Anda di halaman 1dari 10

Nama kelompok: 11 EXIM ©

1. GEZELI 2021120153
2. MARIA IMAKULATA JIGHA 2021120151
3. FRANSISKUS SAMUEL 2021120171
4. SELVINA BERLIAN TATI YOSEFA 2021120162

Pembahasan:

1. Menjelaskan berbagai pola perhitungan harga impor


Perhitung sejak akhir Januari 2020, nilai pembebasan bea masuk barang impor turun menjadi $3.
Angka tersebut berjumlah sekitar Rp45 ribu dengan asumsi IDR adalah Rp15 ribu per USD. Aturan ini
tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No,199/PMK.010/2019 tentang Ketentuan
Kepabeanan, Cukai, dan Pajak atas Impor Barang Kiriman. Berdasarkan aturan baru tersebut, barang yang
kamu beli dari luar negeri tidak akan terkena bea masuk jika harganya di bawah Rp45 ribu. Namun jika
harganya di atas Rp45 ribu, belanjaanmu akan terkena bea masuk serta Pajak Pertambahan Nilai atau PPN.
Tarif bea cukai ini terbagi menjadi:
1. 7,5% untuk barang umum
2. 15-20% untuk produk tekstil dan tas
3. 25-30% untuk produk sepatu Sementara besaran PPN sendiri tunggal, yakni sekitar 11% dari total harga
barang setelah kamu totalkan dengan bea masuk. Ini berdasarkan pada pasal 7 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP)

1
2. Nilai barang sesuai incoterm
Incoterms merupakan singkatan dari International Commercial Terms atau Istilah Komersial
Internasional. Istilah ini merupakan suatu terminologi atau ketentuan yang digunakan bagi para pelaku
perdagangan internasional ketika mengirim barang dalam transaksi atau kontrak. Istilah Komersial
Internasional juga berisi semua tugas, risiko dan biaya bersangkutan selama transaksi penjualan dan
pembelian barang berskala internasional.
Di beberapa faktur komersial, International Commercial Terms ini juga
menjadi persyaratan utama yang berfungsi untuk mengurangi risiko kesalahpahaman
yang merugikan. Itu sebabnya International Commercial Terms ini merupakan
persyaratan yang sangat penting.
International Commercial Terms dikeluarkan oleh Non-Governmental
Organization (NGO) International Chamber of Commerce (ICC) pada tahun 1936.
International Commercial Terms bertujuan untuk:
Memberi pilihan ketentuan pengiriman bagi importir dan eksportir.
Mengatur hak dan kewajiban yang ditanggung oleh importir dan eksportir.
Meminimalisir kesalahan interpretasi atau kesalahpahaman tanggung jawab di
antara eksportir dan importir.
Berikut ini jenis-jenis incoterms yang biasa digunakan dalam transaksi
perdagangan internasional.
1. EXW – Nama Tempat Penyerahan
Jika dalam kontrak terdapat keterangan EXW maka pembeli akan menanggung semua
biaya asuransi, transportasi, dan risiko yang mungkin terjadi saat barang diantar.
Biaya yang ditanggung oleh pembeli termasuk biaya pengantaran dari gudang penjual
hingga tempat pembeli. Namun, biaya loading bisa dibebankan kepada penjual dengan
menyertakan keterangan “EXW pemindahan barang dari gudang pembeli ke truk, risiko dan
biaya ditanggung oleh penjual”.
2. Free on Board (FOB)
Merupakan istilah yang digunakan untuk pengiriman barang via laut. FOB berarti
penjual bertanggung jawab untuk mengantarkan barang hingga pelabuhan sesuai dengan
kontrak yang berlaku. Penjual juga bertanggung jawab dalam proses ekspor sesuai dengan
negaranya.
3. Free Carrier (FCA)

