A. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat memahami dan mengerti prosedur transaksi ekspor, antara lain tentang
pentingnya dokumen transaksi perdagangan luar negeri dan transport beserta bermacam-
macam jenis fasilitas atau pembiayaan transaksi luar negeri yang dapat dimanfaatkan oleh
eksportir-importir dari bank.
Di dalam kontrak jual beli disepakati hal-hal antara lain tentang: bentuk L/C,
jumlah, nama dan uraian barang, valuta asing dan nilai L/C, tanggal jatuh waktu
L/C, tanggal pengapalan terakhir dari barang, dokumen-dokumen yang harus
diserahkan, barang-barang yang dikirim dapat dikapalkan sebahagian-
sebahagian atau harus sekaligus, syarat pembayaran atas barang yang dibeli,
kemasan barang dan penutupan asuransi.
i. Manfaat L/C
- Bagi Penjual/Eksportir
- Bagi Pembeli/Importir
Kelemahan L/C antara lain: adanya biaya-biaya bank yang dikenakan dalam
penanganan L/C, waktu yang diperlukan dalam memproses surat-surat yang
diperlukan melalui saluran bank dan bank hanya berkepentingan pada dokumen
saja, tidak pada barang-barang.
Penerbitan atau pembukaan letter of credit (L/C) dilakukan oleh bank importir (L/C
Issuing Bank) atas perintah dan tanggung jawab importir (Applicant of the L/C) untuk
kepentingan eksportir (Beneficiary of the L/C). Letter of credit tersebut dikirim ke
bank koresponden (Nominated Bank) di tempat eksportir berdomisili. Pembukaan
L/C dapat dilakukan dengan surat dan telex.
Eksportir juga meneliti syarat-syarat dalam L/C apakah sesuai dengan sales
contract yang disepakati. Kemudian eksportir melakukan pengiriman barang dan
melengkapi dokumen-dokumen yang diminta dalam L/C. Segera setelah dokumen
ekspor dilengkapi oleh eksportir, maka pengajuan dokumen ekspor ke bank untuk
merealisasi L/C dapat dilakukan. Realisasi L/C dan pembayaran dapat dilakukan jika
di dalam dokumen ekspor tidak terdapat penyimpangan-penyimpangan
(discrepancies).
Payee dapat dibuat kepada Order Negotiating Bank atau Order penarik
sendiri dengan mencantumkan kalimat ……….. Order Of Our Selves. Jika
Payee adalah penarik, maka pada waktu diserahkan kepada bank harus
diendors kepada bank tersebut.
Shipper pengirim barang, bisa eksportir (Beneficiary L/C) atau pihak ketiga
lainnya.
Catatan: B/L adalah dokumen yang menunjukkan hak atas barang yang
diangkut. Agar B/L tersebut menjadi Negotiable Instrument, maka Consignee
dalam B/L harus ditulis atau dibuat atas order, B/L harus menunjukkan barang
telah dimuat ke dalam kapal (on board), kecuali jika B/L yang diminta
Combined B/L. Dan B/L yang diserahkan Clean artinya tidak memuat catatan
mengenai cacat atau kurangnya barang atau pembungkusnya.
Beberapa jenis dokumen transpor antara lain: dalam bentuk marine (Ocean)
Bill of Lading (B/L) yang juga disebut konosemen, ataupun dokumen
transpor lainnya, seperti Airway Bill, Railway Bill, Multi Modal Transport
Document (M/T Document) dan lain-lain.
Dalam UCP tidak ditegaskan jenis dokumen transpor mana yang seharusnya
ditetapkan dalam L/C, maka hal tersebut diserahkan kepada pihak-pihak yang
bersangkutan untuk menentukannya. Penentuan tersebut tergantung dari
moda angkutan yang akan digunakan oleh pihak pemohon kredit, misalnya
melalui laut, udara, pos, kereta api, jalan raya atau moda angkutan gabungan.
Karena perdagangan internasional sebagian besar dilakukan dengan
pengangkutan melalui laut, maka yang sering digunakan adalah
marine/Ocean B/L. Apabila pengiriman barang dilakukan melalui udara,
dalam permohonan pembukaan L/C yang ditetapkan sebagai dokumen
transpor adalah Airway Bill/Air Consignment Note. Oleh karena Airway
Bill bukan merupakan suatu surat yang dapat diperdagangkan (Negotiable
Document) dan harus dibuat atas nama penerima barang, maka Airway Bill
Invoice.
Data penting yang harus terdapat dalam Commercial Invoice adalah: tanggal,
nama kapal, yang mengangkut, nama dan alamat penjual dan order atau
kontrak, jumlah barang dan perinciannya, unit price dan total price, berat
barang, jumlah koli, shipping mark dan angkanya, syarat pengoperan dan
syarat pembayaran, detail dari shipment (penjelasan mengenai Freight dan
penutupan asuransi) dan lain-lain yang dianggap perlu.
