Hukum S1
PERTEMUAN 10
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
1
dapat diakses melalui https://www.wto.org/english/docs_e/legal_e/trips_e.htm#part1
1
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
2
Mitsou Matsushita et al, The World Trade: Law, Practice, and Policy (United Kingdom: Oxford University
Press, 2015) hlm 634.
2
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
3
Munir Fuady, Hukum Dagang Internasional (Aspek Hukum dari WTO), Citra Aditya Bakti, Bandung
2004Hal.95
3
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
4
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
Ketentuan mengenai hak cipta dan hak terkait diatur dalam artikel 9 s.d. 14
TRIPS. Artikel 9 mengantur bahwa semua anggota WTO harus tunduk (comply)
pada ketentuan dalam Berne Convention 1971. Lebih lanjut disebutkan bahwa
perlindungan hak cipta harus mencakup ekspresi dan bukan ide, prosedur, metode
operasi atau konsep matematika. Artikel 10 mengatur bahwa program komputer
dan kompilasi data dilindungi sebagai karya sastra. Artikel 11 mengatur bahwa
sehubungan dengan program komputer dan karya sinematografi, negara anggota
harus mengatur hak bagi pencipta untuk memberikan izin atas penggunaan ciptaan
mereka secara komersial. Artikel 12 mengatur ketentuan mengenai jangka waktu
perlindungan ciptaan yang dihitung berdasarkan ukuran selain masa hidup
pencipta , kecuali untuk hak atas fotografi dan seni terapan. Artikel 13 menentukan
agar negara anggota mengatur batasan atau pengecualian atas hak ekslusif daalm
kasus tertentu. Sementara artikel 14 mengatur Perlindungan Pelaku, Produser
Fonogram (Rekaman Suara) dan Organisasi Penyiaran.
2. Merk
Artikel 15 s.d. 21 TRIPS mengatur ketentuan mengenai Merk. Artikel 15
mengatur definisi subjek yang dilindungi oleh merk, yang meliputi nama, huruf,
kombinasi warna, dan lain lain. Artikel 16 mengatur hak dari pemegang merk, yakni
Pemilik merek terdaftar memiliki hak eksklusif untuk mencegah semua pihak ketiga
yang tidak memiliki izin pemilik untuk menggunakan dalam perdagangan tanda-
tanda yang identik atau serupa untuk barang atau jasa yang identik atau serupa
dengan yang terkait dengan merek dagang tersebut sehingga dapat
mengakibatkan kemungkinan kebingungan. Artikel 17 mengatur bahwa negara
anggota dapat memberikan pengecualian terbatas atas hak yang diberikan oleh
merek, seperti penggunaan istilah deskriptif yang wajar, dengan ketentuan bahwa
pengecualian tersebut mempertimbangkan kepentingan sah pemilik merek dagang
dan pihak ketiga.Artikel 18 mengatur bahwa pendaftaran merek tidak boleh
melebihi tujuh tahun. Artikel 19 menetapkan bahwa jika penggunaan merk
4
dapat diakses melalui https://www.wto.org/english/docs_e/legal_e/trips_e.htm#preamble
5
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
merupakan syarat agar merk bisa didaftarkan, pendaftaran merk dapat dibatalkan
setelah merk tersebut tidak digunakan secara terus menerus selama tiga tahun.
Pasal 20 mengatur bahwa penggunaan merk dalam jalannya perdagangan tidak
boleh secara tidak adil dibebani oleh persyaratan khusus, misalnya penggunaan
dengan suatu merk harus digunakan bersamaan dengan merk yang lain, dan lain-
lain. Pasal 21 mengatur bahwa negara anggota dapat menentukan kondisi/syarat
atas lisensi dan penugasan merk, dipahami pula bahwa lisensi wajib merk adalah
sesuatu yang dilarang.
3. Paten
Ketentuan yang lengkap mengenai perlindungan Paten telah diatur dalam
TRIPS, tepatnya pada artikel 27 s.d. 34. Atikel 27 membahas tentang subyek yang
dapat dipatenkan, yang mencakup paten produk atau proses. Artikel ini selanjutnya
mengatur pengecualian, yakni hal-hal yang tidak dapat dipatenkan seperti
diagnostik, metode bedah untuk perawatan hewan atau manusia dan lain lain.