2
FCA merupakan istilah yang banyak digunakan untuk segala jenis transportasi mulai
dari darat, laut, dan udara maupun transportasi multimoda. Penyerahan dengan FCA dilakukan
di tempat pengangkutan. Pada saat penyerahan terjadi peralihan risiko dari penjual kepada
pembeli. Pembiayaan pengiriman dan risiko barang ditanggung oleh pembeli.
4. Carrier Insurance Paid to (CIP)
Dalam istilah CIP penjual wajib membayar asuransi kargo dari risiko kerusakan dan
kehilangan barang saat diantar. CIP juga mewajibkan pembeli untuk melakukan export
clearance.
5. Carrier Insurance Freight (CIF)
Dalam CIF, penjual berkewajiban untuk bekerjasama dan membayar asuransi.
Asuransi yang digunakan juga harus menjangkau area risiko, dan durasi perjalanan seperti yang
disebutkan dalam kontrak penjualan serta menyediakan polis atau sertifikat asuransi bersamaan
dengan dokumen lain yg diserahkan.
6. Cost Freight (CFR)
CFR merupakan ketentuan yang digunakan untuk pengiriman melalui jalur
laut. Penyerahan barang dengan CFR dilakukan di atas kapal, namun ongkos angkut sudah
dibayar penjual sampai pelabuhan tujuan.
7. Carriage Paid to (CPT)
CPT merupakan istilah yang digunakan untuk segala jenis model transportasi. CPT
merupakan risiko kehilangan ditanggung oleh penjual hingga barang sampai ke carrier.
8. Delivered at Place (DAP)
DAP merupakan ketentuan yang berfokus pada tanggung jawab penjual untuk
mengatur proses pengantaran barang hingga tempat yang telah disepakati. Setelah selesai
proses import clearance, penjual wajib mengantar barang hingga tempat yang telah ditentukan
sebelumnya.
9. Delivered at Terminal (DAT)
DAT merupakan ketentuan yang dapat digunakan untuk segala jenis transportasi,
Dalam term ini penjual bertanggung jawab untuk memilih jenis transportasi yang akan
digunakan untuk mengantarkan barang.
10. Delivery Duty Place (DDP)
Istilah DDP berfokus pada tanggung jawab penuh penjual mulai dari import
clearance hingga pembayaran biaya masuk dan pajak. DDP dapat digunakan pada segala jenis
moda transportasi.

3
3. Freight

Freight Cost, juga dikenal sebagai Freight Charge atau Freight Rates adalah sejumlah uang yang
harus dibayarkan untuk mengirim barang dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini mencakup
semua biaya terkait dengan proses pengiriman, seperti transportasi, penanganan, asuransi, dan
administrasi.

Biaya freight ini ditetapkan oleh penyedia layanan logistik, perusahaan pelayaran, atau
maskapai kargo. Umumnya, Freight Cost dapat bervariasi berdasarkan beberapa faktor yang
mempengaruhi, seperti jarak pengiriman, jenis barang yang dikirim, mode transportasi yang
digunakan, dan kondisi pasar saat itu.

Untuk metode pembayarannya, terdapat satu istilah yang sudah sangat umum di dunia ekspor
dan impor, yakni Cost, Insurance, and Freight atau CIF. Dalam metode pembayaran CIF,
eksportir memiliki tanggung jawab dalam proses pengadaan barang.

Dalam CIF juga, eksportir memiliki kewajiban untuk menanggung biaya perjalanan mulai dari
awal pengiriman hingga sampai di pelabuhan tujuan. Selain itu, penjual juga harus membiayai
pengangkutan muatan dan asuransi barang, hingga menanggung resiko kehilangan dan
kerusakan barang

Dengan tanggung jawab yang besar bagi eksportir dalam sistem CIF, hal ini juga berarti bahwa
harga yang harus dibayarkan oleh importir untuk barang yang dibeli akan lebih tinggi karena
semua biaya penanganan telah dimasukkan ke dalam harga pembelian barang.

