Letter of credit
Bank dari pihak importir mengonfirmasikan dibukannya L/C oleh importir atas nama eksportir.
Eksportir menyerahkan barang dan mendapatkan bill of lading.
Eksportir menukarkan bill of lading dengan uang, bill of lading kemudian diteruskan oleh bank
kepada importir
Importir menukarkan bill tersebut dengan barang.
Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah sebuah cara
pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa
menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri
(kepada pemesan).Daftar isi [sembunyikan]
1 Pelaku L/C
2 Tata cara pembayaran dengan L/C
3 Jenis-jenis L/C
4 UCP 600
5 Lihat pula
Pelaku L/C
Applicant atau pemohon kredit adalah importir (pembeli) yang mengajukan aplikasi L/C.
Beneficiary adalah eksportir (penjual) yang menerima L/C.
Issuing bank atau opening adalah bank pembuka L/C.
Advising bank adalah bank yang meneruskan L/C, yaitu bank koresponden (agen) yang
meneruskan L/C kepada beneficiary. Bank tidak bertanggung jawab atas isi L/C dan hanya
bertindak sebagai perantara.
Confirming bank adalah bank yang melakukan konfirmasi atas permintaan issuing bank dan
menjamin sepenuhnya pembayaran.
Paying bank adalah bank yang secara khusus ditunjuk dalam L/C untuk melakukan pembayaran
dan beneficiary berkewajiban menyerahkan dokumen kepada bank tersebut.
Carrier adalah penyimpanan barang yang diperjualbelikan.
Tata cara pembayaran dengan L/C
1. Importir meminta kepada banknya (bank devisa) untuk membuka suatu L/C untuk dan atas
nama eksportir. Dalam hal ini, importir bertindak sebagai opener. Bila importir sudah memenuhi
ketentuan yang berlaku untuk impor seperti keharusan adanya surat izin impor, maka bank
melakukan kontrak valuta (KV) dengan importir dan melaksanakan pembukaan L/C atas nama
importir. Bank dalam hal ini bertindak sebagai opening/issuing bank. Pembukaan L/C ini
dilakukan melalui salah satu koresponden bank di luar negeri. Koresponden bank yang bertindak
sebagai perantara kedua ini disebut sebagai advising bank atau notifiying bank. Advising bank
memberitahukan kepada eksportir mengenai pembukaan L/C tersebut. Eksportir yang menerima
L/C disebut beneficiary.
2. Eksportir menyerahkan barang ke Carrier, sebagai gantinya Eksportir akan mendapatkan bill
of lading.
3. Eksportir menyerahkan bill of lading kepada bank untuk mendapatkan pembayaran. Paying
bank kemudian menyerahkan sejumlah uang setelah mereka mendapatkan bill of lading tersebut
dari eksportir. Bill of lading tersebut kemudian diberikan kepada Importir.
4. Importir menyerahkan bill of lading kepada Carrier untuk ditukarkan dengan barang yang
dikirimkan oleh eksportir.
L/C IMPOR
LC EKSPOR
Jenis-jenis L/C :
Revocable L/C
Adalah L/C yang sewaktu-waktu dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh opener atau
oleh issuing bank tanpa memerlukan persetujuan dari beneficiary.
Irrevocable L/C
Irrevocable L/C
adalah L/C yang tidak bisa dibatalkan selama jangka berlaku (validity) yang ditentukan dalam
L/C tersebut dan opening bank tetap menjamin untuk menerima wesel-wesel yang ditarik atas
L/C tersebut. Pembatalan mungkin juga dilakukan, tetapi harus atas persetujuan semua pihak
yang bersangkutan dengan L/C tersebut.
Irrevocable dan Confirmed L/C
L/C ini diangggap paling sempurna dan paling aman dari sudut penerima L/C (beneficiary)
karena pembayaran atau pelunasan wesel yang ditarik atas L/C ini dijamin sepenuhnya oleh
opening bank maupun oleh advising bank, bila segala syarat-syarat dipenuhi, serta tidak mudah
dibatalkan karena sifatnya yang irrevocable.
