Anda di halaman 1dari 6

TUGAS I

METODE KONSTRUKSI

Nama : Ary Andrea Sobari


NPM : 41187011180005
SEMESTER VII

Universitas Islam 45 Bekasi


Fakultas Teknik
2021

1
1. Pembangunan Jalan Aspal

a) Pemetaan pada tahapan ini dilakukan pengukuran pada badan jalan agar bisa
dikerjakan sesuai dengan yang telah diukur sebelumnya
b) Pembersihan setelah tahapan pemetaan telah ditentukan maka langkah selanjutnya
adalah melakukan pembersihan pada bagian badan jalan, dikarenakan setiap jalan
biasanya memiliki beragam kondisi yang mungkin sudah ditumbuhi rumput
ataupun semak belukar atau mungkin jalan yang berlumpur, terkadang pada tahapan
ini akan memakan waktu cukup lama
c) Pembentukan setelah selesai dilakukan pembersihan total pada tempat yang akan
dilakukan pengaspalan langkah berikutnya adalah melakukan pembentukan pada
badan jalan, hal ini dilakukan agar bentuk, tinggi serta belokan jalan sesuai dengan
yang telah dirancang sebelumnya
d) Pemadatan langkah selanjutnya dalam proses ini adaah pemadatan jalan, untuk
proses ini dibutuhkan sebuah alat yang digunakan untuk proses pemadatan.
e) Pondasi pada pekerjaan pondasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
I. Pondasi bagian bawah pada proses ini dibutuhkan material berupa batu yang
kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadatan atau alat tandem
roller
II. Pondasi bagian atas Setelah selesai membuat pondasi bawah sudah pasti
langkah selanjutnya membuat pondasi atas dengan material Aspal yang telah
dibuat.
f) Hotmix Setelah pondasi dibuat dan kuat langkah selanjutnya adalah membuat
proses pengaspalan jalan dengan Hotmix menggunakan material yang sesuai
kesepakatan, biasanya kami menggunakan Material jenis ATB atau DC.
g) Permukaan langkah selanjutnya adalah membuat penghamparan material aspal
menggunakan asphal hotmix. untuk proses pengaspalan jalan penghamparan ini
dibutuhkan sebuah mesin menggunakan Tandem Roller atau mungkin mesin
lainnya
h) Finishing setelah dilakukan pemadatan tahapan selanjutnya adalah dilakukan
perataan. ini adalah langkah terakhir dalam proses tahapan pengaspalan hotmix.
adapun langkah selanjutnya adalah langkah untuk marka jalan sebagai tahapan
akhir dalam proses pembuatan aspal.
i) Marka Jalan jalan yang telah dibuat dan dibaguskan biasanya diperlukan sebuah
marka jalan.

2. Metode Pembuatan Jalan Beton

2
Tiga elemen kompetensi dalam SKKNI Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton :
a) Menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk membuat perkerasan jalan
beton.
b) Melaksanakan pemasangan sambungan memanjang, sambungan ekspansi
melintang atau sambungan kontraksi melintang untuk pekerjaan perkerasan
jalan beton.
c) Melaksanakan pengecoran, penghamparan, pemadatan dan penyelesaian akhir
beton.
I. Perataan Permukaan Jalan
Sebelum dibangun menjadi jalan, tentu lokasi yang akan dibangun harus bersih
dari berbagai batuan besar, kayu dan berbagai jenis kotoran lainnya. Berbagai
hal tersebut bila dibiarkan tentu akan mempengaruhi kepadatan lapisan beton.
Setelah lokasi dibersihkan maka proses selanjutnya adalah pemadatan tanah
yang akan dijadikan jalan.
Proses pemadatan ini harus dilakukan dengan baik agar nantinya tidak ada tanah
yang lebih miring. Tidak ratanya lapisan tanah dapat mempengaruhi tingkat
kerataan permukaan jalan. Bila jalan beton yang akan dibangun adalah merenov
jalan aspal yang sudah ada, biasanya pekerjaan ini dilakukan pada separuh
bagian jalan lebih dulu. Hal ini tentu agar separuh bagian jalan masih dapat
dilalui kendaraan.
II. Pemberian Pondasi Untuk Beton
Proses selanjutnya adalah memberikan tanah urugan pada lokasi yang akan
dibangun jalan beton. Umumnya urugan ini menggunakan batu makadam,
urugan ini dilakukan hingga mencapai ketebalan kurang lebih 30 cm. Ukuran
batu yang digunakan sebagai urugan jalan beton umumnya lebih kecil
dibandingkan urugan pondasi rumah.
Setelah urugan batu makadam telah diberikan, maka masih akan ditambahkan
urugan menggunakan lapisan sirdam. Urugan kedua ini juga dilakukan hingga
mencapai ketebalan yang sama. Urugan kedua ini digunakan untuk mengisi
celah yang masih ada pada urugan pertama karena menggunakan campuran
kerikil dan pasir. Setelah itu urugan akan dipadatkan hingga sempurna
menggunakan vibrator beton.
III. Landasan Cor Beton
Proses selanjutnya adalah menutupi lapisan pondasi tersebut menggunakan
hamparan plastik, hal ini dilakukan untuk menutupi landasan cor beton.
Penggunaan plastik ini digunakan agar air dari cor beton tidak meresap ke dalam
tanah pondasi. Dengan begitu akan terbentuk lapisan beton yang kokoh dan kuat
untuk dijadikan jalan.

