Anda di halaman 1dari 6

1. EXW (nama tempat)​: ​Ex Works​, pihak penjual menentukan tempat pengambilan barang.

2. FCA (nama tempat)​: ​Free Carrier​, pihak penjual hanya bertanggung jawab untuk mengurus
izin ekspor dan meyerahkan barang ke pihak pengangkut di tempat yang telah ditentukan.
3. FAS (nama pelabuhan keberangkatan)​: ​Free Alongside Ship,​ pihak penjual bertanggung
jawab sampai barang berada di pelabuhan keberangkatan dan siap disamping kapal untuk
dimuat. Hanya berlaku untuk transportasi air.
4. FOB (nama pelabuhan keberangkatan)​: ​Free On Board,​ pihak penjual bertanggung jawab
dari mengurus izin ekspor sampai memuat barang di kapal yang siap berangkat. Hanya
berlaku untuk transportasi air.
5. CFR (nama pelabuhan tujuan)​: ​Cost and Freight​, pihak penjual menanggung biaya sampai
kapal yang memuat barang merapat di pelabuhan tujuan, tetapi tanggung jawab hanya
sampai saat kapal berangkat dari pelabuhan keberangkatan. Hanya berlaku untuk transportasi
air.
6. CIF (nama pelabuhan tujuan)​: ​Cost, Insurance and Freight,​ sama seperti CFR ditambah
pihak penjual wajib membayar asuransi untuk barang yang dikirim. Hanya berlaku untuk
transportasi air.
7. CPT (nama tempat tujuan)​: ​Carriage Paid To​, pihak penjual menanggung biaya sampai
barang tiba di tempat tujuan, tetapi tanggung jawab hanya sampai saat barang diserahkan ke
pihak pengangkut.
8. CIP (nama tempat tujuan)​: ​Carriage and Insurance Paid to,​ sama seperti CPT ditambah
pihak penjual wajib membayar asuransi untuk barang yang dikirim.
9. DAF (nama tempat)​: ​Delivered At Frontier​, pihak penjual mengurus izin ekspor dan
bertanggung jawab sampai barang tiba di perbatasan negara tujuan. Bea cukai dan izin impor
menjadi tanggung jawab pihak pembeli.
10. DES (nama pelabuhan tujuan)​: ​Delivered Ex Ship,​ pihak penjual bertanggung jawab sampai
kapal yang membawa barang merapat di pelabuhan tujuan dan siap untuk dibongkar. izin
impor menjadi tanggung jawab pihak pembeli. Hanya berlaku untuk transportasi air.
11. DEQ (nama pelabuhan tujuan)​: ​Delivered Ex Quay​, pihak penjual bertanggung jawab
sampai kapal yang membawa barang merapat di pelabuhan tujuan dan barang telah
dibongkar dan disimpan di dermaga. Izin impor menjadi tanggung jawab pihak pembeli. Hanya
berlaku untuk transportasi air.
12. DDU (nama tempat tujuan)​: ​Delivered Duty Unpaid​, pihak penjual bertanggung jawab
mengantar barang sampai di tempat tujuan, tetapi tidak termasuk biaya asuransi dan biaya
lain yang mungkin muncul sebagai biaya impor, cukai dan pajak dari negara pihak pembeli.
Izin impor menjadi tanggung jawab pihak pembeli.
13. DDP (nama tempat tujuan)​: ​Delivered Duty Paid​, pihak penjual bertanggung jawab
mengantar barang sampai di tempat tujuan, termasuk biaya asuransi dan semua biaya lain
yang mungkin muncul sebagai biaya impor, cukai dan pajak dari negara pihak pembeli. Izin
impor juga menjadi tanggung jawab pihak penjual.
Pengertian FOB (Free On Board) 

FOB (Free On Board) merupakan salah satu skema internasional dari ​International 

Commercial Terms​ (Incoterms) yang dikeluarkan oleh I​ nternational Chamber of Commerce 

(ICC) atau kamar dagang internasional. Skema ini menjadi aturan hak dan kewajiban antara 

penjual (eksportir) dan pembeli (importir) dalam melakukan kegiatan jual-beli internasional 

dengan menggunakan sarana angkutan laut. 