Clean Letter of Credit
Dalam L/C ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain untuk penarikan suatu wesel. Artinya, tidak
diperlukan dokumen-dokumen lainnya, bahkan pengambilan uang dari kredit yang tersedia dapat
dilakukan dengan penyerahan kuitansi biasa.
Stand by Letter Of Credit
Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai stand by oleh pihak beneficiary atau bank
atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu
kontrak atau gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang
bersangkutan akan membayar kepada beneficary atas penyerahan selembar sight draft dan surat
pernyataan dari beneficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat
melaksanakan kontrak yang disetujui, membayar pinjaman atau memenuhi kewajiban lain itu.
L/C selain sebagai alat pembayaran, dapat juga diterbitkan sebagai alat penjaminan yang disebut
dengan SBLC yaitu jaminan dari Issuing Bank untuk membayar kepada Beneficiary apabila
persyaratan pencairan SBLC dipenuhi oleh Beneficiary. SBLC pada umumnya diterbitkan untuk
menjamin suatu transaksi jasa (lain halnya dengan L/C yang diterbitkan berkenaan dengan
transaksi perdagangan).
Klausula minimal yang harus dimuat dalam SBLC adalah: (i) irrevocable, (ii) Issuing Bank
terikat untuk membayar atas pengajuan pernyataan dari Beneficiary ihwal terjadinya wanprestasi
oleh Applicant, (iii) tanggal jatuh tempo, (iv) masa berlaku SBLC dan (v) penundukan diri pada
UCP.
Pada dasarnya pencairan SBLC tidak memerlukan pembuktian telah terjadi default, mengingat
SBLC merupakan kontrak terpisah dari underlying transaction, dan dokumen yang diperlukan
untuk mengajukan klaim ataupun mencairkan SBLC dalam prakteknya adalah claim statement
dan draft.
SBLC sebagai jaminan, apabila dibandingkan dengan jaminan lainnya seperti demand guarantee
atau accessory guarantee atau garansi bank, sering disebut sebagai instrument yang merupakan:
1. Primary obligations, dengan demikian SBLC bukan merupakan suatu garansi bank biasa,
yang mana Issuing Bank dapat membuktikan terlebih dahulu apakah Applicant telah
default atau bahkan meminta pengadilan untuk menyita dan melelang harta Applicant
terlebih dahulu sehingga menempatkan Issuing Bank sebagai second obligor;
2. Payable on first demand, yang mana Issuing Bank akan melakukan pembayaran saat
pertama sekali diajukan permintaan pencairan oleh Beneficiary.
3. Inherent reliability, dalam SBLC melekat suatu kepercayaan dari Beneficiary kepada
Issuing Bank;
4. Convenience, yaitu memiliki fungsi yang tepat dan baik sebagai jaminan;
5. Flexibility, instrument yang fleksibel.
SBLC dilaksanakan berdasarkan terjadinya wanprestasi (negative antecedent), dengan demikian
pembayaran/pencairan didasarkan adanya pernyataan wanprestasi dari Beneficiary. Lain halnya
dengan L/C, L/C diterbitkan untuk mendorong Beneficiary agar mengajukan dokumen-dokumen
yang sesuai dengan persyaratan L/C sehingga Issuing Bank akan melakukan pembayaran
(positive antecedent).
SBLC mendasarkan diri pada dasar hukum yang sama dengan L/C yaitu UCP, oleh karenanya
setiap ketentuan yang dalam UCP berlaku juga bagi SBLC sepanjang dapat diaplikasikan.
Namun demikian sejak tanggal 1 Januari 1999, SBLC dapat juga tunduk pada International
Standby Practices tahun 1998 (ISP 98). ISP 98 hingga saat ini belum diratifikasi ataupun
direkomendasikan oleh BI walaupun sudah mulai diberlakukan oleh beberapa bank di
Hongkong, USA dan beberapa negara di Eropa.
Dengan demikian, Sight L/C (L/C unjuk) bisa dikategorikan sebagai L/C yang
tunai, pada saat diperlihatkan semua dokumen pengapalan (shipping
Documents) yang lengkap tanpa penyimpangan (Disccrepancies) pada saat
itulah pembayaran akan dilakukan oleh bank kepada eksportir. Oleh karena itu
digolongkan sebagai L/C yang aman (Safety L/C).
