Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

BOEDEL &
PEMBAGIAN
HARTA
PENINGGALAN

OLEH :
Dra. Tuti Herawati, SH.,MH
CARA PEMBAGIAN HARTA PENINGGALAN

Setelah selesainya perhitungan-perhitungan, maka selanjutnya dilakukan pembagian


harta peninggalan. Sisa dari perhitungan tersebut dibagi-bagi kepada para ahli waris sesuai
dengan bagiannya masing-masing dengan persetujuan semua ahli waris.
Dari ketentuan pasal 1079 ayat 2 ditentukan cara pembagiannya adalah :
1.Masing-masing ahli waris menerima barang-barang tertentu yang nilainya sesuai dengan
perhitungan untuk bagiannya ( ½, ¼, ¾, dsb).
2.Masing-masing ahli waris menerima barang-barang dari harta peninggalan ada yang memiliki
kelebihan nilai dan ada yang kurang dengan ketentuan yang kelebihan harus memberikan secara
tunai kepada yang kurang, hingga bagiannya menjad sesuai dengan perhitungan.
  Setelah selesai pembagian tersebut, maka berarti para ahli waris telah dianggap
pemilik barang-barang tersebut terhitung surut sejak meninggalnya pewaris.
Terjadi : apabila setelah harta warisan bercampur dengan harta pribadi ahli
waris ternyata tidak cukup untuk melunasi hutang-hutang pewaris

Contoh :
A meninggal dunia dgn meninggalkan harta warisan sebesar Rp 50 juta.
A mempunyai hutang pada B = Rp 10 juta
pada C = Rp 20 juta
A mempunyai anak D, sedang D punya hutang pada E = Rp 40 juta
pada F = Rp 20 juta

Jika hanya hutang A (pewaris) maka Boedel tersebut cukup untuk membayar
hutang pewaris.
Hutang ahli waris (D) Rp 60 juta

Dalam keadaan demikian menurut pasal 1108 BW para kreditur P (A), dapat
menuntut pemisahan Boedel (warisan); maka Boedel (warisan) tsb
dipisahkan dari kekayaan ahli waris (D), dgn demikian Boedel (warisan) tsb
harus melunasi hutang pewaris (A) dan tidak perlu melunasi hutang-hutang
ahli waris (D) sebelum hutang pewaris lunas.
3
Yang dapat menuntut pemisahan Boedel warisan (ps 1107 BW) adalah:
1. Para legataris dari pewaris
2. Kreditur

Akibat dari pemisahan Boedel warisan


- Boedel warisan dikhususkan untuk melunasi hutang-hutang si
pewaris, tidak diperuntukkan untuk melunasi hutang-hutang si
ahli waris, selama hutang-hutang pewaris belum lunas.
- Dalam hal Boedel warisan tidak mencukupi untuk membayar
hutang pewaris maka diambil dari harta pribadi si ahli waris
 sebagai konsekuensi menerima secara penuh

Gugurnya hak menuntut pemisahan Boedel:


1. Hak dilepaskan oleh yg berhak (ps 1109 BW) baik secara tegas
maupun diam-diam
2. Hutang dari semua kreditur dan legataris sudah terpenuhi
3. Daluwarsa (ps 1110 BW)

4
PEMISAHAN KEKAYAAN

Pemisahan kekayaan (boedel-afscheiding), diatur dalam pasal-pasal 1107


sampai dengan pasal 1111 BW, dimana dalam pasal 1107 BW dinyatakan bahwa crediteur
pewaris berhak untuk memnuntut kepada ahli waris agar harta warisan dipisahkan dengan
harta kekayaan pribadinya. Dalam kedudukan ini karena legaris juga sebagai crediteur,
maka ia juga berhak untuk menuntut demikian. Dengan demikian maka pertama-tama yang
dipergunakan untuk melunasi adalah harta warisan.
Jika harta warisan tidak mencukupi maka diambilkan dari harta kekayaan
pribadinya. Jika terjadi tuntutan untuk memisahkan harta tersebut, maka dalam waktu enam
bulan terhitung sejak meninggalnya pewaris maka mereka dapat menyuruh dilakukan
pencatatan di Kantor Pendaftaran Tanah (Kadaster). Jika hal ini terjadi maka tanah
tersebut oleh ahli waris tidak boleh dibebani dengan hipotek apalagi dijual, ataupun
tindakan lainnya yang merugikan crediteur dan/atau legataris.
Hak untuk menuntut pemisahan ini akan menjadi hapus setelah tiga tahun (LLLO
BW). Pasal 1111 BW memberikan ketentuan bahwa crediteur dari ahli waris tidak dapat
menuntut pemisahan tersebut.
Dalam hal terdapat beberapa ahli waris  timbul masalah-
masalah sebagai berikut:

1. Menyangkut hak dan kewajiban pewaris thd hutang-hutang


dan piutang-piutangnya.
2. Ahli waris secara bersama  memiliki Boedel warisan selama
belum terbagi dlm hak milik bersama (mede-eigendom)
3. Antara para ahli waris terdapat hubungan khusus yg
mempengaruhi hak dan kewajiban mereka  akibatnya jika
ada keberatan dari salah seorang ahli waris untuk
membagi/memisahkan Boedel warisan  maka tidak dapat
dilaksanakan, karena menyangkut seluruh Boedel
4. Tiap ahli waris mempunyai bagian tertentu yg dimungkinkan
untuk dituntut penyerahannya (ps 834 BW)

6
Kedudukan ahli waris thd hutang pewaris, hutang ditanggung
bersama oleh para ahli waris seperti halnya mereka memperoleh
aktiva (ps 1299 BW)

Tanggung jawab ahli waris thd hutang-hutang Boedel warisan


dibedakan:
- Tanggung jawab extern: tanggung jawab para ahli waris thd kreditur
- Tanggung jawab intern: tanggung jawab sesama para ahli waris
sepanjang menyangkut pelunasan hutang

Mengenai tanggung jawab extern berlaku ketentuan thd para


kreditur.
Para kreditur berhak menuntut pelunasan hutang:
1. Atas Boedel warisan sebelum dibagi
2. Jika Boedel warisan tidak mencukupi, ditanggung harta
pribadi ahli waris bersama-sama. Para ahli waris bertanggung
jawab sesuai dengan perimbangannya.

7
Perihal Pembagian Warisan Tidak seorang ahli warispun dapat dipaksa
untuk membiarkan harta waris tidak terbagi

I. Prinsip pembagian warisan Pembagian harta waris dapat dituntut setiap


(ps 1066 BW) saat (walaupun ada testament yg melarang)

Pembagian dapat ditangguhkan sampai dgn


jangka waktu 5 (lima) tahun dgn persetujuan
semua ahli ahli waris

8
Ps. 1069 BW  musyawarah.
Jika semua ahli waris hadir maka pembagian
dpt dilakukan menurut cara yg mereka
kehendaki bersama dgn akta pilihan mereka

II. Cara Pembagian Ps. 1071 & 1072 BW:


Warisan -Salah satu ahli waris tidak mau membantu
-Salah satu ahli waris lalai
-Salah satu ahli waris dibawah pengampuan
dgn keputusan hakim B.H.P mewakili mereka

Ps. 1074 BW  pembagian harus dgn


akta otentik (notaris)

9
Menuntut pembagian harta waris (Boedel)

Menuntut pengangkatan seorang notaris yg


akan menandatangani pembagian Boedel
(harta warisan) tsb
III. Yang dapat dituntut

Penentuan dilakukannya pembagian Boedel

Dalam hal ada yg menolak warisan


 harus diangkat orang yg tidak memihak
yg harus hadir dlm acara pembagian
warisan  ps 1061 BW

10
1. Barang yg berupa saham  atas
dasar kurs pada saat pembagian
dilakukan

Penaksiran barang yg
termasuk harta warisan 2. Barang-barang bergerak
Ps 1077 BW  s.d.a lainnya

Dilakukan pada saat


pembagian warisan 3. Barang tidak bergerak  dilakukan
taksiran oleh 3 orang ahli

11
Setiap ahli waris dianggap memperoleh harta
warisan sejak saat meninggalnya pewaris
(berlaku surut)  ps 1083 BW

Hak yg diperoleh oleh setiap ahli waris 


sebelum pembagian dilakukan dan setelah
pembagian dilakukan “tetap hak mereka”
Akibat dari
pembagian
Boedel
(harta warisan) Diwajibkan untuk menjamin satu sama lain 
thd tuntutan yg mungkin terjadi pada mereka
(sekalian ahli waris)  ps 1084 BW

Setelah dilakukan pembagian Boedel maka


tidak ada lagi kewajiban untuk menjamin cacat
misalnya ada hutang thd harta warisan
setelah lewat 3 tahun sejak pembagian

12
PEMBATALAN
Ketentuan dari pasal 1071 BW ayat 2 ditentukan bahwa
pembagian harta peninggalan tersebut dapat batal jika tidak memenuhi
ketentual pasal 1072 BW, sedangkan menurut pasal 1112 BW, pembagian
tersebut dapat dibatalkan jika :
Dilakukan dengan paksaan.
Adanya penipuan.
Apabila salah seorang atau lebih ahli waris ada yang dirugikan hingga
mencapai ¼ bagian yang diakibatkan oleh salah taksir.
 Note :
Pembagian harta peninggalan tersebut dimungkinkan pula
dilakukan oleh si pewaris dalam suatu testamen atau dalam akta Notaris.
1. Adanya paksaan

Pembatalan pembagian
Boedel (harta warisan) 2. Penipuan oleh seorang/
Ps 1112 BW beberapa orang peserta waris

