Anda di halaman 1dari 15

Analisis KaKUs

IncoRting teRhadaP L P Yang


Menggugat ahli waRIs
Oleh : Kelompok 10
incoRting
anggota
KeloMPoK
Dede Siti Purlina
Deden Naufal Khairul
Deidra Raihana Zahra
Denis Zalfa S
PengeRtian
Inkorting adalah pengurangan terhadap besarnya hibah atau wasiat yang pernah
diberikan kepada seseorang (ahli waris atau bukan ahli waris), karena setelah
diadakan pembagian harta warisan, ternyata hibah atau wasiat tersebut melanggar
legitieme portie seorang ahli waris.
Macam - Macam Inkorting
1.Pemotongan semu (oneigenlijke inkorting), yakni pemotongan yang tidak
langsung dari semua pemberian dengan surat wasiat seperti pemotongan terhadap
hibah wasiat. Jumlah bagian hibah wasiat sudah dihitung tetapi belum dibayarkan,
karena legitieme potie terlanggar, maka hibah wasiat itu dipotong dan dipergunakan
untuk menutup kekurangan legitieme portie tersebut. Pemotongan semu itu sendiri
dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a) Pemotongan langsung dari ahli waris ab-intestato yang bukan legitimaris, dan
b)Wasiat yang sudah dipotong tetapi belum diberikan karena bagian mutlak
terlanggar, maka hibah wasiat itu dipotong untuk menutupi kekurangan bagian
mutlak.
2. Pemotongan yang sebenarnya (eigenlijke inkorting), yaitu pemotongan yang
sungguh-sungguh dilaksanakan seperti pemotongan terhadap yang telah diberikan
oleh si pewaris semasa hidupnya. Si penerima hibah harus mengembalikan suatu
jumlah untuk menutup legitieme portie.
Prinsip - Prinsip Inkorting
Dalam Pasal 924 KUHPerdata terkandung prinsip-prinsip pemotongan, diantaranya :
1.Pertama-tama, kekurangan besarnya legitieme portie diambil dari bagian ahli
waris non-legitimaris;
2.Jika masih belum mencukupi, maka kekurangannya akan diambil dari
wasiat (erfstelling dan legaat);
3.Jika masih juga belum mencukupi, maka kekurangannya diambil dari hibah-
hibah dimulai dari hibah yang terdekat dengan tanggal kematian pewaris.
PihaK-PihaK Yang BeRwenang
MengajuKan Tuntutan
InKoRting.
1. Subjek Hukum Yang Dapat Mengajukan Tuntutan Inkorting
b. Keluarga sedarah dalam garis lurus ke bawah dan ke atas, keluarga sedarah dalam
garis lurus ke bawah adalah meliputi anak-anak sah dari perkawinan yang sah
berikut keturunanya dengan pergantian. Sedangkan keluarga sedarah dalam garis
lurus ke atas meliputi orang tua dari yang meninggal atau pewaris sampai leluhurnya
keatas oleh karena kematian.
b. Adalah anak-anak luar kawin yang telah diakui sah berikut keturunannya yang sah
dengan pergantiannya.
Mengenai anak sah berikut dengan keturunanya dari perkawinan yang
sah dijumpai dan dapat tersirat dalam Pasal 914 KUH Perdata. Mengenai
orang tua atau kakek atau nenek atau dalam garis lurus ke atas
dijumpai secara tersirat dalam Pasal 915 KUH Perdata dan berikutnya
mengenai anak-anak luar kawin yang telah diakui sah berikut turunan
sahnya dijumpai secara tersirat dalam Pasal 916 KUH Perdata.
2. Kepada Siapa Tuntutan Inkorting Dapat Dilakukan

Tercantum dalam Pasal 919 KUH Perdata

3. Pengajuan Inkorting Melalui Pengadilan Negeri


Di Daerah Hukum Yang Berkompeten.
Mengenai kompetensi kekuasaan pengadilan diatur dalam Pasal 118 HIR , Pasal
142 RBG.
PelaKsanaan LegitiMe
PoRtie
Menurut Pitlo, bagian yang dijamin oleh Undang-Undang legitime porte “Merupakan
hak dia/mereka yang mempunyai kedudukan utama/istimewa dalam warisan, hanya
sanak saudara dalam garis lurus (bloedverwanten in de rechte lijn) dan merupakan
ahli waris ab intestato saja yang berhak atas bagian yang dimaksud”. Menurut
pasal 913 KUHP, Legitime porte adalah “Bagian mutlak atau Legitime Portie, adalah
sesuatu bagian dari harta peninggalan yang harus diberikan kepada waris,
dalam garis lurus menurut undang-undang, terhadap mana si yang meninggal tak
diperbolehkan menetapkan sesuatu, baik selaku pemberian antara yang masih hidup,
maupun selaku wasiat” .
Syarat untuk dapat menuntut suatu bagian mutlak (legitme portie)
adalah :
1.Orang harus merupakan keluarga sedarah dalam garis
lurus dalam hal ini kedudukan garwa (suami / isteri)
adalah berbeda dengan anak-anak. Meskipun
sesudah tahun 1923 Pasal 852a KUHPerdata menyamakan garwa
(suami/isteri) dengan anak, akan tetapi suami/isteri tidakberada
dalam garis luruske bawah, mereka termasuk garis ke samping. Oleh karena
itu isteri/suami tidak memiliki legitime portie atau disebut
nonlegitimaris;
2. Orang harus ahli waris ab intestato. Melihat syarat tersebut tidak
semua keluarga sedarah dalam garis lurus memiliki
hak atas bagian mutlak. Yang
memiliki hanyalah mereka yang juga waris ab
instestato;
Contoh Kasus: Putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 2954KPdt2017
KesiMPUl
an
Pelaksanaan inkorting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 920 KUH Perdata
merupakan suatu pengurangan terhadap hibah maupun hibah wasiat yang
mengakibatkan menjadi kurangnya bagian mutlak dalam sesuatu warisan, boleh
dilakukan pengurangan, bilamana warisan itu jatuh meluang (terbuka), dengan
adanya tuntutan dari para ahli waris mutlak dan ahli waris karena penggantian dari
ahli waris mutlak tersebut. Inkorting terhadap penerima hibah yang merupakan
legitimaris juga dapat dilaksanakan, hal ini diatur dalam Pasal 926 KUH Perdata yang
menyatakan bahwa pengurangan yang dilakukan terhadap pengangkatan sebagai
ahli waris dan penerima hibah wasiat tanpa membeda-bedakan antara pengangkatan
ahli waris dan penerima hibah wasiat.
KesiMPUlan
Dan berdasarkan pembahasan mengenai kasus Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 2954K/Pdt/2017, hibah dinyatakan batal oleh Majelis Hakim dengan
mana Lim Bie Nio (Risa Pahala) sebagai Penggugat pertama dan Lim Le Tjoe sebagai
Penggugat kedua yang merupakan ahli waris mutlak dan berkedudukan sebagai
legitimaris hanya menuntut bagian legitieme portienya yang terlanggar dengan
adanya pemberian suatu hibah.
adaKah PeRt a nYaa n?
tERIM
KasIh

Anda mungkin juga menyukai