Jika terjadi kasus seperti diatas, jelas importir akan menderita rugi dan
kerugian tersebut dapat di claim kembali kepada eksportir. Seandainya pihak
eksportir tidak bersedia membayar kembali claim tersebut, maka hal ini akan
mengurangi hubungan selanjutnya antara eksportir dengan importir yang
bersangkutan, dan mungkin juga dengan importir lainnya di negara tersebut.
Asuransi.
Jadi, dalam rangka melindungi hasil ekspor yang wajib diterima eksportir,
digunakan konsep asuransi yang menjembatani kepentingan pembeli dan
penjual dalam perdagangan luar negeri dan melalui sistem perbankan yang
memberikan pembiayaan untuk kegiatan perdagangan. Sejalan dengan itu
jika dikehendaki, bank pemberi kredit ekspor dapat mengasuransikannya
kepada perusahaan asuransi, misalnya PT. ASEI. Hal ini dimaksudkan untuk
melindungi agar fasilitas kredit yang diberikan tidak terhambat. Dengan
adanya asuransi atas ekspor dan asuransi atas kredit ekspor, terdapat
konsekuensi yang mampu menambah besarnya biaya yang harus dipikul
eksportir.
Advising Bank adalah Bank (biasanya di tempat Beneficiary) yang diminta oleh
Issuing Bank untuk menyampaikan L/C kepada Beneficiary.
Paying Bank adalah Bank kepada siapa draft ditarik (Drawee Bank).
Revocable L/C adalah L/C yang dapat diubah, ditarik atau dibatalkan sepihak oleh
Importir tanpa perlu memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Beneficiary dan
pihak-pihak lainnya.
Irrevocable L/C adalah L/C yang tidak dapat diubah, ditarik atau dibatalkan tanpa
persetujuan terlebih dahulu dari Beneficiary dan pihak-pihak lainnya yang terkait
dalam L/C.
Revolving L/C adalah L/C yang dapat dipergunakan secara berulang-ulang dalam
waktu tertentu dan jumlah tertentu. Artinya jika L/C telah direalisir maka secara
otomatis L/C tersebut hidup kembali. Praktek penggunaan Revolving L/C dapat
secara Cummulative yaitu sisa L/C yang belum direalisir dapat ditambahkan untuk
Realisasi yang akan datang. Adapun Non Cummulative yaitu sisa L/C yang tidak
direalisir tidak dapat ditambahkan kepada realisasi L/C berikutnya.
Back to Back L/C adalah L/C yang dibuka berdasarkan penerimaan L/C
sebelumnya (Master L/C). Syarat-syarat L/C tersebut harus sama dengan syarat-
syarat Master L/C, Expiry Date dan tanggal pengapalan dapat lebih cepat dari
Expiry Date dari tanggal pengapalan dari Master L/C. Dalam realisasinya,
pengiriman barang menunjukkan Destination Port yang diminta dalam Back to Back
L/C sama dengan Destination Port dalam Master L/C. Oleh karena itu, B/L untuk
Back to Back L/C juga termasuk B/L untuk Master L/C.
Bridge L/C adalah L/C yang dibuka atas dasar penerimaan L/C sebelumnya
(Master L/C). Namun, Destination Port yang tercantum dalam Bridge L/C adalah
Port di tempat Accountee. Dengan demikian, dalam realisasinya masing-masing
L/C, B/Lnya akan berbeda.
Transferable L/C adalah L/C yang dapat dipindahkan kepada Beneficiary lain.
Sesuai dengan UCPDC, pemindahan L/C tersebut hanya dapat dilakukan satu kali.
Red Clause L/C adalah L/C yang memuat Clause yang mengizinkan Bank (yang
ditunjuk) atau Negotiating Bank memberikan pembayaran di muka kepada
Beneficiary untuk membiayai barang-barang yang akan dikirimkan sesuai dengan
yang diminta dalam L/C. Atas penarikan Red Clause ini, L/C harus dengan tegas
menyatakan bahwa Negotiating Bank dapat mereimburse pembayaran kepada
Issuing Bank atau Reimbursing Bank. Pada waktu eksportir menyerahkan dokumen
kepada Bank, pembayaran hasil Negosiasi oleh Bank kepada eksportir setelah
dikurangi dengan Red Clause tersebut.
Deferred Payment L/C adalah L/C yang berlaku untuk pembayaran pada waktu
yang ditentukan setelah tanggal Presentation of Documents. Pada dasarnya sama
dengan Usance L/C hanya tidak ada draft yang ditarik oleh Beneficiary dan diaksep
oleh Drawee Bank.
