Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Rahasia Dagang

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual

Dosen Pengampu :

Suyikno S.Ag., M.H

Penyusun :

Uswatun Khasanah (C72219077)

Inayatus Sa’diyah (C92219102)

Mega Mujiati Astutik (C92219111)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan ridho-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah mata
kuliah Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual yang berjudul "Rahasia Dagang”

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abu Suyikno selaku dosen
pembimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah ini, juga kepada semua teman-teman
yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Penyusunan makalah ini tentu saja masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kami mohon kritik dan saran pembaca guna kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah
ini kami susun, apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat
kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar- besarnya. Semoga bermanfaat. Amin.

Surabaya, 29 November 2021

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perlindungan hukum berlaku bagi hak-hak setiap warga negara, baik terhadap
hak-hak yang didapat karena pengalihan ataupun hak-hak yang timbul karena hasil
karya cipta sendiri. Bagi hak-hak yang berbentuk hasil karya cipta, dalam dunia
hukum masuk dalam kategori Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Jadi dapat
dikatakan bahwa HAKI merupakan hak yang bersifat abstrak dan termasuk pada
lingkup benda tidak berwujud. Hasil dari olah pikir yang perlu mendapat
perlindungan hukum dari perspektif ekonomi misalnya Hak Cipta, Hak Paten dan
Merek termasuk mengenai Rahasia Dagang.
Rahasia dagang sebagai salah satu bagian dari HAKI, merupakan hak yang cukup
tinggi dalam perkembangan aktivitas bisnis di Indonesia. Hal ini ditandai dengan
keseriusan pemerintah dalam menangani permasalahan tersebut sehingga
diundangkannya UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang yang mulai berlaku
sejak 20 September 2000 dengan dilatar belakangi oleh ratifikasi perjanjian
WTO/TRIP’s melalui UU No. 7 Tahun 1994 serta diundangkannya UU No. 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat yang
menunjukkan bahwa pokok pikiran dari UU Rahasia Dagang di Indonesia telah
sejalan dengan pemikiran TRIP’s sebagai bagian dari perjanjian dalam WTO.1
Menurut Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang Pasal 1
angka (1) menyatakan bahwa Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui
oleh umum di bidang teknologi dan atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia
Dagang.
Berdasarkan pengertian di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa Rahasia Dagang
adalah sebuah informasi yang sangat berharga untuk perusahaan, karenanya harus
dijaga kerahasiaannya. Sedangkan yang dimaksud dengan pelanggaran Rahasia
Dagang, apabila seseorang memperoleh atau menguasai Rahasia dagang tersebut
dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
diatur dalam Pasal 14 Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia

1
2Gerungan A.E, “Perlindungan Hukum Terhadap Rahasia Dagang Ditinjau dari Aspek Hukum Perdata dan
Pidana di Indonesia,” Jurnal Hukum Unsrat, Volume 22, Nomor 5 (Januari, 2016)
Dagangselain itu ada yang tidak dianggap pelanggaran Rahasia Dagang diatur dalam
Pasal 15 Undang-Undang No. 30 tahun 2000, yakni apabila:
1. Tindakan pengungkapan rahasia dagang atau penggunaan rahasia dagang
tersebut didasarkan pada kepentingan pertahanan dan keamanan, kesehatan
atau keselamatan masyarakat.
2. Tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan
Rahasia Dagang milik orang lain semata-mata untuk kepentingan
pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan.
Melalui undang-undang ini, yang memberikan perlindungan hukum terhadap
Rahasia Dagang sebagai bagian dari sistem Hak Atas Kekayaan Intelektual,
diharapkan dapat menciptakan iklim yang akan mendorong kreasi dan inovasi
masyarakat. Berkenaan dengan hal ini, maka para investor dan pelaku bisnis
merasa sangat berkepentingan penemuan teknologi dan rahasia dagangnya melalui
sistem perlindungan HAKI sesuai dengan standar Internasional, dimana
diperlukannya jaminan perlindungan terhadap Rahasia Dagang, terutama dari
tindakan persaingan curang.2
B. Rumusan Masalah
1. ApaKonsepdanDefinisiRahasiaDagangMenurut UU No. 30 Tahun 2000?
2. BagaimanaPengaturanTentangRahasiaDagangMenurut UU No.30 Tahun 2000?

