Internasional
Kelompok 1:
1. M. Aulia Tonti Rozaq 07041382025151
2. Austin Moza Kanaya 07041382025167
3. M. Agung Japhar Sidiq 07041382025188
4. James Gerry Nathanael 07041382025191
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perdagangan internasional (International Trade) adalah bentuk kerjasama ekonomi
yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara-negara lain, yang ada kaitannya
dengan jual beli barang atau jasa sehingga bisa membawa kemakmuran bagi suatu
negara. Istilah perdagangan internasional (International Trade) atau disebut dengan
perdagangan antarbangsa-bangsa, pertama kali dikenal di Benua Eropa yang
kemudian berkembang di Asia dan Afrika. Negara-negara yang terhimpun dalam
kegiatan perdagangan internasional membentuk suatu persetujuan dagang dan tarif
(General Agreement on Tariff and Trade/GATT).
1.2 Rumusan Masalah
Schmitthoff mendefinisikan hukum perdagangan internasional sebagai: “... the body of rules governing
commercial relationship of a private law nature involving different nations”.
Definisi di atas menunjukkan dengan jelas bahwa aturanaturantersebut bersifat komersial. Artinya, Schmitthoff
dengan tegas membedakan antara hukum perdata (“private law nature”) dan hukum publik yang juga menjadi dasar
dalam hukum perdagangan internasional.
Adapun prinsip-prinsip umum baik hubungan privat maupun publik yang harus diikuti oleh
subjek hukum perdagangan internasional. Prinsip dalam hubungan privat diantaranya:Kedudukan
Penyelesaian Kasus Hukum1. Prinsip Dasar Kebebasan Berkontrak2. Prinsip Dasar Pacta Sun
Servanda3. Prinsip Dasar Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase4. Prinsip Dasar Kebebasan
Komunikasi (Navigasi).
Sedangkan kaitannya dengan hukum publik, secara eksplisit terdapat dalam GATT 1994 yang
berkaitan dengan non diskriminasi di bidang perdagangan barang. Secara umum ada dua prinsip
yaitu:
1. Prinsip Most Favoured Nation (Non-Diskriminasi)
2. Prinsip National Treatment (Perlakuan Nasional)
.
Selain prinsip MFN, prinsip national treatment ini merupakan prinsip yang tidak kalah
pentingnya dalam persetujuan-persetujuan WTO. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa prinsip
MFN berarti non-diskriminasi diantara negara anggota WTO sedangkan prinsip national
treatment berarti non- diskriminasi diantara produk domestik dan produk import (Artikel III
GATT). Pada dasarnya prinsip national treatment menentukan kewajiban bahwa sebuah produk
import ketika memasuki negara importit, hanya diperlakukan sama seperti produk nasional.
2. Tahap Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional
melalui DSB
Berdasarkan Pasal 3 DSU dapat diketahui tugas utama dari
DSB adalah sebagai berikut:
Mengklarifikasi ketentuan-ketentuan yang ada dalam
perjanjian WTO dengan melakukan interpretasi menurut
hukum kebiasaan Internasional publik;
1. Hasil penyelesaian sengketa tidak boleh menambah atau
NEPTUNE
mengurangi hak-hak dan kewajiban yang diatur dalam
ketentuan WTO; Neptune is the farthest
2. Menjamin solusi yang positif dan diterima oleh para pihak
planet from the Sun
dan konsisten dengan substansi perjanjian dalam WTO;
3. Memastikan penarikan tindakan negara pelanggar yang and the fourth-largest
tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan perjanjian yang in the Solar System
sudah tercakup dalam agreement (covered agreement).
Tindakan retaliasi atau pemabalasan dimungkinkan tetapi
sebagai upaya terakhir (last resort settlement).
Adapun prosedur atau tahapan-tahapan penyelesaian sengketa perdagangan
internasional melalui DSB-WTO adalah sebagai berikut
01 02 03
Konsultasi Prosedur Panel (Panel
(Consultations) Pembentukan dan Prosedur Panel Procedures)
(Establishing and Procedures of Panels)
04 05
Penerimaan Laporan Panel oleh Peninjauan Kembali (Appelate
DSB (Adoption of Panels Report) Review)
Berangkat dari pemikiran David Ricardo, ekonom asal Inggris, Sadono Sukirno
3. Manfat Perdagangan mengemukakan bahwa setidaknya ada empat manfaat dari perdagangan internasional
diantaranya ialah:
Internasional
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri. Banyak faktor- faktor
yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut
diantaranya : Kondisi geografis, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain- lain. Dengan
adanya perdagangan internasional, setiap kebutuhan yang tidak diproduksi
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi. Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri
adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu
negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh
negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut
dari luar negeri.
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan. Terkadang, para pengusaha tidak
menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir
akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.
Dengan adanya perdagangan intermasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya
secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
4. Transfer teknologi modern. Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk
mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih
modern.
4. Beberapa contoh kasus dalam Perdagangan Internasional