Sight L/C adalah L/C yang meminta Beneficiary menarik draft dan pembayaran
kepada Beneficiary yang dilakukan pada saat Sight Draft beserta dokumen yang
diminta L/C dipresentir kepada Bank dan draft serta dokumen tersebut telah
memenuhi syarat L/C.
Payment L/C adalah L/C yang berlaku untuk pembayaran kepada Beneficiary dan
dilakukan pada saat Beneficiary mempresentir dokumen yang diminta dalam L/C
kepada Bank dan dokumen tersebut telah memenuhi syarat L/C. Pada dasarnya,
penangananya sama dengan Sight Draft, namun tidak ada draft yang ditarik oleh
eksportir (Beneficiary).
- Sales Contract
Sales contract adalah kesepakatan antara eksportir dan importir untuk melakukan
transaksi jual beli suatu barang, sebelum ekspor dilaksanakan. Kesepakatan tersebut
dimasukkan ke dalam kontrak atas dasar penawaran barang yang akan dijual oleh
eksportir yang berisi keterangan sebagai-berikut:
Syarat pembayaran Letter of Credit, Collection Basis Open Account dan sebagainya.
Jika sales contract sudah ditandatangani maka importir (buyer) segera meminta
banknya membuka L/C untuk keuntungan eksportir. Jika syarat pembayaran yang
disepakati adalah L/C, eksportir akan menerima L/C yang akan dibuka oleh bank luar
negeri melalui bank nya.
- Penerimaan
Eksportir wajib mengembalikan kepada bank devisa PEB yang telah dibubuhi
persetujuan muat barang oleh instansi Bea dan Cukai, kecuali lembar ke 7 disertai
dengan dokumen-dokumen ekspor yang disyaratkan dalam L/C. Jika ekspor tidak
jadi dilaksanakan, eksportir tetap diwajibkan mengembalikan PEB yang
bersangkutan keseluruhan lembarnya kepada bank devisa. Bank devisa wajib
menyampaikan PEB tersebut, sebagai berikut:
Dalam hubungan ini Negotiating Bank perlu memeriksa sekali lagi beberapa syarat
penting dari L/C tersebut, yaitu: apakah L/C merupakan General L/C atau Restricted
L/C, apakah L/C belum expired, apakah tanggal pengapalan terakhir belum
terlampaui, bagaimana Reimbursement Clausenya, apakah syarat L/C yang semula
diserahkan kepada eksportir untuk amendment sudah terlaksana dan sudah diterima
penegasannya dari Issuing Bank dan apabila pembukaan L/C tersebut disalurkan
melalui bank lain, apakah tanda tangan yang tertera pada L/C bersangkutan sudah
disahkan oleh Advising Bank tersebut (dalam hal Issuing Bank bukan merupakan
Bank Koresponden).
Draft/Wesel.
Pada umumnya L/C mensyaratkan bahwa dokumen ekspor harus disertai dengan
penarikan suatu draft, kecuali L/C dari beberapa Bank di Eropa Timur atau negara
sosialis lainnya. Umumnya draft harus memenuhi syarat sebagai-berikut:
- Sudah dibubuhi tanggal, materai dan ditandatangani oleh yang berwenang.
- Tenor draft sight jika L/C bersifat sight.
- Pada draft harus dicantumkan nomor L/C dan nama-nama Issuing Bank-nya.
- Nama si tertarik sesuai dengan syarat L/C.
- Jumlah uang dengan angka harus sama dengan yang tercantum dalam
invoice dan tidak mewakili jumlah nominal L/C, kecuali L/C memberikan
persyaratan lain, misalnya penarikan draft 75-80 persen atau 90 persen dari
nilai invoice.
- Pada draft dicantumkan suku bunga atau syarat Without Recourse to Drawer,
jika L/C mensyaratkan demikian.
Setiap coretan pada draft harus ditandatangani penuh oleh pihak penarik
(eksportir). Sebaiknya kepada eksportir diminta menerbitkan draft baru.
Commercial invoice.
Dokumen ini sangat penting dalam transaksi Documentary. Dengan Commercial
Invoice ini, exportir dapat mengclaim pembayaran dari pihak importir atas barang-
barang yang sudah dikirim/dikapalkan (dengan pengertian bahwa uraian/isi yang
tertera pada Invoice bersangkutan sudah sesuai dengan persyaratan L/C
termasuk persyaratan Sales Contract).
- Sudah dibubuhi tanggal dan ditandatangani oleh Eksportir bersangkutan, jika L/C
mensyaratkan Signed Commercial Invoice.
- Nama dan alamat dari Importir dan Eksportir harus sesuai L/C, kecuali dalam hal
Transferable L/C, dimana si Eksportir dapat memindahkan haknya kepada
perusahaan lainnya. Perlu diperhatikan bahwa pemindahan hak ini hanya dapat
dilakukan sekali saja, walaupun Eksportir yang ketiga tersebut (Shipper) merupakan
anggota dari group perusahaannya (syarat L/C perihal Shipment Prohibited).