2
Yanni Lewia Paat, “Penyelesaian Sengketa Rahasia Dagang Menurut Hukum Positif Indonesia,” Lex et
Societatis, Volume. I, Nomor 3 (Juli, 2013), Hal 34
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Definisi Rahasia Dagang menurut Undang-Undang Nomor 30


Tahun 2000 tentang Rahasia dagang
Rahasia dagang atau yang biasa disebut dengan sebutan Trade Secret yakni
merupakan sebuah informasi yang tidak diketahui oleh khalayak umum pada bidang
teknologi ataupun bisnis, dimana memiliki nilai ekonomis sebab berguna dalam
kegiatan usaha, serta harus dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.
Rahasia dagang sebagai bagian dari sistem Hak Kekayaan Intelektual patut diberikan
perlindungan sebagaimana objek dari Hak Kekayaan Intelektual lainnya.
Perlindungan rahasia dagang diatur didalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000
tentang Rahasia Dagang.3 Sebagaimana yang telah disebutkan didalam pasal 1
Undang-Undang Nomor 30 tahun 2000 tentang Rahasia dagang, bahwa rahasia
dagang merupakan suatu informasi yang tidak diketahui oleh umum baik itu pada
bidang teknologi ataupun bisnis yang memiliki nilai ekonomi dikarenakan berguna
dalam kegiatan usaha, serta kerahasiaannya dapat dijaga oleh pemilik Rahasia dagang.
Dan didalam pasal 2 undang-undang nomor 30 tahun 2000 tentang rahasia dagang
dijelaskan lebih lanjut bahwa ruang lingkup dari perlindungan rahasia dagang
merupakan metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan maupun
informasi lain pada bidang teknologi ataupun bisnis yang mempunyai nilai ekonomis
yang tidak diketahui oleh masyarakat umum.4Rahasia dagang itu harus memiliki nilai
ekonomis sebab kerahasiaannya serta dapat dipertahankan kerahasiaannya melalui
upaya-upaya sebagaimana mestinya. Informasi tersebut dianggap rahasia jika tidak
diketahui secara umum oleh masyarakat. Untuk dapat dikategorikan sebagai rahasia
dagang, maka informasi itupun juga harus memiliki nilai ekonomis serta terjaga
kerahasiaannya. Informasi dapat dikatakan memiliki nilai ekonomis, jika dengan
status kerahasiaannya tersebut bisa digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha
yang bersifat komersial serta meningkatkan keuntungan secara ekonomi. Selain itu
informasi dianggap dapat dijaga kerahasiaannya apabila pemiliknya dapat menguasai
atau dapat menempuh upaya perlindungan melalui langkah-langkah yang semestinya
serta memadai untuk dapat menjaga serta mempertahankan kerahasiaan serta
3
Taufik Effendy, “Rahasia Dagang sebagai bagian dari Hak Kekayaan Intelektual”, Jurnal Al’Adl. Vol. VI No.
12, Desember 2014
4
https://dik.ipb.ac.id/rahasia-dagang/diakses pada tanggal 24 November 2021
penguasaannya.Rahasia dagang berkembang mengikuti industrialisasi serta budaya
yang bersifat kompetitif dan juga individualistik. Rahasia dagang dalam masyarakat
barat dianggap sebagai private rights, karena rahasia yang dihasilkan dari
intelektualitas manusia yang telah berkorban menggunakan pikiran, tenaga, serta
biaya yang tinggi. Namun sebaliknya dalam budaya timur menganggap bahwa rahasia
dagang tersebut sebagai public rights, dimana hal tersebut merupakan milik bersama.
Perbedaan tersebut tidak mendukung perlindungan terhadap rahasia dagang pada
umumnya.
Konsepsi rahasia dagang sudah dikenal oleh bangsa Cina sekitar 3000 tahun
sebelum masehi. Hal tersebut dapat dilihat dari legenda bangsa Cina yang memberi
gelar pada Putri serta Istri dari Kaisar Kuning sebagi dewi Sutra. Karena pada setiap
awal musim semi putri dari kaisar kuning tersebut memimpin upacara pembuatan
sutra. Dan kerahasiaan teknik serta proses pembuatan sutra tersebut dijaga ketat oleh
kerajaan. Dan barangsiapa yang membuka rahasia atau menyelundupkan telur ulat
sutra ke luar Cina, maka akan dihukum mati. Dari situlah mereka menjaga rahasia
tersebut selama lebih dari 2000 tahun sesudahnya. Kasus-kasus terkait rahasia dagang
juga terjadi di Inggris sekitar abad 18, kasus ini menyangkut rahasia resep obat-obatan
yang berkaitan dengan persaingan bisnis. Di Amerika pada awal abad ke 19, undang-
undang rahasia dagang juga mengakomodasi rahasia bisnis, persaingan bisnis,
teknologi dan pola manajemen pekerjaan. Negara Amerika mengadopsi masalah
terkait rahasia dagang atau trade secret ini dari common law Inggris yang menyangkut
perlindungan melalui doktrin-doktrin yang dibuat oleh hakim melalui yurisprudensi
dalam perkara yang menyangkut rahasia dagang.

