
1
4 SEDANG 30     35 10 5 10 B, Sm Fano
0
5 SEDANG 30 30     35     5 F, M Fano
6 SEDANG 35 15     35 10 5   Mix Fano
7 SEDANG 30 30   10 15 10   5 B, M, F Fano
8 SEDANG 35 25   10 15 10 5   M, Mr,F Fano
1
9 SEDANG 35 20 5 20 5 5   B, M Fano
0
10 SEDANG 30 10     50 10     B, F Peropa
1
11 SEDANG 25 15   10 30   10 B Fatu Mohama
0
1
12 SEDANG 45 10 10 10 5   5 Mix Fatu Mohama
5
1
13 BAIK 50 10   5 10 5 10 T,B,M Fatu Mohama
0
14 SEDANG 45 10       30 5 10 M,T Toruntu
15 SEDANG 40 10     10 30 5 5 M, T Depan Pemukiman
1 1
16 SEDANG 35 5   5 30 5 M, B, T Depan Jembatan
0 0
1
17 SEDANG 40 5 5   25 5 10 M, B, T Depan Jembatan
0
1
18 SEDANG 40 5   10 25 5 5 M, B, T Depan Jembatan
0
19 SEDANG 35 10     10 30 5 10 Mix Toto Nu Kamba
1
20 SEDANG 30 25 5   10 15 5 M,S E, T Toto Nu Kamba
0
21 SEDANG 30 25     15 15 5 10 M, T, E Pantai
22 SEDANG 35 30 5   15 10 5   B, M, T Puria Nu One
1
23 SEDANG 30 30     10 10 10 M, T Puria Nu One
0
1
24 SEDANG 35 35     10 10   M, T Puria Nu One
0
25 SEDANG 45 20     15 10   10 Mix Danau
26 SEDANG 45 20     10 10 5 10 Mix Danau

16
1
27 BAIK 50 10 5 5 5 5 10 Mix Danau
0
28 BAIK 50 10 5   10 10 5 10 T, M Danau
1
29 BAIK 55 10   5 5   10 T, M Danau
5
2
30 BAIK 55 5   5 10 5   M,T, S Danau
0
1
31 SEDANG 40 15 10 5 10 5   Mix Toto Taduno
5
1 1
32 SEDANG 40 10 10 5 10   Mix Toto Taduno
5 0
1
33 SEDANG 45 10 5 5 10 5 10 M, E, B Toto Taduno
0
1
34 SEDANG 45 15   5 10 5 5 M, B Toto Taduno
5
1 1
35 SEDANG 40 10 5 5 15 5 M, B Toto Taduno
0 0
1 1
36 SEDANG 40 15   5 10 10 M, E, B Toto Nu Lampu
0 0
1
37 SEDANG 35 25 5   10 15   M, E, B Toto Nu Lampu
0

Hasil ini menunjukkan, kondisi terumbu karang dengan penekanan pada persentase
tutupan karang Hidup (HCL) yang merujuk pada kriteria baku kerusakan terumbu karang
KemenLH No.4 Tahun 2001, tergolong Sedang sampai Baik dimana tutupan karang hidup
tertinggi (Hard Coral Life/HCL) terdapat pada 3 lokasi pengamtan yaitu, lokasi Fano pada
tarikan ke 1, Fatu Mohama tarikan ke 13, dan lokasi Danau tarikan ke 27, 28, 29 dan 30, degan
kisaran nilai 50-65 % dimana kisaran nilai tergolong Baik. Sementara untuk nilai terendah
terdapat pada tarikan ke 11 di lokasi Fatu Mohama degan nilai 25 % hal ini disebabkan oleh
tingginya komposisi dari nilai karang mati (HCD) 15 % serta patahan karang (RB) 30 % namun
masih tergolong Sedang. Tutupan Karang mati (HCD), patahan karang (RB) dan rock (RCK)
cukup sering ditemukan pada tiap tarikan dan hampir di temukan di seluruh lokasi pengamatan,
patahan karang tertinggi di temukan pada tarikan ke 10 di lokasi Peropa dengan nilai 50 %, nilai.

17
IV KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan survei manta tow sebagai berikut :
1. Sebaran terumbu karang di perairan Desa Sombano berdasarkan data survey manta tow
menunjukkan hamparan habitat terumbu karang dengan tipe gugusan terumbu tepi
(fringging reef) yang berbentuk flat (datar) sampai dengan slope (miring).
2. merujuk pada kriteria baku kerusakan terumbu karang KemenLH No.4 Tahun 2001,
tergolong Sedang sampai Baik dimana tutupan karang hidup tertinggi (Hard Coral
Life/HCL) terdapat pada lokasi Fano pada tarikan ke 1, Fatu Mohama tarikan ke 13, dan
lokasi Danau tarikan ke 27, 28, 29 dan 30, degan kisaran nilai 50-65 % dimana kisaran
nilai tergolong Baik.
3. Hasil pengamatan Manta Tow di Desa Sombano di perolah sebanyak 37 tarikan dengan
panjang ± 9 Km dengan rata-rata kedalaman 4-5 meter. Dimana tutupan karang hidup
tertinggi (Hard Coral Life/HCL) terdapat pada lokasi Fano pada tarikan ke 1, Fatu
Mohama tarikan ke 13, dan lokasi Danau tarikan ke 27, 28, 29 dan 30, degan kisaran nilai
50-65 % dimana kisaran nilai tergolong Baik