Usance L/C
UCP 600
UCP 600 (Uniform Customs & Practice for Documentary Credits) adalah versi terakhir untuk
pedoman umum internasional(best practice) transaksi LC yang diterbitkan oleh #ALIHICC
(International Chamber of Commerce). UCP 600 berlaku efektif sejak 1 Juli 2007 menggantikan
pedoman sebelumnya (UCP 500). Sejak tanggal tersebut diharapkan semua bank yang
menerbitkan LC baru mengacu pada UCP 600.
Catatan : UCP berapa sekarang ? Aturan mainnya LC ada disini nihh.
Kewajiban dan Tanggung Jawab Dalam L/C (Letter Of Credit)
Mengenai hal ikhwal yang menyangkut kewajiban dan tanggung jawab bank sebagai pihak yang
berurusan dengan dokumen-dokumen, telah diatur secara lengkap yang garis besarnya dapat
dikemukan sebagai berikut:
1. Bank wajib memeriksa semua dokumen dengan ketelitian yang wajar untuk memperoleh
kepastian bahwa dokumen-dokumen itu secara formal telah sesuai dengan L/C.
2. Bank yang memberi kuasa kepada bank lain untuk membayar, membuat pernyataan
tertulis pembayaran berjangka, mengaksep, atau menegosisi dokumen, maka bank yang
memberi kuasa tersebut akan terikat untuk mereimburse.
3. Issuing bank setelah menerima dokumen dan menganggap tidak sesuai dengan L/C yang
bersangkutan, harus menetapkan apakah akan menerima atau menolaknya.
4. Penolakan dokumen harus diberitahukan dengan telekomunikasi atau sarana tercepat
dengan mencantumkan penyimpangan-penyimpangan yang ditemui dan minta penegasan
status dokumen tersebut.
5. Issuing bank akan kehilangan hak menyangkut bahwa dokumen-dokumen itu tidak sesuai
dengan syarat-syarat L/C.
6. Bila bank pengirim dokumenmenyatakan terdapat penyimpangan pada dokumen dan
memberitahukan bahwa pembayaran, pengaksepan, atau penegosiasian dengan syarat
atau berdasarkan indemnity telah dilakukannya.
7. Bank-bank dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab mengenai:
Uraian, kwantitas, berat, kwalitas, kondisi, pengepakan, penyerahan, nilai atau adanya
barang-barang.
Itikad baik atau tindakan-tindakan dan atau kealpaan, kesanggupan membayar utang,
pelaksanaan pekerjaan atau standing daripada si pengirim.
1. Bank-bank juga dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab atas akibat-akibat
yang timbul karena kelambatan dan atau hilang dalam pengiriman daripada berita-berita,
surat-surat atau dokumen-dokumen.
2. Bank-bank tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab sebagai akibat yang timbul
karena terputusnya bisnis mereka disebabkan hal-hal di luar kekuasaanya.
Bila bank mempergunakan jasa-jasa bank lain dalam melaksanakan instruksi applicant, maka hal
tersebut adalah atas beban dan resiko applicant.
Atau dengan SBLC, standby LC anda mendapat SBLC, Selama 1 tahun dengan sistem
unconditonal SBLC dan mesin swift MT 760 (klo nga salah ini yang bisa dijaminkan ke bank,
saya hampir lupa udah lama sih nga aktif), uang ini standby di bank amerika (katanya), total dana
keseluruhan jumlah mt x usd-nya dapat dijaminkan ke bank sebanyak 60% di Indonesia, klo
kenal orang dalam bank jadi 80% katanya sih) klo diluar negeri berapa? Blum tau..
