Anda di halaman 1dari 4

Nama : FRISKA JAYANTI BR PURBA

Kelas :B
NIM : 190522064
Mata Kuliah : Teori Akuntansi
TUGAS 5

FOB (Free On Board)

METODE PEMBAYARAN (DALAM EKSPOR IMPOR)

Dalam bisnis perdagangan internasional atau ekspor dan impor, transaksi berlangsung
dengan berbagai aturan khusus. Hal itu tentu saja dilakukan karena berkaitan dengan nilai bisnis
yang besar dan berpengaruh pada catatan devisa negara. Apalagi dalam pelaksanaannya, ekspor
dan impor ini melibatkan banyak pihak dari mulai rekan perusahaan, bea cukai, bank, pelabuhan,
dan lain sebagainya.
Hal lain yang tak kalah penting untuk diketahui oleh para eksportir dan importir adalah
soal metode pembayaran pengiriman. Dalam aturan international trade logistic dikenal beberapa
metode pembayaran pengiriman. Dua yang paling umum digunakan adalah FOB (Free On
Board) dan CIF (Cost, Insurance, and Freight).

1. FOB (Free On Board)


Pengertian FOB (Free On Board)
FOB (Free On Board) merupakan salah satu skema internasional dari International
Commercial Terms (Incoterms) yang dikeluarkan oleh International Chamber of Commerce
(ICC) atau kamar dagang internasional. Skema ini menjadi aturan hak dan kewajiban antara
penjual (eksportir) dan pembeli (importir) dalam melakukan kegiatan jual-beli internasional
dengan menggunakan sarana angkutan laut.
Secara umum, FOB (Free on Board) dikenal sebagai kondisi penyerahan barang yang
sudah disepakati antara penjual (eksportir) dengan pembeli (importir) dimana penetapan harga
yang dihitung berdasarkan pada nilai barang ditambah semua biaya sampai barang tiba di atas
kapal (on board). Biaya-biaya yang akan ditanggung penjual (eksportir) meliputi biaya bea
atau pajak ekspor, biaya angkut dari gudang ke pelabuhan, biaya muat dari pelabuhan ke atas
kapal, dan biaya menyusun komoditi di atas kapal. Sedangkan pembeli (importir) akan
menanggung biaya seperti asuransi, bongkar muat di pelabuhan yang dituju, serta biaya angkut
sampai komoditi dibawa ke dalam gudang.
Konsep Dasar FOB (Free On Board)
Agar lebih memahami tentang sistem FOB, tentunya Anda juga harus mengetahui
bagaimana konsep dasar dari pelaksanaan FOB itu sendiri. Konsep ini berkaitan dengan
kewajiban utama dari eksportir dan importir.
 Penjual atau eksportir memiliki kewajiban dalam menyerahkan barang sampai di atas
kapal, menyiapkan izin ekspor, menyiapkan biaya pajak, dan membuat ‘clean on board
receipt’.
 Pembeli atau importir memiliki kewajiban dalam mengurus angkutan, kontrak
angkutan, membayar kargo, dan menanggung urusan asuransi.
 Dalam pertanggungjawaban kehilangan atau kerusakan barang, lumrahnya batas
pemindahan tanggung jawab dari eksportir ke importir adalah pagar kapal. Jika barang
sudah melewati pagar kapal, maka bukan lagi tanggung jawab eksportir. Tetapi hal ini juga
bisa berubah tergantung kesepakatan antara kedua belah pihak. Pemaparan akan hal ini
terdapat dalam dua jenis FOB yang akan dijelaskan selanjutnya.
 Meskipun menjadi tanggung jawab dari eksportir, tetapi biaya muat barang bisa juga
dibagi antara eksportir dan importir sesuai dengan kesepakatan.
Menggunakan sistem FOB (Free On Board) dalam kegiatan dagang internasional akan
memberikan keuntungan tersendiri bagi penjual atau eksportir. Hal tersebut lantaran pemuatan
barang dilakukan di negara sendiri sehingga tentu sudah mengetahui kondisi baik kelebihan
atau kekurangannya. Selain itu, urusan dokumen pabean seharusnya juga lebih mudah
dilakukan.

Jenis FOB (Free On Board)


Terdapat dua jenis FOB yang dikenal dalam dunia ekspor-impor yang berkaitan dengan
ongkos kirimnya, yaitu FOB Destination dan FOB Shipping Point:
1. FOB Destination
FOB Destination memiliki syarat ongkos kirim ditanggung oleh penjual atau eksportir.
Dalam sistem ini, tanggungan eksportir juga menyangkut segala risiko terhadap barang dan
akan berakhir tanggung jawab tersebut setelah sampai di tangan pembeli atau importir. Hal
lainnya adalah proses pencatatan pembelian barang baru akan dilakukan jika barang sudah
sampai di tangan pembeli. Pada FOB Destination ini juga, besaran biaya angkut tidak akan
diketahui oleh pihak pembeli sehingga tidak dicantumkan pada pembukuan di sisi pembeli.
Importir hanya akan mencatat harga beli dari barang tersebut.