- Nama Issuing Bank dan nomor L/C nya.
- Nama pelabuhan muat/ asal dan pelabuhan tujuan.
- Volume barang harus sesuai dengan L/C, kecuali L/C tersebut mensyaratkan perihal
Shipment Allowed.
- Berat barang harus sesuai dengan L/C dan konsisten pula dengan Weight List/
Certificate (jika dokumen ini diisyaratkan dalam L/C).
- Perincian barang dan harganya juga penjumlahan diperiksa kembali. Ada kalanya di
dalam L/C diisyaratkan bahwa perincian barang dan harganya harus sesuai dengan
sales contract nya. Karena itu dari Eksportir perlu dimintakan untuk menyerahkan
sales contract tersebut.
- Syarat pengapalan harus sesuai dengan L/C (C & F, CIF atau FOB).
- Nama kapal, tanggal pengapalan dan Shipping Marks harus konsisten dengan B/L
nya.
- Jika syarat pengapalan C & F, maka Freight yang tercantum pada Invoice harus
sama jumlahnya dengan B/L. Demikian juga syaratnya CIF, dimana premi asuransi
tersebut harus sama dengan premi yang tertera dalam polis/ sertifikat asuransi.
- Adakalanya Commercial Invoice harus Discounter Signed oleh perwakilan pembeli
di Indonesia, konsul perdagangan dari negara Importir, Superintending dan Kantor
Perwakilan Departemen setempat atau terdekat (bila L/C mensyaratkan).
Adakalanya L/C mensyaratkan bahwa Commercial Invoice harus ditandatangani
oleh pegawai dari Importir yang akan datang di Indonesia untuk memeriksa barang
sebelum dimuat, dengan menyebutkan nomor paspornya. Dalam hal ini hendaknya
diperiksa nama yang bersangkutan, nomor paspornya dan tanda tangan yang ada di
paspornya.
- Pada Commercial Invoice tidak boleh tercantum kata-kata yang memberi kesan
bahwa barang bekas atau cepat rusak, demikian pula mengenai mengenai keadaan
pembungkusannya seperti misalnya: Used, Rebuilt dan Second Hand. Atau kata-
Jumlah lembaran B/L baik asli (Negotiable) maupun yang on Negotiable sudah
sesuai dengan syarat L/C. Jumlah Negotiable B/L yang diterbitkan oleh maskapai
pelayaran harus tercantum dalam B/L tersebut, misalnya: 3/3, 4/4 dan sebagainya.
Mengingat B/L dapat diperdagangkan dan setiap Negotiable B/L mempunyai
kekuatan yang sama, lazim disebut Clause Casatoria atau dengan kata lain satu
berlaku untuk semua dan semua berlaku untuk satu, maka Negotiable B/L tersebut
harus benar-benar diterima oleh Bank.
Bila L/C mensyaratkan Clean On Board Of Lading maka agar diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
Clean B/L: artinya B/L tersebut tidak ada catatan yang menunjukkan packingnya
cacat pada saat dikapalkan atau akan rusak dalam perjalanan ataupun keadaan
packing kurang sempurna, seperti: Used Bags, Bags Torn atau Old Bags,
Packing Insufficient, Trearing/Brusting Bags dan Hoop Rusty/Parcel Broken.
- On Board: Kata-kata On Board harus tertera dalam B/L yang lazimnya sudah
tercetak dalam formulir B/L. Bila ternyata kata-kata itu tidak tercetak pada form
B/L tersebut maka harus ditambahkan dengan stempel atau diketik, yang
kemudian harus ditandatangani/parap oleh pejabat maskapai pelayaran yang
berwenang dan dibubuhi pula tanggal.
- Kata-kata Shipped In Apparent Good Order, atau Received For Shipment atau
kata-kata lain yang sama, maksudnya tidak dapat diterima selama kata-kata On
Board tidak terkecuali L/C memperkenankan.
- Apakah nama dan alamat Eksportir dan Importir sudah sesuai dengan L/C dan
konsisten dengan dokumen lainnya.
- Apakah nama pelabuhan asal barang dan pelabuhan tujuannya sudah sesuai
dengan L/C dan konsisten dengan dokumen lainnya.
- Apakah uraian nama barang, jumlah berat, marking dan sebagainya sudah
sesuai dengan syarat L/C dan konsisten dengan dokumen lainnya.
- Bagaimana dengan ongkos pengangkutannya Freight To Collect atau Freight
Prepaid.
Polis/Sertifikat Asuransi.
Pada umumnya Polis/Sertifikat Asuransi harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
- Harus tahu apakah yang diisyaratkan L/C Polis atau Sertifikat Asuransi.
