Anda di halaman 1dari 18

Sekilas Tentang

Letter of credit
Bank dari pihak importir mengonfirmasikan dibukannya L/C oleh importir atas nama eksportir.
Eksportir menyerahkan barang dan mendapatkan bill of lading.
Eksportir menukarkan bill of lading dengan uang, bill of lading kemudian diteruskan oleh bank
kepada importir
Importir menukarkan bill tersebut dengan barang.
Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah sebuah cara
pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa
menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri
(kepada pemesan).Daftar isi [sembunyikan]
1 Pelaku L/C
2 Tata cara pembayaran dengan L/C
3 Jenis-jenis L/C
4 UCP 600
5 Lihat pula
Pelaku L/C
Applicant atau pemohon kredit adalah importir (pembeli) yang mengajukan aplikasi L/C.
Beneficiary adalah eksportir (penjual) yang menerima L/C.
Issuing bank atau opening adalah bank pembuka L/C.
Advising bank adalah bank yang meneruskan L/C, yaitu bank koresponden (agen) yang
meneruskan L/C kepada beneficiary. Bank tidak bertanggung jawab atas isi L/C dan hanya
bertindak sebagai perantara.
Confirming bank adalah bank yang melakukan konfirmasi atas permintaan issuing bank dan
menjamin sepenuhnya pembayaran.
Paying bank adalah bank yang secara khusus ditunjuk dalam L/C untuk melakukan pembayaran
dan beneficiary berkewajiban menyerahkan dokumen kepada bank tersebut.
Carrier adalah penyimpanan barang yang diperjualbelikan.
Tata cara pembayaran dengan L/C
1. Importir meminta kepada banknya (bank devisa) untuk membuka suatu L/C untuk dan atas
nama eksportir. Dalam hal ini, importir bertindak sebagai opener. Bila importir sudah memenuhi
ketentuan yang berlaku untuk impor seperti keharusan adanya surat izin impor, maka bank
melakukan kontrak valuta (KV) dengan importir dan melaksanakan pembukaan L/C atas nama
importir. Bank dalam hal ini bertindak sebagai opening/issuing bank. Pembukaan L/C ini
dilakukan melalui salah satu koresponden bank di luar negeri. Koresponden bank yang bertindak
sebagai perantara kedua ini disebut sebagai advising bank atau notifiying bank. Advising bank

memberitahukan kepada eksportir mengenai pembukaan L/C tersebut. Eksportir yang menerima
L/C disebut beneficiary.
2. Eksportir menyerahkan barang ke Carrier, sebagai gantinya Eksportir akan mendapatkan bill
of lading.
3. Eksportir menyerahkan bill of lading kepada bank untuk mendapatkan pembayaran. Paying
bank kemudian menyerahkan sejumlah uang setelah mereka mendapatkan bill of lading tersebut
dari eksportir. Bill of lading tersebut kemudian diberikan kepada Importir.
4. Importir menyerahkan bill of lading kepada Carrier untuk ditukarkan dengan barang yang
dikirimkan oleh eksportir.
L/C IMPOR

Copy API (Angka Pengenal Importir).


SIUP/NPWP/TDP/Akte Pendirian Perusahaan.
Copy KTP pejabat perusahaan.
Copy tanda tangan pejabat yang berwenang menandatangani dokumen
impor.
Mengisi & menandatangani Formulir Syarat-syarat Umum Pembukaan L/C.
Mengisi dan menandatangani formulir Penggunaan Fasilitas L/C Sight/Usance.
Membuka rekening di Bank (untuk memudahkan pemotongan biaya-biaya
yang timbul dalam proses L/C Impor).

SKBDN ( Surat Berdokumen Dalam Negeri)

SIUP/NPWP/TDP/Akte Pendirian Perusahaan.


Copy KTP pejabat perusahaan.
Copy tanda tangan pejabat yang berwenang menandatangani dokumen
SKBDN.
Mengisi & menandatangani Formulir Syarat-syarat Umum Pembukaan SKBDN.
Membuka rekening di Bank.

LC EKSPOR

SIUP/NPWP/TDP/Akte Pendirian Perusahaan.


Copy KTP pejabat perusahaan.
Copy tanda tangan pejabat yang berwenang menandatangani dokumen
ekspor.
Mengisi & menandatangani Formulir Syarat-syarat Umum Pengoperan Wesel
Ekspor.
Menyerahkan L/C asli untuk negosiasi (jika L/C tidak melalui Bank Pelaksana
Negosasi).
Membuka rekening di Bank.

