Nim : 01011382126161
Sumber dana tersebut di atas pada umumnya disalurkan melalui metode pembiayaan
berikut.
Account receivable financing.
Banker's acceptances
Short term bank loan.
Counter trade
Factoring.
Forfaiting
Leasing.
B. BANKER’S ACCEPTANCE
Banker’s acceptance adalah suatu metode pembiayaan yang dilakukan dengan bill
of exchange atau time draft yang wajib dibayar oleh bank setelah jatuh tempo (maturity).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ini adalah sebagai berikut.
1) Importir melalui banknya membuka L/C kepada eksportir/penjual. yang ditujukan
2) Berdasarkan L/C yang diterimanyaeksportir akan menerbit- kan time draft yang
akan disampaikannya bersama-sama shipping document lainnya (B/L dan lain-lain)
kepada bank di tempatnya berada.
3) Bank eksportir akan mengirimkan time draft dan shipping document tersebut
kepada bank importir yang akan menerbit kan banker's acceptance.
4) Bila eksportir ingin menguangkan banker's acceptance tersebut sebelum jatuh
tempo, maka eksportir dapat meminta bank untuk menjual banker's acceptance
tersebut dengan harga discount di pasar uang (money market).
Barter adalah suatu metode pembiayaan dengan cara pertukaran barang dengan
barang secara langsung antara dua negara atau perusahaan dengan kemungkinan
bahwa harga salah satu barang tidak normal (dapat lebih rendah atau lebih tinggi)
karena posisi tawar menawar (bargaining position) salah satu pihak kurang baik atau
lebih baik.
Contoh: Barter pesawat Mirage 2000 buatan Prancis dengan minyak Irak sewaktu
Perang Iran-Irak tahun 1980.
2. COUNTER PURCHASE (IMBAL BELI)
Counter purchase adalah Suatu metode pembiayaan dengan cara pertukaran
barang dengan barang secara langsung dengan harga yang normal karena bargaining
position kedua belah pihak seimbang.
Contoh: Counter purchase pesawat CN 235 IPTN dengan beras dari Thailand.
3. BUY BACK
Buy pack adalah Suatu metode pembiayaan dengan cara membiayai pembelian
suatu barang dengan produk yang dihasilkan dari barang yang dibeli tersebut.
Contoh: Pembangunan pabrik aluminium (PT Inalum) di Tanjung Balai Asahan dengan
pembiayaan dari Jepang yang dibayar dengan aluminium yang dihasilkan oleh pabrik
tersebut.
4. SWITCH TRADING
Switch trading adalah Suatu metode pembiayaan dalam perdagangan
internasional yang dilakukan dengan cara pertukaran barang dengan barang antara
pembeli dan penjual melalui pihak ketiga.
Contoh: Perusahaan Indonesia membeli bus Ikarus dari Hongaria yang dibiayai dengan
cara mengirim tekstil ke Hongaria. Namun, karena Hongaria tidak bersedia menerima
tekstil dari Indonesia, maka dicari pihak ketiga yang bersedia menerima tekstil
tersebut, misalnya perusahaan dari Yunani, sehingga pembiayaan perdagangan
tersebut dapat tetap tersedia.
5. OFF-SET
Off-set adalah Suatu metode pembiayaan dalam perdagangan internasional yang
mengaitkan pertukaran barang antara dua pihak dengan transfer tekhnologi.
Contoh: Pembelian pesawat F 16 asal Amerika oleh Indone- sia yang pembiayaannya
dikaitkan dengan transfer teknologi dari bagian ekor pesawat tersebut yang dibuat
oleh IPTN Bandung.
F.FORFAITING
Metode ini umumnya digunakan untuk pembiayaan pembelian barang modal yang
cukup mahal yang dilakukan importir dengan jalan mengeluarkan promissory notes
kepada eksportir. Kemudian promissory notes ini dijual lagi kepada forfaiting bank atau
financial institution lainnya.
G.LEASING
Leasing merupakan suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal (capital goods) baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)
maupun tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan lessee selama jangka waktu
tertentu dengan pembayaran secara berkala (SK Menkeu. No. 1169/LMK.01/1999
tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha) Manfaat utama dari metode leasing adalah bahwa
lessee dapat memiliki modal kerja (working capital) yang memadai karena tidak harus
menggunakan dana yang besar untuk penyediaan barang modal.
BAB 8: SITEM PEMBAYARAN INTERNASIONAL
Dalam pelaksanaanny asumber dan metode pembiayaan internasional yang
diuraikan pada Bab 7 terdahulu disalurkan dengan menggunakan sistem pembayaran
internasional berikut:
Cash in advance/prepayment.