2. FOB Shipping Point


Berbeda dengan FOB Destination, maka FOB Shipping Point memiliki syarat ongkos kirim
menjadi tanggung jawab pihak pembeli atau importir. Dalam sistem ini, tanggungan importir
juga menyangkut segala risiko pengiriman hingga mencapai gudang. Dengan kata lain, barang
yang dibeli importir sudah beralih tanggung jawabnya ke pembeli meskipun barang masih
dalam perjalanan.
Kedua jenis FOB di atas tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Oleh karena itu penting bagi suatu pelaku ekspor-impor untuk memilih yang terbaik dan yang
sesuai dengan kebutuhannya.

Pengertian CIF (Cost, Insurance, and Freight)


CIF (Cost, Insurance, dan Freight) merupakan cara pembayaran dimana eksportir
bertanggung jawab dalam proses pengadaan barang kepada pelanggan. Seperti namanya, Cost,
Insurance, and Freight, artinya eksportir memiliki kewajiban menanggung biaya perjalanan
hingga sampai di pelabuhan negara tujuan, menanggung biaya pengangkutan muatan dan
kargo, serta juga menanggung biaya asuransi barang. Artinya, risiko kehilangan dan kerusakan
juga menjadi tanggung jawab si eksportir. Ini juga berarti harga yang harus dibayarkan
importir lebih besar karena semua harga tersebut sudah disertakan pada harga barang.  
Penerapan CIF tentu memiliki kelebihannya sendiri. Bagi importir, meskipun lebih
mahal tetapi sistem ini bisa membantu untuk tidak lagi memikirkan ongkos dan asuransi serta
segala prosedur yang menyertainya. Tak heran jika CIF menjadi cara yang efektif dan banyak
dipilih importir termasuk oleh pemerintah Indonesia terutama dalam impor non migas.
Konsep Dasar CIF (Cost, Insurance, and Freight) dalam Tanggung Jawab Eksportir
Pada sistem CIF (Cost, Insurance, and Freight), terdapat beberapa hal dasar yang berkaitan
dengan kewajiban eksportir karena merekalah yang memiliki tanggung jawab paling besar.
Berikut beberapa tanggung jawab yang harus diperhatikan oleh para eksportir:
 Menyediakan barang sesuai dengan perjanjian dalam kontrak
 Mengurus semua pengemasan barang sesuai standar pengangkutan laut atau udara
 Mengurus semua perizinan ekspor termasuk dalam hal pengamanan dan kepabeanan
 Mengurus proses hingga barang masuk ke kapal 
 Mengurus proses pembayaran premi asuransi barang
Berdasarkan berbagai hal di atas, maka bagi eksportir sangat penting untuk
memperhitungkan kesiapan jika ingin mengambil sistem CIF. Kesiapan itu seperti yang
berkaitan dengan alat angkut dan asuransi. Jangan sampai perjanjian CIF tidak terpenuhi
sehingga mendapat kerugian.

Ilustrasi Perbedaan Penerapan FOB dan CIF


Perusahaan A menjual bahan baku obat-obatan kepada perusahaan B yang berada di
luar negeri dengan harga $100/kilo. Mereka menyepakati sistem pembayaran FOB yang
artinya, perusahaan B akan membayar $100 dikali banyak kilogram kepada perusahaan A.
Tetapi perusahaan B masih harus mengeluarkan biaya lagi untuk transport dan asuransi.
Sedangkan jika menerapkan sistem CIF, maka perusahaan B akan membayar lebih
besar kepada perusahaan A. Tetapi semua urusan transportasi dan asuransi sudah akan diurus
langsung oleh perusahaan A. Artinya bisa saja biaya yang dikeluarkan B lebih rendah jika
dibandingkan sistem FOB atau bisa juga sebaliknya. 
Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas ditambah dengan ilustrasi yang sudah
diberikan, tampak jelas apa perbedaan dari sistem FOB dan CIF. Keduanya memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu penting bagi pengusaha impor-ekspor
melakukan penghitungan yang tepat untuk mendapat harga terbaik.

DAFTAR PUSTAKA
https://ukirama.com/en/blogs/perbedaan-fob-free-on-board-dan-cif-cost-insurance-and-freight
https://www.proweb.co.id/articles/akuntansi/fob.html

Anda mungkin juga menyukai