D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : Elsa
Kelas : XI.Keperawatan
Mapel : Pendidikan Agama Islam
Guru Pengampu :
H.Musliadie, S.Pd.I
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini bisa tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga penulis mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang sudah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik berupa pikiran maupun materinya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman. Untuk itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat penulis
harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Penulis
SMK Kesehatan Kader Bangsa
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... I
DAFTAR ISI.................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1. Latar belakang.................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
3. Tujuan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
1. Jual Beli................................................................................................3
2. Syirkah................................................................................................. 4
3. Asuransi............................................................................................... 6
BAB III PENUTUP...........................................................................................8
1. Kesimpulan..........................................................................................8
2. Saran.................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................9
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jual beli merupakan aktifitas sehari-hari yang tidak terlepas dalam kehidupan.
Dengan melakukan jual beli segala kebutuhan dan keinginan dapat terpenuhi.
Perkembangan pertumbuhan ekonomi di era globalisasi seperti sekarang ini yang
menyebabkan permintaan kebutuhan pokok dalam kehidupan semakin meningkat,
baik kebutuhan produktif maupun kebutuhan konsumtif. Kemampuan masyarakat
yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan membutukan sebuah lembaga
keuangan hadir dengan memberikan jasa pembiayaan. Perbankan syari`ah
merupakan salah satu lembaga keuangan yang memberikan jasa pembiayaan
dengan prinsip syari`ah.
Perbankan syari`ah di Indonesia hadir ketika perekonomian bangsa
mengalami kemerosotan hingga menyebabkan krisis ekonomi yang
berkepanjangan dan dampaknya masih dirasakan hingga saat ini. Fungsi
perbankan syari`ah secara garis besar tidak berbeda dengan perbankan
konvensional yakni sebagai lembaga intermediasi, lembaga yang berfungsi
mengerahkan dana dari masyarakat kemudian menyalurkan dana tersebut kepada
masyarakat lain yang membutuhkan yang diaplikasikan dalam bentuk
pembiayaan.
Keberadaan perbankan syari`ah di Indonesia didasari oleh Undang-undang
No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan perubahan atas Undang-undang No.7
Tahun 1992 sebagai landasan hukum yang kuat bagi perkembangan perbankan
syariah di Indonesia. Landasan hukum selanjutnya adalah Undang-undang No.21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang memberikan dampak positif kepada
investor yang ingin menanamkan modalnya pada bank syariah. Sehingga dengan
kepercayaan tersebut memberikan pengaruh bagi peningkatan asset perbankan
syariah di Indonesia.
1
Undang-undang tentang Perbankan Syariah hadir sebagai salah satu bentuk
upaya untuk merealisasikan kontribusi masyarakat dalam perekonomian yaitu
dengan sistem ekonomi berdasarkn prinsip syariah. Adapun yang dimaksud
dengan prinsip syariah ialah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
akan penetapan fatwa di bidang syari`ah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu jual beli, syirkah, dan asuransi?
2. Jelaskan tujuan jual beli, syirkah, dan asuransi!
3. Sebutkan perbedaan jual beli, syirkah, dan asuransi!
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari jual beli, syirkah, dan asuransi
2. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan dari jual beli, syirkah, dan
asuransi
3. Agar dapat membedakan antara jual beli, syirkah, dan asuransi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jual Beli
Jual beli adalah tukar menukar antara uang dan barang atau barang dengan
barang dengan tujuan untuk mendapatkan nilai lebih atau keuntungan. Adapun
nilai lebih yang dimaksud berupa harta untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Hukum jual beli menurut ajaran Islam ada beberapa kategori, yaitu sebagai
berikut :
1. Mubah, yaitu hukum asal atau hukum pokok dari jual beli yang berarti boleh.
Jadi, jual beli itu diperbolehka sesuai dengan hajat dan kebiasaan
masyarakat.
2. Wajib, yaitu transaksi jual beli yang harus dikerjakan untuk kepentingan atau
kemaslahatan umat.
3. Sunah, yaitu transaksi jual beli yang biasa dikerjakan di masyarakat untuk
mendatangkan kesejahteraan mereka.
4. Haram, yaitu jual beli yang terlarang dan berdosa bagi mereka yang
melaksanakannya.