Subjek rahasia dagang merupakan pemilik rahasia dagang itu sendiri. Pemilik
rahasia dagang mempunyai hak untuk menggunakan serta menyimpan sendiri rahasia
dagang yang dimilikinya. Sedangkan untuk objek ruang lingkup dari perlindungan
rahasia dagang itu sendiri diatur didalam pasal 2 undang-undang nomor 30 tahun
2000 tentang objek ruang lingkup rahasia dagang yang meliputi metode produksi,
metode pengolhan, metode penjualan, atau informasi lain dibidang teknologi atau
bisnis yang mempunyai nilai ekonomi yang tidak diketahui oleh masyarakat umum.
Pemilik rahasia dagang dapat memberikan lisensi bagi pihak lain. Lisensi memiliki
definisi yakni izin yang diberikan kepada pihak lain melalui suatu perjanjian
berdasarkan pada pemberian hak, bukan pengalihan hak untuk menikmati manfaat
ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberikan perlindungan pada jangka waktu
tertentu dan pada syarat tertentu. Ketentuan dalam undang-undang nomor 30 tahun
2000 tentang Rahasia dagang (UURD), yang menjelaskan bahwa5 :

1. Rahasia dagang merupakan informasi yang tidak diketahui oleh umum di


bidang teknologi ataupun bisnis, yang memiliki nilai ekonomi sebab
berguna dalam kegiatan usaha serta dijaga kerahasiaannya oleh pemilik
dagang.
2. Hak rahasia dagang merupakan hak atas rahasia dagang yang timbul
berdasarkan pada undang-undang rahasia dagang.
B. Pengaturantentangrahasiadagangmenurutuu no. 30 tahun 2000
tentangrahasiadagang
Tindak pidana Rahasia Dagang dalam UU No. 30 Tahun 2000 diatur dalam bab
IX tentang Ketentuan Pidana yaitu dalam pasal 17 yang berbunyi sebagai berikut :
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak
lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal
14 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)µ Tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan delik aduan. Jika kita membaca
rumusan ketentuan Pasal 17 ayat (1) dapat kita ketahui bahwa UU No. 30 Tahun
2000 tentang Rahasia Dagang yang mengatur tentang tindak pidana Rahasia
Dagang yang diatur dalam pasal tersebut adalah tindak pidana yang berhubungan
dengan :
a. Penggunaan Rahasia Dagang Secara Sengaja dan Tanpa Hak Berhubungan
dengan Hak Rahasia Dagang, sebagaimana yang disebutkan dalam rumusan
pasal 4 UU No. 30 Tahun 2000 bagi pemilik Rahasia Dagang : Pasal 6 dan
Pasal 7 UU No. 30 Tahun 2000 bagi pemegang Rahasia Dagang untuk :
1. Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya;
2. Memberikan lisensi kepada pihak lain untuk menggunakan Rahasia
Dagang tersebut.
Selain itu ketentuan Pasal 4 dan Pasal 7 UU No. 30 Tahun 2000 yang
ditafsirkan secara luas juga memberikan hak kepada penerima lisensi Rahasia
Dagang untuk menggunakan (secara komersial) Rahasia Dagang yang