Jenis-jenis L/C :
Revocable L/C
Adalah L/C yang sewaktu-waktu dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh opener atau
oleh issuing bank tanpa memerlukan persetujuan dari beneficiary.
Irrevocable L/C
Irrevocable L/C
adalah L/C yang tidak bisa dibatalkan selama jangka berlaku (validity) yang ditentukan dalam
L/C tersebut dan opening bank tetap menjamin untuk menerima wesel-wesel yang ditarik atas
L/C tersebut. Pembatalan mungkin juga dilakukan, tetapi harus atas persetujuan semua pihak
yang bersangkutan dengan L/C tersebut.
Irrevocable dan Confirmed L/C
L/C ini diangggap paling sempurna dan paling aman dari sudut penerima L/C (beneficiary)
karena pembayaran atau pelunasan wesel yang ditarik atas L/C ini dijamin sepenuhnya oleh
opening bank maupun oleh advising bank, bila segala syarat-syarat dipenuhi, serta tidak mudah
dibatalkan karena sifatnya yang irrevocable.
Clean Letter of Credit
Dalam L/C ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain untuk penarikan suatu wesel. Artinya, tidak
diperlukan dokumen-dokumen lainnya, bahkan pengambilan uang dari kredit yang tersedia dapat
dilakukan dengan penyerahan kuitansi biasa.
Stand by Letter Of Credit
Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai stand by oleh pihak beneficiary atau bank
atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu
kontrak atau gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang
bersangkutan akan membayar kepada beneficary atas penyerahan selembar sight draft dan surat
pernyataan dari beneficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat
melaksanakan kontrak yang disetujui, membayar pinjaman atau memenuhi kewajiban lain itu.
L/C selain sebagai alat pembayaran, dapat juga diterbitkan sebagai alat penjaminan yang disebut
dengan SBLC yaitu jaminan dari Issuing Bank untuk membayar kepada Beneficiary apabila
persyaratan pencairan SBLC dipenuhi oleh Beneficiary. SBLC pada umumnya diterbitkan untuk
menjamin suatu transaksi jasa (lain halnya dengan L/C yang diterbitkan berkenaan dengan
transaksi perdagangan).
Klausula minimal yang harus dimuat dalam SBLC adalah: (i) irrevocable, (ii) Issuing Bank
terikat untuk membayar atas pengajuan pernyataan dari Beneficiary ihwal terjadinya wanprestasi

oleh Applicant, (iii) tanggal jatuh tempo, (iv) masa berlaku SBLC dan (v) penundukan diri pada
UCP.
Pada dasarnya pencairan SBLC tidak memerlukan pembuktian telah terjadi default, mengingat
SBLC merupakan kontrak terpisah dari underlying transaction, dan dokumen yang diperlukan
untuk mengajukan klaim ataupun mencairkan SBLC dalam prakteknya adalah claim statement
dan draft.
SBLC sebagai jaminan, apabila dibandingkan dengan jaminan lainnya seperti demand guarantee
atau accessory guarantee atau garansi bank, sering disebut sebagai instrument yang merupakan:
1. Primary obligations, dengan demikian SBLC bukan merupakan suatu garansi bank biasa,
yang mana Issuing Bank dapat membuktikan terlebih dahulu apakah Applicant telah
default atau bahkan meminta pengadilan untuk menyita dan melelang harta Applicant
terlebih dahulu sehingga menempatkan Issuing Bank sebagai second obligor;
2. Payable on first demand, yang mana Issuing Bank akan melakukan pembayaran saat
pertama sekali diajukan permintaan pencairan oleh Beneficiary.
3. Inherent reliability, dalam SBLC melekat suatu kepercayaan dari Beneficiary kepada
Issuing Bank;
4. Convenience, yaitu memiliki fungsi yang tepat dan baik sebagai jaminan;
5. Flexibility, instrument yang fleksibel.
SBLC dilaksanakan berdasarkan terjadinya wanprestasi (negative antecedent), dengan demikian
pembayaran/pencairan didasarkan adanya pernyataan wanprestasi dari Beneficiary. Lain halnya
dengan L/C, L/C diterbitkan untuk mendorong Beneficiary agar mengajukan dokumen-dokumen
yang sesuai dengan persyaratan L/C sehingga Issuing Bank akan melakukan pembayaran
(positive antecedent).
SBLC mendasarkan diri pada dasar hukum yang sama dengan L/C yaitu UCP, oleh karenanya
setiap ketentuan yang dalam UCP berlaku juga bagi SBLC sepanjang dapat diaplikasikan.
Namun demikian sejak tanggal 1 Januari 1999, SBLC dapat juga tunduk pada International
Standby Practices tahun 1998 (ISP 98). ISP 98 hingga saat ini belum diratifikasi ataupun
direkomendasikan oleh BI walaupun sudah mulai diberlakukan oleh beberapa bank di
Hongkong, USA dan beberapa negara di Eropa.

Red Clause Letter Of Credit


Red Clause Letter Of Credit adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu
menyangkut sesuatu hal yang sifatnya didahulukan. Adapun yang didahulukan disini adalah
pembayaran atas L/C oleh bank yang dilakukan sebelum dokumen-dokumen yang disyaratkan
diserahkan. Atas dasar inilah maka red clause L/C termasuk dalam golongan yang disebut anti
cipatory credit. Bilang z bisa dapat DP diawal (down payment)