Syarat Penyerahan dan Pembayaran Barang Dagang

Proses pengiriman barang yang begitu panjang dan rumit tentunya melibatkan berbagai pihak
terkait yang turut andil dalam kelancaran prosesnya.

4
Nah, para pihak yang terlibat tadi dapat menetapkan persyaratan, yang umumnya disepakati
antara penjual dan pembeli berkaitan dengan penyerahan barang (pengiriman barang) dan
pembayaran barang (pelunasan transaksi).

1. Syarat Penyerahan Barang Dagang

a. FOB Shipping Point (Free On Board Shipping Point)

FOB Shipping Point adalah syarat penyerahan barang yang menunjukkan bahwa tanggung
jawab penjual berakhir dan kepemilikan barang beralih kepada pembeli pada saat barang
meninggalkan lokasi pengiriman penjual.

Dalam hal ini, penjual memiliki peran yang penting dalam mengemas barang dengan aman dan
mengatur pengiriman yang efisien. Mereka juga bertanggung jawab atas biaya pengiriman
hingga titik pengiriman yang telah ditentukan.

Dalam konteks ini, penjual berperan sebagai pengatur dan koordinator dalam memastikan
barang tiba dengan selamat di titik pengiriman. Setelah barang meninggalkan titik tersebut,
risiko dan tanggung jawab atas barang beralih ke pembeli.

Oleh karena itu, sebagai pembeli, Anda memiliki kendali atas proses pengiriman dan dapat
memilih perusahaan pengiriman yang Anda percayai untuk memastikan barang tiba dengan
baik.

b. FOB Destination Point (Free On Board Destination Point):

FOB Destination Point merupakan syarat penyerahan barang yang menandakan bahwa penjual
bertanggung jawab atas pengemasan dan pengiriman barang ke tujuan akhir yang telah
ditentukan.

Dalam hal ini, penjual memiliki peran yang lebih luas dalam mengelola proses pengiriman
barang. Mereka harus memastikan barang dikemas dengan baik dan dikirim ke alamat tujuan
pembeli dengan aman.

5
Selama perjalanan, penjual bertanggung jawab atas risiko dan biaya pengiriman. Kepemilikan
dan tanggung jawab atas barang tetap berada di tangan penjual sampai barang tiba di tujuan
akhir yang telah ditentukan. Setelah tiba di sana, kepemilikan barang dan risiko secara resmi
berpindah kepada pembeli.

Dengan memilih FOB Destination Point, sebagai pembeli, Anda dapat merasa lebih terjamin
karena penjual bertanggung jawab atas segala risiko dan biaya pengiriman hingga barang tiba
di tujuan akhir.

2. Syarat Pembayaran Barang Dagang

Di sisi lain, selain syarat penyerahan barang dagang, terdapat juga syarat pembayaran barang
dagang yang umum diketahui adalah sebagai berikut:

1. Pembayaran Tunai: yakni pembayaran yang dilakukan saat terjadinya transaksi, baik
melalui cek atau giro bilyet maupun dengan uang tunai.

2. n/30: pembayaran biaya freight yang dilakukan selambat-lambatnya 30 hari setelah


terjadinya transaksi jual beli barang tersebut.

3. n/EOM atau End of Month: pembayaran freight cost yang dilakukan selambat-lambatnya
akhir bulan setelah terjadinya transaksi.

4. n/10 EOM: pembayaran biaya kirim yang dilakukan selambat-lambatnya 10 hari setelah
akhir bulan.

5. 2/10, n/30: pembayaran freight cost yang dilakukan dalam waktu kurang atau sama dengan
10 hari setelah tanggal terjadinya transaksi, pembeli akan mendapatkan diskon sebesar 2%
dengan jangka kredit selama 30 hari.

Kesimpulan

Freight cost atau biaya freight atau ongkos kirim dalam bahasa umumnya, merupakan hal yang
penting diketahui bagi Anda yang menggeluti bidang ekspor-impor ataupun perdagangan
internasional.

