Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS HUKUM

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah PLKH Hak Kekayaan Intelektual :
Perlindungan Hukum Rahasia Dagang Ditinjau Dari UU No 30 Tahun 2000, Studi Kasus:
Putusan Mahkamah Agung Nomor 2085 PID.SUS/2008 Dalam Perkara Tindak Pidana
Pencurian Rahasia Dagang PT. Bumi Tangerang Mesindotama

Dibuat Oleh :

1. M. Ardhan Perdana 19/441856/HK/22018

2. Adelia Rachma I S 19/441773/ HK/21935

3. Maria Dwi Silvia 19/441844/HK/22006

4. Marsha Alifia Hidayat 19/445168/HK/22182

5. Almira Risanti 19/439961/HK/21898


Latar Belakang
Pada dasarnya rahasia dagang merupakan informasi yang tidak diketahui oleh publik atau
masyarakat luas pada bidang teknologi dan/atau bisnis, memiliki nilai ekonomis sebagai faktor
utama maupun faktor pendukung dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik
rahasia dagang1. Rahasia Dagang sebagai salah satu bagian dari Hak Kekayaan Intelektual,
merupakan hak yang cukup tinggi dalam perkembangan aktivitas bisnis di Indonesia. Hal ini
ditandai dengan keseriusan pemerintah dalam menangani permasalahan tersebut sehingga
diundangkannya UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang yang mulai berlaku sejak 20
September 2000 dengan dilatarbelakangi oleh ratifikasi Perjanjian World Trade Organization
(“WTO”) / The Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (“TRIP’s”)
melalui UU Nomor 7 Tahun 1994 dan diundangkannya UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat yang menunjukkan bahwa pokok pikiran dari UU
Rahasia Dagang di Indonesia telah sejalan dengan pemikiran TRIP’s sebagai bagian dari
perjanjian dari WTO.
Rahasia dagang menjadi hal yang sangat penting bagi perkembangan industri saat ini.
Rahasia dagang yang dimiliki oleh pelaku usaha merupakan aset yang sangat berharga. Rahasia
dagang dihasilkan dengan berbagai cara yaitu dengan melakukan penelitian, riset dan
pengembangan. Hal ini yang membuat rahasia dagang bukanlah suatu barang yang murah tetapi
memiliki nilai ekonomi yang menunjang produk yang dihasilkan dari para pelaku usaha. Nilai
ekonomis yang terkandung dalam kekayaan intelektual memicu dibuatnya aturan untuk
melindungi aset para pelaku usaha ini. Adanya nilai ekonomis yang terkandung dalam rahasia
dagang juga menyebabkan adanya potensi pelanggaran terhadap rahasia dagang pelaku usaha.2
Pelanggaran rahasia dagang terjadi apabila seseorang dengan sengaja mengungkapkan
rahasia dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis
untuk menjaga rahasia dagang yang bersangkutan. Penegakan hukum terhadap pelanggaran
rahasia dagang merupakan hal yang sangat penting, sebab ketidakpastian atas masalah ini dapat

1
Indonesia, Pasal 1 UU Rahasia Dagang
2
Febrina, Monica Yesica. "Perbandingan Hukum Rahasia Dagang Indonesia Dengan Amerika Serikat
(Studi Komparatif Putusan MA nomor 332K/Pidsus/2013)." Jurnal Hukum & Pembangunan 51, no. 2
(2021): 289-302, hlm 3.
menimbulkan konsekuensi makin maraknya persaingan tidak jujur atau unfair competition yang
akan merusak iklim bisnis secara keseluruhan.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana perlindungan terhadap rahasia dagang perusahaan yang telah diatur dalam
Peraturan Perundang Undangan?
2. Bagaimana tata cara menempuh upaya hukum terhadap pembocoran rahasia dagang?
3. Bagaimana penerapan perlindungan hukum terhadap pelanggaran rahasia dagang dengan
Studi kasus: Putusan Mahkamah Agung Nomor 2085 PID.SUS/2008 Dalam Perkara
Tindak Pidana Pencurian Rahasia Dagang PT. Bumi Tangerang Mesindotama?