Open account.
Private compensation.
Letter of credit (L/C).
Draft/commercial bill of exchange.
Consignment (konsinyasi).
B. OPEN ACCOUNT
Open Account Pembayaran dengan sistem ini justru dilakukan kemudian setelah
produk dikirim dan laku terjual atau setelah jangka waktu tertentu karena pembeli dan
penjual sudah saling kenal dan percaya sepenuhnya atau dilakukan antara suatu
perusahaan dan afiliasinya atau intra perusahaan multinasional (MNC).
C. PRIVATE COMPENSATION
Private compensation adalah suatu metode pembayaran Internasional yang
dilakukan
Antara Pembeli dan Penjual dengan jalan melakukan kompensasi penuh atau sebagian
utang-piutang, baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui pihak ketiga),
sehingga mengurangi atau meniadakan transfer valas ke luar negeri.
Berapa hal penting yang harus diperhatikan dalam L/C adalah sebagai berikut.
1) Sifat L/C, apakah recovable atau irrevocable
2) Tanggal expired L/C
3) Tanggal pengapalan
4) Syarat- syarat dalam L/C, misalnya apakah dapat dilakukan transhipment atau
partial shipment
Secara umum arus modal internasional ini dapat bersifat hal- hal berikut.
1. Portfolio investment, yaitu arus modal internasional dalam bentuk investasi aset-
aset finansial, seperti saham (stock), obligasi (bond), dan commercial papers
lainnya.
2. Direct investment, yaitu investasi riil dalam bentuk pendirian perusahaan,
pembangunan pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan
persediaan di mana investor terlibat langsung dalam manajemen perusahaan dan
mengontrol penanaman modal tersebut.
a. High Return
Motif dasar dari international portfolio investment adalah untuk mencari tingkat
hasil yang tinggiSesuai dengan model Hecksher-Ohlin, maka penduduk suatu negara
akan membeli saham ataupun obligasi dari perusahaan yang berada di negara lain bila
memberikan return yang lebih tinggi.
b. Risk Diversification
Motif lain international portfolio investment adalah untuk diversifikasi risiko. Hal
ini dilakukan oleh para investor sesuai dengan portfolio theory yang mengatakan bahwa
investasi di berbagai surat berharga dapat menghasil- kan "return tertentu dengan risiko
yang lebih kecil" atau "return yang lebih tinggi dapat dihasilkan dengan risiko tertentu".
2. Foreign Direct Investment
a. Motif utama dari foreign direct investment ini pada dasarnya sama
mendapatkan dengan portfolio investment, yaitu untuk "return yang lebih tinggi"
melalui:
1) tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,
2) perpajakan yang lebih menguntungkan, dan
3) infrastruktur yang lebih baik.
b. Untuk melakukan diversifiksi risiko (risk diversification).
c. Untuk tetap memiliki "competitive advantage" melalui "direct control" dengan
melakukan hal-hal berikut.
1) Horizontal Intregration, Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan besar
atau multinational corporation (MNC) yang biasanya berada dalam posisi
monopolistic atau oligopolistic dengan tujuan untuk melakukan "direct
control", khususnya yang berkenaan dengan penguasaan ilmu pengetahuan
atau teknologi, dan managerial skill tertentu sehingga tetap memiliki
"competitive advantage" atau keunggulan bersaing di setiap pasar luar
negeri yang dimasuki.
2) Vertical Integration Competive advantage, melaui direct control juga
dapat dilakukan dengan vertical integration, baik secara "backward"
maupun "forward integration”.
d. Untuk menghindari tariff dan nontariff barrier yang dibebankan kepada impor
dan sekaligus memanfaat-kan berbagai insentif dalam bentuk subsidi yang
diberikan oleh pemerintah lokal untuk mendorong foreign direct investment.
Penjelasan Grafik :
a. Sebagai sumber pembiayaan jangka panjang dan pem- bentukan modal (capital
formation).
b. Dalam foreign direct investment melekat transfer teknologi dan know-how di
bidang manajemen dan pemasaran.
c. Foreign direct investment tidak akan memberatkan balance of payment
karena tidak ada kewajiban pembayaran utang dan bunga, sedangkan transfer
keuntungan didasarkan kepada keberhasilan foreign direct investment yang
dilakukan oleh perusahaan asing tersebut.
d. Meningkatkan pembangunan regional dan sectoral
e. Meningkatkan persaingan dalam negeri yang sehat dan kewirausahaan.
f. Meningkatkan lapangan kerja.
2. Dampak Negatif