6
Secara definisi, freight cost adalah sejumlah biaya yang harus dibayarkan untuk membiayai
seluruh proses terkait dengan pengiriman barang dari gudang penjual hingga sampai ke gudang
pembeli.

4. Insurance
Sebagai eksportir barang atau jasa, Anda perlu menyadari dan mempertimbangkan
untuk mengasuransikan risiko:
kehilangan atau kerusakan barang dalam perjalanan
non-pembayaran untuk barang atau jasa Anda
biaya pengembalian ke tempat Anda barang apa pun yang ditolak diterima oleh
pembeli di luar negeri
ketidakstabilan politik atau ekonomi di negara pembeli
kelayakan kredit pelanggan baru
fluktuasi mata uang
kesalahan yang menyebabkan pelanggan akhir menuntut
Jika Anda seorang importir, Anda mungkin perlu mempertimbangkan:
kemungkinan kehilangan atau kerusakan barang dalam perjalanan
masalah pemasok, termasuk kegagalan pasokan
penundaan transportasi dan potensi penundaan di pelabuhan
risiko masalah kinerja atau kesehatan dan keselamatan
bea masuk
penyimpanan barang di gudang berikat
fluktuasi mata uang
Tanggung jawab penyelenggaraan asuransi dapat ditanggung bersama antara importir
dan eksportir, atau ditanggung oleh salah satu dari mereka saja. Ketika Anda menyetujui
ketentuan kontrak, disarankan untuk menggunakan Ketentuan Komersial Internasional -
lihat Kontrak Komersial Internasional - Incoterms .
Risiko mata uang asing dan nilai tukar
Saat Anda berdagang secara internasional, Anda juga harus mengambil langkah-
langkah untuk melindungi bisnis Anda dari perubahan nilai tukar. Anda juga perlu
mempertimbangkan kapan dan bagaimana cara terbaik untuk melakukan atau menerima
pembayaran dalam mata uang selain sterling – lihat risiko mata uang asing dan nilai tukar .
Kehilangan atau kerusakan barang
Barang yang Anda ekspor atau impor harus memiliki perlindungan asuransi sejak awal
perjalanan hingga kedatangannya baik oleh Anda sendiri maupun pembeli. Dalam beberapa
kasus, Anda akan menanggung biaya pertanggungan, dalam kasus lain biaya tersebut
dibebankan kepada pembeli.
Kesalahan produk

7
Dalam keadaan luar biasa, kesalahan pada produk yang disediakan dapat mengakibatkan
pengguna akhir mengambil tindakan hukum terhadap bisnis Anda. Tergantung pada sifat
produk atau layanan Anda, Anda mungkin perlu mengambil asuransi untuk menanggung risiko
ini. Cari broker asuransi dengan British Insurance Brokers Association (BIBA) .

Non-pembayaran
Anda mungkin tidak dibayar penuh atas barang atau jasa yang Anda ekspor karena:
pelanggan Anda tidak dapat atau tidak mau membayar
perang atau bencana alam menghalangi barang Anda sampai ke pelanggan, atau Anda
tidak dapat menyelesaikan kontrak Anda
alasan politik menghalangi Anda menyelesaikan kontrak, seperti larangan izin ekspor
di Inggris, atau pembatasan impor, atau perubahan undang-undang di negara pembeli
masalah mata uang menghalangi pembeli Anda mendapatkan uang tunai yang mereka
perlukan untuk membayar Anda

5. biaya bank

Biaya Pembayaran Bank (Bank Charge)

Biaya ini terjadi jika memakai metode pembayaran ekspor dengan jasa bank. Metode
yang biasa digunakan dalam transaksi ekspor adalah T/T (Telegraphic Transfer), L/C (Letter
of Credit), dan CAD (Cash Against Documents). Baca artikel Metode Pembayaran
Ekspor untuk mengetahui selengkapnya.
Pembayaran menggunakan metode T/T, biasanya dikenakan charge USD 5-10 per transfer dari
luar negeri. Sedangkan untuk L/C dan CAD, biasanya charge yang dikenakan berkisar USD
75-150 per sekali proses pembayaran. Biaya ini bisa berbeda-beda tergantung dari asal negara,
bank yang digunakan importir, dan bank yang digunakan eksportir di Indonesia.