Green Ink Clause Letter Of Credit


Green ink clause letter of credit hampir serupa dengan red clause L/C, yakni juga memberikan
uang muka kepada beneficiary sebelum pengapalan barang-barang dilakukan.
Documentary Letter of Credit
Penarikan uang atau kredit yang tersedia harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen lain
sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari L/C.
Documentary L/C dengan Red Clause
Jenis L/C ini, penerima L/C (beneficiary) diberi hak untuk menarik sebagian dari jumlah L/C
yang tersedia dengan penyerahan kuitansi biasa atau dengan penarikan wesel tanpa memerlukan
dokumen lainnya, sedangkan sisanya dilaksanakan seperti dalam hal documentary L/C. L/C ini
merupakan kombinasi open L/C dengan documentary L/C.
Revolving L/C
L/C ini memungkinkan kredit yang tersedia dipakai ulang tanpa mengadakan perubahan syarat
khusus pada L/C tersebut. Misalnya, untuk jangka waktu enam bulan, kredit tersedia setiap
bulannya US$ 1.200, berarti secara otomatis setiap bulan (selama enam bulan) kredit tersedia
sebesar US$ 1.200, tidak peduli apakah jumlah itu dipakai atau tidak.
Back to Back L/C
Dalam L/C ini, penerima (beneficiary) biasanya bukan pemilik barang, tetapi hanya perantara.
Oleh karena itu, penerima L/C ini terpaksa meminta bantuan banknya untuk membuka L/C untuk
pemilik barang-barang yang sebenarnya dengan menjaminkan L/C yang diterimanya dari luar
negeri.
Transferable L/C
Beneficiary berhak meminta kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan
pembayaran/akseptasi kepada setiap bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk menyerahkan
hak atas kredit sepenuhnya/sebagian kepada pihak ketiga.
Transferable L/C (pasal 48 UCP) merupakan L/C yang dapat dialihkan oleh
Beneficiary, baik sebagian atau seluruhnya, kepada satu atau beberapa pihak
lainnya (pemasok) melalui perantaraan bank, apabila Issuing Bank menyatakan
demikian (bersifat transferable). Nilai L/C yang dialihkan pada dasarnya lebih
rencah dari nilai L/C semula yang diterima dari Issuing Bank, atau dengan kata lain
Beneficary akan menerima pembayaran yang lebih besar dari Issuing Bank

dibanding jumlah yang dibayarkan Beneficiary kepada pemasok-pemasoknya


(transferee). Selama tidak diatur lain, maka pengalihan hanya dapat dilakukan satu
kali.
Non Transferable = tidak dapat dialihkan, end buyer ke end seller langsung,
funder/trading/agent/median pakai baju perusahaan, nga usah ikutan, kya nih sih
kenyataan dilapangan . hahaha
Sight L/C
adalah L/C yang bilamana semua persyaratan dipenuhi, maka bank negosiasi
paling lama dalam 7 hari kerja wajib melunasi/membayar nominal L/C kepada
eksportir.

Dengan demikian, Sight L/C (L/C unjuk) bisa dikategorikan sebagai L/C yang
tunai, pada saat diperlihatkan semua dokumen pengapalan (shipping
Documents) yang lengkap tanpa penyimpangan (Disccrepancies) pada saat
itulah pembayaran akan dilakukan oleh bank kepada eksportir. Oleh karena itu
digolongkan sebagai L/C yang aman (Safety L/C).
Usance L/C

Berbeda dengan Sight L/C, maka Usance LC dimaksudkan bahwa


pembayaran baru bisa dilunasi jika L/C tersebut sudah jatuh tempo yaitu
sekian hari dari tanggal pengapalan / tanggal Bill of Lading, dengan demikian
berarti eksportir memberi kredit kepada importir dimana barang dikirim
terlebih dahulu, kemudian pembayaran dilakukan. Usance L/C dapat
dilakukan kalau eksportir sudah percaya dengan importir
Confirmed L/C
Adalah L/C yang pembayarannya dijamin oleh dua bank, yakni bank pembuat L/C
dan bank penyampai L/C atau bank negosiasi, artinya L/C ekspor yang diterima
oleh bank penyampai L/C tersebut di-backup / diconfirm kembali / dijamin kembali
pembayarannya oleh bank penerima L/C, dengan demikian apabila terjadi
kepailitan atau kerugian atas bank pembuka L/C, maka bank penyampai itulah
yang akan menyelesaikan pembayaran L/C-nya semua persyaratan L/C dipenuhi.

UCP 600
UCP 600 (Uniform Customs & Practice for Documentary Credits) adalah versi terakhir untuk
pedoman umum internasional(best practice) transaksi LC yang diterbitkan oleh #ALIHICC
(International Chamber of Commerce). UCP 600 berlaku efektif sejak 1 Juli 2007 menggantikan

pedoman sebelumnya (UCP 500). Sejak tanggal tersebut diharapkan semua bank yang
menerbitkan LC baru mengacu pada UCP 600.
Catatan : UCP berapa sekarang ? Aturan mainnya LC ada disini nihh.
Kewajiban dan Tanggung Jawab Dalam L/C (Letter Of Credit)
Mengenai hal ikhwal yang menyangkut kewajiban dan tanggung jawab bank sebagai pihak yang
berurusan dengan dokumen-dokumen, telah diatur secara lengkap yang garis besarnya dapat
dikemukan sebagai berikut:
1. Bank wajib memeriksa semua dokumen dengan ketelitian yang wajar untuk memperoleh
kepastian bahwa dokumen-dokumen itu secara formal telah sesuai dengan L/C.
2. Bank yang memberi kuasa kepada bank lain untuk membayar, membuat pernyataan
tertulis pembayaran berjangka, mengaksep, atau menegosisi dokumen, maka bank yang
memberi kuasa tersebut akan terikat untuk mereimburse.
3. Issuing bank setelah menerima dokumen dan menganggap tidak sesuai dengan L/C yang
bersangkutan, harus menetapkan apakah akan menerima atau menolaknya.
4. Penolakan dokumen harus diberitahukan dengan telekomunikasi atau sarana tercepat
dengan mencantumkan penyimpangan-penyimpangan yang ditemui dan minta penegasan
status dokumen tersebut.
5. Issuing bank akan kehilangan hak menyangkut bahwa dokumen-dokumen itu tidak sesuai
dengan syarat-syarat L/C.
6. Bila bank pengirim dokumenmenyatakan terdapat penyimpangan pada dokumen dan
memberitahukan bahwa pembayaran, pengaksepan, atau penegosiasian dengan syarat
atau berdasarkan indemnity telah dilakukannya.
7. Bank-bank dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab mengenai:

Bentuk, kecukupan, ketelitian, keaslian, pemalsuan atau keabsahan menurut hukum


daripada tiap-tiap dokumen.

