Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dea Tika Viani

Nim : 01011382126161

Kelas (A) Ekonomi Internasional

Resume Bab 7, 8, dan 9

BAB 7 : SUMBER DAN METODE PEMBIAYAAN INTERNASIONAL


Setiap transaksi ekonomi dan keuangan internasionalterutama yang meliputi
perdagangan (ekspor dan impor barang ataupun jasa) dan investasi (ekspor dan impor
modal), biasanya selalu diikuti dengan masalah (1) sumber dan metode pembiayaan dan
(2) sistem pembayaran internasional. Pada umumnya sumber-sumber pembiayaan dalam
transaksi ekonomi internasional terdiri atas sebagai berikut.

a) Sumber dana sendiri dari pembeli/importir


b) Sumber dana berupa kredit dari penjualan/eksportir.
c) Sumber dana dari pihak ketiga, terutama dari Lembaga keuangan bank dan
nonbank.

Sumber dana tersebut di atas pada umumnya disalurkan melalui metode pembiayaan
berikut.
 Account receivable financing.
 Banker's acceptances
 Short term bank loan.
 Counter trade
 Factoring.
 Forfaiting
 Leasing.

A. ACCOUNT RECEIVABLE FINANCING


Accounting receivable financing adalah suatu metode pembiayaan yang diberikan
oleh bank kepada eksportir berdasarkan credit-worthiness yang diberikan oleh eksportir
kepada pembeli/importirnya.

B. BANKER’S ACCEPTANCE
Banker’s acceptance adalah suatu metode pembiayaan yang dilakukan dengan bill
of exchange atau time draft yang wajib dibayar oleh bank setelah jatuh tempo (maturity).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ini adalah sebagai berikut.
1) Importir melalui banknya membuka L/C kepada eksportir/penjual. yang ditujukan
2) Berdasarkan L/C yang diterimanyaeksportir akan menerbit- kan time draft yang
akan disampaikannya bersama-sama shipping document lainnya (B/L dan lain-lain)
kepada bank di tempatnya berada.
3) Bank eksportir akan mengirimkan time draft dan shipping document tersebut
kepada bank importir yang akan menerbit kan banker's acceptance.
4) Bila eksportir ingin menguangkan banker's acceptance tersebut sebelum jatuh
tempo, maka eksportir dapat meminta bank untuk menjual banker's acceptance
tersebut dengan harga discount di pasar uang (money market).

C. SHORT TERM BANK LOAN


Metode pembiayaan ini diberikan oleh bank atas dasar banker's acceptance yang
diterbitkannya untuk modal kerja dan pembelian inventory dalam bentuk pinjaman
jangka pendek.

D. COUNTER TRADE (IMBAL DAGANG)


Metode pembiayaan ini dilakukan dengan cara pertukaran barang dengan barang,
baik secara langsung maupun tidak langsung.

Variasi dari metode counter trade ini adalah sebagai berikut.


1. BARTER

Barter adalah suatu metode pembiayaan dengan cara pertukaran barang dengan
barang secara langsung antara dua negara atau perusahaan dengan kemungkinan
bahwa harga salah satu barang tidak normal (dapat lebih rendah atau lebih tinggi)
karena posisi tawar menawar (bargaining position) salah satu pihak kurang baik atau
lebih baik.
Contoh: Barter pesawat Mirage 2000 buatan Prancis dengan minyak Irak sewaktu
Perang Iran-Irak tahun 1980.
2. COUNTER PURCHASE (IMBAL BELI)
Counter purchase adalah Suatu metode pembiayaan dengan cara pertukaran
barang dengan barang secara langsung dengan harga yang normal karena bargaining
position kedua belah pihak seimbang.
Contoh: Counter purchase pesawat CN 235 IPTN dengan beras dari Thailand.
3. BUY BACK
Buy pack adalah Suatu metode pembiayaan dengan cara membiayai pembelian
suatu barang dengan produk yang dihasilkan dari barang yang dibeli tersebut.
Contoh: Pembangunan pabrik aluminium (PT Inalum) di Tanjung Balai Asahan dengan
pembiayaan dari Jepang yang dibayar dengan aluminium yang dihasilkan oleh pabrik
tersebut.
4. SWITCH TRADING
Switch trading adalah Suatu metode pembiayaan dalam perdagangan
internasional yang dilakukan dengan cara pertukaran barang dengan barang antara
pembeli dan penjual melalui pihak ketiga.
Contoh: Perusahaan Indonesia membeli bus Ikarus dari Hongaria yang dibiayai dengan
cara mengirim tekstil ke Hongaria. Namun, karena Hongaria tidak bersedia menerima
tekstil dari Indonesia, maka dicari pihak ketiga yang bersedia menerima tekstil
tersebut, misalnya perusahaan dari Yunani, sehingga pembiayaan perdagangan
tersebut dapat tetap tersedia.