Trus yang penting sesuaikan kondisi kontrak untuk yang ini dan banyak-banyak berdoa harga
jual stabil selama 1 tahun biar nga kelimpungan. Penting. bulan pertama buat 2 tim, yang satu
cari batubara cash, bisa main spot yang penting kontinyu dari sono dan yang satu cari lahan KP
JO/TO yang bisa dalam waktu selambatnya 4-5 bulan udah bisa produksi dan jual, disarankan
analisas batu bara lebih baik dari yang udah main jual beli tadi, uangnya ya dari uang yang
dicairkan bank tsb. kirim dulu melalui batubara beli tadi selama masa KP JO/TO belum kerja,
setelah kerja KP-nya anda nego ulang kontrak agar bisa kirim dari tambang anda, banting sedikit
harga dan batu bara anda punya kualitas yg bagus atau sama dengan yang entu tadi, paling bagus
nga jauh2 amat hal-hal yang berkaitan termasuk tempat. Nah penting banget klo buyer menurut
anda dapat setujui hal ini termasuk perubahan di dalam kontraknya. gmana cara selaraskan ini
dengan sblc yg 1 tahun itu, perlu untuk buat prediksi dan hitungan mendalam lagi anda. Nii garis
besarnya saja. Oya karena jaminan Cuma 80%, klo anda nga bisa kondisikan hal2 tadi, bulan ke
10,11,12 bisa kesusahan anda karena uang sisa 20% tadi masih tersimpan. Tapi klo bisa dibulan
ke-6 paling lambat udah dari kp sendiri. Anda bisa nanam modal sendiri buat gantin uang 20%
tadi dan (bunga untuk jaminan klo ada Bunga). Uang 20% itukan juga cair pada waktunya.
Menurut hasil shering ma teman2 di luar negeri katanya ini bisa di praktekan. Saran lain klo
udah jadi miner jangan keterlaluan ma median soalnya klo median blacklist perusahaan anda dan
itu nyebar ke seluruh dunia dalam daftar blacklist yang dikeluarkan oleh group median dunia,
bisa otomatis anda akan di blacklist buyer juga, alasannya sederhana, anda z kerjain/ninggalin
median apalagi batu gue bisa lu rombak isinya . Mendingan klo masih tersisa sedikit buyer yg
percaya anda klo nga bisa tutup priok nasi sendiri anda. Sama z ngurangi/nutupi usaha sendiri
kan.. (*buat membela median2 ni, tapi tenang z nga masalah, saya z banyak kok sedekah ma
miner2 karena ditinggalin, cerita dikit : karena pada bertahan di DC (draft Contract), ku mulai
ma kontrak n draft lc sendiri buat mancing) sendiri, trus yg satu nanggapi dan ngerubah, balik
yag kedua, yang kedua nanggapi dan merubah sedikit, balik ke yg pertama, berapa kali sampai
tuh DC n Draft LC ok punya udah TTD, stample dan dibekukan, eh trus pada bertahan surat
undang2annya, trus inisiatif terakhir akal SMS, di SMS keluar negeri dan SMS ke miner, semua
ngumpul di Jakarta pada harinya walau tadinya sedikit gugup : DIA DATANG NGA YA? karena
SMS tadi, tapi salah aku nga bisa dating, so yang tadinya tinggal ttd di notaries saja jadi dech nga
tau kelanjutannya, putus komunikasi telpon dan email ujung2 satu bulan kemudian kata teman
local disana ada tuh vessel dari buyer ni ke miner tu dan ada juga yang 2 perusahaan udah
bermaterai, sampai disana yang maju perusahaan ketiga, kata buyernya, kata miner tuh bukan
perusahaan kami, ya benar tapikan tuh trading LC yg ngambil batu dari mu miner, tentunya
funder tuh loby-an anda karena ada buyer kan? Knapa nga belain jg wktu tuh datang kesana, gi
nga da duit cih miner. Oh saya nga tau tuh urusan trading itu, nanti saya tanyakan dan sampai
sekarang nga ada jawaban. Baguslah masih berani ngomong dari pada nga da komonikasi lg :P,
ya tapi tetap laporan biar nambah list blacklist anggota diluar negeri).
Dengan SBLC anda bisa meningkatkan produksi 4 kali lipat up jumlahnya karena jaminan bank
tadi, bila anda miner, katanya siih ;;
Berikut saya lampirkan contoh tentang SBLC jaminan dan pinjaman, tapi tuh Cuma contoh
akurasi data belum bisa dijamin ya.
Baiknya Tanya dengan yang lebih ahli-nya soalnya saya Cuma belajar dadakan selama 2 tahun
ini.