- Tanggal polis asuransi tersebut harus sebelum tanggal B/L.
- Nomor L/C, uraian nama barang, jumlah barang, berat dan harga barang harus
konsisten dengan L/C.
- Setiap coretan/perubahan harus disyahkan oleh maskapai asuransi yang
menerbitkan polis/sertifikat tersebut.
- Jumlah asuransi minimal harus sama dengan jumlah harga CIF barang tersebut.
- Apakah risiko-risiko yang dicover tersebut sudah sesuai dengan syarat L/C.
- Nama kapal dalam Polis Asuransi tersebut tertera kata-kata On Deck Shipment
dapat diterima bila L/C mensyaratkan demikian.
Packing List.
Pada umumnya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Apakah Packing List tersebut dibuat dan ditandatangani oleh Eksportir sendiri
atau perusahaan.
- Apakah dalam Packing List tersebut sudah dicantumkan isi dari tiap Packing atau
ikatan tersebut.
- Bagaimana jenis bahan pembungkusnya dan cara pengepakannya. Kata-kata
Used Bags atau kata-kata lain yang sama maksudnya tidak tertera dalam
Packing List tersebut kecuali L/C memperkenankan.
- Uraian barang harus sesuai dengan uraian dalam L/C.
- Nomor L/C, nama Bank yang bersangkutan, Marking dan sebagainya harus
konsisten dengan dokumen lainnya. Adakalanya Eksportir mencetak form ini
pada bagian kepala: Packing/Weight/Measurement List. Bila L/C hanya
mensyaratkan Packing List, maka kata-kata Weight dan Measurement harus
dihapus/dicoret.
Weight List.
Pada umumnya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Bahwa dokumen ini dibuat sendiri oleh Eksportir yang menerangkan berat
tap/pak/peti.
- Bahwa uraian barang, Shipping Marks, nomor L/C harus konsisten dengan
invoice dan dokumen lainnya.
- Nomor L/C dan nama Issuing Bank.
Certificate of Origin.
Sertifikat ini memberi keterangan mengenai asal barang, yang dibuat oleh
Departemen Perdagangan bersama-sama dengan Kantor Bea dan Cukai, dan
untuk barang-barang tertentu diterbitkan oleh Jawatan Kehutanan. Pemeriksaan
atas dokumen ini dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
nama Eksportir dan Importir, masing-masing uraian/nama pelabuhan tujuan,
nomor L/C dan nama Issuing Bank, tanggal Certificate of Origin selambat-
lambatnya harus dengan tanggal B/L.
Certificate Analysis.
Sertifikat ini diterbitkan oleh Balai Penelitian Kimia yang diakui dalam dunia
Perdagangan Internasional. Dokumen ini minimal harus memuat keterangan
sebagai berikut: uraian/nama barang yang harus konsisten dengan dokumen
lainnya hasil penelitian tersebut, nomor L/C dan nama Issuing Bank, dan tanggal
Certificate of Analysis harus sebelum tanggal B/L.
Consular Invoice.
Dokumen ini dibuat oleh Konsul Perdagangan Negara Pembeli atau negara
sahabatnya di Indonesia. Uraian/ nama barang, harga barang dan lain-lain harus
sesuai dengan L/C dan konsisten dengan invoicenya, nomor L/C dan Issuing
Bank dan setiap perubahan atas coretan pada Commercian Invoice harus
disyahkan oleh konsul Perdagangan bersangkutan.
Airway Bill.
Pemeriksaan terhadap dokumen ini dilakukan dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut: l barang dan pelabuhan tujuan, tanggal Airway Bill, Shipping
Marks, jumlah Original Airway Bill tidak diperlukan dan Endorsement pada Airway
Bill tidak diperlukan.
Dalam keadaan seperti ini, Bank dapat mengambil alih dokumen tersebut dan
membayar hasil Ekspor tersebut kepada Eksportir dan selanjutnya Bank
melaksanakan Reimbursement pada Bank Koresponden yang ditunjukdengan
telex/kawat atau mail, sesuai dengan syarat L/C. Claim Reimbursement harus
dilaksanakan dengan cepat dan tepat, sehingga Proceeds Ekspor dapat
diterima pada waktunya, termasuk test key yang akan dicantumkan dalam
telex/kawat Reimbursement, karena kesalahan test key/kawat dapat
mengakibatkan tertundanya penerimaan Proceeds Ekspor yang bersangkutan.
