Nam : Richard G. L.
Apituley
Nim : 20071101331
INCOTERMS
Mengenal Incoterm dalam Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional merupakan salah satu ranah yang begitu luas cakupannya.
Melibatkan banyak user di dalamnya, terkadang ada banyak aturan yang harus dipahami sebelum
anda memulai bisnis anda di kancah satu ini. Aturan-aturan ini sudah tentu ditetapkan agar
segala sesuatu yang berhubungan dengan perdagangan bisa berjalan dengan lancar dan tidak
terhalang oleh kendala.
Secara harfiah, International Commercial Terms bisa diartikan sebagai sekumpulan istilah
penting yang sengaja dibuat oleh para anggota dagang untuk menyamakan pengertian agar tidak
terjadi kesalahan maksud antara penjual dan pembeli.
Incoterms ini mencakup banyak hal yang berkaitan dengan jual beli internasional dari mulai
pertanggungjawaban proses exim, pengiriman barang, penanggung biaya dan berbagai hal lain
yang tidak kalah penting.
Alasan utama kenapa incoterm diciptakan adalah perbedaan bahasa yang ada di dunia ini. Seperti
anda ketahui, setiap negara sudah tentu memiliki bahasa kebangsaannya masing-masing. Dalam
hal ini dibutuhkan sebuah media penyampaian yang senada dan mudah dipahami oleh berbagai
pihak. Karena itulah Incoterm ini diciptakan. Keberadaan Incoterm ini kemudian menjadi salah
satu sarana bagi para international trader untuk melakukan perdagangan dengan lebih mudah.
Karenanya dari 31 bahasa terjemahan resmi yang ada di dunia ini, Incoterm diinterpretasikan
dalam Bahasa Inggris karena satu ini digunakan oleh mayoritas negara di dunia. Incoterm ini
sendiri kemudian membuat proses perdagangan menjadi lebih efektif dan efisien karena istilah
istilah yang termaktub di dalamnya merupakan representasi dari sebuah proses, tokoh, keputusan
dan berbagai aspek penting lain yang berkaitan dengan perdagangan di ranah internasional.
Incoterm ini sendiri terus mengalami perbaikan dari waktu ke waktu agar menghasilkan istilah
baru yang jauh lebih memudahkan. Karenanya Incoterm ini merupakan salah satu aspek yang
wajib dipahami oleh mereka yang terjun ke dalam ranah perdagangan internasional. Jika kita
bicara kelas perusahaan, Incoterm ini biasanya wajib dikuasai oleh mereka yang ada pada divisi
ekspor impor (EXIM).
Jika seorang Exim Officer tidak memahami incoterm, akan sangat banyak kendala yang mungkin
dia hadapi saat melangsungkan pekerjaan. Ada banyak jasa forwarding Jakarta yang menerapkan
metode satu ini sebagai standar penerimaan karyawan di tempatnya.
Jenis-Jenis Incoterms
Berikut ini jenis-jenis incoterms yang biasa digunakan dalam transaksi perdagangan internasional.
LETTER OF CREDIT
L/C atau Letter of Credit adalah metode pembayaran pada perdagangan internasional yang
bertujuan agar eksportir mendapatkan langsung pembayaran dari importir tanpa menunggu
konfirmasi dari negara pengimpor. Dengan kata lain, Letter of Credit adalah pembayaran yang
diterima saat barang dan berkas terkait telah terkirim ke pengimpor/pembeli.
Sedangkan menurut Investopedia, Letter of Credit adalah surat dari bank yang menjamin bahwa
pembayaran dari pembeli ke penjual akan diterima tepat waktu dengan jumlah yang sesuai. Oleh
dari itu, bila pembeli gagal melakukan pembayaran, maka bank yang harus melunasinya.
Applicant (Pemohon)
Issuing Bank (Bank Penerbit)
Beneficiary (Penerima)
Advising Bank (Bank Penerus)
Nominated Bank (Bank yang Ditunjuk)
Negotiating Bank (Bank Negosiasi)
Confirming Bank (Bank Pengkonfirmasi)
– Syarat Dokumen
1. Revocable L/C: Bank penerbit bisa membatalkan atau mengubahnya secara sepihak dan
sewaktu-waktu, tanpa ada konfirmasi pada pihak importir.
2. Irrevocable L/C: Siapapun tak bisa membatalkan secara sepihak selama
periode kontrak masih valid. Bila ada yang membatalkan, maka akan terkena sanksi.
3. Irrevocable and Confirmed L/C: Bank penerbit maupun bank penerus menjamin
pembayaran secara penuh.
4. Clean L/C: Pembayaran kredit ekspor-impor di mana Anda tak perlu melengkapi syarat-
syarat atau dokumen lainnya.
5. Documentary L/C: Di sini, pembayaran kredit ekspor-impor harus lengkap dengan
syarat dokumen lain, seperti yang sudah kami jelaskan di atas.
6. Back to Back L/C: Importir bukan pembeli asli, melainkan perantara. Jadi, importir akan
mendistribusikan barang yang Anda pesan ke pembeli sebenarnya.
7. Revolving L/C: Importir dan eksportir bisa menggunakan surat yang sama secara
berulang untuk transaksi yang berbeda.
8. Unrestricted L/C: Para pihak tak dibatasi saat melakukan negosiasi di bank manapun,
sehingga memudahkan.
9. Sight L/C: Pembayaran dan penerimaan dokumen langsung oleh bank, sehingga saat
semua dokumen dicek dan valid, maka importir harus segera membayar.
10. Usance L/C: Di sini, eksportir memberikan jangka waktu atau jatuh tempo pada importir
untuk melakukan pembayaran kredit.
11. Red Clause L/C: Bank menulis surat ini memakai klausa khusus yang isinya mengenai
bank penerus yang diberikan kuasa oleh bank penerbit untuk membayar uang DP kredit
pada eksportir.
12. Transferable L/C: Eksportir berhak meminta pada bank untuk memberikan hak atas
kredit seutuhnya atau sebagian pada pihak ketiga.
13. Standby L/C: Eksportir atau bank atas nama importir menggunakan suatu jaminan
khusus. Jadi, bila importir gagal membayar, maka bank akan membayar pada eksportir
dengan memberikan satu lembar sight draft dan surat pernyataan gagal bayar.
Kedua belah pihak harus membuat kontrak jual-beli sebagai bukti kesepakatan transaksi
Importir mengajukan L/C ke bank, lalu bank akan menerbitkannya
Bank Penerbit akan menyampaikan L/C tersebut pada Bank Penerus bersamaan dengan
dokumen persyaratan
Bank Penerus akan menyerahkan L/C pada eksportir
Kemudian, eksportir akan mulai mengirimkan barang pesanan pada importir dan
mendapatkan bukti pengiriman
Bukti pengiriman diserahkan pada Bank Penerus supaya eksportir bisa menerima
pembayarannya
Bank Penerus akan membayarkannya pada eksportir bila dokumen memang valid dan
memenuhi syarat
Setelah pembayaran selesai, Bank Penerus akan menyerahkan bukti pembayaran pada
Bank Penerbit. Sehingga, Bank Penerus akan menerima dana pengganti setelah tadinya
membayar ke eksportir.
Terakhir, importir membayar pada Bank Penerbit sesuai dengan kesepakatan di surat
kredit yang telah mereka buat.
Kedua belah pihak bebas memasukkan syarat dan ketentuan selama memang sama-sama
setuju
Transaksi perdagangan internasional yang lebih aman
Mengurangi adanya risiko untuk kedua belah pihak
Adanya pihak ketiga (bank) sebagai penjamin