Syarat-syarat khusus yang tertera dalam dokumen-dokumen atau yang ditambahakan


padanya.

Uraian, kwantitas, berat, kwalitas, kondisi, pengepakan, penyerahan, nilai atau adanya
barang-barang.

Itikad baik atau tindakan-tindakan dan atau kealpaan, kesanggupan membayar utang,
pelaksanaan pekerjaan atau standing daripada si pengirim.

1. Bank-bank juga dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab atas akibat-akibat
yang timbul karena kelambatan dan atau hilang dalam pengiriman daripada berita-berita,
surat-surat atau dokumen-dokumen.

2. Bank-bank tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab sebagai akibat yang timbul
karena terputusnya bisnis mereka disebabkan hal-hal di luar kekuasaanya.
Bila bank mempergunakan jasa-jasa bank lain dalam melaksanakan instruksi applicant, maka hal
tersebut adalah atas beban dan resiko applicant.

Tujuan Transferable LC, yang biasanya digunakan oleh Agent, salah


satunya agar supplier dan buyer tidak bisa langsung bertransaksi tanpa
keterlibatan agent (tidak bisa bypass).
Dalam kondisi anda, jika Supplier dan buyer memang bisa bertransaksi
langsung, sepertinya penggunaan TLC tidak terlalu tepat, selain
berbiaya lebih mahal juga memperpanjang alur transaksi yang bisa tidak
efisien. Untuk situasi ini biarkan saja buyer membuka LC ke seller
langsung, kalau anda ingin diberikan kepastian komisi sebagai agent
anda harus buat perjanjian dengan pemberi komisi berupa kontrak atau
kesepakatan lain yang kuat dan berlandaskan hukum yang jelas. Anda
juga bisa meminta pemberi komisi anda menambahkan jaminan berupa bank
garansi (atau standby LC untuk internasional) agar anda lebih
terjamin.
Jika anda ingin mengirimkan barang ke indonesia dari inggris, Seperti
di sebutkan di atas, anda tidak perlu melakukan Transferable LC,
biarkan Buyer di Indonesia membuka LC langsung ke Supplier di Inggris,
kecuali pihak supplier di Inggris tidak mau terima LC dari buyer anda,
melainkan LC dari Anda, anda bisa melakukan Transfer LC.
Dalam Transferable LC anda sebagai Middleman bukan sebagai pembuka LC.
anda hanya akan terima LC dan mentransfernya, alurnya seperti ini :
1. Buyer memerintahkan Issuing Bank di Indonesia membuka LC kepada
anda melalui bank anda di Singapura/German sebagai Advising Bank.
2. Anda akan menerima LC tersebut dari Advising Bank, kemudian Anda
bertindak sebagai 1st beneficiary memerintahkan Advising Bank
mentransfer LC yang sama tersebut ke Bank Supplier anda di Inggris
dengan merubah beberapa clause seperti yang saya sebutkan dulu (jadi
bank anda tidak menerbitkan LC baru).
3. Supplier anda di Inggris akan menerima LC tersebut dari 2nd
Advising Bank, kemudian melakukan pengiriman barang langsung ke Buyer
dan mengirimkan dokumen ke Bank anda.
4. Anda menerima dokumen tersebut dari supplier anda sebagai 2nd
Beneficiary, dan meneruskannya dengan mengirimkan melalui bank anda ke
Issuing bank di Indonesia (dengan terlebih dahulu melakukan
re-invoicing/mengganti Invoice dan Draft dari Buyer untuk Supplier).
5. setelah dokumen diterima dan sesuai dengan LC, Issuing Bank akan

membayar ke Bank Anda dan meneruskan penagihannya ke Buyer,


6. Bank anda akan menerima pembayaran dari issuing bank buyer, dan
meneruskan selisih pembayaran tersebut kepada anda dan meneruskan
pembayaran sisanya ke 2nd beneficiary anda untuk supplier melalui 2nd
advising bank.
Dengan cara ini, bila buyer transferable LC mengirim ke anda sebagai beneficiary 1, misalkan
sejumlah usd 90/MT dan kemudian anda mendapat supplier (beneficary2) yang bernilai USD
86/mt, dengan otomatis bank mengirimkan uang tersebut dan selisih harga usd 4 / mt ini menjadi
milik rekening anda, so anda nga perlu ngomong lagi soal minta komisi ke miner, uang selisih
masiih tersimpan dan ada di rekening anda, tp syarat diterima jadi supplier/trading dulu anda,
caranya up to you catatan lain pelajari dulu LC anda biar nga ada discrepancies, biar
sukses , ribet klo sempat kyat uh.