IV. Memasang Kerangka Beton

3
Setelah diberi lapisan plastik barulah diatasnya diberikan kerangka besi
tulangan beton / wiremesh sebagai lapisan beton decking. Umumnya ketebalan
besi kerangka ini adalah sekitar 8 mm yang dibentuk S. Pemasangan tulangan
ini bertujuan untuk memberikan batasan sekaligus pengikat wiremesh pada
lapisan bawah dan atasnya.
V. Proses Pengecoran Beton
Proses pengecoran beton merupakan langkah terpenting dalam proses
pembangunan jalan beton. Tentu campuran beton ini haruslah diperhitungkan
dan memiliki kualitas yang baik..
Setelah beton sudah dicor maka tutup kembali menggunakan plastik ataupun
karung goni pada permukaannya. Hal ini bertujuan agar proses pengerasan
dapat terbentuk dengan sempurna, setelah mengeras biasanya beton masih
mempunyai gundukan-gundukan kecil. Karenanya diperlukan proses perlukaan
untuk menghaluskan dan meratakannya agar jalan lebih nyaman dilalui.
Proses pengecoran ini akan berjalan dengan sempurna bila dilakukan pada
cuaca yang cerah. Tentu dengan cuaca yang cerah maka beton akan lebih cepat
kering dan perkerasannya akan maksimal.
VI. Proses Pemadatan Beton
Setelah beton sudah mengeras, tentu tidak serta merta jalan beton bisa langsung
dilalui kendaraan. Jalan beton harus dipastikan lebih dulu tingkat kekerasannya
apakah sudah memenuhi standar yang telah diperhitungkan atau belum. Proses
pengujian kekerasan jalan beton umumnya dilakukan menggunakan alat ukur
kekerasan beton.
Namun sebelumnya biasanya beton akan diberi penyiraman air selama 23 hari
secara terus-menerus. Hal ini bertujuan agar beton tidak mengalami dehidrasi
atau kekurangan air pada lapisannya. Kadar air atau kelembaban beton juga
akan mempengaruhi kualitas beton, karenanya dibutuhkan alat ukur
kelembaban beton untuk mengujinya.
3. Metode Pemasangan Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang merupakan satu dari sekian jenis pondasi yang ditanam pada
permukaan bawah tanah gedung bertingkat tinggi atau bangunan menara. Tiang
pancang memiliki tampilan berupa silinder atau segitiga dengan panjang 10 hingga 30
meter. Apabila tiang pancang ditanam jauh lebih dalam, maka dapat dilakukan proses
penghubungan kembali.

Adapun beragam metode cara pelaksanaan yang dapat diaplikasikan untuk proses
pemasangan pondasi tiang pancang ini, yaitu dengan menggunakan alat berat diesel
hammer dengan tahap-tahap kerja sebagai berikut:

4
a) Langkah awal yakni melakukan pengujian pada tanah di lokasi pemasangan
pondasi sehingga para pekerja dapat memahami jenis tanah dan seberapa dalam
lapisan keras.
b) Mengkalkulasi struktur dari pondasi tiang pancang agar dapat menentukan
kebutuhan dari ukuran tiang pancang. Spesifikasi material dan kedalaman tiang
pancang agar mampu menahan beban bangunan yang dihantarkan menuju ke
titik perhitungan.
c) Pembuatan tiang pancang dapat dilaksanakan di pabrik dengan spesifikasi yang
sesuai dengan kalkulasi, kemudian dikirim ke lokasi proyek dengan
menggunakan truk berukuran besarRelokasi tiang pancang dapat dilaksanakan
dengan menggunakan alat tower crane atau kendaraan crane, sesuai dengan titik
angkanya sudah diperhitungkan agar proses pengangkatan atau relokasi tidak
dilakukan dua kali.
d) Surveyor melaksanakan pengukuran di lokasi atau lapangan sehingga
penentuan titik titik sesuai gambar dapat diketahui, kemudian mendirikan alat
theodolit guna memeriksa seberapa tegak proses pemancangan tersebut. Tiang
pancang diangkat secara vertikal kemudian posisi ujung diesel hammer
diangkat dan topi Pal dimasukkan pada kepala tiang pancang.
e) Dua buah theodolit yang terpasang dari dua arah akan mengendalikan ketegakan
posisi pemancangan, sehingga dapat memastikan posisi tiang pancang tegak
sekaligus melakukan kontrol terhadap setiap jarak 2 meter. Proses pemancangan
ini dilaksanakan sampai dengan elevasi kedalaman yang sudah ditentukan.
f) Tiang pancang yang masih memiliki sisa pada bagian atas elevasi akan
dipotong, kemudian dihubungkan dengan pile cap pada bangunan gedung
sebagai penyangga pada bangunan gedung atau kau ada suatu konstruksi
jembatan.

4. Metode Pemasangan Bore Pile


a) Metode kering
I. Metode kering cocok digunakan pada tanah diatas muka air tanah yang
ketika di bor dinding lubangnya tidak longsor, seperti lempung kaku
homogen.
II. Metode kering dapat dilakukan pada tanah dibawah muka air tanah, jika
tanahnya mempunyai permeabilitas rendah, sehingga ketika dilakukan
pengeboran, air tidak masuk ke dalam lubang bor saat lubang masih terbuka
III. Pada metode kering, lubang dibuat menggunakan mesin bor tanpa pipa
pelindung tanpa casing.
IV. Dasar lubang bor yang kotor oleh rontokan tanah dibersihkan, tulangan yang
telah dirangkai dimasukkan ke dalam lubang bor dan kemudian dicor

b) Metode Basah
I. Metode basah umumnya dilakukan bila pengeboran melewati muka air
tanah, sehingga lubang bor selalu longsor bila dindingnya tidak ditahan.
II. Agar lubang tidak longsor, di dalam lubang bor diisi dengan larutan tanah
lempung atau larutan polimer, jadi pengeboran dilakukan dalam larutan

5
III. Jika kedalaman yang diinginkan telah tercapai, lubang bor dibersihkan dan
tulangan yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam lubang bor yang masih
berisi cairan bentonite (Polymer)
IV. Adukan beton dimasukkan ke dalam lubang bor dengan pipa tremie, larutan
bentonite akan terdesak dan terangkut ke atas oleh adukan beton
V. Larutan yang keluar dari lubang bor, ditampung dan dapat digunakan lagi
untuk pengeboran di lokasi selanjutnya.

c) Metode casing
I. Metode ini digunakan jika lubang bor sangat mudah longsor, misalnya tanah
dilokasi adalah pasir bersih di bawah muka air tanah.
II. Untuk menahan agar lubang bor tidak longsor digunakan pipa selubung baja
(Casing)
III. Pemasangan pipa selubung ke dalam lubang bor dilakukan dengan cara
memancang, menggetarkan atau menekan pipa baja sampai kedalaman yang
ditentukan.
IV. Sebelum sampai menembus muka air tanah pipa selubung dimasukkan.
V. Tanah di dalam pipa selubung dikeluarkan saat penggalian atau setelah pipa
selubung sampai kedalaman yang diinginkan. Kemudian lubang bor
dibersihkan kemudian tulangan yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam
pipa selubung
VI. Adukan beton dimasukkan ke dalam lubang (bila pembuatan lubang
digunakan larutan, maka untuk pengecoran digunakan pipa tremie)
VII. Pipa selubung ditarik ke atas, namun kadang-kadang pipa selubung
ditinggalkan di tempat.

Anda mungkin juga menyukai