18
REKOMENDASI

Dari hasil kegiatan survei manta tow untuk melihat kondisi habitat terumbu karang, di temukan
patahan karang hampir diseluruh lokasi degan patahan tertinggi di temukan pada lokasi Peropa,
hal ini perlu menjadi tindak lanjut para instansi terkait (BTNW II) terutama masyrakat Sombano
sendiri dalam hal

1. Pengawasan terpadu pada kawasan perairan Desa Sombano


2. Pembentukan kelompok pengawsan yang terdiri dari masyarakat Sombano sendiri
3. Adanya sanksi terhadap para perusak terumbu karang sebagai bagian dari penegasan
terhadap kawasan konservasi.

19
REFERENSI

Menteri Lingkungan Hidup. 2001. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 tahun 2001
tentang Standar Baku Mutu Kerusakan Lingkungan Hidup. Jakarta.
Sukmara, A., A.J. Siahainenia., C. Rotinsulu. 2001. Panduan Pemantauan Terumbu Karang
Berbasis Masyarakat Dengan Metode Manta Tow. Proyek Pesisir CRMP. Jakarta.
Indonesia.
Wayan, I. 2011. Kondisi Komunitas Terumbu Karang Di Pantai Bias Putih Desa Bugbug
Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem Bali. Jurnal Bumi Lestari, Volume 11
No. 1, Pebruari 2011, Hlm. 58 – 65. Jurusan Biologi Fakultas Mipa Universitas Udayana
Kampus Unud Bukit Jimbaran, Denpasar-Bali.
WWF Indonesia. 2022. Survei Manta Tow Dan Rekrutmen Karang Untuk Penentuan Lokasi
Spesifik Rehabilitasi Terumbu Karang di KKP3K KDPS 2022.

20
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data towing Manta Tow


Bentuk
TO Catatan Lokasi Titik koordinat
Kerusaka Visibilit Substrat (Persentase) Tumbuh Waktu
W
n y (m) HC HC M RC S O Berakhi
ID
L D SC A RB K A T Latitude Longitude Mulai r
1 BAIK 2 65   10 10 10     5 Mix   Fano 05. 50545 ⁰ 123. 70460 ⁰ 11. 24 11. 26
2 SEDANG 2 45 35   5 10   5   B   Fano 05. 50433 ⁰ 123. 70324 ⁰ 11. 28 11. 30
3 SEDANG 2 30 40   5 10 10   5 B, M, Mr   Fano 05. 50397 ⁰ 123. 70249 ⁰ 11. 33 11. 35
1
4 SEDANG 2 30   10   35 10 5 Banyak Patahan Karang Fano 05. 50285 ⁰ 123. 70189 ⁰ 11. 37 11. 39
0 B, SM
5 SEDANG 2 30 30     35     5 F, M Banyak Patahan Karang Fano 05. 50184 ⁰ 123. 70142 ⁰ 11. 41 11. 43
6 SEDANG 2 35 15     35 10 5   Mix   Fano 05. 50102 ⁰ 123. 70053 ⁰ 11. 44 11. 46
7 SEDANG 2 30 30   10 15 10   5 B, M, F   Fano 05. 49996 ⁰ 123. 69973 ⁰ 11. 48 11. 50
8 SEDANG 2 35 25   10 15 10 5   M, Mr, F   Fano 05. 49914 ⁰ 123. 69903 ⁰ 11. 52 11. 54
9 SEDANG 2 35 20 10 5 20 5 5   B, M Banyak kayu, teripang Fano 05. 49811 ⁰ 123. 69843 ⁰ 11. 56 11. 58
10 SEDANG 2 30 10     50 10     B, F Patahan karang yang luas Peropa 05. 49811 ⁰ 123. 69772 ⁰ 12. 00 12. 02
1 1 fatu
11 SEDANG 2 25 15   10 30   ada banyak bintang laut 05. 49613 ⁰ 123. 69699 ⁰ 12. 03 12. 05
0 0 B mohama
fatu
12 SEDANG 2 45 10 15 10 10 5   5   05. 49521 ⁰ 123. 69608 ⁰ 12. 08 12. 10
MIX mohama
1 fatu
13 BAIK 3 50 10 10   5 10 5 banyak Kima 05. 49457 ⁰ 123. 69524 ⁰ 12. 12 12. 14
0 T,B,M mohama
1
14 SEDANG 3 45 10       30 5 banyak kima toruntu 05. 49340 ⁰ 123. 69453 ⁰ 12. 15 12. 17
0 M,T
Depan
15 SEDANG 3 40 10     10 30 5 5   pemukima 05. 19222 ⁰ 123. 69404 ⁰ 12. 19 12. 21
M, T n
1 Depan 05. 49041
16 SEDANG 3 35 5 10   5 30 5   123. 69338 ⁰ 13.54 13.56
0 M, B, T Jembatan ⁰
1 terdapat kima dan Depan
17 SEDANG 3 40 5 10 5   25 5 05. 48924 ⁰ 123. 69219 ⁰ 13.58 14.00
0 M, B, T beberapa bintang laut Jembatan
terdapat karang masif Depan
18 SEDANG 3 40 5 10   10 25 5 5 05. 48794 ⁰ 123. 69141 ⁰ 14.01 14.03
M, B, T yang besar Jembatan