Pasal 28 mengatur bahwa pemilik paten memiliki hak eksklusif untuk mencegah
pihak ketiga membuat, menggunakan, menawarkan, mengimpor barang yang
dipatenkan. Artikel 29 mengatur bahwa pemohon paten harus mengungkapkan
penemuan dengan cara yang cukup jelas dan lengkap dan negara anggota dapat
meminta pemohon untuk memberikan informasi mengenai pendaftar paten dari
negara lain. Artikel 30 mengatur bahwa negara anggota dapat memberikan
pengecualian terbatas terhadap hak eksklusif yang diberikan dengan paten selama
pengecualian tersebut tidak bertentangan secara tidak wajar dengan eksploitasi
Paten yang normal. Artikel 31 menetapkan penggunaan lain tanpa persetujuan dari
pemegang hak Paten. Pasal 33 mengatur bahwa perlindungan paten tidak akan
berakhir sebelum eksploitasi paten dalam jangka waktu 20 tahun terhitung sejak
tanggal pengajuan Paten. Artikel 34 mengatur bahwa dalam hal terjadi proses
gugatan atas paten proses, beban pembuktian berada pada pihak tergugat untuk
membuktikan bahwa proses untuk mendapatkan produk yang sama berbeda dari
proses yang dipatenkan.
6
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
4. Desain Industri
Ketentuan mengenai Desain Industri diatur dalam artikel 25-26 TRIPS yang
menentukan standar minimum perlindungan Desain Industri yakni sebagaimana
diatur dalam Pasal 25 bahwa negara anggota harus menyediakan perlindungan
desain industri yang dibuat secara independen yang baru atau asli. Negara
anggota dapat menetapkan bahwa desain bukanlah baru atau asli jika tidak
berbeda secara signifikan dari desain yang dikenal atau kombinasi fitur desain
yang diketahui. Anggota dapat menetapkan bahwa perlindungan tersebut tidak
akan mencakup desain yang pada dasarnya ditentukan oleh pertimbangan teknis
atau fungsional. Selanjutnya Pasal 26 mengatur hak pemilik Desain Industri yakni
hak untuk mencegah pihak ketiga yang tidak mendapat persetujuan pemiliknya
untuk membuat, menjual atau mengimpor barang yang memuat atau mewujudkan
desain yang merupakan salinan, atau pada dasarnya salinan, dari desain yang
dilindungi, apabila tindakan tersebut dilakukan untuk tujuan komersial.
6. Indikasi Geografis
Indikasi Geografis diatur dalam Artikel 22 TRIPS di mana ayat (1) artikel
dimaksud menyatakan bahwa Indikasi geografis adalah, indikasi yang
mengidentifikasi barang yang berasal dari wilayah negara anggota, atau wilayah
atau lokalitas di wilayah itu, di mana kualitas, reputasi, atau karakteristik lain dari
barang tersebut pada dasarnya disebabkan oleh asal geografisnya. Selanjutnya
ayat (2) artikel 22 mengatur bahwa negara anggota harus menetapkan peraturan
yang melarang:
a. Penggunaan cara apapun dalam penunjukan atau penyajian suatu barang
yang menunjukkan atau menunjukkan bahwa barang tersebut berasal dari
wilayah geografis selain dari tempat asal yang sebenarnya dengan cara yang
menyesatkan masyarakat tentang asal geografis barang tersebut; dan
b. Setiap penggunaan yang merupakan tindakan persaingan tidak sehat dalam
pengertian Pasal 10bis Konvensi Paris (1967).
7
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
Selain ketentuan mengenai hak-hak yang dilindungi oleh rezim hak keayaan intelektual
di atas, ketentuan penting lain yang diatur dalam TRIPS adalah ketetuan mengenai
periode transisi pelaksanaan ketentuan TRIPS bagi negara berkembang. Dalm TRIPS
diatur bahwa negara-negara berkembang memiliki masa transisi lima tahun (berlaku
dari 01 Januari 1995 sampai dengan tanggal 01 Januari 2000) untuk menerapkan
ketentuan TRIPS. Tambahan jangka waktu lima tahun yaitu sampai 01 Januari 2005
juga tersedia untuk memperluas perlindungan paten produk ke bidang teknologi yang
sejauh ini tidak dilindungi, terutama di bidang obat-obatan dan bahan kimia pertanian.
C. Kesimpulan
8
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
1. Hak Cipta;
2. Merk;
3. Paten;
4. Desain Industri;
5. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
6. Indikasi Geografis; dan
7. Perlindungan atas Informasi Rahasia
Soal :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan TRIPS!
2. Jelaskan latar belakang diaturnya TRIPS dalam WTO!
3. Mengapa negara berkembang yang awalnya menentang pengaturan TRIPS dalam
WTO akhirnya menyetujuinya? Jelaskan!
4. Jelaskan tujuan pengaturan TRIPS dalam WTO!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ketentuan periode transisi dalam TRIPS!
E. DAFTAR PUSTAKA
Buku
1. Mitsou Matsushita et al, The World Trade: Law, Practice, and Policy (United
Kingdom: Oxford University Press, 2015).
2. Munir Fuady, Hukum Dagang Internasional (Aspek Hukum dari WTO), Citra Aditya
Bakti, Bandung 2004.
Internet
https://www.wto.org/english/docs_e/legal_e/trips_e.htm#part1