Dokumen yang diserahkan oleh Eksportir tidak lengkap, baik jenisnya maupun
lembar-lembarnya dan syarat-syarat dokumen L/C tidak terpenuhi dan tidak
konsistennya dokumen yang satu dengan yang lainnya, misalnya: terjadi
Transhipment sedangkan L/C melarang terjadi Partial Shipment. L/C meminta
Ocean B/L yang diserahkan Forwarder Cargo Receipt dan dokumen-dokumen
tersebut tidak ditandatangani, tidak diberi cap dan meterai. Jika diperinci per
dokumen, penyimpangan-penyimpangan tersebut sebagai berikut:
Commercial Invoice :
Polis/Sertifikat Asuransi :
Modul: Keuangan Perdagangan Luar Negeri (Trade Finance)
Page | 21
Penyimpangan-penyimpangan dalam dokumen asuransi antara lain:
Packing List :
Weight List :
Certificate Of Inspection :
Jika hal tersebut tidak mungkin dilaksanakan karena masalah waktu, misalnya masa
berlaku L/C sudah sangat singkat, maka Bank dapat melakukan Negoisasi Under
Reserve dengan Guarantee dari Eksportir. Jika cara ini yang diambil maka Bank akan
melakukan analisa Credit Standing Eksportir tersebut dan risiko tersebut dikategorikan
sebagai risiko kredit (Credit Risk). Biasanya kebijakan ini diambil oleh Bank untuk
Discrepancies yang dapat dikoreksi/Minor Discrepancies.
Jika waktu masih cukup untuk menegoisasi dokumen, kepada Eksportir diminta untuk
mengoreksi sehingga dokumen tersebut benar-benar sudah sesuai dengan syarat L/C.
Your L/C no. …. dated ….. Favouring …… Documents Presented for US $ ……, with
The Following Discrepancies ….. (sebutkan seluruh Discrepancies) May We Pay,
Telex/Cable Replay.
Sebelum berita telex ini dikirim, hendaknya Bank Devisa memeriksa ulang dokumen
tersebut dengan cermat, sehingga tidak ada Discrepancies lainnya yang lolos dari
pemeriksaan. Hal ini perlu dilakukan karena meskipun Issuing Bank telah menyetujui
permintaan Negotiating Bank, tetapi bila ternyata bahwa dokumen yang diterima
kemudian masih ditemukan Discrepancies Bank tersebut diatas, Issuing Bank masih
dapat menolak pembayaran atas dokumen.
Bila dalam batas waktu yang wajar Issuing Bank tidak menanggapi telex/kawat
Negotiating Bank, hendaknya segera disusulkan dengan telex/kawat kedua. Jika
telex/kawat kedua inipun tidak dijawab oleh Issuing Bank, segera kirim dokumen tersebut
per Collection, untuk menjaga dokumen tidak menjadi Stale.
- Form L.I/L.G harus diisi selengkapnya dan tidak diterima dalam keadaan blanko, demi
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan jika timbul Dispute atas transaksi tersebut.
Dalam form L.I/L.G harus dinyatakan secara tegas bahwa bila terjadi Non Payment atas
dokumen tersebut, yang bersangkutan bersedia untuk membayar kembali nilai wesel
Ekspor yang telah diterima sebelumnya, termasuk Interest atau biaya-biaya lainnya yang
berkaitan dengan masalah Non Payment tersebut.
- Form L.I/L.G harus ditandatangani oleh pejabat Eksportir yang berwenang. Jika
Negosiasi dilaksanakan atas dasar Letter Of Indemnity (L.I/L.G), maka hal ini berarti
bahwa dokumen masih mengandung Discrepancies, sehingga kurang tepat jika di dalam
Special Instruction dan Form Schedule Of Remittance masih dicantumkan: We hereby
Certify That The Terms and Conditions Of The L/C Have Been Complied With.
Modul: Keuangan Perdagangan Luar Negeri (Trade Finance)
Page | 24
Pernyataan yang kurang jujur ini dapat menimbulkan kesan yang kurang baik di mata
Issuing Bank, bahwa Negotiating Bank tidak mampu memeriksa dokumen Ekspor
dengan baik. Jika hal ini terjadi berulang kali dengan Bank Koresponden yang sama,
mungkin saja akan mempengaruhi hubungan Negotiating Bank dengan Bank yang
bersangkutan.
Oleh karenanya jika Negoisasi dilaksanakan atas dasar Letter Of Indemnity atau Under
Reserve, sebaiknya Negotiating Bank secara jujur menyatakan dalam Schedule Of
Remittance tersebut sebagai berikut:
Negosiasi dilaksanakan Under Reserve, lazimnya langkah ini dilakukan oleh Negotiating
Bank karena Eksportir tidak bersedia atas Discrepancies tersebut dan harus meminta
persetujuannya terlebih dahulu (dengan kawat/telex) dari Issuing Bank dengan alasan
untuk menghindarkan adanya tambahan ongkos, karena yang bersangkutan yakin
bahwa Importir pasti mengaksep Discrepancies tersebut.