21
1 Toto Nu
19 SEDANG 3 35 10     10 30 5   05. 48662 ⁰ 123. 69088 ⁰ 14.05 14.07
0 MIX Kamba
1 karang meja banyak yang Toto Nu
20 SEDANG 3 30 25 5   10 15 5 05. 48561 ⁰ 123. 68992 ⁰ 14.09 14.11
0 M,S E, T patah dan terbalik Kamba
1 terdapat karang meja
21 SEDANG 3 30 25     15 15 5 Pantai 05. 48426 ⁰ 123. 68935 ⁰ 14.12 14.14
0 M, T, E yang besar
Puria Nu
22 SEDANG 3 35 30 5   15 10 5     05. 48308 ⁰ 123. 68868 ⁰ 14.16 14.18
B, M, T One
1 1 Puria Nu
23 SEDANG 3 30 30     10 10   05. 48211 ⁰ 123. 68812 ⁰ 14.19 14.21
0 0 M, T One
1 Puria Nu
24 SEDANG 2 35 35     10 10     05. 48119 ⁰ 123. 68740 ⁰ 14.26 14.28
0 M, T One
1
25 SEDANG 2 45 20     15 10   banyak ikan kakatua Danau 05. 47992 ⁰ 123. 68634 ⁰ 14.30 14.32
0 MIX
1
26 SEDANG 2 45 20     10 10 5 banyak ikan kakatua Danau 05. 47864 ⁰ 123. 68546 ⁰ 14.33 14.35
0 MIX
terdapat karang masif
1
27 BAIK 2 50 10 10 5 5 5 5 yang besar serta karang Danau 05. 47770 ⁰ 123. 68443 ⁰ 14.36 14.38
0
MIX meja yang besar
ikan pari 1 ekor dan
1
28 BAIK 2 50 10 5   10 10 5 karang meja patah dan Danau 05. 47644 ⁰ 123. 68364 ⁰ 14.4 14.42
0
T, M terbalik
terdapat karang masif
1
29 BAIK 2 55 10 15   5 5   dan meja yang besar Danau 05. 47540 ⁰ 123. 68276 ⁰ 14.44 14.46
0
T, M serta banyak ikan kakatua
terdapat karang meja
30 BAIK 2 55 5 20   5 10 5   Danau 05. 47428 ⁰ 123. 68194 ⁰ 14.47 14.49
M,T, S besar
Toto 05. 47316
31 SEDANG 2 40 15 15 10 5 10 5   banyak ikan kakatua 123. 68115 ⁰ 14.54 14.56
MIX Taduno ⁰
1 Toto 05. 47279
32 SEDANG 2 40 10 15 10 5 10   banyak ikan ku'u 123. 68083 ⁰ 14.58 15.00
0 MIX Taduno ⁰
1 Toto 05. 47193
33 SEDANG 2 45 10 10 5 5 10 5 banyak ikan kakatua 123. 68025 ⁰ 15.02 15.04
0 M, E, B Taduno ⁰
Toto 05. 47102
34 SEDANG 2 45 15 15   5 10 5 5 kima 123. 67978 ⁰ 15.06 15.08
M, B Taduno ⁰
1 Toto 05. 47010
35 SEDANG 2 40 10 10 5 5 15 5 ikan kakatua banyak 123. 67929 ⁰ 15.1 15.12
0 M, B Taduno ⁰
1 1 Toto Nu 05. 46905
36 SEDANG 2 40 15 10   5 10 ikan kakatua banyak 123. 67913 ⁰ 15.14 15.16
0 0 M, E, B Lampu ⁰
1 Toto Nu 05. 46805
37 SEDANG 2 35 25 5   10 15     123. 67891 ⁰ 15.17 15.19
0 M, E, B Lampu ⁰

22
23

Anda mungkin juga menyukai