Secara umum, FOB (Free on Board) dikenal sebagai kondisi penyerahan barang yang sudah 

disepakati antara penjual (eksportir) dengan pembeli (importir) dimana penetapan harga 

yang dihitung berdasarkan pada nilai barang ditambah semua biaya sampai barang tiba di 

atas kapal (​on board​). Biaya-biaya yang akan ditanggung penjual (eksportir) meliputi biaya 

bea atau pajak ekspor, biaya angkut dari gudang ke pelabuhan, biaya muat dari pelabuhan 

ke atas kapal, dan biaya menyusun komoditi di atas kapal. Sedangkan pembeli (importir) 

akan menanggung biaya seperti asuransi, bongkar muat di pelabuhan yang dituju, serta 

biaya angkut sampai komoditi dibawa ke dalam gudang. 

Konsep Dasar FOB (Free On Board) 

Agar lebih memahami tentang sistem FOB, tentunya Anda juga harus mengetahui 

bagaimana konsep dasar dari pelaksanaan FOB itu sendiri. Konsep ini berkaitan dengan 

kewajiban utama dari eksportir dan importir. 

● Penjual atau eksportir memiliki kewajiban dalam menyerahkan barang sampai di atas 
kapal, menyiapkan izin ekspor, menyiapkan biaya pajak, dan membuat ‘​clean on board 
receipt’​. 
● Pembeli atau importir memiliki kewajiban dalam mengurus angkutan, kontrak 
angkutan, membayar kargo, dan menanggung urusan asuransi. 
● Dalam pertanggungjawaban kehilangan atau kerusakan barang, lumrahnya batas 
pemindahan tanggung jawab dari eksportir ke importir adalah pagar kapal. Jika barang 
sudah melewati pagar kapal, maka bukan lagi tanggung jawab eksportir. Tetapi hal ini 
juga bisa berubah tergantung kesepakatan antara kedua belah pihak. Pemaparan akan 
hal ini terdapat dalam dua jenis FOB yang akan dijelaskan selanjutnya. 
● Meskipun menjadi tanggung jawab dari eksportir, tetapi biaya muat barang bisa juga 
dibagi antara eksportir dan importir sesuai dengan kesepakatan. 

Menggunakan sistem FOB (Free On Board) dalam kegiatan dagang internasional akan 

memberikan keuntungan tersendiri bagi penjual atau eksportir. Hal tersebut lantaran 

pemuatan barang dilakukan di negara sendiri sehingga tentu sudah mengetahui kondisi 

baik kelebihan atau kekurangannya. Selain itu, urusan dokumen pabean seharusnya juga 

lebih mudah dilakukan. 


Dua Jenis FOB (Free On Board) 

Terdapat dua jenis FOB yang dikenal dalam dunia ekspor-impor yang berkaitan dengan 

ongkos kirimnya, yaitu F


​ OB Destination ​dan​ FOB Shipping Point​: 

1. FOB Destination 
FOB Destination memiliki syarat ongkos kirim ditanggung oleh penjual atau eksportir. 

Dalam sistem ini, tanggungan eksportir juga menyangkut segala risiko terhadap barang 

dan akan berakhir tanggung jawab tersebut setelah sampai di tangan pembeli atau 

importir. Hal lainnya adalah proses pencatatan pembelian barang baru akan dilakukan jika 

barang sudah sampai di tangan pembeli. Pada FOB Destination ini juga, besaran biaya 

angkut tidak akan diketahui oleh pihak pembeli sehingga tidak dicantumkan pada 

pembukuan di sisi pembeli. Importir hanya akan mencatat harga beli dari barang tersebut. 

