Anda di halaman 1dari 28

MK : Hukum dan Etika Bisnis

AGRIBISNIS FAPERTA UNCP


2022
PENGERTIAN HUKUM DAGANG
Secara Etimologis, hukum dagang berasal dua
kata yaitu hukum yang berarti peraturan-
peraturan, aturan . Dan dagang adalah
pekerjaan yang berhubungan dengan menjual
dan membeli barang untuk memperoleh
keuntungan; jual-beli; niaga;
PENGERTIAN HUKUM DAGANG
Menuru Para Ahli :

(Purwosutjipto, 1991: 5)
Hukum Dagang adalah hukum perikatan
yang timbul khusus dari lapangan
perusahaan.
R. Soekardono
Hukum Dagang adalah himpunan peraturan-
peraturan yang mengatur seseorang dengan
orang lain dalam kegiatan perusahaan yang
terutama terdapat dalam kodifikasi Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang dan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
Achmad Ichsan, 1987: 17
Hukum Dagang adalah hukum yang
mengatur soal-soal perdagangan, yaitu
soal-soal yang timbul karena tingkah laku
manusia dalam perdagangan.
Munir Fuadi
Segala perangkat aturan tata cara
pelaksanaan kegiatan perdagangan,
industri, atau kuangan yang dihubugkan
dngan produksi atau kegiatan tukar
menukar barang.
CST. Kansil
Hukum perusahaan merupakan
seperangkat aturan yang mengatur
tingkah laku manusia yang ikut andil
dalam melakukan perdagangan dalam
usaha pencapaian laba.
GAMBAR HUBUNGAN HUKUM PERDATA
DAN HUKUM DAGANG

SEGALA PERATURAN DALAM


HUKUM DAGANG ADA
DALAM HUKUM PERDATA.

ATURAN DALAM HUKUM


HK DAGANG DAGANG TIDAK BOLEH
HK PERDATA KUHD BERTENTANGAN DENGAN
KUH PERDATA
HUKUM PERDATA.
LEX SPECIALIS
LEX GENERALIS
ATURAN DAGANG
UMUM ADALAH HUKUM
PERDATA DAN KHUSUNYA
ADALAH HUKUM DAGANG
SUMBER-SUMBER HUKUM DAGANG
DI INDONESIA :
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH
Perdata)
2. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang(KUHD)
3. Peraturan perundang-undangan di luar
kodifikasi .
4. Kebiasaan
5. Perjanjian yang dibuat para pihak
6. Perjanjian Internasional
1. Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUH Perdata)
KUH Perdata terbagi atas 4 (empat) buku/kitab :
 Buku I mengatur tentang Orang (van
Personen).
 Buku II mengatur tentang Benda (van Zaken).
 Buku III mengatur tentang Perikatan (van
Verbintenissen).
 Buku IV mengatur tentang Pembuktian dan
Kadaluwarsa (van Bewijs en Verjaring).
2. Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD)
KUHD terbagi atas :
 2 (dua) buku/kitab
 23 (dua puluh tiga) bab.
 Buku I terrdiri dari 10 (sepuluh) bab.
 Buku II terdiri dari 13 (tiga belas) bab.
PENJELASAN 2 BUKU KUHD :
• Buku I Tentang :
Dagang Umumnya

• Buku II Tentang :
Hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang terbit
dari pelayaran
3. Peraturan perundang-undangan di luar
kodifikasi :
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan.
2. Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
3. ndang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.
4. ndang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
6. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
7. Undang-Undang Nomor 14Tahun 2001 tentang Paten.
8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.
9. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
10. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara.
11. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
4. Kebiasaan
Kebiasaan yang dilakukan secara terus
menerus dan tidak terputus dan sudah
diterima oleh masyarakat pada umumnya
serta pedagang pada khususnya, bisa
digunakn juga sebagai sumber hukum pada
Hukum Dagang.

