Anda di halaman 1dari 9

LETTER OF CREDIT (L/C) DAN BANK GARANSI

A. Letter Of Credit (L/C)


Letter Of Credit atau yang biasa disebut dengan L/C adalah suatu fasilitas
atau jasa yang diberikan oleh bank kepada nasabah dalam rangka mempermudah
dan memperlancar transaksi jual beli barang terutama yang berkaitan dengan
ekspor impor. Dasar hukum L/C di Indonesia adalah terbitnya Surat Edaran Bank
Indonesia No. 26/34/ULN tanggal 17 Desember 1993 tentang Uniform Customs
And Practice For Documentary Credits 1993 Revision-International Chamber of
Commerce Publication No. 500 (“UCP”) mengatur bahwa jika dalam penerbitan
L/C disepakati untuk menerapkan UCP maka dalam L/C nya harus secara tegas
mencantumkan penundukan pada UCP. Dengan demikian, walaupun tidak
mewajibkan suatu L/C harus tunduk pada UCP, namun Bank Indonesia
mendukung agar UCP dipergunakan dalam praktek penerbitan L/C oleh bank-
bank umum.
UCP pertama kali diterbitkan oleh International Chamber of Commerce
(“ICC”) pada tahun 1933 dan telah beberapa kali mengalami perubahan dan yang
terakhir diubah pada tahun 1993; Uniform Customs and Practice for
Documentary Credits 1993 Revision International Chamber of Commerce atau
yang lebih dikenal dengan “UCP 500”. UCP bertujuan menciptakan keseragaman
praktek L/C secara internasional. UCP merupakan pedoman dalam pelaksanaan
L/C sehingga sejauh mungkin dapat dihindari perbedaan atau kesalahan
penafsiran diantara para pihak yang bertransaksi
Definisi Letter of Credit ( LC ) menurut UCP 500 adalah Surat Berharga,
yang merupakan alat bayar untuk sesuatu transaksi ekspor-impor, sehingga
pengaturan hukum atas Letter of Credit tersebut diatur dalam perjanjian
Internasional (bukan perjanjian Nasional / Indonesia ) yang dikuti oleh semua
Negara-negara didunia, yaitu menggunakan UCP.500 ( United Custom
Practice .500)
Letter of Credit memiliki beberapa peran dalam perdagangan
internasional, diantaranya :
1. memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor

1
2. mengamankan dana yang disediakan importir untuk membayar barang
impor
3. menjamin kelengkapan dokumen pengapalan

1. Jenis-jenis Letter Of Credit


Secara umum ada beberapa jenis L/C :
1. Revocable L/C adalah L/C yang dapat dibatalkan kembali kapan saja
oleh importer tanpa memerlukan persetujuan eksportir.
2. Irrevocable L/C, adalah L/C yang dibuka oleh bank devisa untuk
eksportir, dimana Opening Bank mengikatkan diri untuk melunasi
wesel-wesel yang ditarik dalam jangka waktu berlakunya L/C. L/C
tersebut tidak dapat dibatalkan selama jangka waktu yang dimaksud,
kecuali dengan persetujuan semua pihak yang terlibat.
3. Irrevocable Confirmed L/C, adalah L/C yang tidak dapat dibatalkan atau
diubah selama jangka waktu berlakunya, kecuali bila mendapat
persetujuan dari semua pihak yang terlibat dengan L/C itu.
4. Irrevocable Unconfirmed L/C, L/C ini sama dengan irrevocable L/C
biasa kecuali bahwa L/C ini diadviskan melaluimsebuah bank lain yang
tidak menyatakan tambahan penanggungan kewajiban apapun atas L/C
tersebut.
5. Revolving L/C, adalah L/C yang berdasarkan syarat-syaratnya
jumlahnya diperbaharui atau dinyatakan berlaku kembali secara
otomatis tanpa memerlukan perubahan khusus pada L/C tersebut.
6. Red Clause L/C, adalah L/C yang menguasakan advising, negotiating
atau confirming bank untuk memberikan pembayaran di muka kepada
beneficiary (eksportir) sebelum pengajuan dokumen-dokumen.
7. Transferable L/C, adalah L/C yang memberi hak kepada eksportir
penerima untuk mengoperkan atau menguasakan haknya atas L/C itu
kepada pihak lain atau eksportir lain yang menyanggupi.
8. Back to Back L/C, merupakan dua L/C yang identik, kecuali harganya
dan tanggal pengapalan serta tanggal berlakunya L/C.