5. OFF-SET
Off-set adalah Suatu metode pembiayaan dalam perdagangan internasional yang
mengaitkan pertukaran barang antara dua pihak dengan transfer tekhnologi.
Contoh: Pembelian pesawat F 16 asal Amerika oleh Indone- sia yang pembiayaannya
dikaitkan dengan transfer teknologi dari bagian ekor pesawat tersebut yang dibuat
oleh IPTN Bandung.

E.FACTORING (ANJAK PIUTANG)


Factoring yang disebut juga sebagai anjak piutang merupakan suatu sistem
pembiayaan yang diperoleh eksportir dengan menjual account receivable-nya dengan
discount tertentu kepada suatu lembaga keuangan atau commercial finance company
yang disebut sebagai factor broker di tempat eksportir berada.
Beberapa keuntungan sistem factoring ini bagi eksportir adalah sebagai berikut.
1. Dengan menjual account receivable-nya berarti eksportir tidak perlu lagi
terlibat dan memonitor administrasi account receivable-nya.
2. Eksportir segera mendapat pembayaran sehingga dapat memperbaiki cash
flow-nya.

F.FORFAITING
Metode ini umumnya digunakan untuk pembiayaan pembelian barang modal yang
cukup mahal yang dilakukan importir dengan jalan mengeluarkan promissory notes
kepada eksportir. Kemudian promissory notes ini dijual lagi kepada forfaiting bank atau
financial institution lainnya.

G.LEASING
Leasing merupakan suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal (capital goods) baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)
maupun tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan lessee selama jangka waktu
tertentu dengan pembayaran secara berkala (SK Menkeu. No. 1169/LMK.01/1999
tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha) Manfaat utama dari metode leasing adalah bahwa
lessee dapat memiliki modal kerja (working capital) yang memadai karena tidak harus
menggunakan dana yang besar untuk penyediaan barang modal.
BAB 8: SITEM PEMBAYARAN INTERNASIONAL
Dalam pelaksanaanny asumber dan metode pembiayaan internasional yang
diuraikan pada Bab 7 terdahulu disalurkan dengan menggunakan sistem pembayaran
internasional berikut:
 Cash in advance/prepayment.
 Open account.
 Private compensation.
 Letter of credit (L/C).
 Draft/commercial bill of exchange.
 Consignment (konsinyasi).

A. CASH IN ADVANCE/PREPAYMENT/ADVANCE PAYMENT


Cash in advance adalah suatu cara pembayaran yang dilakukan pembeli/importir
kepada penjual/eksportir sebelum barang dikapalkan. Pembayaran ini dilakukan secara
tunai, baik secara keseluruhan (full payment) atau sebagian (partial payment) karena
beberapa alasan berikut.
1) Permintaan atas produk melebihi penawaran produk
2) Penjual dan pembeli belum saling mengenal dan kurang saling percaya.
3) Dalam situasi darurat, misalnya peperangan
4) Mata uang negara importir termasuk mata uang lemah (soft currency) yang
berisiko tinggi

B. OPEN ACCOUNT
Open Account Pembayaran dengan sistem ini justru dilakukan kemudian setelah
produk dikirim dan laku terjual atau setelah jangka waktu tertentu karena pembeli dan
penjual sudah saling kenal dan percaya sepenuhnya atau dilakukan antara suatu
perusahaan dan afiliasinya atau intra perusahaan multinasional (MNC).
C. PRIVATE COMPENSATION
Private compensation adalah suatu metode pembayaran Internasional yang
dilakukan
Antara Pembeli dan Penjual dengan jalan melakukan kompensasi penuh atau sebagian
utang-piutang, baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui pihak ketiga),
sehingga mengurangi atau meniadakan transfer valas ke luar negeri.