3
3. Syarat yang berhubungan dengan akad
a) Akad jual beli diucapkan secara langsung
b) Akad sesuai dengan harga yang telah ditetapkan
Didalam Islam, semua kegiatan yang baik pasti memiliki hikmahnya. Hikmah
adalah suatu pembelajaran atau manfaat yang didapatkan dari hasil melakukan
suatu kegiatan atau usaha. Praktik jual beli yang Islami dalam kehidupan sosial
ekonomi mengandung banyak hikmah diantaranya sebagai berikut :
1. Menjamin kehalalan rezeki
2. Menentramkan hati
3. Menyambungkan tali silaturahmi
4. Mencegah persengketaan
5. Mengurangi pengangguran
B. Syirkah
Syirkah artinya persekutuan, gabungan, atau perkumpulan dari dua orang
atau lebih yang bersepakat untuk bekerja sama dalam suatu usaha (tijarah).
Bentuk persekutuan tersebut di indonesia dikenal dengan lembaga koperasi, CV,
Firma, dan PT.
Bentuk kerja sama ekonomi tersebut termasuk bentuk tolong-menolong
dalam kebaikan. Menurut konsep ekonomi Islam, kerjasama sebaiknya diawali
dengan kesamaan niat dan tujuan. Kemudian, disepakati dengan kesepakatan atau
kerja sama dan risiko-risiko yang terjadi. Dalam pengelolaan usaha bersama, para
pendiri, penanam modal, serta para pekerja dituntut untuk memiliki sikap
kejujuran, keuletan, dan ketakwaaan agar usaha dapat berhasil sesuai yang telah
4
direncanakan. Dalam tahapan operasional, syirkah dibagi menjadi dua bentuk
usaha, yaitu serikat harta dan serikat kerja.
1. Serikat Harta
Serikat harta ialah akad dari dua orang atau lebih untuk berserikat di bidang
usaha sehingga terbentuk modal yang mencukupi untuk memperoleh keuntungan
sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Konsep serikat harta menurut ajaran
Islam mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi sebelum proses usaha
berlangsung. Adapun yang menjadi rukun serikat harta ialah adanya orang yang
berserikat, pokok-pokok perjanjian dalam usaha bersama, dan akad. Adapun yang
menjadi syarat-syarat yang harus dipenuhi, adalah sebagai berikut :
a) Modal usaha harus jelas.
b) Modal usaha disatukan sebelum akad.
c) Sumber daya manusia yang berserikat harus sudah balig (dewasa),
berakal sehat, dan merdeka.
d) Ikut serta dalam berserikat atas dasar keinginan sendiri.
Pada zaman modern, kerjasama perserikatan harta dapat dilihat dalam bentuk
Perseroan Terbatas (PT) dan sejenisnya. PT merupakan perseroan terbatas dengan
modal tertentu dari beberapa orang pemegang saham. Semua anggota atau
pemegang saham akan memperoleh keuntungan sesuai dengan besar kecilnya
jumlah saham yang dimiliki.
2. Serikat Kerja
Serikat kerja yaitu suatu bentuk kerjasama terdiri atas dua orang atau lebih
yang bergerak dalam memberikan pelayanan masyarakat (bidang jasa). Serikat
kerja dapat berbentuk satu atau beberapa acam keahlian. Keuntungan yang akan
diperoleh dari serikat kerja ini menjadi milik bersama sesuai dengan perjanjian
atau anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya. Jika tingkat keahlian dan
pendidikannya sama, keuntungannya pun sama. Namun, jika tingkat keahlian dan
pendidikannya berbeda, keuntungan yang diperoleh itu berbeda pula sesuai
dengan tingkat pendidikan dan profesinya. Dalam kenyataannya pembagian
keuntungan sesuai dengan kesepakatan dari orang-orang yang berserikat.
5
Serikat kerja menurut agama Islam hukumnya boleh selama mendatangkan
manfaat bagi peningkatan perekonomian pribadi dan kesejahteraan umat. Dengan
cara-cara yang tidak menyimpang dari ajaran Islam. Ada beberapa manfaat yang
dapat diambil dari serikat kerja sebagai berikut :
a) Pengembangan profesi
b) Pengembangan komunikasi dengan berbagai pihak
c) Kemanjuan atau hasil yang memuaskan
C. Asuransi
Asuransi adalah suatu usaha jasa di bidang perlindungan terhadap
kemungkinan terjadinya musibah atau kerugian. Pengertian asuransi menurut
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246 diartikan sebagai
berikut, “ Asuransi ialah perjanjian seseorang yang mempertanggungjawabkan
sesuatu dengan seorang penanggung.” Dalam perjanjiannya orang yang
menanggung akan menerima premi, yaitu uang hadiah, yaitu uang angsuran dari
orang yang mempertanggungjawabkannya.