Atau dengan SBLC, standby LC anda mendapat SBLC, Selama 1 tahun dengan sistem
unconditonal SBLC dan mesin swift MT 760 (klo nga salah ini yang bisa dijaminkan ke bank,
saya hampir lupa udah lama sih nga aktif), uang ini standby di bank amerika (katanya), total dana
keseluruhan jumlah mt x usd-nya dapat dijaminkan ke bank sebanyak 60% di Indonesia, klo
kenal orang dalam bank jadi 80% katanya sih) klo diluar negeri berapa? Blum tau..
Trus yang penting sesuaikan kondisi kontrak untuk yang ini dan banyak-banyak berdoa harga
jual stabil selama 1 tahun biar nga kelimpungan. Penting. bulan pertama buat 2 tim, yang satu
cari batubara cash, bisa main spot yang penting kontinyu dari sono dan yang satu cari lahan KP
JO/TO yang bisa dalam waktu selambatnya 4-5 bulan udah bisa produksi dan jual, disarankan
analisas batu bara lebih baik dari yang udah main jual beli tadi, uangnya ya dari uang yang
dicairkan bank tsb. kirim dulu melalui batubara beli tadi selama masa KP JO/TO belum kerja,
setelah kerja KP-nya anda nego ulang kontrak agar bisa kirim dari tambang anda, banting sedikit
harga dan batu bara anda punya kualitas yg bagus atau sama dengan yang entu tadi, paling bagus
nga jauh2 amat hal-hal yang berkaitan termasuk tempat. Nah penting banget klo buyer menurut
anda dapat setujui hal ini termasuk perubahan di dalam kontraknya. gmana cara selaraskan ini
dengan sblc yg 1 tahun itu, perlu untuk buat prediksi dan hitungan mendalam lagi anda. Nii garis
besarnya saja. Oya karena jaminan Cuma 80%, klo anda nga bisa kondisikan hal2 tadi, bulan ke
10,11,12 bisa kesusahan anda karena uang sisa 20% tadi masih tersimpan. Tapi klo bisa dibulan
ke-6 paling lambat udah dari kp sendiri. Anda bisa nanam modal sendiri buat gantin uang 20%
tadi dan (bunga untuk jaminan klo ada Bunga). Uang 20% itukan juga cair pada waktunya.
Menurut hasil shering ma teman2 di luar negeri katanya ini bisa di praktekan. Saran lain klo
udah jadi miner jangan keterlaluan ma median soalnya klo median blacklist perusahaan anda dan
itu nyebar ke seluruh dunia dalam daftar blacklist yang dikeluarkan oleh group median dunia,
bisa otomatis anda akan di blacklist buyer juga, alasannya sederhana, anda z kerjain/ninggalin
median apalagi batu gue bisa lu rombak isinya . Mendingan klo masih tersisa sedikit buyer yg
percaya anda klo nga bisa tutup priok nasi sendiri anda. Sama z ngurangi/nutupi usaha sendiri
kan.. (*buat membela median2 ni, tapi tenang z nga masalah, saya z banyak kok sedekah ma
miner2 karena ditinggalin, cerita dikit : karena pada bertahan di DC (draft Contract), ku mulai
ma kontrak n draft lc sendiri buat mancing) sendiri, trus yg satu nanggapi dan ngerubah, balik
yag kedua, yang kedua nanggapi dan merubah sedikit, balik ke yg pertama, berapa kali sampai
tuh DC n Draft LC ok punya udah TTD, stample dan dibekukan, eh trus pada bertahan surat
undang2annya, trus inisiatif terakhir akal SMS, di SMS keluar negeri dan SMS ke miner, semua

ngumpul di Jakarta pada harinya walau tadinya sedikit gugup : DIA DATANG NGA YA? karena
SMS tadi, tapi salah aku nga bisa dating, so yang tadinya tinggal ttd di notaries saja jadi dech nga
tau kelanjutannya, putus komunikasi telpon dan email ujung2 satu bulan kemudian kata teman
local disana ada tuh vessel dari buyer ni ke miner tu dan ada juga yang 2 perusahaan udah
bermaterai, sampai disana yang maju perusahaan ketiga, kata buyernya, kata miner tuh bukan
perusahaan kami, ya benar tapikan tuh trading LC yg ngambil batu dari mu miner, tentunya
funder tuh loby-an anda karena ada buyer kan? Knapa nga belain jg wktu tuh datang kesana, gi
nga da duit cih miner. Oh saya nga tau tuh urusan trading itu, nanti saya tanyakan dan sampai
sekarang nga ada jawaban. Baguslah masih berani ngomong dari pada nga da komonikasi lg :P,
ya tapi tetap laporan biar nambah list blacklist anggota diluar negeri).
Dengan SBLC anda bisa meningkatkan produksi 4 kali lipat up jumlahnya karena jaminan bank
tadi, bila anda miner, katanya siih ;;
Berikut saya lampirkan contoh tentang SBLC jaminan dan pinjaman, tapi tuh Cuma contoh
akurasi data belum bisa dijamin ya.
Baiknya Tanya dengan yang lebih ahli-nya soalnya saya Cuma belajar dadakan selama 2 tahun
ini.
(pendekar untung)

Apakah bapak bisa menjelaskan lebih detail mengenai dokumen2 yg harus


disiapkan oleh seorang Agen.
untuk yang berhubungan dengan Transferable LC, antara lain : LC itu
sendiri, Amendment LC, Instruksi Transfer / Form dari Bank, Invoice
dan Draft untuk re-invocing dan dokumen2 pendukung lainnya.
tidak mendapat insentif-insentif dari kegiatan ekspor yang mungkin di
dapat jika agent mengekspor atas namanya sendiri.
insentif ekspor impor yang diberikan pemerintah kepada importir atau
eksportir yang melakukan kegiatannya seperti fasilitas keringanan Bea
Masuk, Cukai, PPN, PPnBM, serta fasilitas kemudahan Impor Tujuan
Ekspor, Kawasan Berikat, Fasilitas BKPM dll.
Bank dari pihak importir mengonfirmasikan dibukannya L/C oleh importir atas nama eksportir.
Eksportir menyerahkan barang dan mendapatkan bill of lading.
Eksportir menukarkan bill of lading dengan uang, bill of lading kemudian diteruskan oleh bank
kepada importir
Importir menukarkan bill tersebut dengan barang.