2
Pada umumnya jangka waktu sebuah L/C dikaitkan dengan jangka
waktu pembayaran wesel L/C yang bersangkutan yang lazim dinamakan
“tenor”, yang dibedakan dalam :
1. Sight L/C, yang mengandung syarat pembayaran berjangka “at sight”
(segera pada saat diunjuk atau diserahkan);
2. Time L/C atau Term L/C atau Usance L/C, mengandung syarat
pembayaran berjangka yang lebih sering dikenal dengan penggunaan
istilah “usance”.
Dalam hal usance L/C ada 2 alternatif syarat pembayaran yang dapat
dikaitkan, yakni :
a. negosiasi wesel “at sight”
b. negosiasi wesel “at usance”

2. Pihak-pihak Dalam Letter Of Credit


a. Pembeli, atau disebut juga applicant/account
party/accountee/importir/ buyer adalah pihak yang memohon
pembukaan L/C dari bank.
b. Penjual, atau disebut juga beneficiary/party to be
paid/exporter/seller/shipper adalah pihak kepada siapa L/C
diterbitkan/diperuntukkan.
c. Bank pembuka/penerbit L/C disebut juga opening bank/issuing
bank/importer’s bank. Bank pembeli yang membuka/menerbitkan
L/C kepada beneficiary, biasanya melalui perantaraan bank di negara
beneficiary.
d. Bank penerus L/C, disebut juga advising bank/seller’s bank/foreign
correspondent bank adalah bank yang memberitahukan/meneruskan
L/C dan menegaskan kebenaran/otentikasi dari L/C tersebut kepada
eksportir tanpa disertai kewajiban lain. Bank ini dapat juga
dimungkinkan sebagai paying bank atau confirming bank, bahkan
sebagai issuing bank dalam hal berbeda dengan opening bank.
e. Bank yang menegaskan/menjamin pembayaran atas L/C, disebut juga
confirming bank/foreign corespondent bank adalah bank kedua,
biasanya advising bank yang bertindak sebagai confirming bank, yakni

3
menegaskan kepada beneficiary/eksportir bahwa L/C tersebut otentik
dan bilamana importer atau opening bank tidak melakukan
pembayaran maka bank kedua ini akanmembayarnya.
f. Bank pembayar atau disebut juga paying bank, adalah bank yang
namanya disebutkan dalam L/C sebagai pihak yang melakukan
pembayaran kepada beneficiary/eksportir asalkan dokumen-dokumen
sesuai dengan syarat-syarat L/C
g. Bank menegoisasi atau disebut juga negotiating bank adalah bank
yang menyetujui untuk membeli wesel (draft) dari
beneficiary/eksportir.
h. Bank yang diminta mengganti pembayaran (mereimburse) atau
disebut juga reimbursing bank . Bilamana antarabank eksportir dan
bank importir tidak ada hubungan rekening, maka untuk penyelesaian
pembayarannya biasanya ditunjuk bank ketiga.

3. Mekanisme Pembayaran Dengan L/C


a. Buyer mengajukan aplikasi pembukaan L/C kepada Issuing Bank
b. Issuing Bank mendebet rekening Applicant untuk deposit margin
c. Issuing membuka L/C dan mengirim berita kepada korespondennya di
Negara eksportir, disertai dengan nomor bank.
d. Advising Bank sebagai bank penerima akan memeriksa kebenaran test
key (kalau pembukaan L/C dengan Telex/Fax) dan memeriksa tanda
tangan pada L/C (kalau L/C dibuka dengan mail).
e. Advising Bank mengadviskan L/C kepada Beneficiary
f. Beneficiary (eksportir) mengirimkan barang melalui Maskapai
Perkapalan dengan instruksi pada Shipping Order supaya consignee
dicantumkan Negotiating Bank
g. Eksportir melengkapi dokumen lainnya yang disyaratkan dalam L/C,
kemudian menyerahkannya kepada Negotiating Bank
h. Negotiating Bank mengirimkan dokumen kepada Issuing Bank, dengan
pembayaran kepada eksportir sesuai avaibility dari pada L/C
i. Issuing memberitahukan tibanya dokumen kepada Applicant
(importir) dan melakukan perhitungan kekurangan pembayaran L/C

4
j. Issuing mendebet rekening applicant atas kekurangan di atas (9)
k. Issuing menyerahkan shipping dokumen kepada importir
l. Reimbursing Bank mendebet rekening issuing bank atas klaim dari
negotiating bank
m. Reimbursing Bank mengkredit rekening Negotiating Bank
n.
4. Dokumen-dokumen Dalam Letter Of Credit
1. Commercial Invoice/ faktur dagang, merupakan dokumen utama yang
menerangkan uraian barang secara rinci; harus memuat uraian barang
secara lengkap dan benar sesuai dengan uraian barang dalam L/C.
2. Transport Document/dokumen pengangkutan,dokumentasi
pengangkutan yang sering dijumpai dalam perdagangan antar negara
adalah bill of lading. Bill of lading adalah dokumen pengangkutan yang
ditandatangani oleh pengangkut atau agennya yang menyatakan
bahwa barang telah dikapalkan dengan kapal tertentu dengan suatu
tujuan yang khusus serta mencantumkan syarat-syarat pengangkutan.
3. Insurance Document/ dokumen asuransi
4. Dokumen-dokumen lanjutan (UCP 500 Article 21) jika ada, seperti :
Certificate of Origin, Certificate of Analysis, Packing List, Weight dll.
Bill of lading memiliki 3 fungsi:
1. Tanda terima barang oleh pemilik kapal;
2. Kontrak pengangkutan barang antara pengirim dan pengangkut;
3. Dokumen kepemilikan (title of document).

