Anda di halaman 1dari 16

(Hak Atas Kekayaan Intelektual)

RAHASIA DAGANG

DOSEN :
Dr. LUSIA SULASTRI, S.H.,M.H
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
 Rahasia Dagang dikenal juga dengan sebutan Undisclosed
Information(WTO/TRIPs) atau Confidential Information (Inggris),
atau Trade Secret(Amerika), dan Indonesia menyebutnya Rahasia Dagang,
yang merupakan alih bahasa dari Trade Secret.  Adanya penamaan yang
berbeda ini tidak membedakan pemahaman yang terkandung di
dalamnya. Khusus Indonesia penerapannya hanya diberlakukan pada
informasi bisnis. Tidak untuk misalnya perselingkuhan selebritis.

 Rahasia dagang sebagai bagian dari sistem Hak Kekayaan Intelektual


patut diberi perlindungan sebagaimana obyek HKI lainnya. Perlindungan
rahasia dagang diatur dalam Undang-Undang No. 30 tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang. Rahasia Dagang berkembang mengikuti industrialisasi
dan budaya yang bersifat kompetitif dan individualistik. Rahasia dagang
pada masyarakat barat dianggap sebagai ”private rights” karena rahasia
yang dihasilkan dari intelektualitas manusia yang telah berkorban
mengunakan pikiran, tenaga, dan biaya yang tinggi. Sebaliknya budaya
timur menganggap rahasia dagang sebagai ”public rights” yang
merupakan milik bersama. Perbedaan ini tidak mendukung perlindungan
terhadap rahasia dagang pada umumnya.
 Konsepsi rahasia dagang sudah dikenal oleh bangsa Cina  sekitar 3000
tahun sebelum masehi. Hal ini dapat diketahui dari legenda bangsa
Cina yang memberi gelar Putri Hsi-Ling-Shih, isteri kaisar kuning
sebagai Dewi Sutra. Pada setiap awal musim semi Putri memimpin
upacara pembuatan sutra. Kerahasiaan teknik dan proses pembuatan
sutra dijaga ketat oleh kerajaan. Barangsiapa membuka rahasia itu
atau menyelundupkan kepompong atau telur ulat sutra ke luar Cina
akan dihukum mati.  Mereka menjaga rahasia itu selama lebih dari
2000 tahun sesudahnya.

 Kasus-kasus awal mengenai rahasia dagang terjadi di Inggris sekitar


abad 18, menyangkut rahasia resep obat-obatan dalam kaitannya
dengan persaingan bisnis. Di Amerika pada awal abad 19 undang-
undang rahasia dagang mengakomodasi rahasia-rahasia bisnis,
persaingan, teknologi dan pola-pola managemen pekerjaan. Amerika
mengadopsi masalah rahasia dagang atau trade secret dari common
law Inggris yang menyangkut perlindungan melalui doktrin-doktrin
yang dibuat oleh hakim melalui yurisprudensi dalam perkara yang
menyangkut  rahasia
 Sebagai negara berkembang, Indonesia perlu mengupayakan adanya persaingan yang
tangguh di kalangan dunia usaha. Hal itu sejalan dengan kondisi di bidang perdagangan dan
investasi. Daya saing semacam itu telah lama dikenal dalam sistem Hak Kekayaan Intelektual,
misalnya Paten. Dalam Paten, sebagai imbalan atas hak ekslusif yang diberikan oleh negara,
penemu harus mengungkapkan temuan atau invensinya. Namun, tidak semua penemu atau
kalangan pengusaha bersedia mengungkapkan temuan atau invensinya itu. Mereka ingin
tetap menjaga kerahasiaan karya intelektual mereka. Di Indonesia, masalah kerahasiaan itu
terdapat di dalam beberapa aturan yang terpisah, yang belum merupakan satu sistem aturan
terpadu.
 Kebutuhan akan perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang sesuai pula dengan salah
satu ketentuan dalam Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Ringhts
(Persetujuan TRIPs) yang merupakan lampiran dari Agreement Establishing the World Trade
Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia), sebagaimana
telah diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994, Adanya
perlindungan tersebut akan mendorong lahirnya temuan atau invensi baru yang meskipun
diperlakukan sebagai rahasia, tetap mendapat perlindungan hukum, baik dalam rangka
kepemilikan, pengusaan maupun pemanfaatannya oleh penemuanya.
 Untuk mengelola administrasi Rahasia Dagang pada saat ini Pemerintah menunjuk
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia c.q. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual untuk melakukan pelayanan di bidang Hak Kekayaan Intelektual. Mengingat
cukup luasnya tugas dan tanggung jawab tersebut, tidak tertutup kemungkinan pada waktu
yang akan datang, Direktorat Jenderal yang membidangi Hak Kekayaan Intelektual ini
berkemang menjadi suatu badan lain yang bersifat mandiri dilingkungan Pemerintah,
termasuk mandiri dalam pengelolaan keuangan.
 Rahasia Dagang merupakan masalah HKI yang pelik terutama dari
segienforcement. Konsep perlindungan hak rahasia dagang sebagaimana hak
kekayaan intelektual lainnya adalah melindungi hak milik dari tindakan orang lain
yang mempergunakannya tanpa hak. Sebagaimana kita ketahui bahwa rahasia
dagang adalah informasi  yang tidak diketahui secara umum atau diketahui
secara terbatas oleh pihak-pihak tertentu tentang hal-hal yang menyangkut
dagang. Informasi dagang ini perlu diproteksi kerahasiaannya karena:
a.   secara moral memberikan penghargaan kepada pihak  yang menemukan;
b.   secara materi memberikan insentif.