Shipper :
Shipper adalah Exporteer atau si Pengirim barang. Nama dan alamat lengkap Shipper harus
tertulis jelas didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List, Commercial Invoice,
COO, PEB (Pemberitahuan Export Barang), PIB (Pemberitahuan Import Barang ketika Importir
mengurus proses pengeluaran barang dari Pelabuhan).

Consignee :
Consignee adalah Importeer atau si Penerima barang. Nama dan alamat lengkap Consignee harus
tertulis jelas didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List, Commercial Invoice,
COO, PEB (Pemberitahuan Export Barang), PIB (Pemberitahuan Import Barang ketika Importir
mengurus proses pengeluaran barang dari Pelabuhan).

Notify Party :
Notify Party adalah pihak kedua setelah Consignee yang berhak untuk di beritahu tentang adanya
suatu pengiriman dan penerimaan barang export / import. Dalam prakteknya, Nama dan Alamat
Notify Party ini sama dengan nama dan Alamat Consignee. Tetapi ini semua tergantung dari
perjanjian awal antara pihak Shipper dan Importeer. Nama dan alamat lengkap Notify Party
harus tertulis jelas didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List, Commercial
Invoice, COO. Atau jika Notify Part sama dengan Consignee maka cukup ditulis SAME AS
CONSIGNEE.

Shipping Mark & Number :


Shipping Marks & Number adalah jumlah carton dan tanda pengiriman yang tercantum di
kemasan barang. Data Shipping Marks & Number ini tercantum didalam Packing List dan Bill
Of Lading.

Description of Goods :
Adalah perincian barang. Description of Goods ini terdapat didalam Packing List (Lengkap) dan
Bill Of Lading. Hanya saja penulisan data Description of Goods pada Bill Of Lading lebih
sederhana atau hanya garis besarnya saja. Misalnya, didalam Packing List tertulis 2 drum minyak
tanah, 5 jerigen bensin, 10 kalen g oli bekas. Maka pada Bill Of Lading cukup ditulis 17
Packages (total kemasan) of minyak tanah, bensin and oli bekas.

G.W. :
G.W. adalah singkatan dari Gross Weight. Yaitu berat kotor dari berat kemasan dan berat barang
itu sendiri. Contoh berat barang itu 2 Kgs dan berat kemasannya 0.5 Kgs maka G.W. : 2.5 Kgs
N.W. :
N.W. adalah singkatan dari Net Weight / berat bersih yaitu berat barang sebelum di kemas.
LCL :
Less than Container Loaded yaitu jenis pengiriman barang tanpa menggunakan container dengan
kata lain parsial. Jika kita menggunakan jenis pengiriman LCL, maka barang yang kita kirim itu
ditujukan ke Gudang penumpukan dari shipping agent. Lalu dari pihak Gudang tersebut akan
mengumpulkan barang2 kiriman LCL lain hingga memenuhi quota untuk di loading / di muat ke
dalam container.
FCL :
Full Container Loaded yaitu jenis pengiriman barang dengan menggunakan container. Walaupun
quantity barang tersebut lebih pantas dengan mode LCL, tetapi jika shipper mengirimkan
barangnya dengan menggunakan container maka jenis pengiriman ini disebut dengan FCL.
Pengiriman barang dengan mode FCL maka kita harus mendatangkan container ke Gudang kita
untuk process stuffing (proses pemuatan barang). Setelah stuffing selesai, container itu kita segel
dan kita kirimkan ke Tempat Penumpukan Peti Kemas di pelabuhan. Proses bagaimana cara
mendatangkan container ke gudang kita akan di jelaskan pada bab yang lain.
CFS :
Container Freight Station yaitu mode pengiriman dari Gudang LCL Negara asal sampai ke
Gudang LCL Negara tujuan. CFS-CFS menandakan bahwa mode pengiriman barang tersebut
dengan cara LCL.
CY :
Container Yard yaitu mode pengiriman dari Tempat Penumpukan Peti Kemas Negara asal sampai
ke Tempat Penumpukan Peti Kemas Negara tujuan. CY-CY menandakan mode pengiriman
barang tersebut secara FCL.

Vessel : Kapal
Feeder Vessel :

Kapal pengangkut container dengan kapasitas kecil yang mengangkut container dari pelabuhan
muat menuju pelabuhan transit untuk di pindah ke Mother Vessel. Contoh : dari Tg. Priok
menuju ke Singapore atau Hongkong.dsb
Mother Vessel :
Kapal pengangkut dengan kapasitas besar yang mengangkut container dari pelabuhan transit
menuju pelabuhan tujuan. Catatan : Jika pengiriman barang dari pelabuhan muat (misalnya : Tg.
Priok, Jakarta ) menuju pelabuhan bongkar (misalnya : Busan, Korea) dengan menggunakan 1
Kapal saja maka tidak ada istilah Feeder Vessel dan Mother Vessel. Istilah Feeder Vessel dan
Mother Vessel jika pengiriman barang dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar tersebut
menggalami pergantian kapal. Misalnya : Pelabuhan muat Tg. Priok dan Pelabuhan bongkarnya
Los Angeles, California. Sementara route pengiriman itu melalui Jakarta Singapore
menggunakan Kapal YM Glory dan Singapore Los Angeles, CA mengunakan Kapal Hanjin
Sao Paulo. Maka Feeder Vessel nya adalah YM Glory dan Mother Vesselnya adalah Hanjin Sao
Paulo.