Sedangkan dilain pihak Negotiating Bank tidak bersedia melakukan Negosiasi bukan
atas dasar Letter Of Indemnity disebabkan Eksportir bukan nasabah atau karena alasan
lainnya. Sehingga akhirnya dengan persetujuan Eksportir, Negoisasi dilaksanakan, tetapi
nilai lawan wesel ekspornya di blokir sampai Proceed Ekspor bersangkutan dikreditkan
ke dalam rekening Kantor Pusat (KP) pada Depository Correspondent yang ditunjuk.
Oleh karena itu, jika Eksportir menghendaki dokumen dikirim secara Collection dengan
alasan bahwa Importir pasti akan mengaksep Discrepancies tersebut, sebaiknya kepada
yang bersangkutan dijelaskan masalah yang mungkin timbul jika terjadi Dispute dengan
pihak Importir. Langkah ini hanya dilakukan oleh Negotiating Bank apabila Importir
menghendakinya harus ditegaskan oleh Issuing Bank sebagai jawaban atas telex/kawat
Delay Payment :
Kelayakan waktu pembayaran oleh Koresponden atas Proceeds Ekspor yang normal
(tidak terdapat Discrepancies) dan dokumen telah dikirimkan dengan sarana tercepat
yang ada adalah sebagai berikut: Produk ekspor yang di reimburse kepada
koresponden permai (MT) baik atas dasar Presentation Document maupun Clean
Reimbursement, wakyu yang layak penerimaan Proceeds adalah 10 hari kerja setelah
tanggal Negoisasi dan koresponden per TT, waktu yang layak menerima Proceed
ekspor adalah 3 hari kerja setelah tanggal Negoisasi.
- Jika klaim ditujukan kepada Issuing/Paying Bank: fotokopi lembar kedua S/R (tanda
terima)/fotokopi Advice Of Payment/kredit nota.
- Jika klaim ditujukan kepada Reimbursement Bank: fotokopi lembar kedua S/R
(tanda terima)/resi dari perusahaan Courier Service dan fotokopi Advice Of
Payment.
Modul: Keuangan Perdagangan Luar Negeri (Trade Finance)
Page | 26
- Jika klaim ditujukan kepada Depository Correspondent: fotokopi Advice Of Payment
dari Issuing/ Reimbursement/ Remitting Bank dan foto kopi kredit nota Depository
Correspondent bersangkutan.
Besarnya bunga Claim Overdue Interest adalah sebesar Prime Rate (pada waktu
terjadinya kelambatan). Jumlah hari bunga yang diperhitungkan adalah terhitung dari
tanggal penerimaan atau jika tidak terdapat tanggal penerimaan atau jika tidak
terdapat tanggal oleh Bank atau penerusnya oleh Courier Service tidak mengalami
kelambatan (wajar) dihitung dari tanggal pelaksanaan pembayaran oleh Koresponden
bersangkutan dikurangi Grace Period Ekspor, dilakukan oleh beberapa Bank juga
oleh Depository Correspondent. Pengajuan Claim Overdue Interest ditujukan kepada
Bank-bank bersangkutan secara proporsional, yaitu berdasarkan kelambatan waktu
pembayaran oleh pihak masing-masing.
Unpaid Bill dalam transaksi ekspor adalah tidak diperoleh pembayaran dari Luar
Negeri atas Dokumen Ekspor yang dikirim/dimintakan Reimbusement-nya/ di-Collect
oleh Bank kepada Koresponden.
Memuat debet nota kepada Bank Indonesia sebesar nilai lawan Rupiah Reimburse
dan dikirimkan kepada Bank Indonesia dilampiri: lembar ke 1 dan 2 DPDHE untuk
Bank Indonesia bagian pengelolaan Devisa Asing melalui bagian pembukuan
kota/Thamrin ditambah dengan tembusan nota perhitungan Devisa, lembar ke 4
DPDHE dikirimkan kepada Kantor Pusat (KP), lembar ke DPDHE dikirimkan kepada
bagian pengelolaan data Bank Indonesia dan pengiriman DPDHE ke Bank
Indonesia dilampiri dengan copy S/R.
Membuat debet nota kepada Bank Indonesia setempat sebesar nilai lawan Rupiah
Reimburse yang dikirimkan kepada Bank Indonesia setempat dengan dilampiri:
lembar ke 1 dan 2 DPDHE untuk Bank Indonesia setempat dan tembusan nota
pembelian Devisa, lembar ke 3 DPDHE untuk bagian pengelolaan Devisa Asing,
lembar ke 4 DPDHE dikirimkan kepada bagian pengelolaan data Bank Indonesia
dan pengiriman DPDHE ke Bank Indonesia dilampiri dengan copy S/R.