1. Perlindungan Rahasia Dagang dalam Tataran Peraturan Perundang-Undangan


Rahasia dagang merupakan suatu dokumen atau informasi yang dirahasiakan oleh
perusahaan terhadap publik menyangkut dokumen atau kebijakan bisnis maupun
teknologi dengan dibekali nilai ekonomis. Dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2000
tentang Rahasia Dagang, dijelaskan mengenai rahasia dagang yang dimaknai sebagai
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. Apabila dibredel definisi tersebut,
terdapat unsur-unsur yang termaktub dalam definisi yang mencerminkan karakteristik
hukum rahasia dagang, yaitu:
a. Merupakan informasi yang tidak diketahui oleh publik.
b. Informasi itu meliputi bidang bisnis dan teknologi.
c. Mempunyai nilai ekonomis yang berguna dalam kegiatan usaha.
d. Dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.3
Terdapat perbedaan klasifikasi informasi dagang dalam sistem hukum common
law dan civil law. Dalam negara penganut common law, informasi dagang
diklasifikasikan sebagai hak kekayaan dan pelanggaran terhadap hal tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai perbuatan melawan hukum yang bersifat khusus yang disebut
sebagai the action for breach of confidence. Sedangkan di negara-negara yang menganut

3
Saidini, OK, 2019, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,Rajawali Press,Depok, hlm 556
sistem hukum Civil Law, pelanggaran semacam itu hanya dikategorikan sebagai
perbuatan onrechtmatigedaad, perbuatan melawan hukum biasa.4
Menilik Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, dijelaskan
secara cukup komprehensif mengenai aspek-aspek penting rahasia dagang dalam
pasal-pasal yang telah terkodifikasikan menjadi sebuah produk hukum yang berkekuatan
hukum mengikat. Pasal 2 Dalam UU a quo menjelaskan mengenai ruang lingkup rahasia
dagang yang mencakup metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau
informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak
diketahui oleh masyarakat umum. Hal ini memberikan batasan batasan yang dapat
diberikan perlindungan terhadap rahasia dagang namun tidak membatasi. Pemilik rahasia
dagang memiliki hak eksklusif yang tercantum dalam UURD yaitu:
a. Pemilik rahasia dagang dapat menggunakan sendiri rahasia dagang yang telah ia
daftarkan dan miliki.
b. Pemilik rahasia dagang berhak untuk memberikan Lisensi kepada atau melarang
pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia
Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.
Hal ini memberikan cukup keuntungan terhadap pemilik rahasia dagang. Pasal 5
menjelaskan bahwa dapat dilakukan perpindahan mengenai perlindungan rahasia dagang.
Mekanisme peralihan dapat dilakukan dengan cara:
a. Pewarisan;
b. Hibah;
c. Wasiat;
d. Perjanjian Tertulis;
e. Sebab sebab lain yang dibenarkan dan tidak bertentang terhadap
perundang-undangan.
Namun terdapat hal yang cukup vital yang tidak diatur dalam Undang-Undang No. 30
Tahun 2000 adalah subyek hukum. Tidak adanya mengenai pengaturan masalah subyek
hukum rahasia dagang merupakan suatu masalah tersendiri dan cukup penting
dikarenakan menyangkut siapa yang berhak atas informasi dan perlindungan tersebut.

4
Margono, Suyud, 2001, Hak Kekayaan Intelektual : Komentar Atas Undang-Undang Rahasia Dagang, Desain
Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu,CV Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta, hlm. 13
Dalam Rancangan Undang-Undang Rahasia Dagang, terdapat aturan mengenai pihak
yang dianggap sebagai pemilik rahasia dagang adalah penemu yang secara teknis
menguasai rahasia dagang tersebut.5
Apabila dibandingkan dengan hak kekayaan intelektual lainnya, rahasia dagang memiliki
perbedaan mendasar mengenai konsepnya dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Rahasia dagang memiliki suatu perlindungan atas kerahasiaan informasi yang
dimiliki oleh pemegang hak rahasia dagang. Berbanding dengan konsep hak
kekayaan intelektual yang lain, selain paten yang apabila diungkapkan
perlindungan tidak dapat diperoleh dari negara berdasarkan Pasal 7
Undang-Undang No. 14 Tahun 2001, tidak bersifat sebuah rahasia. Dalam
konteks hubungan antara rahasia dagang dan paten, apabila sebuah perusahaan
menghasilkan sebuah penemuan, mereka dapat memilih antara menjaga
kerahasiaan prinsip yang mendasari penemuan tersebut atau mempatenkan
penemuan tersebut.
b. Rahasia dagang mendapat perlindungan karena sifat kerahasiaannya yang
menyebabkan adanya nilai komersil atas informasi tersebut, sedangkan apabila
suatu ciptaan yang dilindungi hak cipta atau merek tidak digunakan secara
umum tidak akan ada nilai komersil.
c. Rahasia dagang tidak mendapatkan perlindungan atas sebuah kreativitas maupun
ciptaan baru seperti pada hak kekayaan intelektual yang lain, melainkan poin
penting dari rahasia dagang adalah kerahasiaan yang tidak diketahui khalayak
umum.
d. Jangka waktu perlindungan rahasia dagang tidak terbatas pada waktu yang baku
seperti pada hak kekayaan intelektual yang lain, rahasia dagang akan tetap
mendapatkan perlindungan selama sifat kerahasiaan informasi dagang tersebut
hilang.
e. Rahasia dagang tidak semestinya ditulis maupun dibentukkan dalam bentuk
yang konkrit, melainkan sebuah penggunaan konsep, ide ataupun informasi
yang bahkan dapat diberikan kepada pihak lain secara lisan. Sedangkan dalam