Voyage :
Nomor Keberangkatan Kapal yang biasa disingkat dengan V. atau Voy.. Nomor keberangkatan
harus selalu ada dibelakang nama Kapal. Contoh : YM Glory V. 23 artinya Nama Kapal YM
Glory dengan nomor keberangkatan kapal (Voyage) 23.

ETD :
Estimation Time of Departure adalah perkiraan waktu keberangkatan Kapal.

ETA :
Estimation Time of Arrival adalah perkiraan waktu kedatangan Kapal

Bill Of Lading :
atau biasa di singkat dengan B/L, arti sederhananya adalah Konosemen atau bukti pengiriman
barang dan pengambilan barang. Form Bill Of Lading itu sendiri harus sudah mendapatkan
legalitas dari dunia International sebagai alat / bukti pengiriman dan pengambilan barang export /
import. Didalam Bill of Lading memuat data2 Shipper, Consignee, Notify Party, Vessel & Voy.

No., Shipping Marks & Numbers, Description of Goods, GW, NW, Measurement, POD, POL,
Destination

P.O.L :
Port Of Loading = Pelabuhan Muat
P.O.D :
Port Of Discharge = Pelabuhan Bongkar

Packing List :
Daftar Rincian barang secara mendetail yang berisikan nama Shipper, Consignee, Notify Party,
Nama Vessel & Voy, Dimensi Barang, Gross Weight dan Net Weight per Item barang maupun
total keseluruhan, Jumlah barang.
Commercial Invoice :
Daftar rincian barang mendetail yang berisikan nama Shipper, Consignee, Notify Party, Nama
Vessel & Voy, Nilai Invoice per Item barang maupun total keseluruhan, Jumlah barang.
F.O.B :
Free On Board. Metode Pembayaran di pelabuhan bongkar baik itu Harga Barang (Nilai
Commercial Invoice), Asuransi (Insurrance) dan Biaya Pengiriman (Freight).
C.I.F :
Cost Insurrance & Freight. Metode Pembayaran di Pelabuhan Muat. Artinya, sebelum melakukan
pengiriman barang tersebut sudah di lunasi oleh Consignee. Dan biaya asuransi maupun ongkos
kirim sudah di bayar oleh Shipper di Pelabuhan Muat.
C.&.F :
Cost & Freight. Metode Pembayaran yg tidak jauh berbeda dengan C.I.F, tetapi dalam kasus C &
F, pihak Shipper tidak membayar asuransi / tidak mengasuransi kan barang tersebut.
Shipping Schedule :
Jadwal Pengapalan. Jadwal ini diterbitkan oleh pihak Shipping Agent. Berisi mengenai ETD
Vessel, ETA Vessel di pelabuhan bongkar, mode pengiriman (Cepat atau Lambat), Rute Kapal

dan Pelabuhan Transit dan Nama Kapal Pengganti (Jika memang service pengiriman-nya harus
menggunakan lebih dari 1 kapal).
Closing Time :
Tenggat waktu normal yang di perbolehkan bagi cargo / barang yang masuk ke tempat
penimbunan sementara seperti gudang CFS atau UTPK (Unit Tempat Penumpukan Peti Kemas).
Catatan : Tiap-tiap Shipping Schedule selalu mencantumkan tanggal dan waktu closing time.
Dan jika cargo masuk ke tempat penimbunan sementara itu melewati dari waktu Closing Time
yang telah ditetapkan maka pihak shipper akan dikenakan sanksi / denda.
P.E. :
Persetujuan Export. Lembar Persetujuan Export ini bisa diperoleh dan di print sendiri oleh pihak
Shipper / EMKL yang memiliki system online (E.D.I = Electronic Data Interchange) setelah
pengajuan dokumen2 Export seperti Packing List, Commercial Invoice & PEB di setujui oleh
pihak Bea dan Cukai.

P.E.B :
Pemberitahuan Export Barang. Pengisian form Pemberitahuan Export Barang di ajukan dengan
system online melalui system EDI. Jika pemeriksaan PEB di setujui, maka akan keluar P.E.
Adapun data-data yang diisikan saat pengajuan pengisian form PEB adalah semua data-data yang
ada di Packing List & Commercial Invoice seperti
EDI Sistem :
Kehadiran Electronic Data Interchange (EDI) telah menjadi salah satu solusi untuk membuat
efisienan dalam transaksi bisnis di Internet dan sekaligus memberikan jaminan keamanan dalam
bertransaksi tersebut. EDI adalah pertukaran data komputer antar aplikasi melintasi batas-batas
organisasi, sehingga intervensi manusia atau interpretasi atas data tersebut oleh manusia
[RITCHIE 94] dapat ditekan seminimum mungkin. Akibatnya data dalam EDI tentunya harus
dalam format terstruktur yang bisa dipahami oleh masing-masing komputer. Salah satu aplikasi
penggunaan EDI dalam membantu sistem infrormasi seperti yang dilakukan oleh
pemerintah.Dalam jangka panjang, usaha pemerintah untuk meningkatkan cadangan devisa harus
didukung oleh kegiatan ekspor. Oleh karena itu, kegiatan ekspor harus digalakkan. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka pelabuhan, khususnya jasa pelayanan kepabeanan yang berada di
pelabuhan, memegang peranan penting untuk menjamin kelancaran arus barang. Sebagai salah
satu usaha untuk memperlancar arus barang di pelabuhan diterapkan sistem Electronic Data
Interchange ( EDI)