5. Pilihan Hukum Dalam Letter Of Credit


UCP tidak mengatur pilihan hukum untuk menyelesaikan kasus L/C.
Dengan menundukkan diri pada UCP para pihak hanya menundukkan diri
pada ketentuan yang terdapat pada UCP yang pada umumnya hanya terkait
dengan prosedur pelaksanaan L/C.Berkenaan dengan hal-hal yang tidak
diatur dalam L/C, para pihak dapat menentukan pilihan hukum nasional
suatu negara tertentu. Hal demikian sebagaimana dinyatakan ICC:

5
Dengan demikian, pilihan hukum, baik menyangkut governing law
(hukum negara yang berlaku) ataupun jurisdiction (badan peradilan yang
berwenang) dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Ditentukan di awal atau disepakati dalam kontrak; atau
2. Ditentukan kemudian, setelah ditetapkanya kontrak atau setelah
terjadi dispute, melalui putusan hakim atau arbitrator, dengan
memperhatikan azas ketertiban umum, asas hukum perdata
internasional dan hukum kebiasaan internasional.
Apabila pilihan hukum tidak dinyatakan secara tegas, maka hakim
yang akan menetapkan governing law berdasarkan beberapa teori dalam
hukum perdata internasional, yaitu :
a. Lex loci contractus.
pilihan hukum didasarkan pada tempat L/C dibuat, yang dengan
demikian akan diberlakukan hukum negara dari Issuing Bank;
b. Lex loci solutionis.
pilihan hukum didasarkan pada tempat kontrak dilaksanakan, yang
dalam hal ini meliputi penerbitan dan pembayaran L/C yang semuanya
dilaksanakan di negara Issuing Bank. Dengan demikian hukum negara
yang dipilih adalah hukum negara dari Issuing Bank;
c. The closest and most real connection atau The most characteristic
connection
pilihan hukum didasarkan pada keterkaitan yang paling dekat dan nyata
dengan transaksi atau pada prestasi yang paling karakteristik.
Berdasarkan teori ini, keterkaitan yang paling nyata dan paling dekat
ditemukan di negara Issuing Bank, yaitu berupa tempat diterbitkannya
L/C, tempat dilakukannya perubahan L/C, tempat dilaksanakannya
pemeriksaan dokumen dan tempat dilaksanakannya pembayaran L/C.
Namun, pemberlakuan hukum negara Beneficiary juga dimungkinkan
apabila penerusan L/C, pemeriksaan dokumen, pembayaran L/C
dilakukan di negara Beneficiary.

B. Bank Garansi

6
Dasar hukum Bank Garansi, adalah perjanjian penanggungan (borgtocht)
yang diatur dalam KUH Perdata pasal 1820 s/d 1850.Untuk menjamin
kelangsungan Bank Garansi, maka penanggung mempunyai “Hak istimewa “ yang
diberikan undang-undang, yaitu untuk memilih salah satu pasal ; menggunakan
pasal 1831 KUH Perdata atau pasal 1832 KUH Perdata.
Garansi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Guarantee” dan dari bahasa
Belanda “Garantie” yang artinya adalah jaminan. Sedangkan Garansi berdasarkan
Surat Keputusan (SK) Direksi Bank Indonesia No.23/88/KEP/DIR tanggal 18
Maret 1991 memiliki pengertian sebagai berikut :
1. Garansi/jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank yang
mengakibatkan kewajiban membayar terhadap yang menerima jaminan
apabila pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi).
2. Garansi dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atas surat
berharga seperti aval dan endosemen dengan hak regres yang dapat
menimbulkan kewajiban membayar bagi bank apabila yang dijamin cidera
janji.
3. Garansi lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat, sehingga dapat
menimbulkan kewajiban finansial bagi bank.
Bank Garansi adalah jaminan yang diberikan oleh bank, dimana bank
menyatakan suatu pengakuan tertulis yang isinya menyetujui mengikat diri
kepada penerima jaminan dalam jangka waktu dan syarat-syarat tertentu,
apabila di kemudian hari ternyata si terjamin tidak memenuhi kewajibannya
kepada si penerima jaminan.
Y. Sunyoto memberikan definisi mengenai bank garansi yaitu ”Bank
garansi itu merupakan jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank
atau oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yang mengakibatkan
kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang
dijamin cidera janji (wanprestasi).”1
Pengertian Bank Garansi dalam Surat Edaran Bank Indonesia
No.23/7/UKU tanggal 18 Maret 1991 jo SK Direksi BI No.23/88/KEP/DIR tanggal
18 Maret 1991 tentang Pemberian Garansi oleh Bank termasuk penggantian atau
perubahannyaadalah Pemberian janji secara tertulis dari Bank kepada Obligee
1
Y. Sunyoto., Hukum Perbankan Di Indonesia, Jakarta, Sebelas Maret Unversity
Press,1995, hal. 32.