3. Seorang peserta waris


dirugikan lebih dari ¼ bagian

14
1. Jika pihak yg berkepentingan
“mensahkan” pembagian Boedel
(ps 1456 & 1892 KUHPerdata)

Gugurnya Hak
2. Jika salah seorang dari ahli waris
Menuntut Pembatalan
telah menjual ½ dari harta warisan
 ps 1115 BW

3. Daluwarsa  3 tahun setelah


pembagian Boedel warisan

15
PERUMUSAN  UU tidak memberikan perumusan. Dapat disimpulkan
Dari ketentuan pasal 1086 KUHPerdata.
“memperhitungkan kembali hibah – hibah yg diberikan pewaris kpd
Ahli warisnya ke dalam Boedel (HW) agar pembagian warisan diantara
Para ahli waris menjadi lebih merata”

INBRENG Maksud INBRENG  AGAR BAGIAN WARISAN DIANTARA PARA AHLI


WARIS MENJADI LEBIH MERATA

Sebagai perbandingan
rumusan dari

OPPEMHEIM : Inbreng adalah pengembalian akan apa yang telah diterima


Seorang ahli waris dari pewarisnya sebagai hibah/hibah wasiat ke dalam boedel,
Baik dalam wujudnya maupun hanya dalam nilainya.

16
CONTOH INBRENG

Pewaris meninggalkan ahli waris 3 orang anak (A, B, dan C).


Harta yang ditinggalkan Rp 12.000.000
Semasa hidup A menerima hibah dari pewaris sebesar Rp 3.000.000

 Seandainya tidak ada aturan INBRENG maka pembagiannya sebagai berikut:


A menerima ⅓ X Rp 12.000.000 = Rp 4.000.000
B menerima ⅓ X Rp 12.000.000 = Rp 4.000.000
C menerima ⅓ X Rp 12.000.000 = Rp 4.000.000
Bagian A ditambah hibah = Rp 7.000.000 (Rp 3.000.000 + Rp 4.000.000)

 Dengan adanya aturan INBRENG, aturannya sebagai berikut:


A harus INBRENG ke dalam Boedel  Rp 3.000.000 hingga jumlah harta warisan
(Boedel) menjadi Rp 15.000.000

Bagian masing – masing A, B, dan C = ⅓ X Rp 15.000.000 = Rp 5.000.000

Dengan demikian:
A telah menerima Rp 3.000.000 hanya berhak atas harta waris  Rp 2.000.000

17
Kelompok I : ahli waris dalam garis lurus ke bawah kecuali:
Pewaris membebaskan mereka

Harus dipenuhi 2 kriteria:


1. Harus berkualitas sebagai ahli waris
2. Harus ahli waris dalam garis lurus ke bawah (termasuk ALK yang diakui)

YANG WAJIB
Pasal 1086 BW
INBRENG

Pengecualian:
Tidak wajib Inbreng (pasal 1087 BW)  orang yang menolak
warisan  jika telah menerima hibah tidak wajib Inbreng

Kelompok II : ahli waris lainnya


Kriteria:
1. Berkualitas sebagai ahli waris. Legataris tidak wajib Inbreng (kreditur HW)
2. Dinyatakan dengan tegas oleh pewaris  mereka wajib Inbreng

18
1. Biaya pemeliharaan dan pendidikan
biaya pemeliharaan  untuk menghidupi dan membesarkan anak
biaya pendidikan  biaya sekolah
pasal 298 BW kewajiban orang tua  bukan hibah

2. Tunjangan untuk keperluan hidup seperlunya


Tunjangan anak  pada orang tua (ps 321 BW)
Kewajiban UU  tidak dapat dikhalifisir sebagai hibah
YANG TIDAK PERLU
DIINBRENG
DITINJAU DARI PASAL 1097 BW
OBJEKNYA
3. Biaya penggantian orang dalam wamil

4. Pengeluaran untuk memperoleh keahlian


Pasal 1098 BW  bunga hasil hibah
Pasal 1099 BW  hibah yang musnah diluar salahnya si penerima hibah

5. Biaya perkawinan, pakaian dan peralatan kawin

19
Inbreng  hanya ditujukan pada AW saja

Subjeknya

Inkorting  diwajibkan pada siapa saja yang


sudah menerima hibah/hibah wasiat dari Pewaris
PERBEDAAN INBRENG
DENGAN INKORTING

Pelaksanaan  kewajiban Inbreng tidak bergantung pada


Ada kaitannya dengan L.P. Adanya tuntutan dari ahli waris, apalagi tuntutan
L.P. legitiemaris

Dalam Inbreng  apa yang merupakan kewajiban tidak


dipotong tetapi diperhitungkan dengan apa yang sudah
diterima sebagai hibah dari Pewaris

20

Anda mungkin juga menyukai