5
Arief Darmawan, “ Pengertian Rahasia Dagang serta contoh pada produk sony ericsson”, Fakultas Komputer
dilisensikan kepadanya oleh pemilik Rahasia Dagang atau pemegang Rahasia
Dagang. Hal ini berarti selain dari mereka yang tersebut di atas, yaitu :
1. Pemilik Rahasia Dagang;
2. Pemegang Rahasia Dagang;
3. Penerima lisensi Rahasia Dagang.
Tidak ada pihak lain yang berhak untuk menggunakan atau memanfaatkan
Rahasia Dagang. Dalam hal ini perlu diperhatikan rumusan yang memuat
perkataan “dengan sengaja” dan “tanpa hak” sebagaimana disebutkan dalam
pasal 17 ayat 1 UU no 30 tahun 2000 tersebut. Meskipun rumusan “tanpa hak”
dapat dibuktinkan dengan mudah berdasarkan pada alasan sebagaimana
dijabarkan diatas menurut ketentuan pasal 4 , 6, dan 7 UU no 30 tahun 2000
pembuktian “dengan sengaja” tidaklah semudah itu, mengingat bahwa Rahasia
Dagang bukanlah suatu informasi yang bersifat umum, yang diumumkan
untuk memperoleh perlindungan dari Negara sebagaimana halnya Hak atas
Kekayaan Intelektual lainnya. Hal ini dapat terjadi dengan asumsi kerahasiaan
Rahasia Dagang, termasuk cara merahasiakannya dan terhadap siapa
ketentuan mengenai kerahasiaan tersebut berlaku, dengan segala akibatnya
tunduk pada kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, maka tentunya segala
macam cara yang dilakukan untuk dapat membuktikan ada tidaknya unsur
kesengajaan dapat dipergunakan dalam hal ini, perlindungan terhadap
pelanggaran hukum dalam Rahasia Dagang tidak hanya tunduk pada UU No.
30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, melainkan juga segala macam
peraturan perundang-undanga, ketertiban umum, kesusilaan, kebiasaan,
maupun kepatutan yang berlaku dan ada dalam masyarakat Indonesia dari
waktu ke waktu. 6
b. Pelanggaran Ketentuan Pasal 13 UU No. 30 Tahun 2000 Rumusan Pasal 13
UU No. 30 Tahun 2000 berbunyi : “pelanggaran rahasia dagang juga terjadi
apabila seorang dengan sengaja mengungkapkan rahasia dagang, mengingkari
kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk
menjaga rahasia dagang yang bersangkutan” Apabila ketentuan sebelumnya
berhubungan dengan penggunaan Rahasia Dagang tanpa hak dan dengan
sengaja, maka ketentuan pidana selanjutnya dalam Pasal 17 ayat (1) UU No.