 Perlindungan rahasia dagang diberikan apabila suatu informasi dianggap


bersifat rahasia. Rahasia artinya suatu informasi yang tidak diketahui secara
umum. Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para
pihak yang menguasainya telah melakukan langkah - langkah yang layak dan
patut. Layak dan patut  adalah semua langkah  yang memuat ukuran kewajaran,
kelayakan dan kepatutan yang harus dilakukan. Misalnya dalam suatu
perusahaan ada prosedur baku cara penyimpanan arsip-arsip yang dirahasiakan.
Adanya perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh karyawan ketika awal
penerimaan pegawai atau pekerja yang berkerja di lingkungan rahasia itu
dioperasionalkan sehingga rahasia itu benar-benar terlindungi.
 UU 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang disahkan Presiden Abdurrahman Wahid
pada tanggal 20 Desember 2000 di Jakarta. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2000
tentang Rahasia Dagang diundangkan di Jakarta oleh Sekretaris Negara Djohan
Effendi pada tanggal 20 Desember 2000. UU 30/2000 tentang Rahasia Dagang
untuk memenuhi perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang sesuai dengan
ketentuan dalam Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property
Ringhts (Persetujuan TRIPs), lampiran dari Agreement Establishing the World Trade
Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia),
sebagaimana telah diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994.

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang adalah:
 Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33 
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing
the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan
Dunia)
, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564).
 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817).
Pertimbangan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang adalah:
 bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing dalam
lingkup perdagangan nasional dan internasional perlu diciptakan
iklim yang mendorong kreasi dan inovasi masyarakat dengan
memberikan perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang
sebagai bagian dari sistem Hak Kekayaan Intelektual;
 bahwa Indonesia telah meratifikasi Agreement Establishing the
World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia) yang mencakup Agreement an Trade
Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan
TRIPs) dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga
perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;
 bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, perlu dibentuk Undang-undang tentang Rahasia
Dagang;
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:


 Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
 Hak Rahasia Dagang adalah hak atas rahasia dagang yang timbul
berdasarkan Undang-undang ini.
 Menteri adalah Menteri yang membawahkan Departemen yang salah satu
lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang Hak Kekayaan
Intelektual, termasuk Rahasia Dagang.
 Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
yang berada di bawah Departemen yang dipimpin oleh Menteri.
 Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia Dagang
kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak
(bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu
Rahasia Dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan
syarat tertentu.
Definisi Rahasia Dagang

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang mendefinisikan Rahasia Dagang
sebagai informasi :
a.   di bidang teknologi atau bisnis;
b.   tidak diketahui umum;
c.   mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha,
d.   dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.
Dari definisi ini dapat diketahui dua hal penting yaitu mengenai informasi yang bersifat rahasia dan tidak
diketahui umum. 
 
Ruang Lingkup Rahasia Dagang

a.   Subyek Rahasia dagang adalah pemilik rahasia dagang. Pemilik rahasia dagang memiliki hak untuk :
1)Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya;
2)Memberi lisensi kepada pihak lain atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau
mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial. 
b.   Obyek ruang lingkup rahasia dagang menurut undang-undang No. 30 Tahun 2000 Pasal 2 meliputi metode
produksi, metode pengolahan, metode penjualan atau informasi lain di bidang tekhnologi dan/atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum. Misalnya Coca-cola menggunakan rahasia
dagang yaitu informasi teknik senyawa untuk melindungi formulanya, bukan paten. Hal ini untuk menghindari
adanya batas waktu. Kalau formula dilindungi hak paten maka, akan berakhir paling lama 20 tahun.  Pada saat ini
usia Coca Cola sudah lebih dari 100 tahun, hak ini karena formulanya dilindungi dengan rahasia dagang.  Metode
produksi misalnya teknologi pemrosesan anggur, formula ramuan rokok. Di bidang lain, misalnya informasi non
teknik. Data mengenai pelanggan, data analisis, administasi keuangan, dll.
HAK PEMILIK RAHASIA DAGANG
Pasal 4
 Pemilik Rahasia Dagang memiliki hak untuk:
 menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya;
 memberikan Lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau
mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial

PENGALIHAN HAK DAN LISENSI


Pasal 5
 Hak Rahasia Dagang dapat beralih atau dialihkan dengan:
 pewarisan;
 hibah;
 wasiat;
 perjanjian tertulis; atau
 sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
 Pengalihan Hak Rahasia Dagang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disertai dengan dokumen
tentang pengalihan hak.
 Segala bentuk pengalihan Hak Rahasia Dagang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dicatatkan
pada Direktorat Jenderal dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
 Pengalihan Hak Rahasia Dagang yang tidak dicatatkan pada Direktorat Jenderal tidak berakibat hukum
pada pihak ketiga.
 Pengalihan Hak Rahasia Dagang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diumumkan dalam Berita Resmi
Rahasia Dagang.
 Pengalihan Hak Rahasia Dagang wajib didaftarkan pada
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.
 Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia
Dagang kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan
pada pembelian hak (izin) untuk menikmati manfaat ekonomi
dari suatu rahasia dagang yang diberi perlindungan dalam
jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.
 Perjanjian pemberian lisensi/izin pada pihak lain untuk
mempergunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan
Rahasia Dagang itu untuk kepentingan yang bersifat komersial
harus dibuat secara tertulis dan didaftarkan/dicatatkan pada
Direktorat Jenderal HKI.
 Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat
merugikan perekonomian di Indonesia atau yang
mengakibatkan persaingan usaha tidak  sehat sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PELANGGARAN RAHASIA DAGANG
Pasal 13
 Pelanggaran Rahasia Dagang juga terjadi apabila seseorang dengan
sengaja mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau
mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia
Dagang yang bersangkutan.
Pasal 14
 Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia
memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 15
 Perbuatan sebagiamana dimaksud dalam Pasal 13 tidak dianggap
pelanggaran Rahasia Dagang apabila:
 tindakan pengungkapan Rahasia Dagang atau penggunaan ertahanan
keamanan, kesehatan, atau keselamatan masyarakat;
 tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan
Rahasia Dagang milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk
kepentingan pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan.
PENYIDIKAN
Pasal 16
 Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, Penyidik Pejabat Pegawai Negari Sipil di lingkungan
Departemen yang lingkup tugas dan tanggung jawababnya meliputi Hak Kekayaan Intelektual diberi
wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Udnang-undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Rahasia Dagang.
 Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berwenang:
 melakukan pemeriksaan atas kebenaran pengaduan atau keterangan berkenaan dengan tindak pidana di
bidang Rahasia Dagang;
 melakukan pemeriksaan terhadap pihak yang melakukan tindak pidana di bidang Rahasia Dagang;
 meminta keterangan dan bahan bukti dari para pihak sehubungan dengan peristiwa tindak pidana di
bidang Rahasia Dagang;
 melakukan pemeriksaan atas pembukuan, pencatatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana
di bidang Rahasia Dagang;
 melakukan pemeriksaan ditempat tertentu yang diduga terdapat barang bukti pembukuan, pencatatan
dan dokumen lain;
 melakukan penyitaan terhadap bahan dan/atau barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti
dalam perkara tindak pidana di bidang Rahasia Dagang; dan/atau
 meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Rahasia
Dagang.
 Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam melaksanakan tugasnya
memberitahukan dimulainya penyidikan dan melaporkan hasil penyidikannya kepada Penyidik Pejabat Polisi
Negara Republik Indonesia.
 Dalam hal penyidikan sudah selesai, Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia dengan mengingat ketentuan Pasal 107 Undang-undang Hukum Acara Pidana.
KETENTUAN PIDANA
Pasal 17

 Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak


menggunakan Rahasia Dagang pihak lain atau
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 13 atau Pasal 14 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

 Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


merupakan delik aduan.
Waktu Perlindungan Rahasia Dagang

Rahasia dagang mempunyai sesuatu yang istimewa, yaitu lamanya


waktu perlindungan yang diberikan oleh undang-undang ini adalah
tanpa batas waktu.Namun, tanpa batas waktu ini mempunyai syarat
yaitu sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 yaitu bahwa rahasia dagang
dilindungi bila informasi tersebut masih bersifat rahasia, mempunyai
nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui upaya semestinya.
Ketiga syarat yang harus dipenuhi itu dapat diuraikan sebagai berikut.
a)   Bersifat rahasia  apabila informasi itu hanya diketahui oleh orang-
orang terbatas.
b)   Informasi mempunyai nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan
informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha
atau bisnis yang komersial atau mendatangkan keuntungan bagi
pemiliknya.
c) dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang
menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak.
Daftar Pustaka

 Cita Citrawinda P., Budaya Hukum Indonesia


Menghadapi Globalisasi: Perlindungan rahasia Dagang
di Bidang Farmasi, Jakarta; Chandra Pratama, 2005.
 Lindsey, et.al. , Hak Kekayaan Intelektual: Suatu
Pengantar, Bandung: Alumni, 2000.
 Rachmadi Usman, Hukum Atas Hak Kekayaan
Intelektual, Bandung: Alumni, 2003,
 Saidin, O,  Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual
(Intellectual Property Rights),  Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 1995.

Anda mungkin juga menyukai