D. LETTER OF CREDIT (L/C)


Letter of credit (L/C) adalah suatu surat pernyataan yang dikeluarkan oleh issuing
bank atas permintaan pembeli/importir yang ditujukan kepada
penjual/eksportir/beneficiary melalui advising/confirming bank dengan menyatakan
bahwa issuing bank akan membayar sejumlah uang tertentu apabila syarat-syarat yang
ditetapkan dalam L/C tersebut dipenuhi.

Berapa hal penting yang harus diperhatikan dalam L/C adalah sebagai berikut.
1) Sifat L/C, apakah recovable atau irrevocable
2) Tanggal expired L/C
3) Tanggal pengapalan
4) Syarat- syarat dalam L/C, misalnya apakah dapat dilakukan transhipment atau
partial shipment

E. DRAFT/WESEL/COMMERCIAL BILL OF EXCHANGE


Draft atau wesel adalah suatu surat perintah tertulis dari seorang eksportir
(drawer) yang ditujukan kepada importir (drawee) atau agennya untuk melakukan
pembayaran sejumlah tertentu dan pada jangka waktu atau tanggal tertentu kepada
pihak yang ditunjuk atau pemegang atau pembawa draft tersebut.

Macam-macam draft/wesel adalah sebagai berikut.


1) Menurut kelengkapannya
a. Clean draft adalah draft yang dapat dibayar tanpa dilengkapi dengan dokumen
lampirannya.
b. Documentary draft adalah draft yang harus dilengkapi dengan dokumen-
dokumen lampirannya, seperti berikut ini.
 Bill of lading (surat muat)
 Packing list.
 Invoice/faktur.
 Certificate of inspection.
 Certificate of origin.
 Certificate of insurance.
 Certificate of analysis
 Certificate of quality.
 Health/sanitary/veterinary certificate.
2) Menurut saat pembayarannya
a. Sight draft adalah draft yang dibayar saat diperlihatkan.
b. Date/time draft adalah draft yang dibayar pada tanggal atau setelah jangka
waktu tertentu.
F. CONSIGNMENT (KONSINYASI)
Sistem ini merupakan cara pembayaran internasional yang dilakukan oleh importir
kepada eksportir setelah barangnya laku terjual kepada pihak ketiga. Dengan sistem ini
eksportir mempunyai risiko yang tinggi sehingga lebih banyak digunakan oleh perusahaan
afiliasi atau subsidiary dari perusahaan induk (parent company) dokumen lampirannya.
BAB 9: ARUS MODAL INTERNASIONAL
Arus perdagangan barang internasional secara langsung maupun tidak langsung
mempunyai hubungan kausal dengan arus perdagangan jasa internasional, seperti
teknologi, tenaga kerja, dan khususnya arus modal internasional. Sehubungan dengan arus
modal, dapat kiranya dipahami bahwa untuk melakukan transaksi perdagangan barang
internasional di satu pihak tentu diperlukan modal internasional dan di lain pihak transaksi
tersebut menghasilkan keuntungan yang akhirnya akan terakumulasi menjadi modal baru
yang a untuk lebih meningkatkan keuntungan. akan diinvestasikan lagi untuk lebih
menguntungkan.

Secara umum arus modal internasional ini dapat bersifat hal- hal berikut.
1. Portfolio investment, yaitu arus modal internasional dalam bentuk investasi aset-
aset finansial, seperti saham (stock), obligasi (bond), dan commercial papers
lainnya.
2. Direct investment, yaitu investasi riil dalam bentuk pendirian perusahaan,
pembangunan pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan
persediaan di mana investor terlibat langsung dalam manajemen perusahaan dan
mengontrol penanaman modal tersebut.