Adapun berikut ini adalah diantaranya jenis-jenis asuransi yang ada di
Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Asuransi jiwa
Adalah asuransi atas jiwa seseorang yang mengalami kecelakaan yang
merenggut nyawanya. Pihak asuransi mempertanggungjawabkan jiwa meninggal
dunia sampai masa berlakunya perjanjian.
2. Asuransi atas bahaya menimpa barang
Adalah asuransi atas kerusakan yang menimpa diri seseorang, misalnya
asuransi anggota badan seseorang, seperti mata, telinga, hidung, mulut, atau suatu
penyakit tertentu.
6
Asuransi syariah adalah lembaga asuransi yang operasionalnya berdasarkan
kepada prinsip-prinsip ajaran Islam. Prinsip asuransi ini adalah usaha saling
melindungi dan saling tolong-menolong dengan sesama kaum muslimin.
Manajemen asuransi syariah, dalam praktiknya memiliki ciri-ciri khusus, antara
lain sebagai berikut :
a) Pihak pertama, yaitu lembaga asuransi syariah dan pihak kedua selaku
peserta asuransi, berniat dan berakad untuk memberi dan yang diberi
santunan atas perlindungan apabila terjadi musibah pada waktu yang akan
datang.
b) Pihak pertama, yaitu lembaga asuransi syariah, menerima sejumlah dana dari
peserta yang menyimpan asuransi sebagai amanah, kemudian diinvestasikan.
c) Pihak kedua, yaitu peserta asuransi dari awal memiliki niat secara ikhlas, dari
harta itu berhak mendapat santunan apabila dirinya dikemudian hari
mendapatkan musibah.
d) Masing-masing pihak mempunyai niat untuk memajukan kesejahteraan dan
memajukan ekonomi umat.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jual beli adalah tukar menukar antara barang uang dan barang atau barang
dan barang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Syirkah adalah
perkumpulan dari dua orang atau lebih yang bersepakat untuk bekerja sama
dalam suatu usaha. Asuransi adalah suatu usaha jasa dibidang perlindungan
terhadap kemungkinan terjadinya musibah atau kerugian.
Berdasarkan dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa jual beli, syirkah, dan
juga asuransi jelas memiliki perbedaan dimulai dari jenis kegiatan dan bentuk
kegiatan. Tetapi juga memilliki beberapa kesamaan dalam segi tujuan yaitu demi
kesejahteraan umat seta ada bebrapa kesamaan dalam rukun dan syaratnya.
Sistem ekonomi atau transaksi syariah didasarkan kepada prinsip kerja sama,
suka sama suka, kejujuran, keadian, dan tolong-menolong. Secara umum sistem
transaksi Islam dapat diterapkan dalam semua jenis kerja sama ekonomi baik
melalui kerja sama perserikatan dalam usaha atau melalui lembaga keuangan
syariah.
B. Saran
1. Setiap masyarakat mesti memahami hukum hukum dari jual beli, syirkah,
maupun asuransi agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berakibat persepsi
miring.
2. Petugas/pekerja asuransi harus memiliki ketakwaan dan kejujuran yang kuat
agar masyarakat merasa lebih aman dan nyaman.
8
DAFTAR PUSTAKA
Fathurrahman, Udin Wahyudin. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
2. Bandung: Grafindo Media pratama.
Masriah. 2008. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyertaan Akad Wakalah
Dalam Transaksi Murabahah”,
http://etheses.uin-malang.ac.id/1415/5/08220050_Bab_1.pdf, diakses pada 2
Juni 2021 pukul 10.44 PM.
9
PROFIL
TOKOH-TOKOH PEMBAHARUAN ISLAM
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : Elsa
Kelas : XI.Keperawatan
Mapel : Pendidikan Agama Islam
Guru Pengampu :
H.Musliadie, S.Pd.I