Modul: Keuangan Perdagangan Luar Negeri (Trade Finance)
Page | 28
8. TATA CARA REIMBURSEMENT KEPADA BANK LUAR NEGERI
Yang dimaksud dengan Dokumen Ekspor disini adalah dokumen yang diminta oleh
L/C dan dikirimkan sebagai lampiran draft dan dikirimkan kepada pihak yang
ditetapkan dalam L/C (biasanya Issuing Bank sendiri).
Pengiriman dokumen dengan dua tahap. Apabila L/C dengan tegas mencantumkan
syarat pembayaran berdasarkan Full Set Documents dan meminta pengiriman
dokumen bersangkutan kepada Bank Koresponden diatur sebagai berikut:
- Apabila dokumen bersangkutan ditujukan kepada Bank Koresponden di New
York, pengiriman dokumen harus dikirimkan melalui Bank New York dan
pelaksananya yaitu First And Mail Documents, dimasukkan ke dalam amplop
sendiri-sendiri dengan dibubuhi alamat sebagaimana mestinya.
- Pengiriman dokumen ke Luar Negeri harus dilaksanakan pada tanggal/ hari yang
sama dengan tanggal negoisasi. Apabila pengiriman dokumen tersebut tidak
mungkin dilakukan pada tanggal atau hari yang sama dengan tanggal negoisasi
dapat dilakukan pengiriman selambat-lambatnya pada hari kerja berikutnya.
Bank seharusnya mengirimkan dokumen dengan menggunakan sarana
komunikasi tercepat yang ada yaitu Courier Service. Apabila terdapat beberapa
Courier Service atau perwakilannya, pengiriman dilaksanakan melalui salah satu
Courier Service yang menurut pertimbangan Bank cepat dan murah. Pengiriman
dokumen ke Luar Negeri melalui Private Channel (antara lain dibawa sendiri oleh
Eksportir) hanya dibenarkan sepanjang syarat L/C dengan tegas mengijinkan.
Kolom Disposal Instruction pada S/R berbunyi : For The Proceeds Amounting To
….. Please Credit Our Account No …. With You Under Advice To Use. Apabila
L/C mencantumkan syarat Clean Reimbursement dengan menunjuk
Reimbursement Bank di negara ke tiga dan Reimbursement Bank tersebut
merupakan Depository Correspondent maka Proceeds Ekspor bersangkutan di
deponir pada Reimbursement Bank tersebut. Apabila Issuing Bank atau
Reimbursement Bank bukan Depository Correspondent tetapi hanya sebagai
Koresponden biasa, maka Proceeds Ekspor bersangkutan di deponir pada
Depository Correspondent yang ditetapkan sesuai dengan valuta L/C
bersangkutan.
Eksportir akan melengkapi B/L tersebut dengan Commercial Invoice dan draft (At
Sight/Time) serta dokumen-dokumen lainnya untuk dikirimkan kepada
Importir/pembeli di Luar Negeri secara Collection melalui Bank. Bank
mengumpulkan dokumen tersebut kepada Importir di Luar Negeri melalui Bank
Korespondennya. Penyelesaian pembayaran Collection Ekspor, dengan syarat
pembayaran D/P yaitu diterimanya pemberitahuan dari Koresponden bahwa
Collection bersangkutan telah dibayar, maka pembayaran kepada Eksportir dapat
dilakukan. Mengkredit rekening giro Valuta Asing nasabah setelah dikurangi devisa
ex giro Valuta Asing oleh nasabah berlaku ketentuan tarif transaksi jasa-jasa.
Mengkredit rekening giro Valuta Asing nasabah pada Bank lain setelah dikurangi
provisi Collection sebesar ketentuan yang berlaku. Pembayaran kepada Bank lain
dikenakan Out Going Transfer sesuai ketentuan yang berlaku. Pembayaran dalam
Modul: Keuangan Perdagangan Luar Negeri (Trade Finance)
Page | 30
Rupiah atas dasar kurs beli BI/BVA setelah dikurangi provisi Collection, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, dan jika Eksportir bersangkutan memperoleh
fasilitas Ekspor dari Bank, maka hasil Ekspor harus dipergunakan untuk melunasi
kredit Ekspor.
Referensi :
ANDERS GRATH, 2008. The handbook of international trade and finance : the complete guide to risk
management, bonds and guarantees, credit insurance and trade finance. Great Britain and United
States : Kogan Page Limited.
Ryan Baird, ( 2009) "The Importance of Country Risk in Determining Trade Flows: The Preference for a
Sure Thing”
http://www.allacademic.com/meta/p_mla_apa_research_citation/1/6/7/9/6/p167964_index.html
Balassa, Bela. 1989. Comparative Advantage, Trade Policy And Economic Development. New York :
New York University Press.
Tanjung, Marolop.2011. Aspek dan Prosedur Ekspor-Impor. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Rax, Raflus. 1996. Treasury Management Foreign Exchange Transaction: Teori, Teknis, Aplikatif.
Treasury Management Banking and Corporate.