Jika sahabat UKM memakai penawaran harga EXW, maka perhitungan biaya ekspor berhenti
disini.

6. Bea masuk dan pajak

8
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan, Bea Masuk adalah
pungutan negara berdasarkan UU yang dikenakan terhadap barang yang diimpor. Adapun impor
adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Sementara daerah pabean adalah
wilayah Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-
tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku
UU Kepabeanan.

Maka, dapat disimpulkan, Bea Masuk dapat diartikan sebagai pajak lalu lintas barang yang
dipungut atas pemasukan barang dari luar daerah pabean ke dalam daerah pabean. Adapun Bea
Masuk dihimpun oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).

Terdapat dua sistem dalam perhitungan Bea Masuk di Indonesia, yaitu perhitungan dengan tarif
spesifik dan tarif advalorum. Adapun sebagian besar komoditas impor yang masuk ke Indonesia
dihitung dengan tarif Ad Valorem.

Tarif Ad Valorem adalah tarif yang dikenakan berdasarkan satuan barang. Perhitungan dalam
tarif spesifik dilakukan dengan cara mengalikan jumlah satuan barang dengan tarif pembebanan
Bea Masuk. Hal ini berarti dalam tarif spesifik akan disebutkan besaran tarif Bea Masuk yang
harus dibayar per satuan barang. Dari sekian banyak komoditas impor yang masuk, hanya
sebagian kecil barang impor yang dikenakan tarif spesifik, di antaranya seperti beras dan gula.

Misalnya, tarif pembebanan Bea Masuk untuk beras pada Juli 2019 ditetapkan sebesar Rp
450/kilogram (kg). Maka, berapapun nilai atau harga dari beras itu tidak akan berpengaruh
terhadap besaran Bea Masuk yang dibayarkan. Dengan demikian, terdapat dua importir yang
sama-sama mengimpor beras sebanyak 100 ton, maka kedua importir tersebut akan membayar
bea masuk senilai Rp 45.000.000. Contoh Secara ringkas, perhitungan Bea Masuk dengan
menggunakan tarif spesifik adalah:

Importir Asmaragama mengimpor 5.000 ton beras jenis Thai Hom Mali dari Thailand dengan
harga cost, insurance, and freight (CIF) THB 12.000/ton. Maka, tarif Bea Masuk untuk beras
sebesar 450/kg.
● Bea Masuk = Jumlah satuan barang x pembebanan Bea masuk.
● = (5.000 ton x 1.000) x 450/kg.
● = Rp 2,25 miliar.

9
7. Biaya inklaring

Biaya Inklaring (Handling Charges)Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengurusan
barang dari wilayah gapura niaga. Mulai dari biaya membongkar barang dari atas kapal sampai
dimuat di atas truk termasuk biaya transportasi sampai barang dibongkar di gudang importir.

8. biaya lainnya

Biaya lain seperti uang tambang (freight), premi asuransi, biaya bongkar di pelabuhan
pembongkaran, dan biaya angkutan dari dermaga ke gudang pembeli menjadi tanggung jawab
pembeli.
seperti biaya sewa kantor, listrik, telepon, internet, dll. Selain biaya pokok di atas,
Anda juga masih perlu memperhitungkan beberapa biaya lainnya. Diantaranya seperti biaya
gudang, biaya operasional atau biaya bunga dan biaya pajak.

10

Anda mungkin juga menyukai