Terdapat beberapa perbedaan antara ketiga sistem hukum waris di Indonesia mengenai
unsur-unsur pewarisan, namun secara umum unsur-unsur pewarisan memiliki pengertian
yang sama dengan yang disebutkan di atas, yang uraiannya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pewaris
2. Harta Warisan
3. Ahli Waris
Dalam pasal 171 Kompilasi Hukum Islam, ada beberapa ketentuan mengenai kewarisan
ini, yaitu Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang perpindahan
kepemilikan atas harta warisan seseorang.Pewaris adalah orang yang meninggalkan ahli
waris dan harta warisan pada saat kematiannya, berdasarkan putusan pengadilan
Islam.siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa banyak diantara mereka yang
mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan ahli waris, beragama
Islam dan tidak dilarang oleh hukum untuk menjadi ahli waris.
Ketentuan orang tidak berhak menerima waris dalam hukum perdata dapat ditemukan
dalam pasal 838 KUH Perdata. Penjelasan pasal tersebut menyebutkan bahwa seseorang
tidak berhak menjadi ahli waris dapat dikelompokkan dalam 4 orang yaitu :
1. Mereka yang telah dihukum karena dipersalahkan telah membunuh atau mencoba
membunuh pewaris.
2. Mereka yang dengan putusan hakim Pengadilan dipersalahkan karena dengan fitnah
telah mengajukan pengaduan terhadap pewaris mengenai suatu kejahatan yang diancam
dengan hukuman penjara lima tahun lamanya atau hukuman yang lebih berat
3. Mereka yang dengan kekerasan telah mencegah pewaris membuat atau mencabut surat
wasiatnya.
4. Mereka yang telah menggelapkan, merusak atau memalsukan surat wasiat pewaris.
Secara simpelnya pengertian wasiat adalah suatu akta yang berisi pernyataan seseorang
tentang apa yang dikehendakinya serta olehnya dapat dicabut kembali dan pelaksanaanya
dapat di lakukan setelah ia meninggal dunia. Dimana wasiat tersebut sudah diatur Pada
Pasal 875 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang surat wasiat.
3. Wasiat wajibah
Wasiat wajibah adalah suatu wasiat yang diperuntukan kepada ahli waris atau kerabat
yang tidak memperoleh bagian harta warisan dari orang yang wafat, karena adanya suatu
halangan syarat.