7
untuk jangka waktu tertentu, jumlah tertentu dan keperluan tertentu bahwa
Bank akan membayar kewajiban Principal apabila yang bersangkutan
wanprestasi .
Menurut Widjanarto, jenis Bank Garansi (BG) yang dapat diberikan oleh
bank, antara lain adalah:2
1. Bank garansi untuk jaminan tender dalam negeri (tender bid bond). Bank
garansi jenis ini diberikan kepada peserta tender yang diadakan oleh pihak-
pihak di Indonesia dalam rangka suatu proyek atau suatu pesanan. Bank
Garansi tersebut tidak dapat dipakai sebagai jaminan bank untuk penarikan
uang muka dan berlaku untuk satu kali tender saja;
2. Bank Garansi untuk jaminan penerimaan panjar/uang muka atau voorschot.
Dalam suatu kontrak kerja/pembelian suatu proyek/barang, adakalanya
pemilik proyek/pembeli barang lebih dahulu sehingga atas uang
muka/penyerahan barang tersebut diperlukan adanya Bank Garansi;
3. Bank Garansi untuk bea cukai guna penangguhan bea masuk. Bank Garansi
jenis ini diberikan kepada importir yang memasukkan barang ke dalam
negeri. Bank Garansi untuk importir tersebut biasanya hanya dapat
diberikan apabila L/C importirnya dibuka melalui bank penerbit Bank
Garansi;
4. Bank Garansi untuk bea dan cukai guna penangguhan pembayaran pita
cukai/tembakau. Bank Garansi jenis ini biasanya diberikan kepada
perusahaan-perusahaan rokok besar yang bonafid;
5. Bank Garansi untuk penyalur/agen/dealer/depot holder sehubungan
dengan transaksi yang bertalian dalam rangka penunjukan oleh produsen.
6. maupun yang bukan produsen; dan
7. Lain-lain jenis Bank Garansi yang diperkenankan oleh peraturan Bank
Indonesia maupun pemerintah.
Pada penerbitan suatu bank garansi terdapat 3 (tiga) pihak yaitu:
a. Pihak sebagai penjamin;
b. Pihak nasabah sebagai terjamin; dan
c. Pihak yang menerima jaminan.

2
HR. Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Bandung, Citra Adtya Bakti, 2005, hal.
88

8
Jenis-jenis Bank Garansi yang berlaku secara umum dalam praktek antara
lain:
1. Bid Bond/Tender Bond
menjamin bahwa kontraktor/leveransir/peserta tender sebagai Pemohon
tidak akan mengundurkan diri selama masa tender berlangsung dan
bersedia menandatangani kontrak setelah ditunjuk sebagai pemenang
tender.
2. Performance Bond atau Bank Garansi Pelaksanaan
merupakan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi guna
menjamin terselesaikannya dengan baik suatu proyek oleh kontraktor.
3. Advance Payment Bond atau Bank Garansi Uang Muka
Jaminan yang menjamin bahwa Principal akan sanggup mengembalikan
uang muka yang telah diterimanya dari Obligee sesuai dengan ketentuan
dalam kontrak setelah terlebih dahulu memperhitungkan Progress
Pekerjaan, bila tidak maka Surety (Penjamin) akan membayar ganti rugi
kepada Obligee.
4. Maintenance Bond/ Retention Bond atau Bank Garansi Pemeliharaan
5. Bank Garansi kepada Maskapai Pelayaran (Shipping Guarantee)
6. Bank Garansi untuk Pita Cukai Tembakau
7. Bank Garansi untuk Perdagangan (Agen, Dealer)
8. Bank Garansi untuk Penangguhan Bea Masuk
9. Bank Garansi untuk Pembelian Aktiva Tetap
10. Bank Garansi kepada Departemen Pertambangan dan Energi
11. Bank Garansi untuk menjamin Pemberi Kredit
12. Bank Garansi untuk Pembelian/Pengadaan Bahan Baku

Anda mungkin juga menyukai