Contohnya tentang pemberian komisi, jual


beli dengan angsuran, dan lain sebagainya.
5. Perjanjian yang dibuat para pihak
Berdasarkan pasal 1338 KUH Perdata
disebutkan perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya. Dalam hal ini, persetujuan,
perjanjian ataupun kesepakatan memegang
peranan bagi para pihak.
Misalkan penyerahan barang diperjanjikan
dengan klausula FOB (Free On Board) maka
penyerahan barang dilaksanakan ketika
barang sudah berada di atas kapal.
6. Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional diadakan dengan
tujuan supaya pengaturan tentang persoalan
Hukum Dagang bisa diatur secara seragam
oleh masing-masing hukum nasional dari
negara-negara peserta yang terikat dalam
perjanjian internasional tersebut.
PRINSIP-PRINSIP HUKUM DAGANG
1. Prinsip Kebebasan Para Pihak Dalam
Berkontrak (The Principle Of The Freedom
Of Contract)
2. Prinsip Pacta Sunt Servanda
3. Prinsip Penggunaan Arbitrase
4. Prinsip Kebebasan Komunikasi (Navigasi)
3. Prinsip Dasar Kebebasan Berkontrak

1. kebebasan untuk melakukan jenis-jenis


kontrak yang disepakati para pihak
2. kebebasan untuk memilih forum
penyelesaian sengketa dagang
3. kebebasan untuk memilih hukum yang akan
berlaku terhadap kontrak, dll
Kebebasan Berkontrak ini tidak boleh
bertentangan dengan :
a. Undang Undang,
b. kepentingan umum,
c. kesusilaan,
d. kesopanan dan
e. persyaratan lain yang di tetapkan oleh
masing-masing sistem hukum.
Prinsip Pacta Sunt Servanda
Prinsip Dasar Pacta Sunt Servanda adalah
prinsip yang mensyaratkan bahwa
kesepakatan atau kontrak yang
telah ditandatangani harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya (dengan itikad baik)
Prinsip Dasar Penyelesaian Sengketa
1. Prinsip Kesepakatan Para Pihak (Konsensus).
Prinsip inilah menjadi dasar untuk
dilaksanakan atau tidaknya suatu proses
penyelesaian sengketa.

2. Prinsip Kebebasan Memilih Cara-cara


Penyelesaian .
Prinsip di mana para pihak memiliki kebebasan
penuh untuk menentukan dan memilih cara atau
mekanisme bagaimana sengketanya diselesaikan.
3. Prinsip Kebebasan Memilih Hukum.
Bebas menentukan sendiri hukum apa yang akan
diterapkan (bila sengketanya diselesaikan) oleh
badan peradilan.

4. Prinsip Iktikad Baik .


Prinsip ini mensyaratkan dan mewajibkan adanya
iktikad baik dari para pihak dalam penyelesaian
sengketanya.
5. Prinsip Exhaustion of Local Remidies.
Menetapkan bahwa sebelum para pihak
mengajukan sengketanya ke pengadilan, langkah-
langkah penyelesaian sengketa yang tersedia atau
diberikan oleh hukum.
Forum Penyelesaian Sengketa
1. Negosiasi
2. Mediasi
3. Konsiliasi
4. Arbitrase
Pengertian Negosiasi
Adalah cara penyelesaian sengketa
yang paling dasar dan paling tua
digunakan, dengan cara ini, para pihak
dapat mengawasi prosedur
penyelesaian sengketanya.
Pengertian Mediasi
Adalah suatu cara penyelesaian
melalui pihak ketiga. Pihak ketiga
(netral) ini bisa individu (pengusaha)
atau lembaga atau organisasi profesi
atau dagang.
Pengertian Konsiliasi
Memiliki kesamaan dengan mediasi.
Kedua cara ini adalah melibatkan pihak
ketiga untuk menyelesaikan sengketa
secara damai, namun konsiliasi lebih
formal daripada mediasi.
Pengertian Arbitrase
Adalah penyerahan sengketa secara
sukarela kepada pihak ketiga yang netral.
Pihak ketiga ini bisa individu, arbitrase
lembaga atau arbitrase sementara
(ad hoc).

Anda mungkin juga menyukai