(pendekar untung)
Shipper :
Shipper adalah Exporteer atau si Pengirim barang. Nama dan alamat lengkap Shipper harus
tertulis jelas didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List, Commercial Invoice,
COO, PEB (Pemberitahuan Export Barang), PIB (Pemberitahuan Import Barang ketika Importir
mengurus proses pengeluaran barang dari Pelabuhan).
Consignee :
Consignee adalah Importeer atau si Penerima barang. Nama dan alamat lengkap Consignee harus
tertulis jelas didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List, Commercial Invoice,
COO, PEB (Pemberitahuan Export Barang), PIB (Pemberitahuan Import Barang ketika Importir
mengurus proses pengeluaran barang dari Pelabuhan).
Notify Party :
Notify Party adalah pihak kedua setelah Consignee yang berhak untuk di beritahu tentang adanya
suatu pengiriman dan penerimaan barang export / import. Dalam prakteknya, Nama dan Alamat
Notify Party ini sama dengan nama dan Alamat Consignee. Tetapi ini semua tergantung dari
perjanjian awal antara pihak Shipper dan Importeer. Nama dan alamat lengkap Notify Party
harus tertulis jelas didalam dokumen2 seperti : Bill Of Lading, Packing List, Commercial
Invoice, COO. Atau jika Notify Part sama dengan Consignee maka cukup ditulis SAME AS
CONSIGNEE.
Description of Goods :
Adalah perincian barang. Description of Goods ini terdapat didalam Packing List (Lengkap) dan
Bill Of Lading. Hanya saja penulisan data Description of Goods pada Bill Of Lading lebih
sederhana atau hanya garis besarnya saja. Misalnya, didalam Packing List tertulis 2 drum minyak
tanah, 5 jerigen bensin, 10 kalen g oli bekas. Maka pada Bill Of Lading cukup ditulis 17
Packages (total kemasan) of minyak tanah, bensin and oli bekas.
G.W. :
G.W. adalah singkatan dari Gross Weight. Yaitu berat kotor dari berat kemasan dan berat barang
itu sendiri. Contoh berat barang itu 2 Kgs dan berat kemasannya 0.5 Kgs maka G.W. : 2.5 Kgs
N.W. :
N.W. adalah singkatan dari Net Weight / berat bersih yaitu berat barang sebelum di kemas.
LCL :
Less than Container Loaded yaitu jenis pengiriman barang tanpa menggunakan container dengan
kata lain parsial. Jika kita menggunakan jenis pengiriman LCL, maka barang yang kita kirim itu
ditujukan ke Gudang penumpukan dari shipping agent. Lalu dari pihak Gudang tersebut akan
mengumpulkan barang2 kiriman LCL lain hingga memenuhi quota untuk di loading / di muat ke
dalam container.
FCL :
Full Container Loaded yaitu jenis pengiriman barang dengan menggunakan container. Walaupun
quantity barang tersebut lebih pantas dengan mode LCL, tetapi jika shipper mengirimkan
barangnya dengan menggunakan container maka jenis pengiriman ini disebut dengan FCL.
Pengiriman barang dengan mode FCL maka kita harus mendatangkan container ke Gudang kita
untuk process stuffing (proses pemuatan barang). Setelah stuffing selesai, container itu kita segel
dan kita kirimkan ke Tempat Penumpukan Peti Kemas di pelabuhan. Proses bagaimana cara
mendatangkan container ke gudang kita akan di jelaskan pada bab yang lain.
CFS :
Container Freight Station yaitu mode pengiriman dari Gudang LCL Negara asal sampai ke
Gudang LCL Negara tujuan. CFS-CFS menandakan bahwa mode pengiriman barang tersebut
dengan cara LCL.
CY :
Container Yard yaitu mode pengiriman dari Tempat Penumpukan Peti Kemas Negara asal sampai
ke Tempat Penumpukan Peti Kemas Negara tujuan. CY-CY menandakan mode pengiriman
barang tersebut secara FCL.
Vessel : Kapal
Feeder Vessel :
Kapal pengangkut container dengan kapasitas kecil yang mengangkut container dari pelabuhan
muat menuju pelabuhan transit untuk di pindah ke Mother Vessel. Contoh : dari Tg. Priok
menuju ke Singapore atau Hongkong.dsb
Mother Vessel :
Kapal pengangkut dengan kapasitas besar yang mengangkut container dari pelabuhan transit
menuju pelabuhan tujuan. Catatan : Jika pengiriman barang dari pelabuhan muat (misalnya : Tg.
