Anda di halaman 1dari 3

International Trade Logistic: Yang Sebaiknya

Anda Ketahui Tentang FOB, CNF, dan CIF

Bisnis perdagangan internasional adalah bisnis yang besar. Transaksi yang ada di dalamnya, bisa
memberikan pengaruh dalam catatan devisa negara. Tentu saja, proses pelaksanaan dan aturan
yang ada di dalamnya pun tidak main-main. Itulah kenapa, penting bagi importir dan eksportir
untuk mengetahui apa saja metode pembayaran pengiriman yang sering ada di Indonesia. Untuk
itulah, artikel ini akan membahas mengenai pengertian FOB, CNF, dan CIF.

Dalam proses perdagangan internasional, tidak dapat dipungkiri, ada banyak sekali pihak yang
terlibat. Eksportir dan importir, yang sudah pasti merupakan perusahaan besar di masing-masing
negara. Selain itu, ada pihak Bea Cukai, Bank, Pelabuhan, Forwarder (kadang-kadang), dan
masih banyak lagi kalau kita memasukkan institusi yang memiliki hak sertifikasi terhadap barang
yang akan dikirim. Proses ekspor-impor itu melelahkan. Itulah sebabnya biasanya perusahaan
memilih ekspor dan impor setiap dua bulan sekali, karena prosesnya yang ribet.

Jika dulu saya sudah pernah menceritakan tentang sistem pembayaran Letter Of Credit atau L/C
yang sering digunakan oleh perusahaan untuk membayar, sekarang saya akan menceritakan
sedikit tentang aturan main pembebanan biaya pengiriman dalam international trade logistic.
Saya akan menceritakan sedikit tentang FOB, CNF, dan CIF.

Apa itu FOB?


FOB merupakan singkatan dari Free On Board, atau sering juga orang sebut dengan Freight
On Board. Tenang, tidak perlu panik, kedua nama itu tidak ada bedanya. Jadi jangan berdebat
dengan teman hanya gara-gara singkatan itu ya, hehe. (pengalaman pribadi)

Nah, maksud dari FOB sendiri adalah bahwa eksportir (penjual) hanya memiliki kewajiban
untuk membayar biaya pengiriman barang sampai pada port atau pelabuhan terdekat dari
gudangnya. Artinya, saat barang sudah berada di atas kapal, biayanya ditanggung oleh importir
(penjual). Cukup jelas bukan?

Apa itu CNF?


CNF atau sering juga disebut dengan C&F atau sering juga disebut dengan CFR merupakan
kependekan dari Cost And Freight. Artinya apa? Artinya, biaya perjalanan barang di atas kapal
sampai di port atau pelabuhan terdekat si importir sudah ditanggung oleh Eksportir. Hanya saja,
yang ditanggung di sini adalah biaya perjalanan barang sampai di pelabuhan saja. Begitu sampai
di pelabuhan terdekat importir, akan ada biaya tambahan lain seperti asuransi terhadap barang,
pajak, dan biaya-biaya lain yang mungkin harus ditanggung oleh importir untuk dapat
mengeluarkan barangnya dari pelabuhan sampai gudang.

Terus, ada nggak yang biaya asuransinya ditanggung oleh eksportir? Tentu saja ada. Untuk
itulah, ada sistem CIF.

Apa itu CIF?


CIF merupakan kependekan dari Cost, Insurance, and Freight. Seperti terlihat dari namanya,
CIF sifatnya sama persis dengan CNF di atas, hanya saja ditambahi biaya asuransi yang sudah
ditanggung oleh eksportir.

Menarik bukan? Mari kita simak ilustrasinya.

Ilustrasi FOB, CNF, dan CIF.


Perusahaan A menjual Bahan Kimia kepada Perusahaan B seharga 500 dollar perkilonya dengan
klausul FOB. Artinya, perusahaan B memang hanya membeli seharga 500 dollar (dikali total kilo
atau ton yang dibeli), tapi biaya transport di atas lautnya menjadi tanggung jawab perusahaan B.
Ada kemungkinan perusahaan mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk benar-benar
mendapatkan barang pesanannnya.

Perusahaan A menjual Bahan Kimia kepada Perusahaan B seharga 750 dollar perkilonya dengan
klausul CNF. Artinya, perusahaan B memang membeli dengan harga yang lebih mahal dibanding
contoh pertama tadi. Tapi biaya di atas laut sudah ditanggung oleh perusahaan A, sehingga bisa
saja, total uang keluarnya bisa lebih sedikit. Tapi tetap saja perusahaan B harus mengeluarkan
uang lagi untuk membayar biaya asuransi dan tetek bengek lainnya.

Perusahaan A menjual Bahan Kimia kepada Perusahaan B seharga 1000 dollar perkilonya
dengan klausul CIF. Artinya, perusahaan B membeli dengan harga yang lebih mahal lagi, tapi
bisa saja jatuhnya uang yang keluar sama atau bahkan lebih sedikit dibanding dua contoh yang
sebelumnya. Kenapa? Karena biaya asuransi sudah ditanggung oleh Perusahaan A.

Apakah pada contoh ketiga, perusahaan B sudah mengetahui pengeluaran bersihnya hanya dari
pricelist perusahaan A? Ternyata tidak. Masih ada potensi uang keluar yang mungkin keluar
untuk perusahaan B. Hal itu dikarenakan ada biaya tetek bengek lainnya yang sering muncul
setiap kali kita mengurus dokumen impor.

Lalu, adakah cara untuk menekan biaya tidak penting pada ekspor dan impor? Ada. Di seluruh
dunia ada. Kita bisa menggunakan jasa forwarder untuk membantu kita mengurus dokumen
pajak (tax), bea cukai (custom), dan lain-lainnya.
Kapan-kapan akan saya bahas tentang forwarder dan dokumen tetek-bengek di dalam impor dan
eskpor itu.

Sekarang, mari kita review lagi, apa itu FOB, CNF, dan CIF:

1. FOB: Eksportir hanya menanggung biaya pengiriman ke pelabuhan negara asal


(pelabuhan terdekat eksportir)
2. CNF: Eskportir menanggung biaya pengiriman sampai ke pelabuhan negara tujuan
(pelabuhan terdekat importir) tapi tidak termasuk biaya isuransi.
3. CIF: Eksportir menanggung biaya pengiriman sampai ke pelabuhan negara tujuan
termasuk biaya asuransinya.

Jadi, sudah cukup jelas, bukan? Jika ada yang masih ingin ditanyakan, jangan ragu untuk
menuliskannya di comment box.

Anda mungkin juga menyukai