2. FOB Shipping Point 


Berbeda dengan FOB Destination, maka FOB Shipping Point memiliki syarat ongkos kirim 

menjadi tanggung jawab pihak pembeli atau importir. Dalam sistem ini, tanggungan 

importir juga menyangkut segala risiko pengiriman hingga mencapai gudang. Dengan kata 

lain, barang yang dibeli importir sudah beralih tanggung jawabnya ke pembeli meskipun 

barang masih dalam perjalanan. 

Kedua jenis FOB di atas tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh 

karena itu penting bagi suatu pelaku ekspor-impor untuk memilih yang terbaik dan yang 

sesuai dengan kebutuhannya. 

Pengertian CIF (Cost, Insurance, and Freight) 

CIF (Cost, Insurance, dan Freight) merupakan cara pembayaran dimana eksportir 

bertanggung jawab dalam proses pengadaan barang kepada pelanggan. Seperti namanya, 

Cost, Insurance, and Freight​, artinya eksportir memiliki kewajiban menanggung biaya 

perjalanan hingga sampai di pelabuhan negara tujuan, menanggung biaya pengangkutan 

muatan dan kargo, serta juga menanggung biaya asuransi barang. Artinya, risiko 
kehilangan dan kerusakan juga menjadi tanggung jawab si eksportir. Ini juga berarti harga 

yang harus dibayarkan importir lebih besar karena semua harga tersebut sudah disertakan 

pada harga barang.  

Penerapan CIF tentu memiliki kelebihannya sendiri. Bagi importir, meskipun lebih mahal 

tetapi sistem ini bisa membantu untuk tidak lagi memikirkan ongkos dan asuransi serta 

segala prosedur yang menyertainya. Tak heran jika CIF menjadi cara yang efektif dan 

banyak dipilih importir termasuk oleh pemerintah Indonesia terutama dalam impor non 

migas. 

Konsep Dasar CIF (Cost, Insurance, and Freight) dalam Tanggung Jawab Eksportir 

Pada sistem CIF (Cost, Insurance, and Freight), terdapat beberapa hal dasar yang berkaitan 

dengan kewajiban eksportir karena merekalah yang memiliki tanggung jawab paling besar. 

Berikut beberapa tanggung jawab yang harus diperhatikan oleh para eksportir: 

● Menyediakan barang sesuai dengan perjanjian dalam kontrak 


● Mengurus semua pengemasan barang sesuai standar pengangkutan laut atau udara 
● Mengurus semua perizinan ekspor termasuk dalam hal pengamanan dan kepabeanan 
● Mengurus proses hingga barang masuk ke kapal  
● Mengurus proses pembayaran premi asuransi barang 

Berdasarkan berbagai hal di atas, maka bagi eksportir sangat penting untuk 

memperhitungkan kesiapan jika ingin mengambil sistem CIF. Kesiapan itu seperti yang 

berkaitan dengan alat angkut dan asuransi. Jangan sampai perjanjian CIF tidak terpenuhi 

sehingga mendapat kerugian. 

Ilustrasi Perbedaan Penerapan FOB dan CIF 

Perusahaan A menjual bahan baku obat-obatan kepada perusahaan B yang berada di luar 

negeri dengan harga $100/kilo. Mereka menyepakati sistem pembayaran FOB yang artinya, 
perusahaan B akan membayar $100 dikali banyak kilogram kepada perusahaan A. Tetapi 

perusahaan B masih harus mengeluarkan biaya lagi untuk transport dan asuransi. 

Sedangkan jika menerapkan sistem CIF, maka perusahaan B akan membayar lebih besar 

kepada perusahaan A. Tetapi semua urusan transportasi dan asuransi sudah akan diurus 

langsung oleh perusahaan A. Artinya bisa saja biaya yang dikeluarkan B lebih rendah jika 

dibandingkan sistem FOB atau bisa juga sebaliknya.  

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas ditambah dengan ilustrasi yang sudah diberikan, 

tampak jelas apa perbedaan dari sistem FOB dan CIF. Keduanya memiliki kelebihan dan 

kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu penting bagi pengusaha impor-ekspor 

melakukan penghitungan yang tepat untuk mendapat harga terbaik. 

Anda mungkin juga menyukai