Priok, Jakarta ) menuju pelabuhan bongkar (misalnya : Busan, Korea) dengan menggunakan 1
Kapal saja maka tidak ada istilah Feeder Vessel dan Mother Vessel. Istilah Feeder Vessel dan
Mother Vessel jika pengiriman barang dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar tersebut
menggalami pergantian kapal. Misalnya : Pelabuhan muat Tg. Priok dan Pelabuhan bongkarnya
Los Angeles, California. Sementara route pengiriman itu melalui Jakarta Singapore
menggunakan Kapal YM Glory dan Singapore Los Angeles, CA mengunakan Kapal Hanjin
Sao Paulo. Maka Feeder Vessel nya adalah YM Glory dan Mother Vesselnya adalah Hanjin Sao
Paulo.
Voyage :
Nomor Keberangkatan Kapal yang biasa disingkat dengan V. atau Voy.. Nomor keberangkatan
harus selalu ada dibelakang nama Kapal. Contoh : YM Glory V. 23 artinya Nama Kapal YM
Glory dengan nomor keberangkatan kapal (Voyage) 23.
ETD :
Estimation Time of Departure adalah perkiraan waktu keberangkatan Kapal.
ETA :
Estimation Time of Arrival adalah perkiraan waktu kedatangan Kapal
Bill Of Lading :
atau biasa di singkat dengan B/L, arti sederhananya adalah Konosemen atau bukti pengiriman
barang dan pengambilan barang. Form Bill Of Lading itu sendiri harus sudah mendapatkan
legalitas dari dunia International sebagai alat / bukti pengiriman dan pengambilan barang export /
import. Didalam Bill of Lading memuat data2 Shipper, Consignee, Notify Party, Vessel & Voy.
No., Shipping Marks & Numbers, Description of Goods, GW, NW, Measurement, POD, POL,
Destination
P.O.L :
Port Of Loading = Pelabuhan Muat
P.O.D :
Port Of Discharge = Pelabuhan Bongkar
Packing List :
Daftar Rincian barang secara mendetail yang berisikan nama Shipper, Consignee, Notify Party,
Nama Vessel & Voy, Dimensi Barang, Gross Weight dan Net Weight per Item barang maupun
total keseluruhan, Jumlah barang.
Commercial Invoice :
Daftar rincian barang mendetail yang berisikan nama Shipper, Consignee, Notify Party, Nama
Vessel & Voy, Nilai Invoice per Item barang maupun total keseluruhan, Jumlah barang.
F.O.B :
Free On Board. Metode Pembayaran di pelabuhan bongkar baik itu Harga Barang (Nilai
Commercial Invoice), Asuransi (Insurrance) dan Biaya Pengiriman (Freight).
C.I.F :
Cost Insurrance & Freight. Metode Pembayaran di Pelabuhan Muat. Artinya, sebelum melakukan
pengiriman barang tersebut sudah di lunasi oleh Consignee. Dan biaya asuransi maupun ongkos
kirim sudah di bayar oleh Shipper di Pelabuhan Muat.
C.&.F :
Cost & Freight. Metode Pembayaran yg tidak jauh berbeda dengan C.I.F, tetapi dalam kasus C &
F, pihak Shipper tidak membayar asuransi / tidak mengasuransi kan barang tersebut.
Shipping Schedule :
Jadwal Pengapalan. Jadwal ini diterbitkan oleh pihak Shipping Agent. Berisi mengenai ETD
Vessel, ETA Vessel di pelabuhan bongkar, mode pengiriman (Cepat atau Lambat), Rute Kapal
dan Pelabuhan Transit dan Nama Kapal Pengganti (Jika memang service pengiriman-nya harus
menggunakan lebih dari 1 kapal).
Closing Time :
Tenggat waktu normal yang di perbolehkan bagi cargo / barang yang masuk ke tempat
penimbunan sementara seperti gudang CFS atau UTPK (Unit Tempat Penumpukan Peti Kemas).
Catatan : Tiap-tiap Shipping Schedule selalu mencantumkan tanggal dan waktu closing time.