SKA / COO
Suatu dokumen yang berdasarkan kesempatan dalam perjanjian bilateral, regional dan
multilateral serta ketentuan sepihak dari suatu negara tertentu wajib disertakan pada waktu
barang ekspor Indonesia akan memasuki wilayah negara tertentu yang membuktikan bahwa
barang tersebut berasal, dihasilkan dan diolah di Indonesia.
Dasar-dasar Hukum
1. DASAR HUKUM SKA : KESEPAKATAN INTERNASIONAL
Multilateral
Regional
Bilateral
Unilateral
2. SUBJEK HUKUMNYA
Pemerintah dengan Pemerintah (G to G)
Pemerintah dengan beberapa Pemerintah
Status Dokumen SKA
Status dokumen SKA adalah sebagai dokumen penyerta barang ekspor Indonesia yang akan
memasuki wilayah negara tertentu dan fungsinya membuktikan bahwa barang tersebut : berasal,
dihasilkan atau diolah di Indonesia.
Berdasarkan pengertian tersebut maka terdapat beberapa faktor penting yang dapat disimpulkan
yaitu :
SKA merupakan dokumen penyerta barang ekspor Indonesia
Membuktikan bahwa suatu barang berasal dari Indonesia dengan pengertian : Barang asli berasal
dari Indonesia, Barang dihasilkan dan atau diolah di Indonesia

Manfaat SKA
1. Untuk mendapatkan preferansi (pengurangan atau penghapusan) bea masuk bagi komoditi
Indonesia. Jenis Preferansi :
GENERAL SYSTEM OF PREFERANCES, Bantuan negara maju untuk meningkatkan ekspor
negara-negara berkembang
GLOBAL SYSTEM OF TRADE PREFERANCES (GSTP), Preferensi yang disepakati oleh
negara berkembang
COMMON EFECTIVE PREFERENTIAL TARIF FOR ASEAN FREE TRADE AREA,
Preferansi yang disepakati negara-negara ASEAN)

2. Sebagai tiket masuk komoditi Indonesia ke beberapa negara :


Korea Selatan
Hongkong
Taiwan
Timur Tengah
3. Untuk menetapkan negara asal barang (COUNTRY of ORIGIN) suatu barang ekspor
4. Untuk memenuhi persyaratan pencairan L/C terhadap pembayaran ekspor yang menggunakan
L/C
5. Data realisasi ekspor
6. Data realisasi kuota
7. Pelacakan tuduhan dumping
PERSYARATAN PENERBITAN SKA
1. PHOTO COPY DOKUMEN PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG (PEB) DARI
KANTOR BEA DAN CUKAI DI PELABUHAN MUAT
2. BILL OF LADING (B/L) ATAU AIR WAY BILL (AWB) ATAU BUKTI LAIN JIKA
PELAKSANAAN EKSPORNYA MENGGUNAKAN ANGKUTAN LAUT ATAU UDARA
4. INVOICE / PACKING LIST PENDUKUNG
5. STRUKTUR BIAYA SURAT PERMOHONAN UNTUK PENERBITAN FORM SKA
Macam formulir Ska seperti gambar diatas
CARA PENGISIAN SKA
Diisi oleh eksportir atau pihak lain yang membutuhkan.
Diisilengkap, jelas dan benar serta diketik dalam bahasa Inggris.
Tidak boleh ada tanda bekas hapusan/ Tip-Ex atau coretan.
Setiap angka yang menyatakan jumlah harus disebutkan dengan huruf dalam tanda kurung.
Setiap akhir kalimat pada kolom uraian barang jika tidak penuh satubaris, setelah akhir kalimat
diberi tanda bintang(*) sampai batas akhir baris tersebut.
Pada kolom uraian barang, jika kalimat yang diisi tidak penuh satu baris, setelah akhir kalimat
diberi garis penutup berbentuk"Z"
Pengisian pada kolom uraian barang jika tidak cukup, dapat menggunakan Form SKA tambahan,
dengan pengisian hanya pada kolom uraian barang, pernyataan Eksportir dan pengesahan pejabat
pada Instansi Penerbit.
VERIFIKASI SKA

VerifikasiSKA adalah penyidikandokumen SKA kepada instansi penerbit atas permintaan


pemerintah Negara tujuan ekspor karena adanya keraguan terhadap sahnya dokumenSKA.
a. KeabsahandokumenSKA
Kebenarandanakurasidata yang tercantumdalamSKA.
Keaslian dokumenSKA? Keraguan terhadap Cap SKA.
Keraguan terhadap Tanda Tangan Pejabat Penanda Tangan SKA.
b. Kebenaran terhadap tatacara pengisian dokumen SKA
Kesalahan pengisian formulir SKA
Keraguanterhadapkriteriabaranga.
c. Verifikasi menimbulkan beban biaya tambahan dan waktu penyelesaiaan.
d. Mengurangi peluang ekspor karena importir merasa dirugikan sehingga impornya mungkin
akan dialihkan kenegara lain.
e. Mengurangi kredibilitas pemerintah Indonesia sebagai penerbit SKA

dari berbagai sumber buat belajar.. (M. Yusuf)

Anda mungkin juga menyukai