5
Taufik Effendy, “Rahasia Dagang Sebagai Bagian Dari Hak Kekayaan Intelektual,” Al’ Adl VI, no. 11 (2014):
53–68
bentuk HKI lainnya, adanya pencatatan persis mengenai bentuk yang dapat
ditulis, digambar sesuai dengan syarat pendaftaran yang telah ditetapkan.6
2. Upaya Hukum terhadap Pembocoran Rahasia Dagang
Majunya dunia bisnis berbanding lurus dengan meningkatnya interaksi antara
perusahaan dengan pekerja yang mana hubungan kerja tersebut diresmikan dengan
adanya kontrak kerja. Kontrak kerja berisi aturan, hak, kewajiban, serta hal-hal lain yang
telah disepakati oleh perusahaan dan pekerja. Seringkali, salah satu poin dalam kontrak
kerja berkaitan dengan rahasia dagang perusahaan. Rahasia dagang terdiri dari
informasi-informasi yang dianggap penting dan berguna bagi pemegang hak rahasia
dagang dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Sama halnya dengan pemegang hak
rahasia dagang, pekerja suatu perusahaan pun harus dapat menjaga kerahasiaan dari
rahasia dagang perusahaan tempat ia bekerja.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa rahasia dagang suatu
perusahaan dapat bocor kepada pihak lain (perusahaan pesaing) yang bergerak di
bidang/jenis bisnis yang sama. Sebuah pihak dianggap melanggar rahasia dagang
perusahaan lain apabila ia memperoleh atau menguasai rahasia dagang tersebut melalui
cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Seorang pekerja pun bisa
saja membocorkan rahasia dagang perusahaan meskipun ia telah terikat kontrak kerja
yang secara jelas menyatakan bahwa ia tidak boleh mengungkapkan rahasia dagang pada
pihak manapun. Hal tersebut diperkuat dengan Pasal 13 UU No. 30 Tahun 2000 yaitu:
“Pelanggaran Rahasia Dagang juga terjadi apabila seseorang dengan sengaja
mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari
kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang
bersangkutan.”
Guna mencegah atau meminimalisir kemungkinan terungkapnya rahasia dagang,
pemegang hak rahasia dagang dapat melakukan berbagai upaya hukum sebagai berikut:
a. Upaya Hukum Preventif
Upaya hukum ini dilakukan oleh pemegang hak rahasia dagang karena
segala bentuk pelanggaran yang dilakukan terhadap upaya hukum preventif dapat
diminta pertanggungjawabannya melalui jalur hukum. Pelanggaran ini berbentuk

