SURAT WASIAT
OLEH :
Dra. Tuti Herawati, SH.,MH
OVERSPELL
Di antara orang yang melakukan perzinahan (overspel) yang mana hal itu
sudah dibuktikan dengan keputusan Hakim menurut pasal 909 BW tidak
diperbolehkan saling memberi hibah wasiat.
Dengan adanya sikap menerima dengan syarat ini ialah bahwa harta pribadinya
tidak bercampur dengan harta warisan, dengan demikian utang-utang si peninggal
warisan tidak akan dilunasi secara pribadi oleh ahli waris tersebut.
Jika terjadi beberapa orang ahli waris menerima dengan syarat dan seorang
menerima tanpa syarat maka akan menjadikan keadaan dimana semua ahli waris
dianggap menerima dengan syarat, hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 1050 BW.
Syarat, yang dimaksud dengan syarat ini ialah bahwa harus ada perincian
barang-barang yang merupakan harta warisan. Cara untuk memerinci ini tidak
ditentukan oleh BW, ahli waris dapat melakukan dengan akta bawah tangan atau
juga dengan akta Notaris.
Pasal 1031 BW menyatakan bahwa seseorang kehilangan hak untuk
menerima tanpa syarat apabila :
Iktikad (te kwader trouw) ia tidak menyebutkan beberapa barang warisan
dalam inventaris.
Apabila ia menggelapkan dalam arti luas sebagaimana dimaksud dalam
KUHP barang warisan.
Jika seseorang kehilangan haknya untuk menyatakan sikap menerima
dengan syarat, maka ia dianggap menerima tanpa syarat.
Akibat dari sikap menerima dengan syarat ini ialah bahwa : hartanya
tidak bercampur dengan harta warisan hingga hal yang menyangkut dengan
utang-utang si peninggal warisan hanya dibayar sampai nilai harta warisan.
KEPAILITAN HARTA WARISAN
Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa seseorang itu berhak untuk memberikan
hartanya kepada siapa saja. Bebas. Walaupun orang yang diberi tersebut tidak
memiliki hubungan pertalian saudara, namun kebebasan tersebut adalah terbatas oleh
ketentuan undang-undang. Pembatasan tersebut adalah merpakan upaya undang-
undang. Pembatasan tersebut adalah merupakan upaya undang-undang untuk
melindungi orang-orang yang termasuk keluarga sedarah dari si peninggal warisan.
Bagi mereka ini undang-undang telah memberikan bagian tertentu yang tidak
boleh dikurangi dengan cara apapun oleh si pewaris/peninggal harta warisan. Bagian
ini sering disebut dengan bagian mutlak atau legitieme portie dan orang-orang yang
mempunyai hak legitieme portie ini sering disebut legitimaris.
Adapun Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar seseorang tersebut
memperoleh kedudukan sebagai legitimaris adalah :
1. Orang tersebut adalah keluarga sedarah dalam garis lurus.
2. Orang tersebut adalah merupakan ahli waris menurut ketentuan undang-
undang pada saat si peninggal warisan/ pewaris meninggal dunia.
Legitieme Portie ini harus dihitung apabila :
3. Salah satu atau beberapa ahli waris menuntut haknya.
4. Atau, salah satu/beberapa orang ahli waris/legitimaris masih ada di bawah
umur (minder jarig).
92
Dr. HENNY TANUWIDJAJA, S.H, Sp.N
Contoh I :
P+ P meninggal dunia dengan
meninggalkan 2 orang anak, yaitu
C dan D. Legitimaris adalah C dan
D, sebab adalah keluarga sedarah P
dalam garis lurus dan C dan D
C D tersebut adalah ahli waris ab-
intestato.
Contoh II :
A P meninggal dunia dengan meninggalkan
A (kakek), B dan C (saudara). A bukan
legitimaris, karena pada waktu meninggal
nya P, A bukan ahli waris. Dan C dan B
juga bukan karena tidak merupakan
C D keluarga sedarah dalam garis lurus.
P +
Legitieme Portie Masing-masing Legitimaris
1. Legitieme Portie untuk anak keturunan yang sah adalah sebagai berikut :
a. Satu orang anak LP-nya adalah ½ dari bagian menurut undang-undang.
b. Dua orang anak LP-nya adalah 2/3 dari bagian menurut undang-
undang
c. Tiga orang anak LP-nya adalah ¾ dari bagian menurut undang-undang.
2. Bagian mutlak/LP untuk keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas adalah
½ dari bagian menurut undang-undang.
3. Bagian mutlak/LP untuk anak luar kawin adalah ½ dari bagian menurut
undang-undang.
Jadi dengan adanya ketentuan tentang bagian mutlak atau Legitieme Portie
ini dapat kita simpulkan bahwa, seseorang boleh saja mewasiatkan atau
menghibahkan hartanya kepada orang lain namun tidak boleh mengurangi
bagian mutlak dari ahli waris, jika terjadi pelanggaran terhadap hal ini
maka dilakukan pemotongan atau sering dengan istilah “Incorting”, dengan
urut-urutan sebagai berikut :
1. Yang harus dikurangi terlebih dahulu adalah wasiat.
2. Jika wasiat belum mencukupi maka diambilkan dari hibah.
3. Pengurangan terhadap beberapa wasiat harus dilakukan dengan
perbandingan (undha-usuk, jawa).
CARA MENGHITUNG LEGITIEME
PORTIE
A+ 1945
Ca Cb
DALAM HAL LEGITIMARIS MENOLAK
ATAU TIDAK PATUT MENERIMA
Dari istilah yang dipakai, yaitu pelaksana testament, maka dapatkah kita
simpulkan bahwa tugas dan kerjanya adalah melaksanakan testament. Hal ini
dapat kita simpulkan dari ketentuan pasal 1011 BW yang menyatakan bahwa
pelaksana testament harus berusaha agar testament dilaksanakan, dan jika
terjadi perselisihan, maka ia berkuasa untuk mempertahankan sahnya
perseleisihan dimuka Hakim.
Kekuasaan si pelaksana testament ini, jika tidak diikuti oleh kekuasaan
terhadap barang-barang dari harta peninggalan, maka ia hanya berkuasa untuk
memperingatkan para ahli waris untuk memenuhi kewajibannya serta
memperingatkan para legataris akan hak-haknya.