6
AnastasiaGerungan, “Perlindungan Hukum Terhadap Rahasia Dagang Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata
Dan Pidana Di Indonesia” JurnalHukumUnsrat, Vol.22No.5 (Januari,2016,) 75.
30 Tahun 2000 mengatur pelanggaran terhadap pengungkapan Rahasia
Dagang, pengingkaran kesepakatan atau kewajiban tertulis atau tidak tertulis
untuk menjaga Rahasia Dagang. Dalam rumusan yang diberikan pada Pasal 13
UU No. 30 tahun 2000 dapat dilihat kembali perkataan “dengan sengaja
sebagaimana hanya penjelasan terdahulu, dan tindak pidana yang
demikianpun, sesungguhnya pembuktian tentang ada tidaknya :
1. Pengungkapan Rahasia Dagang;
2. Pengingkaran kesepakatan atau kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk
menjaga Rahasia Dagang.
c. Pelanggaran ketentuan Pasal 14 UU No. 30 Tahun 2000 Berbeda dengan
rumusan Pasal 13 UU No. 30 Tahun 2000 yang secara tegas mengatakan
“dengan sengaja” rumusan pasal 14 selengkapnya berbunyi : “seseorang
dianggap melanggar rahasia dagang pihak lain apabila ia memperoleh atau
menguasai rahasia dagang tersebut dengan cara yang bertetnangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”
Pasal tersebut tidak merumuskan perkataan dengan sengaja meskipun jika
diperhatikan kata dengan cara yang bertentangan dengan peraturanperundang-
undangan berlaku memerlukan suatu proses pembuktian yang tidak sederhana
namun esensi pembuktian hanya dibatasi ada tidaknya unsure bertetnangan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak untuk hal-hal
lainnya. Menurut ketentuan Pasal 17 ayat (2) UU No. 30 Tahun 2000, tindak
pidana tersebut dalam Pasal 17 ayat (1) adalah delik aduan. Ini berarti proses
jalannya suatu perkara pidana baru berlangsung jika ada pengaduan dari pihak
yang dirugikan. Hal ini masih mencerminkan sifat kepentingan (Perdata) dari
pihak yang dirugikan, yang dalam hal ini adalah pemilik Rahasia Dagang atau
pemegang Rahasia Dagang. Dalam beberapa hal, pengungkapan terhadap
informasi rahasia atu Rahasia Dagang tidak dianggap sebagai suatu
pelanggaran terhadap Rahasia Dagang, apabila tindakan tersebut mencakup :
1. Tindakan pengungkapan Rahasia Dagang atau penggunaan Rahasia
Dagang tersebut didasarkan pada kepentingan pertahanan dan keamanan,
kesehatan dan keselamatan masyarakat;
2. . Tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan akan dari
penggunaan Rahasia Dagang milik orang lain yangdilakukan semata-mata
untuk kepentingan pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan.
Penggunaan informasi rahasia tanpa izin juga termasuk dalam suatu
bentuk tindakan pelanggaran terhadap hak Rahasia Dagang. Penggunaan
informasi rahasia tanpa izin ini dapat terjadi bilamana pencipta informasi
memperlihatkan bahwa penerima menggunakan konsep atau informasi
tanpa izin dari si pencipta yakni sebagai berikut :
a. Dimana pencipta informasi itu tidak memberikan izin kepada
pengguna sama sekali;
b. Dimana pencipta informasi mengizinkan penerima menggunakan
informasi untuk tujuan tertentu, tetapi si penerima informasi untuk
tujuan lain yang tidak berdasarkan izin yang diberikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rahasia dagang atau yang biasa disebut dengan sebutan Trade Secret yakni
merupakan sebuah informasi yang tidak diketahui oleh khalayak umum pada
bidang teknologi ataupun bisnis, dimana memiliki nilai ekonomis sebab berguna
dalam kegiatan usaha, serta harus dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia
dagang. Sebagaimana yang telah disebutkan didalam pasal 1 Undang-Undang
Nomor 30 tahun 2000 tentang Rahasia dagang, bahwa rahasia dagang merupakan
suatu informasi yang tidak diketahui oleh umum baik itu pada bidang teknologi
ataupun bisnis yang memiliki nilai ekonomi dikarenakan berguna dalam kegiatan
usaha, serta kerahasiaannya dapat dijaga oleh pemilik Rahasia dagang. Tindak
pidana Rahasia Dagang dalam UU No. 30 Tahun 2000 diatur dalam bab IX
tentang Ketentuan Pidana yaitu dalam pasal 17 yang berbunyi sebagai berikut :
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak
lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal
14 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)µ Tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan delik aduan.
Daftar Pustaka

Gerungan A.E, “Perlindungan Hukum Terhadap Rahasia Dagang Ditinjau dari Aspek
Hukum Perdata dan Pidana di Indonesia,” Jurnal Hukum Unsrat, Volume 22, Nomor 5,
Januari, 2016

Yanni Lewia Paat, “Penyelesaian Sengketa Rahasia Dagang Menurut Hukum Positif Indonesia,” Lex
et Societatis, Volume. I, Nomor 3 Juli, 2013

Taufik Effendy, “Rahasia Dagang sebagai bagian dari Hak Kekayaan Intelektual”, Jurnal
Al’Adl. Vol. VI No. 12, Desember 2014

https://dik.ipb.ac.id/rahasia-dagang/diakses pada tanggal 24 November 2021

Arief Darmawan, “ Pengertian Rahasia Dagang serta contoh pada produk sony ericsson”,
Fakultas Komputer

AnastasiaGerungan, “Perlindungan Hukum Terhadap Rahasia Dagang Ditinjau Dari Aspek


Hukum Perdata Dan Pidana Di Indonesia” JurnalHukumUnsrat, Vol.22No.5 Januari,2016

Anda mungkin juga menyukai