A. MOTIF ARUS MODAL INTERNASIONAL


1. Portfolio Investment

a. High Return

Motif dasar dari international portfolio investment adalah untuk mencari tingkat
hasil yang tinggiSesuai dengan model Hecksher-Ohlin, maka penduduk suatu negara
akan membeli saham ataupun obligasi dari perusahaan yang berada di negara lain bila
memberikan return yang lebih tinggi.

b. Risk Diversification

Motif lain international portfolio investment adalah untuk diversifikasi risiko. Hal
ini dilakukan oleh para investor sesuai dengan portfolio theory yang mengatakan bahwa
investasi di berbagai surat berharga dapat menghasil- kan "return tertentu dengan risiko
yang lebih kecil" atau "return yang lebih tinggi dapat dihasilkan dengan risiko tertentu".
2. Foreign Direct Investment

a. Motif utama dari foreign direct investment ini pada dasarnya sama
mendapatkan dengan portfolio investment, yaitu untuk "return yang lebih tinggi"
melalui:
1) tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,
2) perpajakan yang lebih menguntungkan, dan
3) infrastruktur yang lebih baik.
b. Untuk melakukan diversifiksi risiko (risk diversification).
c. Untuk tetap memiliki "competitive advantage" melalui "direct control" dengan
melakukan hal-hal berikut.
1) Horizontal Intregration, Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan besar
atau multinational corporation (MNC) yang biasanya berada dalam posisi
monopolistic atau oligopolistic dengan tujuan untuk melakukan "direct
control", khususnya yang berkenaan dengan penguasaan ilmu pengetahuan
atau teknologi, dan managerial skill tertentu sehingga tetap memiliki
"competitive advantage" atau keunggulan bersaing di setiap pasar luar
negeri yang dimasuki.
2) Vertical Integration Competive advantage, melaui direct control juga
dapat dilakukan dengan vertical integration, baik secara "backward"
maupun "forward integration”.
d. Untuk menghindari tariff dan nontariff barrier yang dibebankan kepada impor
dan sekaligus memanfaat-kan berbagai insentif dalam bentuk subsidi yang
diberikan oleh pemerintah lokal untuk mendorong foreign direct investment.

B. ANALISIS EFEK KESEJAHTERAAN DARI ARUS MODAL INTERNASIONAL


(INTERNATIONAL CAPITAL FLOWS)
Analisis ini dilakukan berdasarkan kondisi persaingan di mana nilai marginal product of
capital akan ditentukan oleh hasil yang diperoleh dari capital investment yang
dilakukanAnalisis efek kesejahteraan ini dapat dijelaskan dengan grafik di bawah ini
(Dominick Salvatore1993: 359)

Penjelasan Grafik :

1. Keadaan Sebelum Terjadi Arus Modal Internasional


a. Total modal yang dimiliki negara I dan negara II adalah sebesar 0,- O, dengan
rincian negara I memiliki lebih banyak, yaitu sebesar 0, -A, dan negara II
memiliki lebih sedikit, yaitu sebesar 0,- A.
b. Bila negara I menginvestasikan seluruh capital stock sebesar O,-A di dalam
negeri, maka akan diperoleh return sebesar OC dan total product yang
diperoleh adalah sebesar 0,FGA dengan rincian berikut
(1) Sebesar O,CGA yang dimiliki oleh pemilik modal dinegara I.
(2) Sebesar CFG yang dimiliki oleh faktor produksi lainnya, seperti tenaga kerja,
tanah/bangunan, dan lain-lain di negara l.
c. Hal yang sama terjadi bila negara II menginvestasikan seluruh stock-nya
sebesar 0,- A di dalam negeri sehingga diperoleh return sebesar 0, - H dan
total product yang diperoleh adalah sebesar O,JMA dengan rincian sebagai
berikut.
1) Sebesar 0,HMA yang dimiliki oleh pemilik modal negara II.
2) Sebesar HJM yang dimiliki oleh faktor produksi lainnya, seperti tenaga
kerja, tanah/bangunan, dan lain-lain dinegara II.
Karena jumlah capital stock lebih banyak di negara I, yaitu sebesar 0,- A, sedangkan di
negara II hanya sebesar 02-A, maka return of capital di negara I lebih kecil
dibandingkan dengan return of capital di negara II atau 0,-C<0,-H. Keadaan ini
menimbulkan terjadinya arus modal dari negara I ke negara II.

