Anda di halaman 1dari 14

HUKUM PERDAGANGAN

INTERNASIONAL

BAB I
• PRINSIP HPI
• TUJUAN HPI
• KELEMAHAN HPI

Oleh :
Dra. Tuti Herawati, SH., MH
PRINSIP-PRINSIP HUKUM
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
 Prinsip-prinsip dasar (fundamental  principles) yang
dikenal dalam hukum perdagangan internasional 
diperkenalkan  oleh  Profesor Aleksancer  Goldštajn
yaitu  :
Terdapat 4 prinsip dasar :
1. kebebasan para pihak dalam berkontrak
2. prinsip dasar Pacta Sunt Servanda.
3. prinsip dasar penyelesaian sengketa
melalui Arbitrase.
4. prinsip dasar kebebasan komunikasi.
KEBEBASAN PARA PIHAK DALAM
BERKONTRAK
 Merupakan prinsip universal dasar dalam hukum
perdagangan internasional. Setiap sistem hukum pada
bidang hukum dagang mengakui kebebasan para
pihak ini untuk membuat kontrak-kontrak dagang
(internasional).

 Schmitthoff menanggapi secara positif kebebasan


pertama ini. Beliau menyatakan sebagai berikut:
“The autonomy of the parties will in the law of contract is
the foundation on which an autonomous law of
international trade can be built. The national sovereign
has,.., no objection that in that area an autonomous law of
international trade is develop by the parties, provided
always that law respects in every national jurisdication the
limitations imposed by public policy.”
 Kebebasan tersebut mencakup bidang hukum yang cukup luas,
meliputi kebebasan untuk melakukan jenis-jenis kontrak yang
para pihak sepakati, kebebasan untuk memilih forum
penyelesaian sengketa dagangnya dan juga kebebasan untuk
memilih hukum yang akan berlaku terhadap kontrak, dll.

 Kebebasan ini tentu tidak boleh bertentangan dengan UU,


kepentingan umum, kesusilaan, kesopanan, dan lain-lain
persyaratan yang ditetapkan oleh masing-masing sistem hukum.
PRINSIP DASAR PACTA SUNT
SERVANDA
 Prinsip kedua, pacta sunt servanda adalah prinsip
yang mensyaratkan bahwa kesepakatan atau kontrak
yang telah ditandatangani harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya (dengan itikad baik). Prinsip ini pun
sifatnya universal. Setiap sistem hukum di dunia
menghormati prinsip ini.
 Janji tersebut mengikat para pihak sebagaimana
mengikatnya UU. Tidak semata-mata yang diperjanjikan
tetapi unsur2 lain sepanjang dikehendaki olah kebiasaan
dan kepatutan moral.
PRINSIP DASAR PENYELESAIAN
SENGKETA MELALUI ARBITRASE

 Arbitrase dalam perdagangan Internasional merupakan


forum penyelesaian sengketa yang umum digunakan, hal
tersebut terbukti dengan semakin seringnya klausul
arbitrase dicantumkan dalam kontrak-kontrak dagang.
Oleh karena itulah prinsip ketiga ini memang relevan.
 Goldstajn menguraikan kelebihan dan alasan mengapa penggunaan

arbitrase ini beliau jadian prinsip dasar dalam hukum prdagangan

international sebagai berikut:

“Moreover, to the extent that the settlement of differences is referred to

arbitration, a uniform legal order is being created. Arbitration tribunals

often apply criteria other than those applied in courts. Arbitrators

appear more ready to interpret rules freely, taking into account

customs, usage and business practice. Further, the fact that the

enforcement of foreign arbitral awards is generally more easy than the

enforcement of foreign court decisions is conducive to a preference for

arbitration.”
PRINSIP DASAR KEBEBASAN
KOMUNIKASI (NAVIGASI)
 Komunikasi atau navigasi adalah kebebasan para pihak
untuk keperluan dagang dengan siapapun juga melalui
berbagai sarana navigasi atau komunikasi baik darat,
laut, udara atau melalui sarana elektronik.

 Kebebasan ini sangat essensial bagi terlaksananya


perdagangan internasional.

 The law of international trade is based on general


principle accepted in the entire world.
 Dalam berkomunikasi untuk maksud berdagang ini,
kebebasan para pihak tidak boleh dibatasi oleh system
ekonomi, system politik, atau system hukum.

 Goldstajn mengungkapkan bahwa hukum


perdagangan international didasarkan pada prinsip-prinsip
umum yang diterima di seluruh dunia, menyatakan
seolah-olah hukum perdagangan international dapat
diterima oleh system hukum di dunia.
 Pendapat ini diperkuat oleh Professor Tammer:

“The law of external trade of countries of planned


economy does not differ in its fundamental principles from
the law of external trade of other countries, such as, e.g.,
Austria or Switzerland. Consequently, international trade
law specialist of all countries have found without difficulty
that they speak a common language.“
TUJUAN HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
1. Mencapai perdagangan internasional yang stabil dan
menghindari kebijakan-kebijakan dan praktek-praktek
perdagangan nasional yang merugikan negara lainnya;

2. Untuk meningkatkan volume perdagangan dunia dengan


menciptakan perdagangan yang menarik dan menguntungkan
bagi pembangunan ekonomi semua negara;

3. Meningkatkan standar hidup manusia;

4. Meningkatkan lapangan tenaga kerja manusia;


TUJUAN HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

5. Mengembangkan sistem perdagangan multilateral;

6. Meningkatkan pemanfaatan sumber-sumber kekayaan dunia


dan meningkatkan produk dan transaksi jual beli barang.
KELEMAHAN HUKUM
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
a. Hukum perdagangan internasional sebagian besar
bersifat pragmatis dan permisif.

 Hal tersebut mengakibatkan aturan-aturan hukum


perdagangan internasional kurang objektif dalam
memaksakan negara-negara untuk tunduk pada
hukum.

 Negara-negara yang memiliki kekuatan politis dan


ekonomi memanfaatkan perdagangan sebagai sarana
kebijakan politisnya.
KELEMAHAN HUKUM
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
b. Aturan hukum perdagangan internasional bersifat
mendamaikan dan persuasif (tidak memaksa).

Kelemahan tersebut sekaligus merupakan kekuatan bagi


perkembangan hukum perdagangan internasional yang
memungkinkan perkembangan hukum di tengah krisis.

Anda mungkin juga menyukai