6
Ibid.
pengungkapan informasi rahasia dagang setelah dilakukannya perjanjian secara
lisan ataupun tertulis. Pemegang hak rahasia dagang lebih disarankan untuk
membentuk perjanjian dalam bentuk tertulis karena memiliki kekuatan hukum
pembuktian yang lebih kuat sehingga pihak manapun tidak dapat menyangkal isi
dari perjanjian tersebut. Perjanjian tertulis terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
1) Perjanjian kerja;
2) Perjanjian lisensi;
3) Perjanjian informasi rahasia dagang berdasarkan kontrak konsultasi;
4) Perjanjian tertulis untuk merahasiakan.7
b. Upaya Hukum Represif
Upaya hukum ini dilakukan hanya apabila terjadi pelanggaran terhadap
rahasia dagang karena informasi tersebut sangat berguna bagi pemegang hak
rahasia dagang untuk mencari keuntungan yang bersifat komersial sehingga perlu
dilakukan penuntutan ganti rugi kepada pelanggar apabila pemegang hak rahasia
dagang mengalami kerugian akibat terungkapnya rahasia dagang. Tata cara
penyelesaian sengketa terhadap pelanggaran rahasia dagang tercantum dalam
Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, lebih tepatnya
pada Pasal 11 ayat (1) dan (2) yang berbunyi:
“(1) Pemegang Hak Rahasia Dagang atau penerima Lisensi dapat
menggugat siapa pun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, berupa:
a. Gugatan ganti rugi; dan/atau
b. Penghentian semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4.
(2) Gugatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan ke
Pengadilan Negeri.”
Selain itu, diatur juga dalam Pasal 12, yaitu:

7
Febrina, Monica Yesica. "Perbandingan Hukum Rahasia Dagang Indonesia Dengan Amerika Serikat
(Studi Komparatif Putusan MA nomor 332K/Pidsus/2013)." Jurnal Hukum & Pembangunan 51, no. 2
(2021): 289-302, hlm 6.
“Selain penyelesaian gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,
para pihak dapat menyelesaikan perselisihan tersebut melalui arbitrase
atau alternatif penyelesaian sengketa.”
Secara lebih rinci, langkah represif dapat dilakukan melalui berbagai cara, yaitu:
1) Mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri.
2) Mengajukan pengaduan pidana melalui Kepolisian.
3) Memilih alternatif penyelesaian sengketa.
a. Negosiasi.
b. Konsiliasi.
c. Mediasi.
d. Arbitrase.8
3. Penerapan Perlindungan Rahasia Dagang Studi Kasus: Putusan Mahkamah
Agung Nomor 2085 PID.SUS/2008 Dalam Perkara Tindak Pidana Pencurian
Rahasia Dagang PT. Bumi Tangerang Mesindotama

Kasus posisi dalam perkara ini adalah Tergugat dua orang karyawan pabrik
cokelat PT Bumi Tangerang Mesindotama (BTM), Rachmat Hendarto dan Andreas Tan
Giok San yang didakwa telah membocorkan rahasia dagang PT General Food Industri
(GFIB). Rachmat Hendarto yang bekerja di PT GIB sejak 10 April 1987 disekolahkan
oleh PT GIB untuk memperkaya keahliannya dan menandatangani kesepakatan tertulis
dengan PT GIB yang isinya memegang teguh rahasia dagang dan tidak bekerja selama
dua tahun setelah masa berakhir hubungan kerja pada perusahaan yang bergerak di
bidang yang sama. Namun, tanpa seizin pengetahuan PT GIB, Rachmat Hendarto
melamar pekerjaan di perusahaan pengolahan biji cokelat lain yaitu PT PT Bumi
Tangerang Mesindotama (BTM), dengan jabatan sebagai Kepala Pabrik. Selanjutnya
terdakwa Rachmat mengajak tersangka Andreas untuk `hengkang` dari PT GFIB guna
bergabung di PT BTM. Keduanya bahkan menggunakan nama samaran untuk melamar
kerja di PT Bumi Tangerang Mesindotama (BTM). Keduanya didakwa dengan Pasal 13

8
S.H., M.H, Rika Amritasari, Hukum Online,
https://www.hukumonline.com/klinik/mitra/ipas-institute-lt53959f3e4a120/risa-amrikasari-ss--sh--mh-lt4dfee5c0cd2
96, diakses 17 April 2022
jo Pasal 17 Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang jo Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUH-Pidana. 9
Dalam kasus ini hakim tidak salah menerapkan hukum yaitu dalam menerapkan
dakwaan yang telah terbukti, di mana seharusnya terdakwa melindungi kepentingan
tempatnya bekerja yang telah memberi gaji dan mengikat perjanjian kerja dengan
terdakwa. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000
tentang Rahasia Dagang, yaitu yang termasuk dalam rahasia dagang yang dapat
dilindungi:

1) Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut


bersifat rahasia mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui
upaya sebagaimana mestinya

2) Informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut hanya


diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.

3) Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan


informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang
bersifat komersial atau dalam meningkatkan keuntungan secara ekonomi.

4) Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak


yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.

Apabila dikaitkan dengan ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 30 Tahun


2000, Tentang Rahasia Dagang kedua karyawan tersebut menciptakan suatu produk yang
sama dengan apa yang dilakukannya di tempatnya bekerja terdahulu karena formulasi
dari produk yang dibuat untuk PT. Bumi Tangerang Mesindotama tidak diketahui umum
dan mempunyai nilai ekonomi serta dijaga kerahasiannya. Maka perbuatan yang telah ia
lakukan tergolong tindak pidana, sehingga harus di proses secara hukum berdasarkan
ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang berlaku.

9
Buchari, Said, “Analisis Terhadap Putusan MA Nomor 2085 Pidsus/2008 Dalam Perkara Tindak Pidana Pencurian
Rahasia Dagang, Universitas Pasundan, (2012).
Kesimpulan
Menimbang semakin pentingnya peran rahasia dagang dalam bidang persaingan usaha,
maka rahasia dagang merupakan objek HKI dalam dunia usaha yang harus dilindungi. Dalam
menjamin perlindungan ini pemerintah telah menerbitkan UU No. 30 Tahun 2000, yang
mengatur hal-hal terkait kepastian hukum dan perlindungan rahasia dagang dengan harapan
menjamin terjaganya suatu rahasia dagang perusahaan dari praktek persaingan curang.
Undang-Undang telah mengatur sarana-sarana yang dapat digunakan untuk menjaga
kerahasiaan informasi, misalnya dengan pembuatan lisensi, ataupun perjanjian- perjanjian dan
kontrak sebagai sarana pencegahan terjadinya pelanggaran hak rahasia dagang. Kepemilikan
suatu rahasia dagang yang membawa keuntungan bagi pengusaha pemilik rahasia dagang
memang tidak lepas dari persaingan usaha tidak sehat atau persaingan memang sering terjadi.
Untuk itu, sebagai langkah untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi di bidang rahasia
dagang, Undang-Undang telah mengatur cara penyelesaian serta sanksi-sanksi yang dapat
dikenakan bagi setiap pelaku pelanggaran rahasia dagang. Dalam menerapkan perlindungan
rahasia dagang dalam studi kasus tersebut terdapat upaya represif dengan upaya hukum
dengan melalui jalur pengadilan. Terdakwa didakwa dengan Pasal 13 jo Pasal 17
Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang jo Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUH-Pidana. Hal ini berarti tindak pelanggaran rahasia dagang dapat dikenai sanksi pidana
dan ganti rugi sebagai bentuk tanggung jawab pelanggaran perlindungan rahasia dagang pada
pelaku usaha. Selain itu juga terdapat upaya preventif dengan membuat surat perjanjian kerja.
Daftar Pustaka:
Buku:
OK Saidini, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual (Depok: Rajawali Press, 2019), 556.
Suyud Margono, Hak Kekayaan Intelektual : Komentar Atas Undang-Undang Rahasia Dagang,
Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Jakarta: CV Novindo Pustaka Mandiri,
2001), 13.
Taufik Effendy, “Rahasia Dagang Sebagai Bagian Dari Hak Kekayaan Intelektual,” Al’ Adl VI,
no. 11 (2014): 53–68.
OK Saidini, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual (Depok: Rajawali Press, 2019), 558.
Undang-Undang:
Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 242)
Jurnal:
Monica Yesica Febrina, "Perbandingan Hukum Rahasia Dagang Indonesia Dengan Amerika
Serikat (Studi Komparatif Putusan MA nomor 332K/Pidsus/2013)." Jurnal Hukum &
Pembangunan 51, no. 2 (2021): 289-302
Said Buchari, “Analisis Terhadap Putusan MA Nomor 2085 Pidsus/2008 Dalam Perkara Tindak
Pidana Pencurian Rahasia Dagang, Universitas Pasundan, Jurnal Hukum & Pembangunan 42, no
6 (2012)
Artikel:
Rika Amritasari, S.H., M.H, Hukum Online,
https://www.hukumonline.com/klinik/mitra/ipas-institute-lt53959f3e4a120/risa-amrikasari-ss--sh
--mh-lt4dfee5c0cd296, diakses 17 April 2022

Anda mungkin juga menyukai