Dan jika cargo masuk ke tempat penimbunan sementara itu melewati dari waktu Closing Time
yang telah ditetapkan maka pihak shipper akan dikenakan sanksi / denda.
P.E. :
Persetujuan Export. Lembar Persetujuan Export ini bisa diperoleh dan di print sendiri oleh pihak
Shipper / EMKL yang memiliki system online (E.D.I = Electronic Data Interchange) setelah
pengajuan dokumen2 Export seperti Packing List, Commercial Invoice & PEB di setujui oleh
pihak Bea dan Cukai.
P.E.B :
Pemberitahuan Export Barang. Pengisian form Pemberitahuan Export Barang di ajukan dengan
system online melalui system EDI. Jika pemeriksaan PEB di setujui, maka akan keluar P.E.
Adapun data-data yang diisikan saat pengajuan pengisian form PEB adalah semua data-data yang
ada di Packing List & Commercial Invoice seperti
EDI Sistem :
Kehadiran Electronic Data Interchange (EDI) telah menjadi salah satu solusi untuk membuat
efisienan dalam transaksi bisnis di Internet dan sekaligus memberikan jaminan keamanan dalam
bertransaksi tersebut. EDI adalah pertukaran data komputer antar aplikasi melintasi batas-batas
organisasi, sehingga intervensi manusia atau interpretasi atas data tersebut oleh manusia
[RITCHIE 94] dapat ditekan seminimum mungkin. Akibatnya data dalam EDI tentunya harus
dalam format terstruktur yang bisa dipahami oleh masing-masing komputer. Salah satu aplikasi
penggunaan EDI dalam membantu sistem infrormasi seperti yang dilakukan oleh
pemerintah.Dalam jangka panjang, usaha pemerintah untuk meningkatkan cadangan devisa harus
didukung oleh kegiatan ekspor. Oleh karena itu, kegiatan ekspor harus digalakkan. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka pelabuhan, khususnya jasa pelayanan kepabeanan yang berada di
pelabuhan, memegang peranan penting untuk menjamin kelancaran arus barang. Sebagai salah
satu usaha untuk memperlancar arus barang di pelabuhan diterapkan sistem Electronic Data
Interchange ( EDI)
SKA / COO
Suatu dokumen yang berdasarkan kesempatan dalam perjanjian bilateral, regional dan
multilateral serta ketentuan sepihak dari suatu negara tertentu wajib disertakan pada waktu
barang ekspor Indonesia akan memasuki wilayah negara tertentu yang membuktikan bahwa
barang tersebut berasal, dihasilkan dan diolah di Indonesia.
Dasar-dasar Hukum
1. DASAR HUKUM SKA : KESEPAKATAN INTERNASIONAL
Multilateral
Regional
Bilateral
Unilateral
2. SUBJEK HUKUMNYA
Pemerintah dengan Pemerintah (G to G)
Pemerintah dengan beberapa Pemerintah
Status Dokumen SKA
Status dokumen SKA adalah sebagai dokumen penyerta barang ekspor Indonesia yang akan
memasuki wilayah negara tertentu dan fungsinya membuktikan bahwa barang tersebut : berasal,
dihasilkan atau diolah di Indonesia.
Berdasarkan pengertian tersebut maka terdapat beberapa faktor penting yang dapat disimpulkan
yaitu :
SKA merupakan dokumen penyerta barang ekspor Indonesia
Membuktikan bahwa suatu barang berasal dari Indonesia dengan pengertian : Barang asli berasal
dari Indonesia, Barang dihasilkan dan atau diolah di Indonesia
Manfaat SKA
1. Untuk mendapatkan preferansi (pengurangan atau penghapusan) bea masuk bagi komoditi
Indonesia. Jenis Preferansi :
GENERAL SYSTEM OF PREFERANCES, Bantuan negara maju untuk meningkatkan ekspor
negara-negara berkembang
GLOBAL SYSTEM OF TRADE PREFERANCES (GSTP), Preferensi yang disepakati oleh
negara berkembang
COMMON EFECTIVE PREFERENTIAL TARIF FOR ASEAN FREE TRADE AREA,
Preferansi yang disepakati negara-negara ASEAN)