2. Keadaan Setelah Terjadi Arus Modal Internasional

a. Arus modal mengalir dari negara I ke negara II sebesar AB sehingga jumlah


modal di negara I berkurang menjadi O,-B dan jumlah modal di negara II
bertambah menjadi O₂-B.
b. Dengan aliran modal ini, maka return of capital di kedua negara akan
menjadi sama, yaitu sebesar BE atau sama dengan O,N= O,T.
c. Bagi negara I dengan mengalirkan modal sebesar AB, maka total
produksi domestik akan menjadi sebesar O,FERA dengan rincian sebagai
berikut:
1) Sebesar O,FEB merupakan produksi nasional domestic
2) Ditambah dengan produksi nasional yang diperoleh dari investasi di
luar negeri sebesar ABER.
d. Dengan adanya lalu lintas modal yang bebas, maka capital return total
yang diperoleh negara I akan naik menjadi sebesar O,NRA, sedangkan
return total dari faktor produksi lainnya, seperti tenaga kerja,
tanah/bangunan, dan lain-lain, akan menurun dari CFG menjadi sebesar
NFE.
e. Bagi negara II dengan mengalirnya modal masuk (foreign investment)
sebesar AB, maka produksi domestik totalnya akan menjadi sebesar O,JEB
dengan rincian sebagai berikut.
1) Sebesar OJMA merupakan produksi nasional domestik.
2) Sebesar ABEM merupakan produksi domestik yang diperoleh dari
investasi asing di dalam negara II dengan Π rincian sebagai berikut.
* Sebesar ERM merupakan tambahan produksi nasional yang dimiliki
oleh negara II.
* Sedangkan, sebesar ABER merupakan tambahan produksi nasional
yang dimiliki oleh negara I sebagai investor.
f. Dengan adanya lalu lintas modal yang bebas, maka domestik capital return
yang diperoleh negara II akan turun dari O,AMH menjadi sebesar O,ART,
sedangkan return total dari faktor produksi lainnya, seperti tenaga kerja,
tanah/bangunan, dan lain-lain, akan naik dari HM) menjadi sebesar TEJ.
Kesimpulan : dapat dikemukakan bahwa aliran modal dari negara I ke negara II,
secara keseluruhan akan memberikan dampak positif berupa kenaikan produksi
nasional di masing- masing negara. Di samping itu, khususnya bagi negara sedang
berkembang yang memerlukan dana untuk pembangunan ekonominya, seperti
Indonesia, jelaslah bahwa foreign direct investment mempunyai beberapa dampak
positif dan negative sebagai berikut.
1. Dampak Positif

a. Sebagai sumber pembiayaan jangka panjang dan pem- bentukan modal (capital
formation).
b. Dalam foreign direct investment melekat transfer teknologi dan know-how di
bidang manajemen dan pemasaran.
c. Foreign direct investment tidak akan memberatkan balance of payment
karena tidak ada kewajiban pembayaran utang dan bunga, sedangkan transfer
keuntungan didasarkan kepada keberhasilan foreign direct investment yang
dilakukan oleh perusahaan asing tersebut.
d. Meningkatkan pembangunan regional dan sectoral
e. Meningkatkan persaingan dalam negeri yang sehat dan kewirausahaan.
f. Meningkatkan lapangan kerja.
2. Dampak Negatif

a. Munculnya dominasi industrial.


b. Ketergantungan teknologi.
c. Dapat terjadi perubahan budaya.
d. Dapat menimbulkan gangguan pada perencanaan ekonomi.
e. Dapat terjadi intervensi oleh home government dari MNC.
faktor produksi secara internasional ini juga mempunyai dilema yang dapat
merugikan dan menimbulkan kontroversi politikHal ini dapat dikatakan demikian
karena dalam jangka pendek maupun jangka panjang,
mobilitas faktor-faktor produksi ini dapat mempunyai beberapa efek positif lain di
bidang hal-hal berikut maupun negatif antara:
a. Redistribusi income.
b. Keseimbangan balance of payment
c. Penerimaan pajak.
d. Term of trade.
e. Transfer teknologi dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai